Eysenck (dalam Wilson, 1982) menyatakan bahwa tipe ekstrovert akan selalu berusaha untuk mencari stimuli eksternal. Selanjutnya dalam perilaku aktual, ciri–ciri ekstrovert digambarkan sebagai seorang yang berhati terbuka, bersikap hangat, optimis, aktif, dinamis, tergolong orang yang ramah, suka bergaul, memiliki banyak teman, selalu membutuhkan orang lain untuk diajak berbicara, suka lelucon, suka akan perubahan–perubahan, suka tertawa, mudah kehilangan ketenagan, perasaan tidak berbeda dibawah kontrol ketat, tidak selalu dapat dipercaya, cenderung berubah pendirian, tanggung jawab rendah, bekerja cepat tetapi kurang teliti, praktis, semangat, cepat tanggap dalam memberikan jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan kepadanya.
Bila dilihat pendapat–pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka berdasarkan manifestasi perilakunya dapat disimpulkan bahwa tipe kepribadian ekstrovert memiliki ciri, aktif, kemampuan bergaul tinggi, tanggung jawab rendah, impulsif, ekspresif, praktis dan berani mengambil resiko. Sedangkan tipe kepribadian introvert memiliki ciri–ciri sebagai berikut, pasif, kemampuan bergaul rendah, tanggung jawab tinggi, kontrol diri, rigid, hati–hati dan introspektif.
Eysenck dan Wilson (1982) mengklasifikasikan ciri-ciri tingkah laku yang operasional pada tipe kepribadian ekstrovert dan introvert menurut faktor-faktor kepribadian yang mendasarinya, yaitu :
(a) Activity : Pada aspek ini diukur bagaimana subyek dalam melakukan aktivitasnya, apakah energik dan gesit atau sebaliknya lamban dan tidak bergairah. Bagaimana subyek menikmati setiap pekerjaan yang dilakukan, jenis pekerjaan atau aktivitas apa yang disukainya.
(b) Sociability : Aspek sociability mengukur bagaimana individu melakukan kontak sosial. Apakah interaksi sosial individu ditandai dengan banyak teman, suka bergaul, menyukai kegiatan sosial, mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, menyukai suasana ramah tamah, atau sebaliknya individu kurang dalam kontak sosial, merasa minder dalam pergaulan, menyukai aktivitas sendiri.
(c) Risk Taking : Aspek ini mengukur apakah individu berani mengambil risiko atas tindakannya dan menyukai tantangan dalam aktivitasnya.
(d) Impulsiveness : Untuk membedakan kecenderungan ekstrovert dan introvert berdasarkan cara individu mengambil tindakan, apakah cenderung impulsif, tanpa berpikir secara matang keuntungan dan kerugiannya atau sebaliknya mengambil keputusan dengan mempertimbangkan konsekuensinya.
(e) Expressiveness : Aspek ini mengukur bagaimana individu mengekspresikan emosinya baik emosional sedih, senang, takut. Apakah cenderung sentimental, penuh perasaan, mudah berubah pendirian dan demonstratif, atau sebaliknya mampu mengontrol pikiran dan emosinya, tenang, dingin..
(f) Responbility : Aspek ini membedakan individu berdasarkan tanggung jawab terhadap tindakan maupun pekerjaannya.
Melihat uraian teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa kecenderungan tipe kepribadian ekstrovert-introvert ini bisa diamati dari tujuh (7) faktor yang mewarnai perilaku seseorang. Pemahaman akan ketujuh faktor tersebut akan mempermudah pemahaman akan tipe kepribadian ekstrovert-introvert ini.
Salah satu penemuan ilmiah berkaitan dengan kepribadian adalah tipologi yang diajukan oleh Jung, yaitu membedakan kepribadian seseorang ke dalam dua tipe kepribadian : introvert dan ekstrovert. Tipe kepribadian ini kemudian oleh Eysenck dikembangkan lebih lanjut. Eysenck membedakan kepribadian dalam dua tipe, yaitu introvert dan ekstrovert, untuk menyatakan adanya perbedaan dalam reaksi-reaksi terhadap lingkungan dan dalam tingkah laku (Suherman,M., R.A. & Yuanita, R., 2000).
Menurut Jung (dalam Hall & Lindzey, 1999), individu yang bertipe kepribadian introvert orientasi jiwanya terarah ke dalam dirinya, suka menyendiri,
menjaga jarak terhadap orang lain, cenderung pemalu, membutuhkan waktu agak lama dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan, tidak mudah percaya pada impuls seketika, tidak menyukai perangsangan, suka hidup teratur, perasaannya di
bawah kontrol yang ketat, agak pesimis dan menjunjung nilai-nilai etis. Individu yang bertipe kepribadian ekstrovert orientasi jiwanya terarah ke luar dirinya, bersifat sosiabel, membutuhkan orang lain untuk diajak berbicara dan tidak menyukai aktifitas menyendiri, menyukai perangsangan, menyukai tindakan berisiko secara tiba-tiba, umumnya bersifat impulsive, menyukai perubahan, cenderung agresif dan perasaannya tidak di bawah kontrol yang ketat.
Eysenck melihat bahwa tiap individu memiliki atau tergolong dalam salah satu tipe kepribadian tersebut. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa tipe kepribadian ekstrovert–introvert ini untuk menyatakan adanya perbedaan-perbedaan reaksi terhadap lingkungan, sekaligus menggambarkan keunikan individu dalam bertingkah laku terhadap suatu stimulus sebagai perwujudan karakter, temperamen, fisik dan kognitif individu (Suherman & Yuanita, 2000).
No comments:
Post a Comment