Thursday, June 20, 2013

PERSIAPAN PRE ANESTESI

PERSIAPAN PRE ANESTESI
Persiapan praanestesi meliputi:
1.      Mengumpulkan data
2.      Menentukan masalah yang ada pada pasien sesuai data
3.      Meramalkan kemungkinan penyulit yang akan terjadi
4.      Melakukan persiapan untuk mencegah penyulit yang akan terjadi
5.      Menentukan status fisik pasien
6.      Menentukan tindakan anestesi

Anamnesis
-          riwayat anestesi dan operasi sebelumnya.
-          riwayat penyakit sistemik (diabetes melitus, hipertensi, kardiovaskuler, TB, asma)
-          pemakaian obat tertentu, seperti antidiabetik, antikoagulan, kortikosteroid, antihipertensi secara teratur. Dua obat terakhir harus diteruskan selama operasi dan anestesi, sedangkan obat yang lain harus dimodifikasi.
-          riwayat diet (kapan makan atau minum terakhir. jelaskan perlunya puasa sebelum operasi)
-          kebiasaan-kebiasaan pasien (perokok berat, pemakai alkohol atau obat-obatan)
-          Riwayat penyakit keluarga

Pemeriksaan Fisik
berpatokan pada B6:
1.      Breath
keadaan jalan nafas, bentuk pipi dan dagu, mulut dan gigi, lidah dan tonsil. Apakah jalan nafas mudah tersumbat? Apakah intubasi akan sulit? Apakah pasien ompong atau menggunakan gigi palsu atau mempunyai rahang yang kecil yang akan mempersulit laringoskopi? Apakah ada gangguan membuka mulut atau kekakuan leher? Apakah ada pembengkakan abnormal pada leher yang mendorong saluran nafas bagian atas?
Tentukan pula frekuensi nafas, tipe napas apakah cuping hidung, abdominal atau torakal, apakah terdapat nafas dengan bantuan otot pernapasan (retraksi kosta). Nilai pula keberadaan ronki, wheezing, dan suara nafas tambahan (stridor).
2.      Blood
Tekanan nadi, pengisian nadi, tekanan darah, perfusi perifer. Nilai syok atau perdarahan. Lakukan pemeriksaan jantung
3.      Brain
GCS. adakah kelumpuhan saraf atau kelainan neurologist. Tanda-tanda TIK
4.      Bladder
produksi urin. pemeriksaan faal ginjal
5.      Bowel
Pembesaran hepar. Bsing usus dan peristaltik usus. cairan bebas dalam perut atau massa abdominal?
6.      Bone
kaku kuduk atau patah tulang? Periksa bentuk leher dan tubuh. klainan tulang belakang?

Pemeriksaan Laboratorium Dan Radiologi
  1. Pemeriksaan standar yaitu darah rutin (kadar hemoglobin, leukosit, bleeding time, clothing time  atau APTT & PPT)
  2. Pemeriksaan kadar gula darah puasa
  3. Liver function test
  4. Renal function test
  5. Pemeriksaan foto toraks
  6. Pemeriksaan pelengkap atas indikasi seperti gula darah 2 jam post prandial, pemeriksaan EKG untuk pasien > 40 tahun
  7. Pada operasi besar dan mungkin bermasalah periksa pula kadar albumin, globulin, elektrolit darah, CT scan, faal paru, dan faal hemostasis.


Persiapan Penyulit yang Akan Terjadi
Penyakit Kardiovaskular
  • Resiko serius à Terapi oksigen dan pemantauan EKG harus diteruskan sampai pasca operasi.
  • Zat anestesi membuat jantung sensitive terhadap kerja katekolamin yang dilepaskan. Selanjutnya dapat terjadi kemunduran hemodinamik dan dapat terjadi aritmia, takikardi ventricular sampai fibrilasi ventricular.
  • Pada pasien dengan gagal jantung perfusi organ menjadi buruk. Ambilan gas dan uap ihalasi terhalangi.
  • Pada pasien hipertensi, terapi antihipertensi harus diteruskan sepanjang operasi. Bahaya hipertensi balik dengan resiko gangguan kardiovaskular setelah penghentian obat jauh lebih berat diandingkan dengan resiko karena meneruskan terapi.

Penyakit Pernafasan
  • Penyakit saluran nafas dan paru-paru mempengaruhi oksigenasi, eliminasi karbondioksida, ambilan gas-gas inhalasi dan meningkatkan insidens infeksi pascaoperasi.
  • Bronkospasme berat yang mengancam jiwa kadang-kadang timbul pada pasien asma atau pecandu nikotin.
  • Penundaan operasi elektif pada pasien yang menderita infeksi saluran nafas atas karena efek obat sedative dan atropine, dan penurunan respons imunologi yang terjadi karena anestesi umum dapat meningkatkan resiko infeksi dada pascaoperasi

Diabetes Mellitus
hampir semua obat anestesi bersifat meningkatkan glukosa darah. Penderita diabetes yang tidak stabil seharusnya tidak dianestesi untuk pembedahan elektif, kecuali jika kondisi bedah itu sendiri merupakan penyebab ketidakstabilan tersebut.

Penyakit Hati
Metabolisme obat-obatan anestesi akan terganggu akibat adanya gagal hati. Obat-obatan analgesic dan sedative juga menjadi memiliki masa kerja yang panjang karena metabolisme oleh otak juga berubah karena penyakit hati.
Anestesi pada pasien ikterus mempunyai dua resiko nyata. Pertama adalah perdarahan akibat kekurangan protrombin. Resiko yang kedua adalah gagal ginjal akibat bilirubin yang berakumulasi pada tubulus renalis


Persiapan Sebelum Pembedahan
Secara umum, persiapan pembedahan antara lain :
1.      Pengosongan lambung : dengan cara puasa, memasang NGT. Lama puasa pada orang dewasa kira-kira 6-8 jam, anak-anak 4-6 jam, bayi 2 jam (stop ASI). Pada operasi darurat, pasien tidak puasa, maka dilakukan pemasangan NGT untuk dekompresi lambung.
2.      Pengosongan kandung kemih.
2.      Informed consent (Surat izin operasi dan anestesi).
3.      Pemeriksaan fisik ulang
4.      Pelepasan kosmetik, gigi palsu, lensa kontak dan asesori lainnya.
5.      Premedikasi secara intramuskular ½ - 1 jam menjelang operasi atau secara intravena jika diberikan beberapa menit sebelum operasi.

No comments:

Post a Comment