Friday, January 29, 2016

BUTA WARNA

PENDAHULUAN
Salah satu gangguan yang dapat terjadi pada mata adalah buta warna. Buta warna pada manuasia adalah ketidakmampuan untuk membedakan persepsi beberapa warna atau semua warna, dimana orang normal mampu membedakannya (Daniel,2006). Buta warna juga dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut (cone cell) pada retina mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu sehingga objek yang terlihat bukan warna sesungguhnya.

Buta warna bisa disebabkan karena beberapa faktor genetis maupun faktor lain seperti karena Shaken Baby Syndrome, cedera atau trauma pada otak dan retina, maupun pengaruh sinar ultra violet (Ilyas, 2008). Buta warna yang diturunkan secara genetic dibawa oleh kromosom X pada perempuan, dan diturunkan pada anak-anaknya.Ketika seseorang mengalami buta warna, mata mereka tidak mampu menghasilkan keseluruhan pigmen yang dibutuhkan untuk mata berfungsi dengan normal.Sementara buta warna yang didapat, biasanya terjadi ketika anak mengalami kerusakan retina atau trauma pada otak yang menyebabkan pembengkakan di lobus occipital.Kerusakan akibat paparan sinar ultra violet karena tidak menggunakan pelindung mata secara benar juga menyebabkan buta warna.Selain itu konsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka waktu yang lama juga bisa menyebabkan buta warna.

DEFINISI
Buta warna pada manusia adalah ketidakmampuan untuk membedakan persepsi beberapa warna atau semua warna, dimana orang normal mampu membedakannya (Daniel, 2006). Buta warna juga dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut (cone cell) pada retina mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu sehingga objek yang terlihat bukan warna yang sesungguhnya.

Buta warnamerupakan penyakit keturunan yang terekspresipada para pria, tetapi tidak pada wanita.Wanita secara genetis sebagai carrier.Istilah buta warnaatau color blind sebetulnya salah pengertiandikarenakan seorang penderita butawarna tidak buta terhadap seluruh warna, akanlebih tepat bila disebut gejala defisiensi dayamelihat warna tertentu saja atau color vision deficiency (CVD).

ANATOMI RETINA
Retina adalah lembaran jaringan saraf yang tipis dan semi transparan yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata (Vaughan, 2008). Retina merupakan bagian mata yang peka terhadap cahaya, yang mengandung sel-sel kerucut, yang berfungsi untuk penglihatan warna, dan sel-sel batang yang terutama berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih dan penglihatan dalam gelap (Guyton, 2007).

Retina membentang ke anterior sampai sejauh korpus siliaris dan berakhir pada ora serrata dengan tepi yang tidak rata. Pada orang dewasa, ora serrata berada sekitar 6,5 mm di belakang garis Schwalbe pada sisi temporal dan 5,7 mm pada sisi nasal. Permukaan luar retina sensoris bertumpuk dengan lapisan epitel berpigmen retina sehingga juga berhubungan dengan membran Bruch, koroid, dan sklera (Vaughan, 2008).

Retina terdiri atas dua bagian. Bagian posterior bersifat fotosensitif; bagian anterior, yang tidak fotosensitif, menyusun lapisan dalam badan siliar dan bagian posterior iris (Junqueira, 2007).
Lapisan-lapisan retina, mulai dari sisi dalamnya, adalah sebagai berikut:
  1. Membran limitans interna
  2. Lapisan serat saraf, yang mengandung akson-akson sel ganglion yang berjalan menuju nervus optikus
  3. Lapisan sel ganglion
  4. Lapisan pleksiform dalam, yang mengandung sambungan sel ganglion dengan sel amakrin dan sel bipolar
  5. Lapisan inti dalam badan-badan sel bipolar, amakrin dan sel horizontal
  6. Lapisan pleksiform luar, yang mengandung sambungan-sambungan sel bipolar dan sel horizontal dengan fotoreseptor
  7. Lapisan inti luar sel fotoreseptor
  8. Membran limitans eksterna
  9. Lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar sel batang dan kerucut
  10. Epitel pigmen retina. Lapisan dalam membran Bruch sebenarnya merupakan membran basalis epitel pigmen retina (Vaughan, 2008).
Retina mempunyai tebal 0,1mm pada ora serrata dan 0,56mm pada kutub posterior. Di tengah-tengah retina posterior terdapat makula berdiameter 5,5-6mm, yang secara klinis dinyatakan sebagai daerah yang dibatasi oleh cabang-cabang pembuluh darah retina temporal. Daerah ini diterapkan oleh ahli anatomi sebagai area sentralis, yang secara histologis merupakan bagian retina yang ketebalan lapisan sel ganglionnya lebih dari satu lapis. Makula lutea secara anatomis didefinisikan sebagai daerah berdiameter 3 mm yang mengandung pigmen luteal kuning-xantofil (Vaughan, 2008). Bagian tengah sebesar 1,5 mm dari makula ditempati oleh fovea (atau fovea sentralis), yang berkomposisi fotoreseptor, dikhususkan untuk ketajaman penglihatan yang tinggi dan penglihatan warna. Di dalam fovea terdapat area tanpa pembuluh darah yang dikenal sebagai foveal avascular zone (FAZ). Secara histologis, fovea ditandai dengan menipisnya lapisan inti luar dan tidak adanya lapisan-lapisan parenkim lain karena akson-akson sel fotoreseptor (lapisan serabut Henle) berjalan oblik dan lapisan-lapisan retina yang lebih dekat dengan permukaan dalam retina lepas secara sentrifugal. Di bagian tengah fovea, 4 mm lateral diskus optikus, terdapat foveola dengan diameter 0,25 mm dan merupakan bagian paling tipis dari retina, dan hanya mengandung fotoreseptor sel kerucut (Vaughan, 2008).

Sel batang dan kerucut, yang diberi nama sesuai bentuknya, adalah neuron yang terpolarisasi; pada satu kutub terdapat satu dendrit fotosensitif, dan pada kutub yang lain terdapat sinaps dengan sel lapisan bipolar. Sel batang dan kerucut dapat dibagi menjadi segmen luar dan segmen dalam, daerah inti, dan daerah sinaps (Junqueira, 2007). Fotokimiawi yang peka cahaya ditemukan pada segmen luar. Dalam sel batang terdapat rodopsin, dan dalam sel kerucut terdapat satu dari ketiga fotokimiawi “warna”, biasanya disebut pigmen warna sederhana, yang fungsinya hampir sama persis dengan rodopsin kecuali adanya perbedaan dalam kepekaan terhadap spektrum cahaya (Guyton, 2007).

Retina menerima darah dari dua sumber: koriokapilaris yang berada tepat di luar membran Bruch, yang mendarahi sepertiga luar retina, termasuk lapisan pleksiform luar dan lapisan inti luar, fotoreseptor, dan lapisan epitel pigmen retina; serta cabang-cabang dari arteria retinasentralis, yang mendarahi dua pertiga dalam retina. Fovea seluruhnya didarahi oleh koriokapilaris dan rentan terhadap kerusakan yang tak dapat diperbaiki bila retina mengalami ablasi. Pembuluh darah retina mempunyai lapisan endotel yang tidak berlubang, yang membentuk sawar darah-retina. Lapisan endotel pembuluh koroid berlubang-lubang. Sawar darah-retina sebelah luar terletak setinggi lapisan epitel pigmen retina (Vaughan, 2008).



No comments:

Post a Comment