Friday, February 8, 2013

Pengertian Akuntansi Piutang

Akuntansi Piutang : Pengertian akuntansi piutang adalah sistem dan prosuder pencatatan piutang yang dilakukan oleh setiap perusahaan. Menurut Mulyadi (1993 : 6) pengertian dari sistem dan prosedur adalah sebagai berikut : Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Dari definisi dl atas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur yang merupakan urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jumal dan buku besar yang meliputi : menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, mensortir, memindahkan dan membandingkan.

Sistem akuntansi piutang yang dimaksud di sini mencakup prosedur pencatatan piutang. Prosedur piutang merupakan prosedur akuntansi untuk mencatat timbulnya piutang. Menurut Baridwan (1991 : 15) "Untuk pencatatan piutang dapat digunakan 3 cara mengerjakan jurnal dan piutang yaitu metode tangan, metode posting langsung dan metode tanpa buku pembantu".

Dalam sistem pencatatan piutang ini dilakukan menurut siklus akuntansi yang biasanya dilakukan yaitu dalam metode jurnal dan posting setelah ada bukti atau dakumen yang sah yang dinyatakan bahwa transaksi itu telah terjadi. Untuk memiiih metode jurnal perlu pertimbangan segi frekuensi transaksi, jumlah pegawai dan banyaknya perkiraan buku besar yang diperlukan. Metode jurnal yang diperbolehkan dalam sistem akuntansi untuk pembukuan piutang adalah metode posting langsung ke rekening dan metode tanpa buku pembantu.
1. Metode Posting Langsung
Metode posting langsung ke dalam kartu piutang dibagi menjadi 2 (dua) golongan, yaitu :
a. Metode posting harian:
Posting langsung kc rekening atau surat pcrrryataan piutang, yang dilakukan dengan membuat surat pernyataan piutang bersama dcngan pekerjaan posting ke buku pembantu piutang. Dengar cara infaktur yang diterima diposting ke buku pembantu piutang dan surat pernyataan piutang. Dapat juga dibuat tembusan ketiga yang berfungsi sebagai jurnal. Posting langsung ini dapat dilakukan setiap hari.
b. Metode posting periodik :
1. Posting ditunda, metode ini dilakukan sekaligus setelah faktur terkumpul dalam jumlah yang banyak. Fak-tur penjualan diterima dari bagian penagihan kemudian oleh bagian piutang disimpan sementara menunggu beberapa hari dan pada akhirnya secara sekaligus akan diposting ke dalam kartu piutang bersama-sama dalam sekali periode posting dengan menggunakan, mesin pembukuan.
2. Penagihan bersiklus (cycle billing). Dalam metode ini selama sebulan media disortir dan diarsipkan menurut nama pelanggan. Pada akhir bulan dilakukan kegiatan posting yang meliputi (a) posting media yang dikumpulkan selama sebulan tersebut ke dalam perrlyataan piutang dan kartu piutang dan (b) menghitung dan mencatat saldo setiap kartu piutang.
2. Metode Tanpa Buku Pembantu
Metode ini dilakukan dengan menyimpan faktur penjualan dengan nama pelanggan. Dalam hal ini tidak menggunakan buku pembantu piutang sehingga tidak ada pekerjaan posting ke buku pembantu. Simpanan faktur berfungsi sebagai buku pembantu piutang.
Dalam melakukan pencatatan piutang askuntansi untuk mencatat transaksi
yang menyangkut piutang yaitu seperti yang dijelaskan dibawah ini:
a. Jurnal Penjualan
Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat piutang dari transaksi penjualan kredit. Bagan jurnal penjualan yang bisa digunakan adalah seperti table berikut ini
Tabel 2.1
Jurnal Penjualan
Tanggal
No. Faktur
Perkiraan
(DR)
Ref
Penjualan (CR)
Sumber : Akuntansi Suatu Pengantar, 2000
b. Jurnal Umum
Jurnal umum digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang akibat terjadinya transaksi return penjualan dan digunakan untuk mencatat apabila terjadinya transaksi penghapusan piutang karena tidak tertagihnya piutang.
c. Jumal Penerimaan Kas
Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan kas dari debitur yang mengakibatkan berkurangnya piutang dagang. Bagan jurnal penerimaan kas yang dapat digunakan adalah seperti table berikut ini :
Tabel 2.2
Jurnal Penerimaan Kas

Tgl
Perkiraan Dikredit
Ref
Perkiraan
Penjualan
Rupa Rupa
(CR)
Penjualan
(CR)
Piutang
Dagang
(CR)
Pot.
Penjualan
(DR)
Kas
(DR)
Sumber : Akuntansi Suatu Pengantar, 2000
d. Kartu Piutang
Kartu piutang digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang dari setiap tagihan baik karena adanya return, potongan maupun adanya piutang yang tak tertagih.
Tabel 2.3
Kartu Piutang
No
Nama Pelanggan
Nomor order
Jumlah Piutang
Nomor kwitansi
Jumlah Pemb.
Tanggal Pemb.
Sisa Pemb
Total Piutang
Sumber : Akuntansi Suatu Pengantar, 2000
e. Buku Tambahan Piutang
Buku tambahan piutang sangat membantu dalam hal melihat bagaimana kelancaran pembayaran piutang oleh para langganan perusahaan. Buku tambahan piutang ini dapat juga disebut buku pembantu piutang. Buku ini dibuat sebanyak pelanggan yang ada. Adapun bagan buku tambahan piutang dapat dilihat seperti tabel dibawah ini.
Tabel 2.4
Buku Tambahan Piutang
No.
No
Order
Jumlah
Piutang
No.
Kwitansi
Jumlah
Pemb.
Tanggal
Pemb.
Sisa
Pemb.
Total
Piutang
Sumber : Akuntansi Suatu Pengantar, 2000
Pada saat terjadinya penjualan kredit maka ada dua perkiraan yang dipengaruhi yaitu penjualan dan piutang dagang.
1. Jurnal saat terjadinya penjualan kredit:
Piutang Dagang xxx -
Penjualan - xxx
2. Jumlah saat terjadinya return penjualan :
Return Penjualan xxx -
Piutang Dagang - xxx
a. Jurnal saat terjadinya potongan penjualan, karena pembayaran dilakukan belum melewati waktu pemberian potongan.
Kas xxx -
Potongan Penjualan xxx -
Piutang dagang - xxx
Penilaian piutang di dalam neraca didasarkan atas jumlah piutang yang mungkin dapat ditagih, dimana jumlah ini dapat dihitung dengan cara menjumlahkan saldo piutang pada akhir periode dan harus dikurangi dengan jumlah piutang yang mungkin tidak dapat ditagih (allowance for bad debt) pada periode yang akan datang.
Piutang yang mungkin tidak dapat ditagih pada periode yang akan datang dijadikan sebagai beban operasi. Menurut Niswonger - Fess - Warren terjemahan Marianus (1993 : 238) "Beban operasi yang timbul karena tidak tertagihnya piutang, disebut beban atau kerugian dari piutang yang tidak dapat ditagih (uncollectible accounts), piutang ragu-ragu (doubtful accounts) atau hutang tidak terbayar (bad debts)".
Menurut Hendriksen (1988 : 299) dalam menaksir jumlah piutang yang tidak terealisir adalah "The estimate of the allowance for doubtful account is most accurate when it is based on page and characteristic of the outstanding accounts at the balance sheet date and the probabilistic expectations of collectibility".
Kutipan di atas memberi pengerkian bahwa penaksiran piutang yang tidak tertagih akan lebih akurat jika didasarkan pada umur piutang dan perkiraan piutang yang belum diselesaikan pada tanggal neraca serta kemungkinan dapat terkumpulnya piutang. Piutang yang diperkirakan tidak tertagihnya dapat dihapuskan dengan menggunakan 2 (dua) metode penghapusan yang biasa dilaksanakan antara lain:
a. Metale penghapusan langsung (direct write off method)
Jika perusahaan menggunakan metode penghapusan langsung pencatatan kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang dilakukan setelah piutang tersebut dinyatakan secara pasti tidak akan dapat ditagih. Tidak ada ketentuan umum satupun yang merupakan pedoman menentukan kapan suatu piutang atau suatu wesel tidak dapat ditagih. Kenyataan bahwa seorang pelanggan gagal membayar kewajibannya sesuai kontrak yang ditetapkan ataupun terpaksa menolak weselnya pada tanggal jatuh tempo belumlah berarti bahwa hutang tersebut tidak akan dapat ditagih. Apabila pelanggan tersebut bangkrut barulah ada petunjuk pasti bahwa sebagian atau seluruh piutang pelanggan tersebut tidak dapat ditagih. Petunjuk lainnya ialah perusahaan pelanggan itu ditutup, pelanggan kabur, penagihan berkali-kali yang terus saja gagal,pembatasan penagihan oleh ketentuan undang-undang. Selain Au debitur sendiri dapat langswng memberitahukan pada perusahaan bila ia benar-benar tidak mampu untuk melunasi hutangnya. Pencatatan yang dapat dilakukan dalam metode penghapusan langsung ini ada tiga.
1. Pada saat jumlah piutang yang tidak tertagih diketahui pasti, jurnalnya : Beban kerugian piutang ..................... xxx
Piutang dagang ................... xxx
2. Pada saat piutang yang telah dihapuskan dapat ditagih kembali pada periode yang sama jurnalnya :
Piutang dagang ............................. xxx
Beban kerugian piutang............................... xxx
3. Pada saat piutang yang telah di'iapuskan dapat ditagih pada periode berikutnya,jurnalnya :
Piutang dagang ........................... xxx
Laba ditahan………………………… xxx
b. Metode penghapusan tidak langsung/cadangan (allowance meethod)
Untak menentukan taksiran piutang yang tidak dapat ditagih bisa dilakukan dengan 2 (dua) cara :
I. The amount sales for the periode
Menurut metode ini taksiran jumlah piutang yang tidak dapat ditagih dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan untuk periode tersebut. Berdasarkan hal di atas maka untuk menghitung jumlah piutang yang tidak dapat ditagih dapat didasarkan atas :
• Persentase tertentu dari seluruh penjualan
• Persentase tertentu dari penjualan kredit saja
Penerapan metode yang pertama dinilai kurang rasianal karena persentase yang ditentukan untuk menghitung piutang yang tidak tertagih dikalikan dengan keseluruhan penjualan yang didalamnya mungkin terdapat penjualan tanai yang pembayarannya telah diterima dan tidak menimbulkan piutang.
Cara yang lebih tepat dalam metade ini adalah dengan cara mengalikan persentase tertentu terhadap penjualan kredit saja, karena penjualan kredit mengakibatkan tertanamnya dana piutang dagang yang sekaligas membawa resiko tidak tertagihya piutang. Bentuk jurnalnya :
Beban kerugian piutang ........................ xxx
Penyisihan piutang tak tetagih ………… xxx
2. The amount of receivable outstanding at the end of the period
Dengan cara ini taksiran piutang yang tak tertagih dihitung berdasarkan persentase masing-masing umur piutang. Menurut cara ini, digunakan dasar analisa umur piutang dengan cara menggaiong-golongkannya ke dalam kelompok umur piutang. Titik tolak penentuan umur piutang adalah tanggal jatuh tempo piutang tersebut, sehingga dapat dengan mudah menentukan persentase piutang yang tidak tertagih dari masing-masing piutang. Scmakin lama umur piutang, maka biasanya kemungkinan tertagihnya juga akan semakin kecil dan untuk ini persentase taksiran piutang tak tertagih juga semakin tinggi. Jumlah hasil kali masing-masing persentase yang tidak tertagih dengan tiap piutang yang digolongkan adalah jumlah taksiran piutang yang tidak tertagih. lurnal untuk piutang yang tidak tertagih :
Beban kerugian piutang ................................ xxx
Penyisihan piutang tak tertagih................... xxx
Bila piutang yang tidak tertagih dihapuskan maka jurnalnya :
Penyisihan piutang tak tertagih …………………xxx
Piutang dagang ........................................ xxx
Bila piutang yang dihapuskan tertagih kembali jurnalnya adalah :
Piutang dagang ................................................... xxx
Penyisihan piutang tak tertagih ……...................... xx
Bila diterima pembayaranya :
Kas/bank ....................................................xxx
Piutang dagang .........................................xxx
Untuk jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut ini :
Klasifikasi Umur
Jumlah Piutang
Ditaksir tidak tertagih
Piutang
(RP)
%
Jumlah (Rp)
(1-lari)
Belum jatuh tempo
10.000.000,-
1
100.000,­
Telah jatuh tempo
8.000.000,-
2
160.000,­
1 - 30 hari
1.000.000,-
7
70.000,-
i
31 - 60 hari
400.000,-
20
80.000,- ,
i
61 - 90 hari
200.000,-
30
60.000,- '
91 -180 hari
200.000,-
40
80.000,- I
,
181 - 365 hari
100.000,-
60
60.000,­
Jumlah
19.900.900,-
610.000,
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah piutang sebesar Rp. 19.900.000. Dan taksiran piutang yang tidak tertagih adalah Rp. 610.000. Jika saldo penyisihan piutang ragu-ragu tahun lalu sebesar Rp. 210.000, maka yang menjadi biaya kerugian piutang untuk tahun ini adalah sebesar Rp. 400.000 (Rp 610.000 - Rp. 210.000). Maka jurnal adjusment yang harus dibuat adalAh :
Beban kerugian piutang ragu-ragu ............Rp 400.000,­Penyisihan piutang tak tertagih ............... Rp 400.000,-
Nilai yang dimasukkan dalam neraca adalah sebesar selisih antara jumlah
taksiran piutang yang tidak tertagih dengan saldo cadangan kerugian
piutang awal tahun buku (dalam contoh sebesar Rp. 400.000).
Metode ini lebih baik dibandingkan dengan metode yang lainya karena
metode ini memberikan taksiran lebih cermat mengenai nilai piutang yang
dapat diterima. Pimpinan perusahaan juga dapat melihat secara nyata
mengenai analisa piutang serta dapat pula meningkatkan pengawasan atas
penjualan kredit dan juga melakukan penghapusan atas piutang yang sudah
berumur lama.
Piutang dagang disajikan di neraca dalam kelompok aktiva lancar, dimana
penyajiannya harus tepat agar menggambarkan keadaan yang sebenarnya bagi
para pemakai laporan keuangan. Bila jumlah yang jangka waktu penagihanya
lebih dari satu tahun atau siklus usaha normal, hal ini perlu diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan ini biasanya disusun pada akhir
periode terdiri dari neraca, dafta.r laba rugi, arus kas dan informasi tambahan
berupa catatan atas laporan keuangan yang dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan.
Penyajian piutang di neraca menurut Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan
PSAK No.9 (2002: Par 07) adalah :
Piutang dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat diterima. Jumlah bruto piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih .

1 comment: