JENIS PENYAKIT KULIT
Pitiriasis Versicolor (Panu)
1. Definisi
Pitiriasis versikolor yang disebabkan
Malassezia furfur Robin (BAILLON 1889) adalah penyakit jamur superfisial yang berupa bercak berskuama halus yang bewarna
putih sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang menyerang
ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher muka dan kulit kepala yang
berambut.
2.
Etiologi
a.
Infeksi
Malassezia furfur (Pityrosporum
orbiculare, Pityrosporum ovale) merupakan jamur lipofilik yang
normalnya hidup di keratin kulit dan folikel rambut manusia saat masa pubertas
& menimbulkan gangguan pada
keadaan-keadaan tertentu.
b.
Faktor kausatif lainnya yang juga
signifikan adalah sistem kekebalan tubuh/imun penderita. Singkatnya, kekebalan
tubuh yang diperantarai oleh sel (cell-mediated immunity) berperan
pada penyebab timbulnya penyakit.
3. Manifestasi klinis
Biasanya timbul makula dalam berbagai
ukuran dan warna, terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-warni, berbentuk
tidak teratur sampai teratur, berbatas jelas sampai difus, ditutupi sisik halus
dengan rasa gatal (ringan), atau asimtomatik (tanpa gejala atau tanpa keluhan) sehingga
ada kalanya penderita tidak mengetahui bahwa ia berpenyakit tersebut. Pseudoakromia,
akibat tidak terkena sinar matahari atau kemungkinan pengaruh toksis jamur
terhadap pembentukan pigmen. Keluhan gatal ringan dan bercak hipopigmentasi,
merupakan salah satu alasan penderita datang berobat.
Kasus
Tn. M berprofesi sebagai kuli
bangunan datang ke poli kulit RS Dr. Soetomo dengan keluhan gatal-gatal.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, terdapat bercak-bercak putih terutama di
bagian lipatan kulit dan leher. Klien mengatakan mandi 2 kali sehari, mengganti
baju 1 kali sehari. Klien sebelumnya menggunakan obat panu yang dijual bebas di
pasar namun, setelah satu minggu pemakaian belum ada perubahan.
Dx.medis : Pitiriasis versikolor (panu)
Dx.keperawatan : Gangguan rasa nyaman: gatal
4. Penanganan
Pitiriasis Versicolor (Panu)
Health
Education:
a.
Keringkan
handuk setelah dipakai dan ganti sesering mungkin
b.
Mandi
rutin (minimal 2 kali sehari), memakai sabun dan bersih
c.
Simpan
atau gantung pakaian di tempat kering
d.
Pola
hidup sehat. Hal-hal yang mempengaruhi tumbuhnya jamur adanya udara yang panas,
lembab, kebersihan diri yang kurang, kegemukan, sosial ekonomi rendah,
pemakaian obat-obatan yang lama, adanya penyakit kronis seperti TBC atau
keganasan, dan penyakit endokrin (diabetes mellitus).
e. Pada
kehidupan sehari-hari, sebaiknya bila udara terasa panas, maka kita harus rajin
menyeka keringat yang menempel di badan.
f. Selain
itu, setelah terkena air, maka sebaiknya segera mengeringkannya, karena jamur
senang dengan tempat yang lembab. Dianjurkan pula untuk menggunakan pakaian,
ataupun handuk secara terpisah antar keluarga.
g. Sebaiknya
pula menjaga keseimbangan berat badan. Sebab, pada orang yang mengalami
kegemukan (obesitas), umumnya lebih banyak mengeluarkan keringat.
h. Pada
pagi hari hingga siang membuka ventilasi jendela kamar, agar sirkulasi udara
dapat berjalan baik dan terkena sinar matahari.
i. Rajin
menjemur kasur, agar bila ada jamur ataupun mikroorganisme patologi bisa mati
terkena terik matahari.
Kolaborasi:
1. Profilaksis
Kekambuhan penyakit ini biasanya terjadi namun dapat
ditangani dengan pengobatan profilaksis.
2.
Agen Topikal
Agen topikal yang efektif untuk mengobati panu
misalnya, (Rekomendasi dari Craig G Burkhart, MD, MPH, seorang profesor klinis
di Medical
College of Ohio at Toledo, Ohio University School of Medicine) :
a. selenium
sulfide lotion, diberikan pada kulit yang terkena panu setiap hari selama
2 minggu. Biarkan obat ini di kulit selama setidaknya 10 menit sebelum dicuci.
Pada kasus yang resisten, pemberian malam hari dapat membantu.
b. sodium sulfacetamide,
c. ciclopiroxolamine,
d. Topical azole antifungals dapat
diaplikasikan setiap malam selama 2 minggu
e. Topical allylamines efektif
secara mikologis dan klinis.
3. Terapi Oral
a.
Ketoconazole. Dosis: 200-mg setiap hari selama 10 hari
dan sebagai dosis tunggal 400 mg.
b. Fluconazole. Dosis: dosis tunggal 150-300 mg setiap
minggu selama 2 - 4 minggu.
c. Itraconazole.
Dosis: 200 mg/hari selama 7 hari.
Terapi
Tradisional
Berikut beberapa ramuan tradisional untuk menyembuhkan panu:
a. Potong satu ujung
lengkuas yang masih segar, lalu celupkan pada bubuk belerang kemudian digosokan
pada kulit yang terkena panu atau kudas. Lakukan rutin dua kali
sehari
b. Tumbuk halus satu
lembar daun tembakau, kemudia dioleskan pada kulit yang terserang panu atau
kudas. Lakukan secara teratur dua kali
dalam satu hari.
c. Ambil tiga butir bawang putih dan lima lembar daun jinten, lala ditumbuk halus. Beri
minyak kelapa secukupnya, aduk hingga merata. Oleskan pada kulit yang terkena
panu dan atau kudas. Oleskan dua kali
sehari
REFERENSI
- Harahap Marwali. Ilmu Penyakit Kulit. 2000. Jakarta.
EGC
- Djuanda, adhi. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 2007. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
- Mansjoer Arif.dkk. Kapita Selekta Kedokteran. 2000. Media Aesculapius. : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
- Brooks.F.Geo.dkk. Mikrobiologi Kedokteran. 2006. Jakarta. EGC
No comments:
Post a Comment