Thursday, January 29, 2015

Bahan-bahan Berbahaya yang berpotensi merusak lingkungan

Bahan-bahan Berbahaya 
Berikut ini adalah bahan-bahan berbahaya atau bahan yang berpotensi merusak lingkungan yang digunakan dalam HTI:
·         insektisida (‘Basudin’ mengandung diazon); 
·         herbisida (‘Round Up’, ‘Paracol’, ‘Gramoxine’ dan ‘Paraquat’) 
·         pupuk (Urea, SP36, NPK); 
·         fungisida (‘Nanzate’, ‘Diathane M-45’ dan ‘Ridomil’); dan  sejumlah kecil bahan untuk bangunan seperti semen dan cat.
Barang-barang ini disimpan di dalam  warehouse umum dengan lantai tanah dan bukan tempat penyimpanan sekunder; ka ntong-kantong dan kotak-kotak nampak telah robek dan tempat  penyimpanan bahan kimia cair nampak bocor. Ini memberikan potensi bagi terjadinya  pencemaran yang masuk ke dalam tanah disekitarnya dan sumber-sumber air. Seba iknya bahan-bahan ini tidak disimpan dalam jumlah yang besar, dan peny impanannya, meskipun membutuhkan peningkatan, tidak menunjukkan tingka t resiko yang sama dengan praktek penanganan bahan bakar dan peralatan. Meskipun de mikian, tenaga ahli SCKPFP telah bekerja sama dengan staf HTI untuk  membuat prosedur operasional standar (SOP =  standard operating procedures ) untuk mengatasai banyaknya persoalan ini. Rupanya, seorang mandor mengawasi pe nggunaan bahan kimia di lapangan, namun tidak ada aturan resmi mengenai pengawasan penggunaannya, kepercayaan yang selama ini adalah mandor tersebut akan secara ‘otomatis’ mengawasi penggunaannya. Pelatihan baru-baru ini  telah diberikan dalam penggunaan bahan kimia oleh staf SCKPFP, namun sebelumnya sangat sedikit pelatihan yang diberikan. Dikesampingkannya perhatia n terhadap penggunaan bahan kimia merupakan sesuatu hal yang berharga, seh ingga dicoba untuk mencampur jumlah sesuai kebutuhan saja dan memastikan tidak terdapat sisa bahan.

Staf di lapangan menyatakan bahwa bahan kimia yang dicampur, diangkut melalui sungai ke tempat penggunaan, dan tidak ter campur dalam anak sungai/air terdekat. Nampaknya peralatan dicuci di dalam temp at air dan tidak di sungai, meskipun air dari cucian peralatan di buang langsung ke tanah. Ti dak ada penanganan bahan kimia yang diamati sepanjang kunjungan la pangan; diskusi dengan staf SCKPFP menunjukkan tidak ada kegiatan pengelolaan hutan tanaman yang dilaksanakan antara tahun 1996 hingga masuknya proyek  ini, sehingga penggunaan bahan kimia yang digunakan akhir-akhir ini sudah  dilakukan dibawah pengawasan dari SCKPFP.

Jumlah yang relatif kecil dari bahan ki mia yang berbahaya dan bahan kimia dalam pertanian yang saat ini disimpan di lokasi tidak menunjukkan bahaya terhadap lingkungan yang penting, meskipun bebera pa tempat penyimpanan nampak mengalami kebocoran. Ketika kegiatan di HTI Murni bertambah, jumlah dari bahan kimia berbahaya juga akan bertam bah, dan pemakaian tempat penyimpanan sekunder pada areal penyimpanan, rencan a penanganan tumpahan dan peralatan sangatlah diperlukan.  SCKPFP saat ini menyiapkan pelatihan da lam penggunaan bahan kimia pertanian.


Pengelola HTI nantinya akan bertanggung jawab untuk mengelola pelatihan ini dan menjamin pengawasan yang cukup dala m penanganan dan  penggunaan bahan-bahan kimia ini. Pertimbangan m ungkin dapat diberikan untuk membuat pengendalian secara biologi untuk mengur angi jumlah bahan kimia yang dibutuhkan.

No comments:

Post a Comment