Friday, June 7, 2013

Keterampilan menulis dan karya tulis ilmiah

Keterampilan menulis dan karya tulis ilmiah 
Sasaran Belajar 
Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa dapat : 
  1. menjelaskan perbedaan pengertian keterampilan menulis dalam arti sempit dan dalam arti luas. 
  2. menulis di papan tulis dan di buku dengan tulisan tangan secara benar. 
  3. menganalisis kesulitan menulis dengan tulisan tangan di papan tulis dan di buku 
  4. menjelaskan perlunya guru memiliki keterampilan menulis karya ilmiah kaitannya dengan pengembangan profesi guru SD 
Pendahuluan 
sesuai dengan namanya, mata kuliah ini sangat menekankan dimilikinya keterampilan nyata oleh mahasiswa PGSD dalam menulis, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Pada bab ini mahasiswa dilatih agar memiliki keterampilan menulis dalam arti sempit, yaitu mulai dari terampil menuliskan huruf-huruf secara benar di buku atau di papan tulis, sampai terampil menuangkan pikirannya dalam bahasa tulis sesuai EYD. Maka target kompetensi yang perlu dimiliki oleh setiap mahasiswa PGSD adalah agar dapat memiliki tulisan yang baik dan benar dan dapat mengajarkan kepada siswa tentang cara menulis yang baik dan benar. Sebagai pedoman baku dalam berlatih menulis, mahasiswa agar mengacu kepada buku “Belajar Membaca dan Menulis Permulaan” 

1. Membuat Karya Tulis Ilmiah, Tidak Sulit 
Jika disebutkan ‘keterampilan menulis’, bukan berarti hanya berhubungan dengan cara atau teknik yang digunakan untuk mela­kukan pekerjaan menulis agar diperoleh bentuk tulisan yang rapih. Dalam pengertian sempit ‘keterampilan menulis’ hanya berarti keca­kapan yang perlu dimiliki seseorang untuk dapat menulis huruf-huruf atau angka yang benar, rapih, dan indah dengan menggunakan pena, kapur, atau alat tulis lainnya. Sedangkan dalam pengertian yang luas, ‘keterampilan menulis’ bukan sekedar kecakapan menuliskan huruf atau angka secara indah. Keterampilan menulis agar mencakup ke­mam­puan (1) sekedar menuang­kan buah pikirannya dan isi hatinya ke dalam tulisan yang baik dan benar; dan (2) melakukan karya tulis ilmiah, dapat berupa artikel, hasil penelitian ilmiah, kajian ilmiah, atau karya tulis ilmiah lainnya. 

Banyak orang mengatakan bahwa menulis atau membuat tulisan dalam arti yang memiliki kadar ilmiah, yaitu yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, adalah sulit. Sebenarnya tidak demikian, jika kita memiliki jiwa yang optimistis, bukan pesimistis. Mari kita ikuti motto yang mengatakan bahwa orang optimis akan memandang sesuatu itu sulit tetapi sangat mungkin untuk dapat dilakukan, tentunya jika mau berusaha mempelajari, menanyakan jika belum paham, melakukan latihan agar dapat melakukannya. Jangan diikuti kata orang pesimistis yang mengatakan bahwa sesuatu itu mungkin dapat dilakukan, tetapi sangat sulit, lalu enggan bertanya, tidak mau mencoba dan melakukan latihannya, apalagi terbawa oleh perasaan malas yang berkepanjangan. 

Memang pada awalnya sering muncul pertanyaan-pertanyaan dari dalam diri sendiri, yang nadanya menyurutkan motivasi (dorongan) dan kemauan yang mulai timbul. Berbagai pertanyaan itu, misalnya “kapan saya akan mulai menulis”, dapatkah saya menulis yang baik, bahan-bahan apa dan bagaimana saya mengumpulkannya?”, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang senada. Menulis tidak dimonopoli oleh mereka yang mempunyai bakat menulis saja, mereka yang tidak mempunyai bakatpun jika mau berlatih, dapat saja hasil tulisannya lebih baik daripada yang berbakat tetapi tidak dikembangkan. Untuk memberi dorongan kepada mereka yang masih ragu-ragu untuk memulai menulis, Imam Syafe’i memberikan dorongan seperti berikut : 

“Menulis adalah keterampilan yang dapat dipelajari. Berbakat menulis saja, tanpa mau berusaha belajar tentu tidak menjamin seseorang akan menjadi penulis yang baik. Seseorang yang berbakat menulis atau tidak berbakat menulis sama-sama mempunyai kesempatan untuk menjadi penulis. Tinggallah kesungguh-sungguhannya dalam belajar menulis yang lebih banyak menentukan keberhasilannya menjadi seorang penulis” 

2. Apakah guru perlu memiliki keterampilan menulis ? 
Untuk mulai melangkah berlatih menulis, mari kita coba dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti ini. Guru sebagai agen pembaharuan, perlu menyiapkan anak didiknya untuk siap bersaing secara ketat di era globalisasi. Guna memenuhi tuntutan ini guru sebagai sumber daya manusia, agar dapat ditingkatkan dan meningkatkan kemampuan di bidang tugas profesionalnya. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah dengan memiliki kemam­puan membuat karya tulis. Membiasakan diri membuat karya tulis ilmiah berarti terjadi proses belajar melakukan pengkajian, meneliti dan melaporkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan bidang tugasnya, selalu mencari cara-cara terbaik agar hasil belajar terus meningkat kualitasnya. 

Di samping itu, untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat jabatan guru, untuk menduduki jabatan Guru Pembina Tk.I (IV/b) sampai dengan Guru Utama (IV/e) diwajibkan memperoleh angka kredit dari bidang pengembangan profesi. Pada petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya dikemukakan bahwa standar prestasi kerja Guru Pembina sampai Guru Utama selain diperoleh dari bidang proses belajar-mengajar juga agar ditambah dengan angka kredit dari bidang pengembangan profesi (Depdikbud, 1993:6). Ketentuan secara rinci seperti dikemukakan dalam petunjuk pelaksanaannya seperti pada Tabel 1 berikut. 

3. Mengapa kita tidak mulai berlatih menulis sejak sekarang juga ? 
Salah satu penyakit yang sering hinggap dan akan menghambat kemajuan adalah sering mengulur-ulur waktu, menunda-nunda peker­jaan. Untuk jenis penyakit atau kebiasaan buruk ini agar ditangkal dengan tindakan lakukan/selesaikan sesuatu itu hari ini juga jika memang dapat, jangan tunggu hari esok, karena besok mungkin akan datang sesuatu lain yang juga perlu diselesaikan. Jangan tunggu sampai semua orang sudah pandai menulis, mulailah belajar menulis dari hari ini juga, jika masih ada kesalahan adalah hal yang wajar, sebab tidak akan pandai jika takut akan datangnya kesalahan, asalkan kesalahan itu tak disengaja. 

4. Dari mana saya harus memulai menulis ? 
Prinsip-prinsip belajar antara lain mengatakan bahwa mulailah belajar dari yang mudah baru mengarah kepada yang sulit-sulit, mulailah dari yang sederhana menuju ke arah yang rumit. Dapat saja dimulai dari membuat karangan sebelum membuat artikel. Berikutnya membuat makalah hasil penelitian atau suatu ulasan, dan yang kadarnya lebih sulit membuat karya tulis ilmiah hasil penelitian. Pada bab-bab berikut akan dibahas secara rinci bagaimana guru harus membuat karya tulis ilmiah dalam kaitannya dengan pengembangan kemampuan profe­sinya. 

5. Penulis perlu memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar 
Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan dinyatakan mulai berlaku sejak tanggal 17 Agustus 1972. Tetapi diberbagai media cetak ternyata masih sering dijumpai kesalahan penggunaan bahasa Indonesia, umumnya dikarenakan penulis yang kurang cermat, seperti penggunaan istilah yang kurang tepat, pemenggalan kata yang tidak mengindahkan kaidahnya, dan sebagainya. Kondisi ini masih sering mengundang datangnya kritik yang ditujukan kepada para penulis, juga kepada para guru di sekolah. 

Kemampuan guru dalam membuat karya tulis ilmiah saat ini masih rendah, ini antara lain terlihat masih sangat sedikitnya karya guru yang dimuat di mass media cetak, baik terbitan ibukota atau daerah. Pada mahasiswa PGSD baik mahasiswa pra jabatan maupun penyetaraan, masih sering dijumpai kurang tepatnya penulisan kata-kata tertentu, misalnya terimakasih atau terima kasih, fisik atau pisik, aktivitas atau aktifitas, dan sebagainya. Upaya untuk meningkatkannya juga harus dimulai dengan meningkatkan terus kemampuan menggunakan bahasa Indonesia dalam bahasa tulis. Tanpa adanya kemauan berlatih yang tinggi, sulit kemampuan menulis yang baik dapat dimiliki guru. 

Ringkasan 
Setiap orang yang mengaku dirinya sebagai guru, perlu memiliki keterampilan menulis secara baik dan benar, baik di buku maupun di papan tulis. Tidaklah pantas, jika ada guru tulisannya jelek. Di samping itu mereka agar dapat mengajarkan cara menulis yang baik dan benar kepada para siswanya. Untuk pengembangan profesinya, para guru juga dituntut agar dapat membuat karya tulis ilmiah.

No comments:

Post a Comment