Berikut ini adalah bahan-bahan berbahaya atau bahan yang berpotensi merusak lingkungan yang digunakan dalam HTI:
·
insektisida
(‘Basudin’ mengandung diazon);
·
herbisida
(‘Round Up’, ‘Paracol’, ‘Gramoxine’ dan ‘Paraquat’)
·
pupuk
(Urea, SP36, NPK);
·
fungisida
(‘Nanzate’, ‘Diathane M-45’ dan ‘Ridomil’); dan
sejumlah kecil bahan untuk bangunan seperti semen dan cat.
Barang-barang
ini disimpan di dalam warehouse umum
dengan lantai tanah dan bukan tempat penyimpanan sekunder; ka ntong-kantong dan
kotak-kotak nampak telah robek dan tempat
penyimpanan bahan kimia cair nampak bocor. Ini memberikan potensi bagi
terjadinya pencemaran yang masuk ke
dalam tanah disekitarnya dan sumber-sumber air. Seba iknya bahan-bahan ini
tidak disimpan dalam jumlah yang besar, dan peny impanannya, meskipun
membutuhkan peningkatan, tidak menunjukkan tingka t resiko yang sama dengan
praktek penanganan bahan bakar dan peralatan. Meskipun de mikian, tenaga ahli
SCKPFP telah bekerja sama dengan staf HTI untuk
membuat prosedur operasional standar (SOP = standard operating procedures ) untuk
mengatasai banyaknya persoalan ini. Rupanya, seorang mandor mengawasi pe
nggunaan bahan kimia di lapangan, namun tidak ada aturan resmi mengenai
pengawasan penggunaannya, kepercayaan yang selama ini adalah mandor tersebut
akan secara ‘otomatis’ mengawasi penggunaannya. Pelatihan baru-baru ini telah diberikan dalam penggunaan bahan kimia
oleh staf SCKPFP, namun sebelumnya sangat sedikit pelatihan yang diberikan.
Dikesampingkannya perhatia n terhadap penggunaan bahan kimia merupakan sesuatu
hal yang berharga, seh ingga dicoba untuk mencampur jumlah sesuai kebutuhan
saja dan memastikan tidak terdapat sisa bahan.
Staf di lapangan
menyatakan bahwa bahan kimia yang dicampur, diangkut melalui sungai ke tempat
penggunaan, dan tidak ter campur dalam anak sungai/air terdekat. Nampaknya
peralatan dicuci di dalam temp at air dan tidak di sungai, meskipun air dari cucian
peralatan di buang langsung ke tanah. Ti dak ada penanganan bahan kimia yang
diamati sepanjang kunjungan la pangan; diskusi dengan staf SCKPFP menunjukkan
tidak ada kegiatan pengelolaan hutan tanaman yang dilaksanakan antara tahun
1996 hingga masuknya proyek ini,
sehingga penggunaan bahan kimia yang digunakan akhir-akhir ini sudah dilakukan dibawah pengawasan dari SCKPFP.
Jumlah yang
relatif kecil dari bahan ki mia yang berbahaya dan bahan kimia dalam pertanian
yang saat ini disimpan di lokasi tidak menunjukkan bahaya terhadap lingkungan
yang penting, meskipun bebera pa tempat penyimpanan nampak mengalami kebocoran.
Ketika kegiatan di HTI Murni bertambah, jumlah dari bahan kimia berbahaya juga
akan bertam bah, dan pemakaian tempat penyimpanan sekunder pada areal
penyimpanan, rencan a penanganan tumpahan dan peralatan sangatlah
diperlukan. SCKPFP saat ini menyiapkan
pelatihan da lam penggunaan bahan kimia pertanian.
Pengelola HTI
nantinya akan bertanggung jawab untuk mengelola pelatihan ini dan menjamin
pengawasan yang cukup dala m penanganan dan
penggunaan bahan-bahan kimia ini. Pertimbangan m ungkin dapat diberikan
untuk membuat pengendalian secara biologi untuk mengur angi jumlah bahan kimia
yang dibutuhkan.
No comments:
Post a Comment