Thursday, October 10, 2013

Penyebab dan CaraMengatasi Perdarahan

Penyebab dan CaraMengatasi Perdarahan 
Penanganan cidera dinilai melalui tingkatan cedera berdasarkan adanya perdarahan lokal. 
1. Akut (0-24 jam) 
Kejadian cedera antara saat kejadian sampai proses perdarahan berhenti, biasanya 24 jam, pertolongan yang benar dapat mempersingkat periode ini. 

2. Sub-akut (24-48 jam) 
Masa akot telah berakhir, perdarahan telah berhenti, tetapi bisa berdarah lagi. Bila pertolongan tidak benar akan kembali ke tingkat akut, berdarah lagi. 

3. Tingkat lanjut (48 jam sampai lebih) 
Pedarahan telah berhenti, kecil kemungkinan kembali ke tingkat akut, penyembuhan telah mulai. Dengan pertolongan yang baik masa ini dapat dipersingkat, pelatih harus sangat mahir dalam hal ini agar tahu kapan harus meminta pertolongan dokter. 

Perdarahan pada umumnya 
1. Perdarahan bawah kuku 
Pendarahan ini dapat terjadi apabila kuku terjepit pintu, terpukul martil dan sebagainya sehingga warna kuku menjadi merah dan terasa sakit. Apabila hal ini terjadi kompreslah kuku dengan es. Setelah itu, lubangi sedikit bagian kuku yang berdarah tadi untuk memungkinkan darah yang berada di bawah kuku keluar kemudian berikan saleb anti biotic pada lubang kuku tersebut. 

2. Perdarahan pada hidung (mimisan) 
Epistaksis atau perdarahan hidung sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan hampir 90% dapat berhenti sendiri. Perdarahan ini terjadi mungkin karena: 
  • Seringkali tanpa sebab, sepontan terjadi mimisan. 
  • Benturan ringan misalnya ketika mengorek ingus terlalu kuat, bersin terlalu kuat, atau benturan kuat seperti terjatuh, terpukul dll. 
  • Infeksi: sinusitis, rhintis atau penyakit infeksi lain seperti sifilis, atau lepra. 
  • Neoplasma/tumor: kasinoma atau tumor ganas lainnya. 
  • Kelainan bawaan. 
  • Penyakit kardiovaskuler: tekanan darah tinggi dan kelainan pembuluh darah. 
  • Kelainan darah: hemofili, leukemia dan trombositopenia (keguguran trombosit). 
  • Infeksi sistemik: demam berdarah, demam tifoid, influensa, dan lain-lain. 
  • Perubahan tekanan atmosfer: peyakit akibat menyelam sehingga terjadi perbedaan tekanan yang tinggi dan mendadak sehingga sering terjadi mimisan. 
  • Gangguan endokren: menarche (haid pertama kali) atau menopause. 
Hal yang harus dilakukan untuk mengatasi perdarahan adalah: 
  • Untuk membantu korban maka dudukkan dia dengan kepala menunduk, hal ini untuk mencegah agar darah tidak terhisap paru-paru. 
  • Pencet hidung kanan kiri selama 10 menit. 




Gambar 1 
  • Selanjutnya masukkan segulungan kain kasa ke dalam hidung (druk). Kain kasa lebih baik lagi di basahi dengan hidrogen peroksida. Untuk beberapa waktu (20-30 menit) mintalah korban untuk membuka mulutnya dan katakan padanya untuk sementara waktu tidak menelan ludah. 
  • Bisa juga memasukkan gulungan daun sirih ke dalam lubang hidung yang berdarah. Karena daun sirih mengandung minyak atsiri (kadinen, kavikol, sineol, eugenol, kariovilen, karvakrol, tarpinen, seskuiterpen). Kandungan ini dapat membantu menyempitkan pembuluh darah. 
  • Selain itu, untuk sementara waktu korban tidak boleh mendengus atau membuang ingus. 
3. Perdarahan pada telinga 
Terjadinya perdarahan pada telinga ini bisa jadi disebabkan oleh tusukan benda tajam, mungkin juga karena tulan kepala retak, atau dapat pula di akibatkan oleh adanya ledakan yang keras. Untuk membantu korban maka hal yang harus dilakukan adalah dengan mengirim dia segera ke rumah sakit. Jangan tetesi telinga korban dengan obat tetes telinga dan jangan berusaha membersihkan gumpalan darah pada lubang telinga. 

4. Perdarahan pada waktu hamil 
Perdarahan pada ibu hamil merupakan hal yang perlu diwaspadai, karena dapat terjadi tiba-tiba bahkan kadang terjadi tanpa sebab ataupun tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Hal yang terpenting adalah bagaimana memberikan pertolongan pertama pada ibu, mengantisipasi keadaan yang lebih buruk akibat kehilangan cairan dan mencegah shock. 

Perdarahan pada waktu hamil, secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu perdarahan pada kehamilan muda (di bawah 5 bulan) dan perdarahan pada kehamilan lanjut/tua (di atas 6 atau 7 bulan). 

Perdarahan pada kehamilan muda diakibatkan oleh: keguguran (abortus), kehamilan di luar kandungan (kehamilan di luar rahim) dan kehamilan anggur (mola), yaitu kehamilan yang tidak berisi janin tetapi berisi gelembung-gelembung yang berwarna seperti anggur. Perdarahan pada kehamilan tua/lanjut disebabkan oleh lepasnya plasenta/ari-ari sebelum bayi lahir atau perdarahan pada plasenta dan karena jalan lahir tertutup plasenta. 

a. Perdarahan pada kehamilan muda 
1) Keguguran atau abortus 

Tanda-tanda abortus adalah: 
a) Pengeluaran darah mulai hanya berupa bercak atau sedang hingga hebat (gumpalan darah) pada usia 
    kehamilan di bawah 5 bulan. 
b) Terjadinya kram atau nyeri/ mulas pada perut bagian bawah. 

Cara penaganannya adalah dengan 
a) Bila perdarhan/bercak sedikit segera istirahat baring total di tempat tidur, dan tidak melakukan aktifitas 
    apapun. 
b) Bantu semua keperluan makan-minum, mandi, dan lain-lain keperluan sehari-hari. 
c) Istirahat yang cukup dan beri support mental/psikologis. 
d) Bila perdarahan banyak segera periksa ke dokter kandungan atu rujuk ke rumah sakit. 

2) Kehamilan di luar kandungan 
Tanda-tanda kehamilan di luar kandungan adalah: 
a) Nyeri perut bagian bawah yang sangat, bahkan hingga limbung/pingsan. 
b) Pengeluaran darah bercak hingga sedang. 
c) Penderita tampak pucat. 
d) Terdapat tanda-tanda shock. 

Cara penanganannya adalah dengan: 
Penderita segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan. 

3) Kehamilan anggur atau mola. 
Tanda-tanda mola adalah: 
a) Pengeluaran darh berwarna coklat disertai jaringan yang bergelembung-gelembung seperti anggur. 
b) Mual dan muntah berlebihan. 
c) Kram atau nyeri/mulas pada perut bagian bawah. 
d) Perut tampak lebih besar dari usia kehamilannya. 

Cara penanganannya adalah dengan: 
Penderita segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan. 

b. Perdarahan pada kehamilan tua/lanjut 
1) Perdarahan karena lepasnya plasenta (ari-ari) 

Tanda-tanda perdarahan karena lepasnya plasenta adalah: 
a) Kelur darah berwarna merah tua agak kehitaman pada umur kehamilan lebih dari 6 atau 7 bulan. 
b) Biasanya terdapat faktor penyebab sebelumnya, misalnya jatuh, penyakit/infeksi, tekanan darah tinggi, dan 
    sebagainya. 

Cara penanganannya adalah dengan: 
Penderita segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan. 

2) Perdarhan karena jalan lahir tertutup plasenta (ari-ari) 
Tanda-tanda perdarhan karena jalan lahir tertutup plasenta adalah: 
a) Pengeluaran darah ringan atau berupa bercak hingga banyak, berwarna merah segar pada kehamilan di 
    atas 6-7 bulan. 
b) Perdarahan umumnya berhenti secara spontan. 
c) Tidak ada penyebab sebelumnya, kadang-kadang terjadi pada waktu bangun tidur. 

Cara penanganannya adalah dengan: 
Penderita segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan. 

5. Perdarahan pada rongga perut 
Perdarahan pada rongga perut yang diakibatkan oleh luka terbuka mudah diketahui. Tetapi rongga perot dapat juga terjadi tanpa luka terbuka, misalnya yang di timbulkan oleh pukulan yang keras oleh benda tumpul ke arah perut. Pada kecelakaan kendaraan bermotor, hal semacam ini tidak jarang di jumpai. 

Bahay perdarahan rongga perut selain infeksi (bila ada luka terbuka), juga shock dan kematian cepat menyusul. 

Tanda-tanda perdarahan rongga perut tanpa luka terbuka ialah: penderita merasa kesakitan yang hebat pada di daerah perut. Dinding perut menegang (kadang-kadang sampai sekeras papan). Bila dipegan atau ditekan perutnya penderita akan merasa kesakitan. Mual dan muntah yang kadang-kadang berdarah merupakan salah satu tanda-tandanya. Kemudian akan cepat menjadi shock dan meninggal.Tindakan pertongan pertama: 

a. Bila ada luka terbuka: 
  • Tutup lukanya dengan snelverband. Jika tidak ada snelverband, tutuplah dengan setumpuk tebal kasa steril. Siramlah kasa seteril dengan cairan steril (aquadest steril atau larutan garam steril). 
  • Apabila ada usus yang nampak keluar, jangan berusaha untuk memasukkannya kembali. 
  • Balutlah luka tersebut dengan balutan yang menekan. 
  • Jangan dfiberi minum atau makanan apa pun. Jika penderita merasa haus, cukup basahi bibirnya dengan air. 
  • Kirim segera ke rumah sakit. 
b. Tanpa luka terbuka (akibat pukulan atau ledakan): 
  • Jangan diberi minum atau makan apa pun. 
  • Balut perut dengan balutan menekan. 
  • Kirim segera ke rumah sakit. 
6. Perdarahan di kepala 
Kulit kepala mempunyai jaringa pembuluh darah yang sangat banyak jumlahnya. Sehingga luka yang dangkalpun banyak mengalirkan darah. Perdaran di kepala akan lebih berbahaya jika terjadi di atas telinga atau di belakang kepala. Tindakan pertolongan: 
  • Perhatikan mungkin ada tulang kepala yang retak (perdarahan lewat te linga dan hidung) 
  • Perhatikan pula tulang kepala yang pecah dan mungkin ada gangguan pada otak. Jika tidak ada tanda-tanda patah tulang kepala atau gangguan pada otak. Hentikanlah pendarahan dengan cara menekan langsung pada luka. 
  • Luka ditutup dengan kasa steril dan diberi balutan menekan. 
Jika tidak ada tanda-tanda patah tulang kepala atau gangguan pada otak: tekanan langsung pada luka akan lebih berbahaya. Yang harus dikerjakan ialah: Mencoba menghentikan perdarahan dengan menekan nadi yang mengalirkan darah ke kulit kepala. Cara melakukannya yaitu dengan cara menggunakan tiga jari tangan, nadi leher di tekan ke belakang. Ibu jari tangan yang menekan diletakkan di tengkuk. Jadi nadi ditekan ke arah ibu jari, jangan ke arah tenggorokan. Nadi yang di tekan adalah nadi yang terletak pada sisi yang sama dengan tempat perdarahan. Penekanan dilakukan lebih rendah dari jakun. 

Kemudian tindakan pertolongan pertama yang harus dilakukan jika terjadi luka terbuka di kepala tanpa disertai patah tulang kepala adalah: 
Ø Gunting rambut sekitar luka. 
Ø Bersihkan luka dengan cairan steril. 
Ø Tutup luka dengan kasa steril lalu di balut 
Ø Bawa penerita ke dokter 

Gmbar 2 Balutan perdarahan di pelipis 
7. Perdarahan di selaput otak 
Kecelakaan di kepala mungkin tidak mengakibatkan apa-apa di luarnya. Tetapi pembuluh darah selaput otak mungkin pecah. Dalam hal ini biasanya penderita tidak merasa apa-apa kecuali sedikit pusing setelah kecelakaan. Tetapi semakin lama darah yang mengumpul di rongga otak semakin banyak dan semakin menekan otak. Oleh sebab itu penderita akan merasa semakin pusing, muntah-muntah dan pingsan. Tindakan pertolongan pertama yang harus di lakukan adalah: 
  • Setiap korban kecelakaan yang yang diduga mengalami benturan di kepala harus diperlakukan sebagai penderita gegar otak. 
  • Meskipun tetap sadar, penderita tetap harus berbaring dengan kepala dialasi bantal. 
  • Setiap 15 atu 30 menit kesadaran penderita harus diperiksa. Jika perlu penderita harus dibangunkan jika tertidur. Kesadaran yang menghilang sementara ia tertidur akan lebih sulit diketahui. 
  • Apabila kesadaran menurun, atau kepala semakin pusing, atau muntah-muntah semakin banyak, penderita harus segera di bawa ke rumah sakit dalam keadaan tetap berbaring. 
8. Perdarahan di mata 
Kelilip yang tajam atau tusukan benda tajam dapat melukai mata.Tindakan pertolongan yang harus dilakukan:Penderita harus segera diusung ke rumah sakit dengan mata di balut dengan menggunakan balutan (kasa) steril. 

Perdarahan pembuluh nadi 
Pembuluh nadi bertugas membawa darah segar dari jantung ke seluruh bagian tubuh. Kebanyakan pembuluh nadi ini tersimpan dalam di bawah jaringan tubuh, dan hanya beberapa saja yang dekat permukaan ke kulit. Tanda-tanda pendarahan pembuluh nadi adalah: darah keluar menyembur sesuai dengan denyut jantung. Darah yang keluar berwarna merah segar. 

Tindakan pertolongan harus segera diberikan karena penderita akan cepat kehilangan darah dan terjadi shock. Ada tiga cara penghentian perdarahan nadi: 

1. Tekanan di tempat perdarahan 
Cara ini adalah yang terbaik untuk perdarahan nadi pada umumnya. Caranya adalah dengan menggunakan setumpuk kasa steril (kain bersih biasa), tempat perdarahan itu ditekan. Tekanan tersebut harus dipertahankan sampai terhenti atau sampai pertolongan yang lebih lanjut (pertolongan oleh tenaga medis) dapat di berikan. Penekanan ini dilakukan selama 15-20 menit atau sampai terfiksasi sehingga tidak ada lagi perdarahan. 

Kasa boleh dilepas apabila kasa sudah terlalu basah oleh darah dan perlu diganti dengan yang baru. Kemudian kasa tersebut di tutup dengan dengan balutan yang menekan, dan bawa penderita ke rumah sakit. Selama perjalanan, bagian yang mengalami perdarahan diangkat lebih tinggi dari letak jantung. 

Gambar 3 

2. Tekanan pada tempat-tempat tertentu 
Tempat-tempat yang di tekan adalah hulu (pangkal) pembuluh nadi yang terbuka. Jadi tujuan dari penekanan ini adalah untuk menghentikan aliran darah yang menuju ke pembuluh nadi yang cidera. 

Perhatikan gambar berikut, garis–garis panah menunjukkan arah aliran darah di dalam pembuluh nadi, tempat-tempat yang ditekan terletak diantara jantung dan tempat luka. 
A: untuk pedarahan di daerah muka; 
B: untuk perdarahan muka dan kepala; 
C: untuk perdarahan di kaki; 
D: untuk perdarahan di daerah bawah lutut; 
E: untuk perdarahan di lengan; 
F: untuk perdarahan di bawah siku; 
G: untuk perdarahan di pundak dan sepanjang lengan; 
H: untuk perdarahan kulit kepala dan kepala bagian atas. 


Gambar 4 Tempat-tempat untuk penekanan perdarahan pembuluh nadi. 

3. Tekanan dengan torniket (torniquet) 
Torniket adalah bulatan yang menjepit sehingga aliran darah di bawahnya terhenti sama sekali. Sehelai pita kain yang lebar, pembalut segitiga yang di lipat-lipat, atau sepotong ban dalam sepeda dapat digunakan untuk keperluan ini. Panjang torniket harus cukup untuk dua kali melilit bagian yang hendak di balut. Tempat yang paling baik untuk memasang torniket ini adalah lima jari di bawah ketiak (untuk perdrahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk perdarahan di kaki). Cara menggunakan torniket ini adalah: 

  • Lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki. Lebih bagus lagi apabila sebelumnya dialasi dengan kain atau kain kasa untuk mencegah timbulnya lecet pada kulit yang terkena torniket langsung. 
  • Apabila menggunakan kain maka ikatkan dengan sebuah simpul hidup, kemudian selipkan sebatang kayu di atas simpul tersebut. Selanjutnya diikat lagi dengan simpul air untuk mengencangkan torniket, tetapi jangan diputar terlalu keras, karena dapat melukai jaringan-jaringan di bawahnya. 
  • Tanda-tanda apabila torniket ini sudah dapat memperkecil denyut nadi bagian tubuh yang berada di bawah torniket, akan terlihat dari warna kulit di sekitar daerah tersebut menjadi kekuningan. 
  • Untuk memudahkan pengusungan, perlihatkan torniket, jangan di tutup dengan selimut. Selain itu setiap 10 menit torniket harus dikendurkan selama 30 detik, untuk memberi kesempatan darah memberi makanan-makanan ke jaringan di bawah torniket tersebut. Sementara torniket kendor, luka dapat ditekan dengan kasa steril. 
  • Penderita yang ditorniket harus segera dikirim ke rumah sakit, untuk memperoleh pertolongan selanjutnya. 

Gambar 5 Cara memasang torniket. 

Gambar 6 Cara memasang torniket. Segulung perban dapat di selipkan di bawah torniket. 

DAFTAR PUSTAKA 
  • Ircham Machfoedz, 2007. Pertolongan Pertama di Rumah, di Tempat Kerja, atau di Perjalanan. Yogyakarta: Fitramaya. 
  • Kartono Mohamad, 2001. Pertolongan Pertama. Edisi yang disempurnakan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. 
  • Risang Bagus Sutawijaya, 2009. Gawat Darurat. Yogakarta: Aulia Publising. 
  • Sudijandoko Andun, 2000, Perwatan dan Pencegahan Cedera, Departemen Pendidikan dan  Kebudayaan.

No comments:

Post a Comment