Umumnya wirausahawan tidak mempunyai waktu untuk mempertimbangkan sebanyak mungkin rencana alternatif ketika rencana gagal. Akan tetapi penting bagi wirausahawan untuk fleksibel dan membuat penyesuaian bila diperlukan. Adalah tidak mungkin rencana pemasaran bisa berhasil tepat dengan apa yang diharapkan.
Mengapa rencana-rencana mengalami kegagalan?
Rencana pemasaran mengalami kegagalan karena
berbagai sebab. Pada kenyataannya, kegagalan juga bisa dipertimbangkan dari
segi tingkat kegagalan karena mungkin beberapa tujuan terpenuhi dan yang lain
tidak sepenuhnya terpenuhi. Semua kegagalan rencana akan dinilai oleh manajemen
dan mungkin hanya bergantung pada solvabilitas organisasi. Beberapa alasan
kegagalan yang bisa dikendalikan adalah sebagai berikut :
- Kurangnya rencana nyata. Rencana pemasaran dangkal dan kurangnya rincian substansi, khususnya mengenai tujuan dan sasaran.
- Kurangnya analisis situasi yang memadai. Penting untuk mengetahui dimana anda sekarang, sebelum memutuskan ke mana anda akan pergi. Analisis lingkungan secara seksama bisa menghasilkan tujuan dan sasaran yang tidak bisa diterima.
- Tujuan dan sasaran yang tidak realistis. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman situasi
- Perubahan persaingan yang tidak diantisipasi, kekurangan produk, dan perubahan mendadak. Dengan analisis situasi yang baik, maupun monitoring proses yang efektif, keputusan bersaing bisa dinilai dan diprediksi dengan akurasi tinggi. Kekurangan produk sering terjadi karena tingginya permintaan. Kelangkaan bahan bakar, banjir, dan perang di luar kendali wirausahawan.
Franchising (waralaba)
a. Peluang franchise (waralaba)
Franchise atau waralaba merupakan peluang bagi
wirausahawan untuk masuk dalam usaha dengan memanfaatkan pengalaman,
pengetahuan, dan dukungan dari pemberi franchise. Sering wirausahawan memulai
usaha baru kecil kemungkinan bahwa usahanya akan berhasil. Dengan franchise
wirausahawan akan dilatih dan didukung dalam pemasaran usaha dan akan
menggunakan nama yang telah mempunyai citra yang mapan.
Orang yang menghadapi situasi yang mendesak untuk
memiliki usahanya sendiri mungkin akan merasa bahwa franchise adalah pemecahan
yang paling mudah. Akan tetapi, terdapat beberapa risiko penting pada hal
tersebut di atas.
b. Definisi franchise (waralaba)
`Franchise bisa didefinisikan sebagai persetujuan
dimana perusahaan atau distributor tunggal dari produk yang mempunyai merek
dagang memberikan hak eksklusif kepada perusahaan, distributor atau pengecer
independen dengan imbalan pembayaran royalti dan menyesuaikan diri dengan
prosedur operasi standar. Orang yang menawarkan franchise disebut pemberi
franchise (franchisor) dan merupakan orang yang berpengalaman dalam bisnis
selama beberapa puluh tahun serta memiliki pengetahuan mengenai apa yang
berhasil dan apa yang tidak. Franchise adalah orang yang memberi franchise dan
memberikan peluang untuk masuk dalam usaha baru dengan peluang besar untuk
berhasil.
c. Keuntungan dari franchise (waralaba)
Keuntungan yang paling utama dari franchise adalah
wirausahawan tidak perlu pusing dengan hal yang berkaitan memulai usaha baru.
Pemberi franchise akan memberikan rencana operasi bisnis dengan arah yang
jelas.
Penerima franchise diberikan nasihat atau sebuah
lokasi usaha yang telah ditetapkan. Dalam franchise eceran, seperti Mc Donald,
analisis lokasi dilakukan untuk menjamin bahwa bisnis akan mencapai tujuan yang
ditetapkan. Penilaian keadaan lalu lintas, demografi, pertumbuhan bisnis di
suatu daerah, persaingan, dan lain-lain merupakan bagian integral dari
keputusan dimana akan menempatkan usaha. Sering franchise melibatkan nama yang
telah mapan yang akan memberikan pengakuan langsung dari penerima franchise di
pasar. Hal ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi memberi dorongan untuk
memulai usaha dengan citra positif.
Salah satu tujuan dari pemberian hak usaha adalah
bahwa pemberi hak bisa mendapatkan manfaat dari ekspansi cepat dan luas tanpa
meminjam atau menanggung risiko finansial. Jika pemberi hak memberikan peluang
kuat untuk berhasil, dia juga akan menerima manfaat dari royalti yang diterima
dari penerima franchise. Untuk menjamin tercapainya hal ini, pemberi hak harus
menyediakan akuntansi standar dan prosedur operasional dan mempertahankan
kendali atas perancangan tata ruang, peralatan dan perlengkapan. Kendali
structural sesungguhnya menguntungkan bagi penerima hak karena dia akan
mendapatkan manfaat dari pengalaman dari pemberi hak.
Masing-masing penerima franchise individu tidak
akan mampu memasang iklan secara luas. Akan tetapi dengan penggabungan
9pooling) dimana kontribusi diberikan oleh tiap-tiap penerima hak berdasarkan
volume penjualan, organisasi keseluruhan bisa mengadakan periklanan
besar-besaran untuk memperkuat nama franchise. Penerima franchise individu
kemudian bisa melakukan promosi di daerah mereka sesuai persetujuan yang ada.
d. Jenis-jenis franchise
Pada dasarnya terdapat tiga jenis franchise.
Perbedaan mungkin ada sebagai akibat inovasi baru dalam bidang franchise. Satu
jenis franchise bisa ditemukan dalam industri Mobil. Disini, perusahaan
manufaktur menggunakan hak franchise untuk mendistribusikan hasil produksi
mereka melalui dealer mobil atau sepeda motor. Dealer tersebut berfungsi
sebagai toko eceran dari perusahaan mobil. Dalam beberapa hal dealer tersebut
harus memenuhi kuota yang ditetapkan perusahaan, tetapi sebagaimana halnya
dengan usah franchise, dealer mendapatkan manfaat dari dukungan periklanan dan
manajemen dari perusahaan mobil. Jenis franchise yang paling umum adalah jenis
yang menawarkan nama, citra, metode menjalankan usaha, dan lain-lain, seperti
Mc Donald, Kentucky Fried Chicken, Dunkin’ Donuts.
Banyak perusahaan pemilik franchise yang menawarkan
jasa, seperti agen pribadi, konsultasi pajak pendapatan, dan real estate.
Jasa-jasa tersebut menawarkan nama-nama dan reputasi yang telah mapan sera
metode menjalankan usaha. Dalam beberapa contoh, seperti real estate, penerima
hak sesungguhnya telah mengoperasikan usaha, dan kemudian menjadi anggota
perusahaan pemilik franchise
e. Resiko investasi dalam usaha franchising
Usaha franchising melibatkan banyak risiko yang
harus diketahui oleh para wirausahawan sebelum mereka mempertimbangkan
investasi demikian. Kita mendengar Mc Donald, atau Kentucky Fried Chicken,
namun setiap ada yang berhasil tentu ada yang gagal. Usaha franchising
membutuhkan kerja keras dan tidak cocok untuk orang pasif. Usaha ini
membutuhkan kerja keras karena keputusan usaha seperti penarikan tenaga kerja,
penjadwalan, pembelian dan akuntansi tetap menjadi tanggung jawab pemakai
franchise.
Langkah-langkah yang bisa diambil untuk menurunkan
atau meminimalisasi risiko investasi dalam franchising adalah sebagai berikut :
1.
Melakukan
evaluasi diri.
Wirausahawan
hendaknya melakukan evaluasi diri untuk meyakinkan bahwa memasuki usaha
franchising adalah tepat bagi dirinya. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
berikut akan membentuk menentukan apakah keputusan yang diambil tepat.
- Apakah anda orang yang suka memulai usaha sendiri?
- Apakah anda memiliki kerja sama dengan orang lain?
- Apakah anda mempunyai kemampuan untuk menyediakan kepemimpinan pada mereka yang akan bekerja kepada anda?
- Apakah anda mampu mengorganisasi waktu dan orang-orang yang bekerja dalam bisnis?
- Apakah anda mempunyai inisiatif untuk meneruskan usaha ketika usaha mengalami kenaikan atau penurunan?
- Apakah anda mempunyai kesehatan yang baik?
2.
Meneliti
franchise.
Tidak setiap usaha franchise tepat untuk anda.
Wirausahawan harus mengevaluasi usaha franchise untuk memutuskan mana yang
paling tepat. Sejumlah faktor yang harus dinilai sebelum membuat keputusan
akhir adalah sebagai berikut :
a. Usaha franchise yang mapan dan belum mapan
Terdapat banyak keuntungan dan kerugian dalam
melakukan investasi pada usaha franchise yang mapan atau belum mapan. Investasi
pada usaha franchise yang belum mapan merupakan investasi yang tidak mahal.
Akan tetapi, hal ini diimbangi dengan risiko yang besar. Penerima franchise
mungkin melakukan kesalahan yang berakibat kegagalan usaha. Organisasi konstan
akan menyebabkan kebingungan dan miss-management. Akan tetapi, investasi pada
usaha franchise yang belum mapan merupakan tantangan yang bisa mendatangkan
keuntungan yang besar ketika usaha tumbuh dengan cepat.
Investasi pada usaha franchise yang sudah mapan
akan mengurangi risiko kegagalan, tetapi membutuhkan investasi finansial yang
sangat besar. Akan tetapi, harus diingat bahwa senantiasa ada risiko, bahkan
pada usaha yang sudah mapan.
b.
Stabilitas
finansial dari usah franchise
Pembelian franchise oleh wirausahawan hendaknya
dilakukan sesudah dilakukan penilaian stabilitas finansial dari pemilik
franchise. Terdapat banyak faktor yang akan membantu wirausahawan menentukan
stabilitas dan kemampuan mendatangkan laba dari organisasi usaha franchise
dalam jangka panjang. Pertanyaan berikut bisa ditanyakan oleh penerima franchise
atau ditentukan dari sumber alternatif.
- Berapa banyak franchise dalam organisasi ?
- Bagaimana keberhasilan tiap-tiap anggota organisasi franchise?
- Apakah sebagian besar keuntungan dari franchise merupakan fungsi dari imbalan dari penjualan franchise atau dari royalti yang didasarkan pada keuntungan dari penerima franchise?
- Apakah pemberi franchise mempunyai pakar manajemen dalam bidang produksi, keuangan, dan pemasaran?
Informasi di atas bisa didapatkan dari laporan laba
rugi organisasi franchise, tatap muka dengan pemilik franchise juga bisa
mengungkapkan citra sukses dari organisasi.
c.
Pasar
potensial bagi usah franchise
Adalah penting bagi wirausahawan untuk mengevaluasi
daerah pasar dari mana para pelanggan akan tertarik dengan franchise baru. Satu
cara murah adalah dengan peta komunitas atau daerah setempat dan mencoba
mengevaluasi arus lalu lintas dan demografi penduduk daerah tersebut. Informasi
arus lalu lintas dapat diperoleh dengan mengunjungi daerah tersebut. Arah arus
lalu lintas, kemudahan masuk dalam usaha, dan jumlah arus lalu lintas bisa
diperkirakan dan pengamatan. Demografi daerah ditentukan dari data sensus.
Perlu juga menemukan lokasi pesaing di daerah yang mungkin mempunyai pengaruh
potensial terhadap usaha.
Jika pemberi franchise bersedia dan dana juga
tersedia, akan sangat membantu mengadakan riset pemasaran di daerah pasar.
Sikap dan minat dalam usaha baru bisa dinilai dalam riset pemasaran. Jika
sumber daya tidak tersedia bagi studi riset pemasaran, bisa dilakukan riset
oleh perguruan tinggi setempat sebagai bagian dari proyek studi.
d.
Keuntungan
potensial bagi franchise baru
Sebagaimana halnya dengan usaha pemula, penting
untuk mengembangkan laporan pendapatan, neraca, arus kas Performa. Pemberi hak
hendaknya memberikan proyeksi untuk menghitung informasi yang dibutuhkan.
f. Persetujuan franchise (waralaba)
Kontrak atau persetujuan franchise adalah tahap
akhir untuk menjadi pemakai franchise. Pada tahap ini pengacara yang
berpengalaman dalam franchise sangat diperlukan. Persetujuan ini berisi semua
persyaratan spesifik dan kewajiban dari pemakai franchise. Hal-hal seperti
eksklusifitas daerah pemasaran akan melindungi pemakai franchise dari pesaing
yang memiliki franchise sama. Syarat-syarat yang bisa diperbarui akan
menunjukkan panjang kontak dan persyaratan untuk memperbaharuinya. Persyaratan
finansial akan menentukan harga dari franchise, jadwal pembayaran, royalti yang
harus dibayar, dan lain-lain. Pemutusan perjanjian finansial hendaknya
menunjukkan syarat-syarat apa yang akan terjadi jika usaha dari pemakai
franchise mengalami kebangkrutan. Masalah-masalah pemutusan perjanjian
franchise biasanya sering mendatangkan perkara hukum dibanding persoalan lain
dalam franchising. Oleh karena itu syarat-syarat yang ditetapkan di atas
hendaknya memberikan nilai pasar yang wajar jika pemakai franchise ingin
menjualnya.
No comments:
Post a Comment