Monday, June 10, 2013

Kelainan-kelainan dan penyakit-penyakit pada mata

Kelainan-kelainan dan penyakit-penyakit pada mata
Kesibukan sehari-hari, rutinitas kerja, atau sekolah membuat kita hampir tidak mempunyai waktu untuk mengolahragakan (senam) mata dan merawat indera penglihatan kita. Tidak adanya waktu khusus untuk mengurus salah satu dari lima indera ini dapat menyebabkan berbagai kelainan pada mata, diantaranya penyakit rabun dekat, rabun jauh, mata terasa kabur, mata pedih, dan mata merah. Kita sering lupa bahwa tanpa menjaga kesehatan mata maka kemampuannya untuk melihat dan membaca akan berkurang. Pola hidup dan makan yang keliru juga dapat menimbulkan gangguan pada mata. Mata pengidap sakit gula dan penyakit tekanan darah tinggi, kemungkinan akan terkena penyakit katarak, glukoma, dan retinopati (kerusakan pada selaput jala mata) dapat saja terjadi.

Secara alami kualitas indera penglihatan mata sedikit demi sedikit akan mengalami penurunan seiring pertambahan usia. Salah satu penyebabnya adalah sinar matahari yang dapat merusak lensa mata.

Kelainan dan penyakit pada mata bisa mempengaruhi penglihatan. Kejernihan penglihatan atau ketajaman visual berkisar dari kemampuan penglihatan penuh sampai tanpa penglihatan sama sekali. Apabila ketajaman menurun maka penglihatan menjadi kabur. Ketajaman penglihatan biasanya diukur dengan skala yang membandingkan penglihatan seseorang pada jarak 20 kaki dengan seseorang yang memiliki ketajaman penuh. Sebagai contoh visual 20/20, artinya seseorang melihat benda pada jarak 20 kaki dengan ketajaman penuh. Sementara visual 20/200 memiliki arti bahwa seseorang melihat benda pada jarak 20 kaki dan dengan ketajaman penuh benda tersebut terlihat pad jarak 200 kaki.

a. Rabun jauh
rabun jauh juga sering dikenal dengan istilah myopia, mata minus, buta jauh, atau cadok. Mata dikatakan rabun jauh bila hanya memiliki daya penglihatan jarak pendek, sedangkan objek pada jarak jauh tidak bisa dilihat. Mata minus diakibatkan oleh lensa mata yang terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan objek atau benda jatuh di depan retina. Objek pada jarak pendek terlihat jelas, sementara objek jarak jauh terlihat kabur karena mata terlalu panjang dan gambaran terfokus di depan retina, bukan tepat pada retina. Apabila kelainan bersifat ringan, disebut dengan miopia rendah; sedangkan bila bersifat berat, disebut miopia tinggi. Miopia tinggi memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya pelepasan retina. Apabila retina lepas maka satu-satunya cara untuk memperbaikinya yaitu pembedahan.

b. Rabun dekat (Hipermetropia)
Rabun dekat juga dikenal dengan istilah hipermetropia, mata plus, atau buta dekat. Mata dikatakan rabun dekat bila mata memiliki daya penglihatan jarak jauh, tetapi tidak mempu melihat objek pada jarak dekat. Mata plus (+) memiliki bola mata lebih pendek daripada mata normal akibat dari lensa mata tidak menjadi cembung. Bayangan objek atau benda jatuh dibelakang retina sehigga objek jarak dekat terlihat kabur. Kelainan penglihatan ini dapat dikoreksi menggunakan lensa cembung yang dapat mengumpulkan cahaya. Hipermetropia dapat juga bersifat menurun. Bayi dan anak-anak cenderung mengalami hipermetropia ringan, sejalan dengan pertumbuhan dan bertambah panjangnya mata, hipermetropia semakin berkurang.

c. Rabun senja ( Xeropthalmia)
Rabun senja disebut juga dengan istilah xeropthalmia, buta ayam, mata ayam, atau mata malam. Penyakit rabun senja timbul, terutama akibat kekurangan vitamin A atau retinol pada mata dan hati yang merupakan tempat cadangan vitamin A. Upaya untuk menguranginya bisa dilakukan dengan mengkonsumsi lemak karena dapat membantu melarutkan dan menyerap vitamin A di dalam usus. Umumnya, makanan untuk anak-anak usia prasekolah di Negara tropis memiliki kandungan lemak yang sangat rendah sehingga dapat menimbulkan risiko kekurangan vitamin A, zat besi dan vitamin E yang merupakan mineral dan vitamin yang mempunyai keterkaitan penting dalam ketersediaan vitamin A di dalam tubuh.

Apabila malam telah tiba, penderita penyakit rabun senja kesulitan untuk melihat lingkungan di sekelilingnya, terutama di tempat gelap. Tahap berikutnya yang akan terjadi bila hal ini terus dibiarkan yaitu mata akan menjadi kering, bagian putih mata mengeriput, kemudian diikuti dengan timbulnya bercak-bercak kecil di mata seperti busa. Penyakit ini harus diobati secepat mungkin, di antaranya dengan mengkosumsi makanan dan minuman yang banyak mengandung vitamin A, apabila terlambat maka mata dapat melunak, selaput bening mata mencair, dan mata dapat pecah.

d. Radang selaput ikat mata (trachoma)
Trachoma adalah radang selaput ikat mata (konjungtivitis) yang bersifat menular. Penyakit ini disebabkan oleh virus. Gejala yang muncul dari penyakit ini yaitu adanya butir-butir kecil di mata sehingga selaput ikat mata tampak merah dan kasar. Pada tahap awal, penyakit ini mudah diobati, sedangkan bila sudah parah dapat mengakibatkan kebutaan. Gejala-gejala yang timbul pada penyakit trachoma sebagai berikut.
  • Mata merah, terasa kering, pedih, dan gatal
  • Air mata banyak keluar dan sesekali bernanah
  • Mata terasa ingin selalu digosok atau dikucek
  • Bulu mata melekat pada saat tidur karena air mata bercampur dengan nanah.

Apabila gejala-gejala tersebut terjadi maka untuk mencegah penyakit trachoma semakin parah, setidaknya pencegahan harus memperhatikan beberapa anjuran berikut ini.
  • Jangan menggunakan sapu tangan dan handuk mandi bersama orang lain untuk mencegah penularan.
  • Banyak istirahat dan makan makanan yang mengandung vitamin A.
  • Rajin memakai obat tetes mata sesuai anjuran.
  • Rajin merambang mata dengan obat rambang mata.
  • Jangan menggosok, mengucek, atau menggaruk mata karena bisa memperparah kondisi mata.

e. Kekeruhan lensa mata (katarak)
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan. Penyakit katarak disebabkan oleh lensa mata buram dan tidak elastis. Hal ini akibat terjadi pengapuran pada lensa mata sehingga daya penglihatan mata berkurang. Proses alami metabolisme, yaitu radikal bebas juga menyebabkan kerusakan lensa mata. Apabila tidak dinetralisir oleh antioksidan, oksidasi yang terlalu lama berpeluang merusak lipid, protein, dan komponen lensa mata lainnya. akibatnya, lensa semakin keruh (buram) yang semula transparan. Pada banyak kasus, penyebab katarak tidak diketahui. Penyakit katarak biasanya menimpa orang lanjut usia, tetapi bisa juga menimpa orang muda dan bisa bersifat lainnya.

Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya. faktor-faktor lainnya yang memicu timbulnya penyakit katarak di antaranya sebagai berikut :
  • Penyakit peradangan dan metabolik, misalnya diabetes mellitus.
  • Kekurangan vitamin A, B1, B2 dan C
  • Mengonsumsi makanan panas atau dingin yang berlebihan
  • Kadar kalsium darah yang rendah
  • Pemakaian obat-obatan tertentu (kontikosteroid) dalam jangka panjang.
  • Faktor lingkungan, seperti trauma, penyinaran, dan sinar ultraviolet.
  • Cedera mata

Pencegahan utama penyakit katarak dilakukan dengan mengontrol penyebab yang berhubungan dengan katarak dan menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya katarak. Cara pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya menggunakan kaca mata hitam ketika berada di ruangan pada siang hari. Cara ini bisa mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata. Selain itu, berhenti merokok juga bisa mengurangi risiko terjadinya katarak

f. Mata tua (presbiopia)
Pada usia muda, lensa mata lebih lunak dan lentur sehingga bentuknya bisa berubah-rubah guna memfokuskan objek dekat atau jauh. Setelah berusia 40 tahun, lensa menjadi lebih kaku. Lensa tidak dapat dengan mudah mengubah bentuknya sehingga lebih sulit untuk membaca pada jarak dekat.

Mata tua atau presbiopia disebabkan oleh berkurangnya elastisitas lensa mata karena faktor usia. Dengan kata lain, mata tua merupakan kemunduran daya penglihatan karena faktor usia, presbiopia bisa terjadi bersamaan dengan miopia, hipermetropia, maupun astigmata.

Penyakit presbiopia dapat diatasi atau dikoreksi menggunakan lensa rangkap atau bifokus. Kacamata ini memiliki dua lensa, yaitu untuk membaca dipasang di bawah dan untuk melihat jarak jauh dipasang di atas. Apabila penglihatan jarak jauh masih baik, bisa digunakan kacamata baca yang dijual bebas.

g. Silindris (Astigmata)
Kornea merupakan jendela mata. Kornea yang normal berbentuk bundar dan licin, seperti halnya bola basket. Astigmata atau silinder disebabkan oleh permukaan kornea atau lensa mata yang tidak sama. Pada astigmatis, kornea lebih melengkung ke salah satu arah, berbentuk oval. Dengan demikian, fokusnya tidak sama sehingga bayangan benda yang terbentuk menjadi berbeda. Astigmatis menyebabkan distorsi atau pandangan kabur pada objek jarak dekat maupun jauh.

Penglihatan penderita hampir menyerupai penglihatan di rumah kaca, di mana seseorang terlihat terlalu tinggi, terlalu lebar, atau terlalu kurus. Astigmatis bisa ditemukan bersama-sama dengan miopia maupun hiper metropia. Astigmatis dikoreksi dengan menggunakan lensa silindris (silinder). Seringkali, orang menyebut penyakit mata ini dengan silinder.

h. Mata Juling (Strabismus)
Mata juling atau strabismus terjadi karena salah satu iris mata tidak berada di tengah sehingga kedua mata tidak sama arahnya bila melihat suatu objek. Apabila terjadi pada orang dewasa, penderita strabismus akan melihat dua objek yang berbeda sehingga gambar yang terlihat tampak kabur. Apabila terserang sejak lahir maka mata penderita strabismus dapat menyesuaikan diri untuk melihat satu objek atau gambar. Beberapa penyebab mata juling antara lain sebagai berikut :
  • Pada orang dewasa, kemungkinan mata juling terjadi karena tumor yang menekan saraf mata, seperti tumor kelenjar pituitari.
  • Pada bayi, kemungkinan mata juling terjadi karena kedua otot tidak dapat bekerja sama dengan baik atau salah satu otot matanya lumpuh.

i. Glukoma
Glukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan. Penyakit glukoma ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam, sehingga aliran cairan mata terbendung. Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada saraf optikus dan penurunan fungsi penglihatan. Apabila penyakit ini tidak segera diobati maka akan mengakibatkan kebutaan.

Terdapat empat jenis glukoma, yaitu sebagai berikut :
  • Glukoma sudut terbuka (glukoma mendadak) sering terjadi setelah usia mencapai 35 tahun, tetapi kadang terjadi juga pada anak-anak. Penyakit ini cenderung bersifat menurun dan paling sering ditemukan pada penderita diabetes mellitus atau miopia.
  • Glukoma sudut tertutup (glukoma menahun). Kelainan ini terjadi karena adanya tekanan dalam bola mata yang meningkat, yaitu terdapat saluran yang menghubungkan bilik depan dengan bilik belakang. Kedua bilik berisi cairan sehingga terbendung. Oleh karenanya, tekanan di dalam bilik meningkat dan mengakibatkan selaput bening (kornea) mata menjadi rusak. Serangan penyakit ini bisa dipicu oleh pemakaian tetes mata yang melebarkan pupil atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu. Penyebab lainnya adalah menulis, membaca, dan menonton di tempat gelap; hambatan pada pupil; dan marah yang berlebihan.
  • Glukoma sekunder, kelainan ini terjadi bila mata mengalami kerusakan akibat infeksi, peradangan, tumor, katarak yang meluas, serta penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik anterior. Penyebab yang sering ditemukan adalah uveitis. Di samping itu, juga bisa disebabkan oleh adanya penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata, dan pendarahan dalam mata.
  • Glukoma kongenitalis, kelainan ini sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan pada saluran humor aqueus.

Keempat jenis glukoma ini, ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam bola mata dan semuanya bisa menyebabkan kerusakan saraf optikus yang progresif.

j. Hordeolum
Hordeolum atau biasa disebut bintil, bintilan, radang kelopak mata, atau style. Merupakan suatu infeksi pada satu atau beberapa kelenjar di tepi atau di bawah kelopak mata. Penyebabnya adalah infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang disebabkan oleh bakteri dari kulit, biasanya disebabkan oleh bakteri stafilokokus.

k. Diplopia
Diplopia disebut juga penglihatan kembar atau penglihatan ganda. Biasanya, penyakit ini disebabkan oleh gangguan koordinasi otot pada kedua mata sehingga bayangan objek tidak jatuh pada kedua retina secara bersamaan. Penyebab lainnya yaitu kemungkinan adanya gejala katarak, kekeruhan lensa mata, atau salah satu otot mata lemah (lumpuh).

No comments:

Post a Comment