Tuesday, July 9, 2013

Perencanaan Kontingensi

Perencanaan Kontingensi
Umumnya wirausahawan tidak mempunyai waktu untuk mempertimbangkan sebanyak mungkin rencana alternatif ketika rencana gagal. Akan tetapi penting bagi wirausahawan untuk fleksibel dan membuat penyesuaian bila diperlukan. Adalah tidak mungkin rencana pemasaran bisa berhasil tepat dengan apa yang diharapkan.
Mengapa rencana-rencana mengalami kegagalan?
Rencana pemasaran mengalami kegagalan karena berbagai sebab. Pada kenyataannya, kegagalan juga bisa dipertimbangkan dari segi tingkat kegagalan karena mungkin beberapa tujuan terpenuhi dan yang lain tidak sepenuhnya terpenuhi. Semua kegagalan rencana akan dinilai oleh manajemen dan mungkin hanya bergantung pada solvabilitas organisasi. Beberapa alasan kegagalan yang bisa dikendalikan adalah sebagai berikut :
  1. Kurangnya rencana nyata. Rencana pemasaran dangkal dan kurangnya rincian substansi, khususnya mengenai tujuan dan sasaran.
  2. Kurangnya analisis situasi yang memadai. Penting untuk mengetahui dimana anda sekarang, sebelum memutuskan ke mana anda akan pergi. Analisis lingkungan secara seksama bisa menghasilkan tujuan dan sasaran yang tidak bisa diterima.
  3. Tujuan dan sasaran yang tidak realistis. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman situasi
  4. Perubahan persaingan yang tidak diantisipasi, kekurangan produk, dan perubahan mendadak. Dengan analisis situasi yang baik, maupun monitoring proses yang efektif, keputusan bersaing bisa dinilai dan diprediksi dengan akurasi tinggi. Kekurangan produk sering terjadi karena tingginya permintaan. Kelangkaan bahan bakar, banjir, dan perang di luar kendali wirausahawan.
Franchising (waralaba)
a.       Peluang franchise (waralaba)
Franchise atau waralaba merupakan peluang bagi wirausahawan untuk masuk dalam usaha dengan memanfaatkan pengalaman, pengetahuan, dan dukungan dari pemberi franchise. Sering wirausahawan memulai usaha baru kecil kemungkinan bahwa usahanya akan berhasil. Dengan franchise wirausahawan akan dilatih dan didukung dalam pemasaran usaha dan akan menggunakan nama yang telah mempunyai citra yang mapan.
Orang yang menghadapi situasi yang mendesak untuk memiliki usahanya sendiri mungkin akan merasa bahwa franchise adalah pemecahan yang paling mudah. Akan tetapi, terdapat beberapa risiko penting pada hal tersebut di atas.
b.      Definisi franchise (waralaba)
`Franchise bisa didefinisikan sebagai persetujuan dimana perusahaan atau distributor tunggal dari produk yang mempunyai merek dagang memberikan hak eksklusif kepada perusahaan, distributor atau pengecer independen dengan imbalan pembayaran royalti dan menyesuaikan diri dengan prosedur operasi standar. Orang yang menawarkan franchise disebut pemberi franchise (franchisor) dan merupakan orang yang berpengalaman dalam bisnis selama beberapa puluh tahun serta memiliki pengetahuan mengenai apa yang berhasil dan apa yang tidak. Franchise adalah orang yang memberi franchise dan memberikan peluang untuk masuk dalam usaha baru dengan peluang besar untuk berhasil.
c.       Keuntungan dari franchise (waralaba)
Keuntungan yang paling utama dari franchise adalah wirausahawan tidak perlu pusing dengan hal yang berkaitan memulai usaha baru. Pemberi franchise akan memberikan rencana operasi bisnis dengan arah yang jelas.
Penerima franchise diberikan nasihat atau sebuah lokasi usaha yang telah ditetapkan. Dalam franchise eceran, seperti Mc Donald, analisis lokasi dilakukan untuk menjamin bahwa bisnis akan mencapai tujuan yang ditetapkan. Penilaian keadaan lalu lintas, demografi, pertumbuhan bisnis di suatu daerah, persaingan, dan lain-lain merupakan bagian integral dari keputusan dimana akan menempatkan usaha. Sering franchise melibatkan nama yang telah mapan yang akan memberikan pengakuan langsung dari penerima franchise di pasar. Hal ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi memberi dorongan untuk memulai usaha dengan citra positif.
Salah satu tujuan dari pemberian hak usaha adalah bahwa pemberi hak bisa mendapatkan manfaat dari ekspansi cepat dan luas tanpa meminjam atau menanggung risiko finansial. Jika pemberi hak memberikan peluang kuat untuk berhasil, dia juga akan menerima manfaat dari royalti yang diterima dari penerima franchise. Untuk menjamin tercapainya hal ini, pemberi hak harus menyediakan akuntansi standar dan prosedur operasional dan mempertahankan kendali atas perancangan tata ruang, peralatan dan perlengkapan. Kendali structural sesungguhnya menguntungkan bagi penerima hak karena dia akan mendapatkan manfaat dari pengalaman dari pemberi hak.
Masing-masing penerima franchise individu tidak akan mampu memasang iklan secara luas. Akan tetapi dengan penggabungan 9pooling) dimana kontribusi diberikan oleh tiap-tiap penerima hak berdasarkan volume penjualan, organisasi keseluruhan bisa mengadakan periklanan besar-besaran untuk memperkuat nama franchise. Penerima franchise individu kemudian bisa melakukan promosi di daerah mereka sesuai persetujuan yang ada.
d.      Jenis-jenis franchise
Pada dasarnya terdapat tiga jenis franchise. Perbedaan mungkin ada sebagai akibat inovasi baru dalam bidang franchise. Satu jenis franchise bisa ditemukan dalam industri Mobil. Disini, perusahaan manufaktur menggunakan hak franchise untuk mendistribusikan hasil produksi mereka melalui dealer mobil atau sepeda motor. Dealer tersebut berfungsi sebagai toko eceran dari perusahaan mobil. Dalam beberapa hal dealer tersebut harus memenuhi kuota yang ditetapkan perusahaan, tetapi sebagaimana halnya dengan usah franchise, dealer mendapatkan manfaat dari dukungan periklanan dan manajemen dari perusahaan mobil. Jenis franchise yang paling umum adalah jenis yang menawarkan nama, citra, metode menjalankan usaha, dan lain-lain, seperti Mc Donald, Kentucky Fried Chicken, Dunkin’ Donuts.
Banyak perusahaan pemilik franchise yang menawarkan jasa, seperti agen pribadi, konsultasi pajak pendapatan, dan real estate. Jasa-jasa tersebut menawarkan nama-nama dan reputasi yang telah mapan sera metode menjalankan usaha. Dalam beberapa contoh, seperti real estate, penerima hak sesungguhnya telah mengoperasikan usaha, dan kemudian menjadi anggota perusahaan pemilik franchise
e.       Resiko investasi dalam usaha franchising
Usaha franchising melibatkan banyak risiko yang harus diketahui oleh para wirausahawan sebelum mereka mempertimbangkan investasi demikian. Kita mendengar Mc Donald, atau Kentucky Fried Chicken, namun setiap ada yang berhasil tentu ada yang gagal. Usaha franchising membutuhkan kerja keras dan tidak cocok untuk orang pasif. Usaha ini membutuhkan kerja keras karena keputusan usaha seperti penarikan tenaga kerja, penjadwalan, pembelian dan akuntansi tetap menjadi tanggung jawab pemakai franchise.
Langkah-langkah yang bisa diambil untuk menurunkan atau meminimalisasi risiko investasi dalam franchising adalah sebagai berikut :

1.        Melakukan evaluasi diri.
 Wirausahawan hendaknya melakukan evaluasi diri untuk meyakinkan bahwa memasuki usaha franchising adalah tepat bagi dirinya. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut akan membentuk menentukan apakah keputusan yang diambil tepat.

  • Apakah anda orang yang suka memulai usaha sendiri?
  •  Apakah anda memiliki kerja sama dengan orang lain?
  •  Apakah anda mempunyai kemampuan untuk menyediakan kepemimpinan pada mereka yang akan bekerja kepada anda?
  • Apakah anda mampu mengorganisasi waktu dan orang-orang yang bekerja dalam bisnis?
  • Apakah anda mempunyai inisiatif untuk meneruskan usaha ketika usaha mengalami kenaikan atau penurunan?
  • Apakah anda mempunyai kesehatan yang baik?
2.        Meneliti franchise.
Tidak setiap usaha franchise tepat untuk anda. Wirausahawan harus mengevaluasi usaha franchise untuk memutuskan mana yang paling tepat. Sejumlah faktor yang harus dinilai sebelum membuat keputusan akhir adalah sebagai berikut :
a. Usaha franchise yang mapan dan belum mapan
Terdapat banyak keuntungan dan kerugian dalam melakukan investasi pada usaha franchise yang mapan atau belum mapan. Investasi pada usaha franchise yang belum mapan merupakan investasi yang tidak mahal. Akan tetapi, hal ini diimbangi dengan risiko yang besar. Penerima franchise mungkin melakukan kesalahan yang berakibat kegagalan usaha. Organisasi konstan akan menyebabkan kebingungan dan miss-management. Akan tetapi, investasi pada usaha franchise yang belum mapan merupakan tantangan yang bisa mendatangkan keuntungan yang besar ketika usaha tumbuh dengan cepat.
Investasi pada usaha franchise yang sudah mapan akan mengurangi risiko kegagalan, tetapi membutuhkan investasi finansial yang sangat besar. Akan tetapi, harus diingat bahwa senantiasa ada risiko, bahkan pada usaha yang sudah mapan.
b.      Stabilitas finansial dari usah franchise
Pembelian franchise oleh wirausahawan hendaknya dilakukan sesudah dilakukan penilaian stabilitas finansial dari pemilik franchise. Terdapat banyak faktor yang akan membantu wirausahawan menentukan stabilitas dan kemampuan mendatangkan laba dari organisasi usaha franchise dalam jangka panjang. Pertanyaan berikut bisa ditanyakan oleh penerima franchise atau ditentukan dari sumber alternatif.

  • Berapa banyak franchise dalam organisasi ?
  • Bagaimana keberhasilan tiap-tiap anggota organisasi franchise?
  • Apakah sebagian besar keuntungan dari franchise merupakan fungsi dari imbalan dari penjualan franchise atau dari royalti yang didasarkan pada keuntungan dari penerima franchise?
  • Apakah pemberi franchise mempunyai pakar manajemen dalam bidang produksi, keuangan, dan pemasaran?
Informasi di atas bisa didapatkan dari laporan laba rugi organisasi franchise, tatap muka dengan pemilik franchise juga bisa mengungkapkan citra sukses dari organisasi.

c.       Pasar potensial bagi usah franchise
Adalah penting bagi wirausahawan untuk mengevaluasi daerah pasar dari mana para pelanggan akan tertarik dengan franchise baru. Satu cara murah adalah dengan peta komunitas atau daerah setempat dan mencoba mengevaluasi arus lalu lintas dan demografi penduduk daerah tersebut. Informasi arus lalu lintas dapat diperoleh dengan mengunjungi daerah tersebut. Arah arus lalu lintas, kemudahan masuk dalam usaha, dan jumlah arus lalu lintas bisa diperkirakan dan pengamatan. Demografi daerah ditentukan dari data sensus. Perlu juga menemukan lokasi pesaing di daerah yang mungkin mempunyai pengaruh potensial terhadap usaha.
Jika pemberi franchise bersedia dan dana juga tersedia, akan sangat membantu mengadakan riset pemasaran di daerah pasar. Sikap dan minat dalam usaha baru bisa dinilai dalam riset pemasaran. Jika sumber daya tidak tersedia bagi studi riset pemasaran, bisa dilakukan riset oleh perguruan tinggi setempat sebagai bagian dari proyek studi.

d.      Keuntungan potensial bagi franchise baru
Sebagaimana halnya dengan usaha pemula, penting untuk mengembangkan laporan pendapatan, neraca, arus kas Performa. Pemberi hak hendaknya memberikan proyeksi untuk menghitung informasi yang dibutuhkan.

f.       Persetujuan franchise (waralaba)
Kontrak atau persetujuan franchise adalah tahap akhir untuk menjadi pemakai franchise. Pada tahap ini pengacara yang berpengalaman dalam franchise sangat diperlukan. Persetujuan ini berisi semua persyaratan spesifik dan kewajiban dari pemakai franchise. Hal-hal seperti eksklusifitas daerah pemasaran akan melindungi pemakai franchise dari pesaing yang memiliki franchise sama. Syarat-syarat yang bisa diperbarui akan menunjukkan panjang kontak dan persyaratan untuk memperbaharuinya. Persyaratan finansial akan menentukan harga dari franchise, jadwal pembayaran, royalti yang harus dibayar, dan lain-lain. Pemutusan perjanjian finansial hendaknya menunjukkan syarat-syarat apa yang akan terjadi jika usaha dari pemakai franchise mengalami kebangkrutan. Masalah-masalah pemutusan perjanjian franchise biasanya sering mendatangkan perkara hukum dibanding persoalan lain dalam franchising. Oleh karena itu syarat-syarat yang ditetapkan di atas hendaknya memberikan nilai pasar yang wajar jika pemakai franchise ingin menjualnya.

No comments:

Post a Comment