Sunday, October 6, 2013

WAWANCARA DALAM PRAKTEK KLINIS

WAWANCARA DALAM PRAKTEK KLINIS 
1. ASSESSMENT – ORIENTED INTERVIEW 
  • Interview ini dilakukan pada awal pertemuan pada saat klien datang pertama kali. 
  • Tujuannya untuk memperjelas pemahaman klinisi terhadap permasalahan klien dalam usahanya untuk merencanakan pemberian treatment selanjutnya. 
2. THERAPEUTIC INTERVIEW 
    - Interview ini dirancang untuk memfasilitasi pemahaman klien terhadap dirinya sehingga dapat 
      mempengaruhi keinginannya untuk berubah, baik perasaan atau perilakunya. 
  • Walaupun terdapat perbedaan, tapi fokus utama keduanya tetap pada masalah dan kebutuhan klien. 
  • Pada awalnya, ketika seorang klien datang ke sebuah klinik untuk mendapatkan treatment psikologis tertentu, maka dia harus melalui serangkaian prosedur asesmen yang meliputi: intake interview, diagnostic interview, social-history interview dan tes-tes psikologis. Hasil yang diperoleh kemudian digabungkan untuk menentukan terapi berikutnya. Hal tersebut menjadi kurang efektif. 
  • Agar lebih efektif, semua kegiatan tersebut disatukan dalam suatu proses yang disebut initial interview. 
  • Initial interview dilakukan di awal pertemuan dengan tujuan: 
  1. Untuk membangun hubungan interpersonal (membina rapport, kepercayaan, kesan, dsb). Hal tersebut diperlukan untuk keberhasilan proses transaksi klinis selanjutnya. 
  2. Untuk memperoleh informasi tentang klien dan masalahnya. Hal tersebut diperlukan untuk ketepatan asesmen. 
  3. Untuk memberikan informasi kepada klien tentang sistem atau prose klinis yang akan berlangsung, program-program lanjutan, kondisi terapi, biaya dan semacamnya. 
  4. Untuk mendukung usaha-usaha klien dalam usahanya memperbaiki dirinya. Jika diperlukan, bisa dilakukan proses terapi. 
  • Dalam asesmen, interview merupakan sarana utama untuk mengeksplorasi perasaan, kesadaran dan masalah yang dihadapi klien. 
  • Interview menghasilkan informasi tentang: situasi kehidupan, berbagai hubungan dengan orang lain yang bermakna, prestasi dan kegagalan, hal-hal yang membahagiakan dan yang membuat frustrasi, nilai-nilai, harapan-harapan, ketakutan-ketakutan dalam hidup, dsb. 
  • Apa yang diucapkan dan dilakukan klien tergantung pada kenyataan yang dialaminya selama dalam situasi klinis, dalam arti mengenai harapan dan persepsi klien terhadap hubungan klinis tersebut. 
  • Respon klien ditentukan oleh kualitas stimulus dan perilaku yang ditunjukkan klinisi. Klinisi adalah seorang observer-partisipant dan sekaligus seorang aktor. 
  • Sumber data dalam interview adalah: 
1) Pernyataan klien; mendiskripsikan karakteristik perasaan dan masa lalunya. 
2) Perilaku yang menyertainya; biasanya tidak disengaja dan tidak disadari. Misalnya: suara yang bergetar, 
    tangan yang dikepalkan, dsb. 
3) Reaksi-reaksi yang disebabkan karena stimulus dari klinisi. Misalnya kelihatan terganggu dengan sikap 
    yang kurang simpatik dari klinisi. 

Tugas klinisi saat interview: 
1) Mencatat atau mengingat cerita klien 
2) Mengobservasi perilaku klien 
3) Mengases pengaruh tindakan-tindakannya terhadap apa yang dia lihat dan dia dengar dari klien. 

Untuk menjalankan tugas tersebut diperlukan skill, sensitivitas dan fleksibilitas dari klinisi. 
  • Interview adalah percakapan yang bertujuan (Bingham & Moore, 1924 dalam Korchin, 1976). 
  • Tujuan interview klinis: untuk memahami klien dengan teliti dari awal hingga akhir dalam rangka mengurangi penderitaannya.

No comments:

Post a Comment