Interaksi individu dengan lingkungan
1.Persoalan-persoalan pokok psychology
Persoalan-persoalan yang timbul dalam psychology adalah apakah yang sebenarnya hendak diketahui oleh psychology dari kegiatan atau tingkah laku individu tersebut.
Apakah yang hendak ditemukan ? atau tentang apa dari tingkah laku individu yang dipelajari oleh psychology ? dengan singkat, apakah parsoalan-persoalan pokok dalam psychology dalam mempelajari tingkah laku individu
Secara sederhana, persoalan-persoalan pokok dari psychology dapat dirumuskan dalam tiga buah pertanyaan saya yaitu : what (apa), why (mengapa), dan how (bagaimana) tentang tingkah laku individu. “what (apa) yang diperbuat individu” kegitan-kegiatan apa saja yang dicapainya ? “why (mengapa) individu berbuat demikian ? “how (bagaimana) individu berbuat ?. artinya proses apakah yang dilalui dalam mencapai hasil-hasil tertentu ? dengan perkataan lain, persoalan psychology adalah goal (what) apa yang dituju dan apa yang diperbuat, motive (why) yaitu alas an yang langsung menyebabkan individu berbuat dan raute (how) atau cara melakukan tindakan dalam mencapai tujuan tersebut.
Sebagai contoh misalnya : seorang anak yang baru pulang dari sekolah minta makan kepada ibunya karena lapar. Ibunya menyajikan makanan diatas meja makan lengkap dengan lauk pauknya. Setelah memilih-milih makanan yang disukainya, makanlah sianak dengan lahapnya. Dalam persoalan what, why, dan how dari tingkah laku anak tersebut, dapat dirumuskan kira-kira sebagai berikut : “ apakah yang diperbuat oleh anak itu ? “ (what ). Ia sedang makan, siang untuk mengenyangkan perutnya yang sedang lapar. “ mengapa ia berbuat demikian ?”(why) karena terdorong rasa laparnya. “bagaimana ia berbuat ?’(how). Ia minta makan kepada ibunya, setelah makan terhidang ia duduk dikursi, kemudian mengambil makanan yang disukainya dan makan dengan lahapnya sampai perutnya merasa kenyang.
2.YANG DIPERBUAT INDIVIDU DALAM BERHUBUNGAN DENGAN LINGKUNGANNYA
Dari persoalan why, yaitu apa yang diperbuat individu, ada satu jawaban yang umum yaitu “ ia berinteraksi dengan lingkungannya “. Interaksi individu dengan lingkungannya ini mempunyai pengertian luas, artinya individu tidak hanya berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan luar yang Nampak (jasmaniah). Akan tetapi juga dalam kegiatan yang tidak Nampak (bersifat rohaniah). Orang yang sedang melamun, pada hakikatnya ia sedang berinteraksi dengan lingkungannya, hanya tidak nampak karena melamun merupakan kegiatan yang rohaniah.
Persoalan selanjutnya adalah, bagaimanakah bentuk interaksi tersebut? Atau apa yang diperbuat individu dalam interaksinya? Secara umum dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) jenis bentuk kegiatan individu dalam intersksinya dengan lingkungan, yaitu :
1.Individu menggunakan lungkungan (uses the environment).
Dalam kegiatan-kagiatan / tindakan-tindakannya individu membuktikan sesuatu yang ada dilingkungannya. Untik kelangsungan hidupnya, individu menggunakan makanan dan minuman untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Para mahasiswa menggunakan kecakapan –kecakapannya yang telah diperolahnya untuk mengikuti kulia dengan baik.
2.Individumenentang lingkungannya (resist the environment).
Disamping individu menggunakan lingkungannya sebagaimana telah disebutkan diatas, untuk menjaga kelangsungan hidupnya, individu harus menentang atau melawan atau menghindari lingkungan. Individu harus mempertahankan diri terhadap lingkungan-lingkungan yang mengganggu hidupnya atau berbahaya. Cara-cara individu mempertahankan dirinya dapat dibagi dalam dua bentuk yaitu bentuk prlawanan (resistance). Atau dalam bentuk penghindaran (avoidance). Beberapa contoh dari bentuk interaksi ini, adalah misalnya jika hari hujan, kita memakai payung atau jas hujan, memakai baju tebal dan hangat pada cuaca dingin.
3.Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya (adjustment)
bentuk penyesuaian diri/adjustment ini ada dua kemungkinan, yaitu individu mengubah dirinya sendiri gar interaksi dengan lingkungannya lebih baik. Bentuk yang pertama disebut penyesuaian autoplastis, dan yang kedua disebut penyesuaian alloplas. Seorang mahasiswa yang akan menempati kamarnya yang baru berusaha untuk mengubah, mengatur dan menyusun segala sesuatu isi kamarnya agar ia merasa betah dalam kamarnya, dan dapat belajar dengan baik. Dipasangnya hiasan-hiasan pada dinding dengan warna-warna yang cocok. Ini adalah salah satu contoh dari bentuk penyesuaian alloplastis.
Contoh bentuk penyesuaian autoplastis misalnya seorang pemuda yang beruaha belajar bahasa sunsda karena pacarnya adalah seorang bandung asli, sedang ia sendiri berasal dari Kalimantan.
Tidak selamanya usaha penyesuaian diri ini berhasil baik, kadang-kadang individu mengalami kegagalan dalam memperoleh penyesuaian. Kegagalan dalam penyesuian diri disebut maladjustment.
4.Individu turut serta dengan kegiatan yang sedang berlangsung (participation)
Dalm kegiatan percakapan-percakapan, permainan-permainan nyanyian-nyanyian dan sebagainya, individu harus turut ambil bagian atau turut serta dengan kegiatan yang siftnya dawlam keadaan diam (statis) maupun merupakan suatu proses ynag dinamis atau bergerak, baik yang sedang be langsung maypun yang telah berlangsung.
Dalam pergaulan-pergaulan social kegiatan partisipasi ini merupakan slah satu syarat untuk tercapainya interaksi social yang efisien.
3.Formula interaksi.
Dalam proses berlangsungnya interaksi ada 2 pihak atau unsure yang berperan yaitu individu disatu pihak dan lingkungan dipihak lain.
Individu member pengaruh kepada lingkungan dan lingkungan member pengaruh kepada individu. Individu memperoleh sesuatu dari lingkungan dan lingkungan memperoleh sesuatu dari individu. Begitu peristiwa timbale balik saling berpengaruh itu terjadi dalam setiap kegiatan individu
Dengan merumuskan dengan formula sebagai berikut :
W – O – W atau L – I – L dimana :
W = world atau lingkungan
O = organism atau individu
Jadi world atau lingkungan member pengaruh kepada organism atau individu dan individu member pengaruh kepada lingkungan.
Lingkungan member rangsangan atau stimuli kepada individu jika tunggal (jika tunggal = stimuli dan dalam bentuk jamaknya = stimulus). Stimulus yang diberikan oleh lingkungan ini bermacam-macam bentuknya, antara lain dalam bentuk suara, cahaya, wujud, bau-bauan, tekanan, rasa dan sebagainya. Dalam diri individu terdapat alat-alat yang berfungsi untuk menerima stimulus tersebut dan mengirimkannya kepusat kesadaran dan kemudian individu memberikan respoon (jawaban) atau reaksi kepada lingkungan.
Alat-alat penerima dalam diri individu itu disebut receptors (alatdria) yaitu yang menerima tenaga-tenaga dari lingkungan (stimulus). Alat-alat ndria itu antara lain mata sebagai alt penerima rangsang (stimulus berupa cahaya, telinga sebagai alat penerima suara, kulit sebagai alat penerima tekanan (oerba), lidah sebagai alt pengecap,hidung sebagai alat pencium bau-bauan dan sebagainya. Perangsang (stimulus) yang sampai kea lat indera (receptors) dilanjutkan ke syaraf sensoris yang kemudian menyampaikan ke otak sebagai pusat kesadaran. Dari otak kemudian disampaikan kepada syaraf motoris yang melanjutkan kepada effectors. Yang dimaksud dengan effectors adalah organ-organ individu untuk mengadakan reaksi (respon), misalnya otot-otot, kelenjer-kelenjer dan sebagainya. Jadi dalam individu terdapat receptors sebagai alat penerima rangsang (stimulus) dari lingkungan dan effectors sebagai alat untuk memberikan respon kepada lingkunganya. Dengan demikian individu dapat menerima stimulus dan memberkan reaksi atau respon kepada lingkungannya. Dengan singkat, suatu peristiwa interaksi dapat dirumuskan sebagai berikut :
W – S – O – W atau L – S – I – R – L
Artinya world atau lingkungan memberikan stimulus atau perangsang kepada organism atau individu dn individu memberikan respon atau jawaban kepada lingkungan.
a.structure, permanent characteristic ( structure dan karekteristik yang menetap ) yang dimaksid dengan structure, permanent characteristic adalah seluruh kecakapan dan karekteristik individu yang telah tetap sebagai hasil interaksi antara pembawaan dan lingkungan. Yang termasuk kedalam factor ini adalah antara lain : umur, kelamin, pendidikan, pengalan, struktur, falsafah hidup, agama dan sebagainya. Contoh : seorang pria akan memberikan reaksi yang berbeda dengan seorang wanita ketika menunggu kelahiran bayinya ( pikiran dan perasaan )
b.Temporary state (keadaan sementara)
yang dimaksud dengan keadaan sementara adalah suatu situasi dalam diri individu yang bersifat sementara. Contoh dari keadaan sementara misalnya sakit, marah , sedih, gembira, lapar, lelah dan sebagainya. Seseorang yang sedang lapar akan lain reaksinya dengan orang yang tidak lapar kalau kepada mereka di hidangkan makanan
c.aktivity in process (kegiatan yang sedang berlangsung)
individu-individu yang sedang melakukan kegiatan-kegiatan tertentu tetu akan mengarahkan segalanya untuk mencapai tujuannya. Ia memusatkan segalanya baik pikiran, tenaga, kemauan, tindakan-tindakan dan sebagainya. Untuk percapaian tuhjuan itu segal rangsangan-rangsangan yang datang dari luar yang menghalangi kegiatan akan dihindarkan dan sebaliknya perangsang yang membantu kegiatannya akan didekati atau dipergunakan. Oleh sebab itu kegiatan yang sedang dilakukan individu itu akan mempengaruhi responnya terhadap rangsangan yang sampai kepadanya
contoh : seprang prajurit yang sedang dalam pertempuran, karena semangatnya yang menyala-nyala, maka ia tidak menghiraukan luka-lukanya.
4.INTERAKSI SECARA EFISIEN
Persoalan selanjutnya adalah bagaimanakah agar interaksi itu berlangsung secara efesien artinya bisa mencapai tujuan dengan hasil yang baik. Seorang pedagang tentu menghedaki agar dagangannya menarik minat para langganannya. Seorang yang sakit pergi ke dokter menghendaki agar cepat sembuh.
Contoh-contoh diatas menunjukkan bahwa individu senantiasa agar dapat berinteraksi secara efisien dengan lingkunagannya. Tetu saja bermacam-macam caranya tergantung dari situasi, individu, tujuannya dan sebagainya. Ada 2 faktor utama yang harus diperhatikan individu agar terjadi interaksi yang efesien yaitu :
a.selectivity atau daya memilih
yaitu kesanggupan individu untuk mengadakan pemilihan-pemilihan yang tepat didalam tindakan-tindakannya agar supaya interaksinya berlangsung secara efisien. Dalam pemilihan ini individu seharusnya sanggup untuk memilih stimulus yang tepat receptor (alat indera) yang sesuai dan respon yang sesuai dengan situasi kegiatan individu.
Seorang mahasiswa yang sedang mengikuti kuliah, hendaknya ia sanggup memilih perangsang yang tepat, mana yang harus dicatat, dan dimana yang tidak, harus memilih alat indera yang tepat respon atau reaksi yang tepat sesuai dengan situasi kuliah
b.Set.
yang dimaksud dengan set adalah samoai sejauh manakah kesiapan individu untuk melakukan suatu tindakan (kegiatan). Beberapa jenis set (kesiapan) yang harus diperhatikan diantaranya adalah : mental set atau kesiapan mental yaitu keadaan siap mental atau kerohaniah untuk melakukan tindakan. Dengan mental yang siap maka individu akan bertindak dan bekerja lebih cepat (Quickness), teliti (Accuracy), dan efesien (Eficiency).
Goal set, yaitu kesiapan individu untuk memahami tujuan yang akan dicapai. Makin jelas dan dipahami tujuan, makin efesien tindakan individu.
Situation set, artinya keadaan siap untuk mengenal, sadar dan memahami situasi dimana kita berada dan situasi itu kita berhubungan.
Physical set, artinya keadaan siap jasmani untuk melakukan suatu tindakan atau tindakan.
Dengan memperhatikan 2 faktor diatas maka formula interaksi yang telah disebutkn diatas dapat disusun sebagai berikut :
W – S – Q – R – W
Dimana huruf “ W “ menunjukkan prinsip selectivity dan set dalam cirri individu.
No comments:
Post a Comment