GANGGUAN RAMBUT: UBAN
1. Definisi
Rambut (pilli) adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terdapat hampir seluruh bagian tubuh tetapi sebagian besar merupakan rambut vellus yang kecil dan tidak berwarna. Rambut terminal biasanya kasar dan dapat dilihat terdapat pada kulit kepala, alis dan bulu mata, saat dewasa rambut ini akan mengantikan rambut vellus pada area ketiak dan pubis. Akar rambut berisi folikel rambut, folikel rambut ini mengandung melanosit yang menghasilkan pigmen yang disebut melanin, yang bertanggung jawab untuk warna rambut. Seiring dengan berjalannya waktu, rambut tersebut menjadi tua dan mulai berubah warna dari hitam menjadi abu-abu dan putih inilah yang disebut dengan uban. Proses ini umum terjadi pada usia 50-an tahun. Namun tidak jarang ditemui seorang yang rambutnya di penuhi uban, padahal usianya masih tergolong muda atau bukan usia seharusnya. Penyebab tumbuh uban bukan karena faktor usia saja, shampo tidak cocok dan stress bisa menjadi penyebab.
2. Penanganan Tradisional
Penatalaksanaan Konvensional dengan Santan
Mengecat rambut bisa dijadikan solusi untuk rambut beruban, namun mencegah selalu jauh lebih baik tentunya. Gunakan santan kelapa untuk menunda kemunculan uban. Tidak hanya menunda, biarpun uban sudah tumbuh, dapat dikurangi pertumbuhannya dengan santan kelapa.
Cara untuk cegah uban dan kurangi pertumbuhan uban dengan santan kelapa ialah dengan memarut kelapa tua, lalu memeras untuk mengambil santannya. Dan di tambahkan garam dan di embunkan semalaman, dan esoknya di oleskan pada rambut.
3. Penanganan Terkini
Solusi alami berikut dapat efektif untuk mengobati uban
1. Pijat rambut
Pijat rambut dengan minyak kelapa akan menjaga rambut panjang, hitam dan kuat. Memakai minyak dan campuran bubuk gooseberry kering adalah pengobatan yang efektif untuk uban.
2. Menggunakan pewarna rambut henna
Henna adalah pewarna rambut alami untuk rambut beruban karena membantu dalam menutupi uban dan mengembalikan warna rambut menjadi coklat gelap. Ini juga dapat menjadi solusi alami untuk uban.
Penanganan Farmakologi
Dahulu growth hormon (GH) dianggap hanya berguna bagi pertumbuhan tulang dan jaringan, namun dalam perkembangannya, perubahan pigmen baik kulit maupun rambut juga disebabkan oleh hormon ini. Penelitian menghasilkan data bahwa mulai usia 30 tahun GH menurun 20% setiap dekadenya. Saat ini ditemukan jaringan kompleksa amino chain yang membentuk growth hormon, yg merujuk pada 161 rangkaian, bisa dibentuk secara alamiah dengan menggunakan semacam precursor. agar produksiny tidak terhenti melainkan secara aman bisa dibuat tubuh dengan alami. Hasil temuan inilah yg banyak membantu kehitaman dan pertumbuhan rambut. Sedangkan cara lain adalah dengan menyuntikan melanin untuk membuat rambut tidak menjadi putih.
4. Contoh Kasus
Seorang wanita Ny. N dengan usia 41 tahun mempunyai 2 orang anak. Sudah 2 bulan ini Ny.N mengeluh perih pada kulit kepala dan jarang keluar rumah. Ternyata Ny. N sudah mulai beruban. Dan ternyata hal ini menyebabkan Ny.N mengalami sedikit masalah dalam bersosialisasi karena malu rambutnya sudah beruban. Ny.N tidak tahan melihat kondisi rambutnya sehingga dia sering menggaruk dan mencabutnya. Akibatnya kulit di rambutnya lecet dan luka. Akhirnya Ny.N memutuskan untuk berkonsultasi ke Klinik Kecantikan di daerah Surabaya. Setelah dikaji oleh seorang konsultan ternyata Ny.N dulu sering menggunakan pewarna rambut atau cat rambut pada saat mudanya dan memiliki pola hidup yang kurang baik, karena asupan gizi yang tidak seimbang. Ny. N kurang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein dikarenakan Ny.N memiliki riwayat penyakit ginjal. Setelah berkonsultasi akhirnya Ny.N mendapatkan intervensi sesuai dengan masalahnya.
Diagnosa dan intervensi
1. Diagnosa : Risiko kerusakan integritas kulit kepala berhubungan dengan maserasi jaringan kulit kepala dan perubahan fungsi barier kulit kepala.
Tujuan : Integritas jaringan kulit kepala meningkat dan membaik.
Kriteria Hasil :
1. Integritas kulit kepala yang baik dapat dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
2. Tidak luka / lesi pada kulit kepala.
3. Perfusi jaringan baik.
4. Menunjukan perbaikan kulit kepala dan mencegah terjadinya cedera berulang
Intervensi :
1. Jaga kebersihan kulit kepala supaya tetap kering dan bersihe.
2. Monitor kulit kepala akan adanya kemerahan.
3. Oleskan lotion/minyak/ baby oil pada daerah yang terjadi maserasi.
4. Monitor status nutrisi pasien.
5. Berikan pengetahuan (Health Education) pada pasien supaya tidak menggaruk kulit kepala atau mencabut
uban supaya tidak mengalami perlukaan berulang dan memicu terjadinya infeksi.
2. Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri.
Tujuan : Gangguan konsep diri teratasi dalam 2 x 24 jam
Kriteria Hasil :
1. Dapat berinteraksi seperti biasa.
2. Rasa percaya diri timbul kembali.
Intervensi :
1. Kaji perubahan perilaku pasien seperti menutup diri, malu berhadapan dengan orang lain.
2. Bersikap realistis dan positif selama pengobatan, pada penyuluhan pasien.
3. Beri harapan dalam parameter situasi individu.
4. Berikan penguatan positif terhadap kemajuan.
5. Dorong interaksi keluarga.
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan penampilan
Tujuan : Ketakutan teratasi setelah 2 x 24 jam.
Kriteria Hasil :
1. Klien menyatakan peningkatan kenyamanan psikologis dan fisiologis.
2. Dapat menjelaskan pola koping yang efektif dan tidak efektif.
3. Mengidentifikasi respons kopingnya sendiri.
Intervensi :
1. Kaji ulang perubahan biologis dan fisiologis.
2. Gunakan sentuhan sebagai toleransi.
3. Dukung jenis koping yang disukai ketika mekanisme adaftif digunakan.
4. Anjurkan untuk mengekspresikan perasaannya.
5. Anjurkan untuk menggunakan mekanisme koping yang normal.
6. Anjurkan klien untuk mencari stresor dan menghadapi rasa takutnya.
Daftar pustaka
Arrayyan, Rakha. 2007. Gangguan Sistem Integumen Pada Lansia. Jakarta
Carpenito. Lynda Juall. 2009.Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Pasien Klinis. Jakarta : EGC., Ed.9
Doengoes, et all. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
Donovan, Jeff & Vera. 2010. chloroquine induced hair hypopigmentation.
No comments:
Post a Comment