Menopause adalah fase dalam kehidupan seorang wanita dimana indung telur tidak lagi melepas telur tiap bulan dan menstruasi berhenti. Dimana perdarahan fisiologis terakhir yang masih dikendalikan ovarium karena ovarium mengalami penurunan fungsi dan ukuran sehingga hormon estrogen dan progresteron yang biasanya dihasilkan secara siklis mulai menurun sehingga mempengaruhi kelancaran haid. Seorang wanita yang menopause tidak lagi mempunyai sel telur yang dapat dibuahi.
Usia rata-rata menopause ialah 51 tahun tetapi 10% wanita berhenti menstruasi pada usia 40 tahun dan 5% tidak berhenti menstruasi sampai usia 60 tahun. Dalam keadaan yang cukup bervariasi dan individual bagi seorang wanita folikel telur yang tersisa dalam indung telur mulai lenyap. Peristiwa yang aneh ini terjadi antara usia 44 – 45 tahun. Perubahan itu tiba-tiba dan ada peralihan perlahan-lahan dari aktivitas indung telur yang normal pada tahun-tahun reproduksi ke indung telur yang relatif tidak aktif pada tahun menopause.
Perubahan pertama dalam urutan peristiwa yang memuncak pada berhentinya haid atau menopause adalah folikel telur di indung telur menjadi kurang peka terhadap rangsangan hormon pituitari. Selain itu ada perubahan jumlah kedua hormon. FSH dan LH yang merangsang pertumbuhan beberapa folikel setiap bulan sejak remaja.
Etiologi
Menopause terjadi secara fisiologis akibat hilang atau berkurangnya sensitivitas ovarium terhadap stimulasi gonadotropin yang berhubungan langsung dengan penurunan dan disfungsi folikuler. Oasit di dalam ovarium akan mengalami atresia, folikel mengalami penurunan kualitas dan kuantitas folikel secara kritis setelah 20 – 25 tahun sesudah menarche. Oleh karena itu pada fase pefi menopause dapat terjadi siklus menstruasi yang tidak teratur. Selain itu ketidakteraturan menstruasi juga terjadi akibat fase folikuler pada fase siklus menstruasi yang memendek.
Patofisiologi Menopause
Sebelum seorang wanita mengalami menopause, telah terjadi perubahan anatomis pada ovarium berupa sclerosis vaskuler, pengurangan jumlah folikel primardial serta penurunan aktivitas sintesa hormon steroid. Penurunan hormon estrogen akan berlangsung dimulai pada awal masa klimakterium dan makin menurun pada menopause, serta mencapai kadar terendah pada saat pasca menopause. Penurunan ini menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hypotalamus yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan produksi gonadotropin sehingga membuat pola hormonal wanita klimakterium menjadi hipergonadotropin.
Dengan menurunnya kadar estrogen didalam tubuh maka fungsi fisiologis hormon tersebut akan menjadi terganggu. Perubahan fisiologis sindroma kekurangan estrogen akan menampilkan gambaran klinis berupa gangguan neurovegetatif, gangguan palkis, gangguan somatik, dan gangguan siklus haid.
Gejala Menopause
Turunnya fungsi ovarium mengakibatkan hormon terutama estrogen dan progesteron sangat berkurang didalam tubuh kita. Kekurangan hormon estrogen ini menyebabkan perubahan-perubahan:
a. Perubahan Organ Reproduksi
Akibat berhentinya haid berbagai organ reproduksi akan mengalami gangguang diantaranya : uterus mengecil, tuba falopi lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, serviks-serviks akan mengkerut, akan terjadi penipisan vagina dan menyebabkan hilangnya rugae, dasar pinggul kekuatan dan elastistik menghilang, perineum dan anus lemak subcutan menghilang, vesica urinaria aktivitas kendali otot kandung kemih menurun dan bentuk payudara akan mengecil.
b. Perubahan Hormon
Pada kondisi menopause reaksi yang nyata adalah perubahan hormon estrogen yang menjadi berkurang begitu juga yang terjadi pada hormon progesteron. Menurunnya kadar hormon ini menyebabkan terjadinya perubahan haid menjadi sedikit, jarang bahkan siklus haidnya mulai terganggu. Hal ini disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir rahim akibat rendahnya hormon estrogen.
c. Perubahan Fisik
Ketika seorang memasuki masa menopause fisik mengalami ketidak nyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba disekujur tubuh. Misalnya pada kepala, leher dan dada bagian atas.
Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala menopause yaitu :
- Ketidak teraturan siklus haid
- Gejolak rasa panas
- Kekeringan vagina
- Perubahan kulit
- Keringat berlebihan
- Gangguan tidur
- Perubahan pada mulut dan hidung
- Gangguang pada otot dan sendi
d. Perubahan Psikologis
Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat penting peranan dalam kehidupan sosial.
Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu :
- Ingatan menurun
- Kecemasan meningkat
Penanganan Menopause
Hal pertama yang penting untuk diingat adalah perasaan asing itu hanyalah berlangsung sementara waktu. Penyesuaian akan terjadi dengan sendirinya. Wanita yang mempunyai minat diluar rumah lebih mudah menyesuaikan diri. Tetapi wanita yang tinggal di rumah saja sering menimbulkan masalah. Penelitian yang cermat di Amerika Serikat dan Inggris menunjukkan sekitar 2/3 wanita melewati masa perubahan kehidupan tanpa masalah atau dengan sedikit saja masalah. 1/3 nya memerlukan bantuan. Bantuan diperoleh dari dokter, keluarga yang mengetahui dirinya dan latar belakangnya. Dia khususnya menawarkan pengertian yang simpatik dan memberikan keyakinan yang dibutuhkan. Dokter akan dapat menjelaskan bahwa gejala panas dan vagina kering akan hilang jika dia memilih pemakaian hormon estrogen untuk menggantikan yang tidak diproduksi lagi oleh indung telur. Dukungan keluarga jauh lebih penting dan konseling dengan tenaga kesehatan terdekat.
No comments:
Post a Comment