Saturday, June 22, 2013

ISTILAH ILMU JIWA DALAM PSIKOLOGI

1. Istilah “ilmu jiwa” dan “psikologi” 
Psikologi mengandung kata psyche yang dalam bahasa yunani berarti “jiwa” , dan kata logos yang berarti “ilmu”, sehingga istilah “ilmu jiwa” merupakan terjemahan belaka dari istilah “psikologi”. Ada beberapa perbedaan arti dalam penggunaan kata ilmu jiwa dan psikologi : 
  1. ilmu jiwa merupakan istilah sehari-hari yang dikenal tiap irang, yang mempunyai arti luas sehingga lebih dipahami oleh orang. Sedangkan psikologi merupakan suatu istilah ilmu pengetahuan/scientific sehingga dipergunakan pada pengetahuan ilmu jiwa yang bercorak ilmu tertentu 
  2. ilmu jiwa digunakan dalam arti yang lebih luas dari pada psikologi. Ilmu jiwa meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, khayalan, dan spekulasi mengenai jiwa itu. Psikologi meliputi pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis melalui metode ilmiah. 
Sehingga ilmu jiwa belum tentu psikologi tetapi psikolgi merupakan ilmu jiwa. Contohnya jika kita memahami sifat kepribadian seseorang berarti kita sudah melakukan kegiatan ilmu jiwa.kegiatan tersebut dikatakan psikologi apabila dilengkapi dengan metode yang lebih objektif seperti tes, wawancara, dan observasi yang teratur dilakukan oleh orang yang terlatih. 

Psikologi modern tidak dapat disamakan dengan ilmu jiwa seperti yang dipelajari oleh plato dan aristoteles.psikologi modern bukan merupakan cabang ilmu filsafat atau ilmu rohaniah melainkan suatu ilmu pengetahuan alam yang eksata.Hal ini disebabkan karena jiwa manusia bukan merupakan suatu rohaniah yang terlepas dari raga manusia yang kasmaniah. Menurut psikologi modern jiwa manusia dengan raganya tidak dapat dipisakan begitu pula ilmu jiwa (psikologi) dalam arti modern sebenarnya suatu ilmu jiwa raga, sehingga ilmu jiwa raga meripakan ilmu pengetahuan alam yang eksakta yang sejajar dengan ilmu pengetahuan biologi atau fisiologi. Disamping itu juga merupakan ilmu pangetahuan social sehingga pengunaan istilah ilmu jiwa lebih luas dan terbatas. Maka kiranya sudah jelas istilah psikologi menunjuk pada ilmu pengetahuan ilmu rohaniah, ilmu eksakta dan ilmu social zaman modern. 

2.Sejarah ilmu jiwa 
Sejarah perkembangan ilmu jiwa berasal dari eropa barat yang akhirnya lahir psikologi modern termasuk psikologi social. Dalam pemikiran manusia yang bersifat filsafat bercorak atmistis , dalam arti jiwa manusia dianggap sebagai suatu yang konstan dan tidak berubah yang dapat dianalisis kedalam unsur-unsurnya bekerja terpisah antara yang satu dengan yang lainnya.Pandangan atomistis itu pada zaman lampau merupakan cabang ilmu filsafat dan belum berdiri sendiri sebagai suatu ilmu pengetahuan yang atonom dengan menggunakan metode penelitian yang otonom pula dan hal yang terakhir yang baru terjadi ketika lahirnya aliran experimental psychology yang tidak hanya berfilsafah mengenai gejala kejiwaan tetapi juga menelitinya secara empiris dengan menggunakan metode ilmiah sehingga lahirlah psikologi modern. 

Dengan demikian dalam sejarah ilmu perkembangan jiwa pada umumnya dapat dibagi dalam 2 bagian yaitu : 
- Sejarah ilmu jiwa ketika masih bertaraf cabang ilmu pengetahuan filsafat 
- Sejarah ilmu jiwa ketika sudah menjadi ilmu pengetahuan otonom yang berdiri sendiri pada abad ke-19 
  yang kemudian disebut psikologi. 

3.Plato 
Menurut plato jiwa manusia terbagi menjadi 2, yaitu: 

- jiwa rohaniah yang tidak akan pernah mati dan berasal dari dunia abadi, yang berpokok pada rasio dan logika manusia dan merupakan bagian jiwa yang tertinggi. Tugasnya yaitu menemukan kebenaran abadi yang terletak dibalik kenyataan didunia dengan cara berfikir dengan rasio dan mengingat ide-ide yang benar yang berasal dari dunia abadi itu. 

- jiwa badaniah yang akan gugur bersama-sama dengan jiwa manusia jiwa ini dibagi 2 lagi yaitu kemauan dan perasaan, kemauan adalah jiwa badaniah yang berusaha untuk menaati rasio kecerdasan, sedangkan nafsu perasaan merupakan jiwa badaniah yang senantiasa melawan ketentuan-ketentuan dari rasio kecerdasan manusia. Dengan demikian, maka jiwa manusia mempunyai tiga macan daya atau kemampuan, yaitu kecerdasan, kemauan,dan nafsu daya perasaan. Pandangan ini disebut juga trikotomi dari jiwa manusia yang mmpunyai tempat kecerdasan dikepala, kemauan didada, dan nafsu perasaan diperut. Selain itu kemampauan tersebut juga melahirkan kebajikan yang khas, yakni kebajikan kecerdasan ialah budi, kebajikan kemauan ialah keberanian dan kebajikan nafsu perasaan ialah kesederhanaan. Selanjutnya kebajikan ini dihubungkan pula dengan kebajikan dari golongan manusia tertentu, kebajikan budi dimiliki oleh kaum filsuf, kebajikan keberanian dimiliki kaum militer dan kebajikan kesederhanaan dimiliki kaum tani dan pedagang-pedagang kecil. Oleh karena itu, suatu Negara yang ideal seharusnya diperintah oleh kaum filsuf, dipertahankan oleh kaum militer dan penduduknya harus terdiri atas kaum tani dan pedagang kecil. 

4. aristoteles 
Menurut Aristoteles ilmu jiwa adalah ilmu yang mengenai gejala-gejala hidup, sehingga tiap-tiap makhluk yang hidup itu sebenarnya mempunyai jiwa sedangkan menurut plato hanya manusia yang mempunyai jiwa. 

Menurut aristoteles ada 3 macam jiwa yag bertingkat tarafnya : 
1.) Taraf paling rendah dimiliki oleh jiwa tumbuh-tumbuhan yang disebutnya jiwa vegetative. 
2.) Taraf selanjutnya yaitu jiwa hewan atau jiwa sensitif. 
3.) Taraf yang terakhir adalah jiwa manusia atau jiwa intelektif yang mempunyai taraf kehidupan yang 
     tertinggi. 

Pembagian taraf kehidupan diatas berdasarkan atas taraf-taraf daya kemampuan masing-masing jiwa itu, antara lain : 

Jiwa vegetatif yang terendah hanya berkemampuan : 
1.) Memperoleh dan mencerna makanan 
2.) Berkembang biak jiwa sensitive dengan khusus berkemampuan : 
3.) Bernafsu / perasaan 
4.) Dapat bergerak dari tempatnya 
5.) Dapat mengamat-amati (wahrnehmen) 
Jiwa manusia atau jiwa intelektif mempuntyai daya kemampuan khas : 
6.) Ia berkecerdasan 
7.) Ia berkemauan 

Karena mempunyai rasio kecerdasan dan kemampuan itulah sehinnga disebut dikotomi dari jiwa manusia. Selain itu penemuan aristoteles mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu jiwa yaitu perumusannya mengenai dalil-dalil asosiasi dalam ingatan orang. Menurut aristoteles dua atau lebih ingatan mudah terasosiasi apabila ingatan tersebut berdasarkan kejadian yang dahulunya telah berlangsung : 
1.) Pada waktu yang sama, 
2.) Dengan berurutan waktu, 
3.) Dengan persamaan artinya, 
4.) Dengan berlawanan artinya 
5. Descartes 

Menurut Descartes manusia terdiri atas dua macam zat yang berbeda secara hakiki, yaitu : 
  1. Res Cogitans, atau zat yang dapat berfikir, ialaha zat yang bebas tidak terikat pada hukum alam, dan bersifat rohaniah. 
  2. Res Extensa atau zat yang mempunyai luas, ialah materi, tidak bebas, terikat dan dikuasai oleh hukum alam. 
Jiwa manusia terdiri atas roh itu, sedangkan badannya terdiri atas zat materi. Kedua zat itu berbeda dan terpisah kehidupannya dan dihubungkan yang satu dengan yang lain melalui sebuah kelenjar di alama otak jiwa manusia berpokok pada kesadaran manusia atau pikirannya yang bebas sedangkan raganya tunduk kepada hukum-hukum alamiah dan terikat kepada nafsu-nafsunya. 

Menurut pendapat Descartes, ilmu jiwa adalah ilmu pengetahuan mengenai gejala-gejala pemikiran atau gejala-gejala kesadaran manusia, terlepas dari badannya. Raga manusia yang terdiri atas materi dipelajari oleh ilmu pengetahuan yang lain, terlepas dari jiwanya. Menurut Descartes tidak mempunyai jiwa hanya dipelajari oleh ilmu pengetahuan alamiah yang mempelajari materi. 

Metode sosiometri bukanlah merupakan metode yang mutlak, seperti juga metode lainnya, mempunyai batas kemampuan dalam menunjukkan keadaan-keadaan sebenarnya. Begitu pula metode sosiometri hanyalah member gambaran mengenai situasi saling hubungan antar anggota kelompok pada saat itu saja. 

Selain itu, tidak pada tiap-tiap kelompok akan diperoleh keterangan sosiometri yang dapat dipercaya. Hal ini bergantung pada kerjasama dari anggota kelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyan sosiometri dengan sejujur-jujurnya menurut keadaaan yang sebenarnya. Pada akhirnya kelompok-kelompok yang serba besar jumlah anggotanya, diman kemungkinan interaksinya kecil saja.

No comments:

Post a Comment