Sunday, February 17, 2013

Pengertian Metode

Pengertian Metode
Metode adalah merupakan cara yang baik untuk digunakan dalam mencapai tujuan, manusia mencari kerja yang sangat efisien dan efektif tentau dengan cara menggunakan metode. Sangatlah janggal, jika sekolah yang begitu panjang dalam menggunakan waktunya hanya dengan menggunakan satu metode saja, anak dipaksa mendengarkan ceramah guru, dan menanti giliran untuk diberi tugas.
Surlah bahwa dunia pendidikan sudah mulai masuk untuk menerima bahan masukan dan pendapat bahwa persoalan metode sangat penting artinya bagi seorang pendidik.
Ernest R. Hilgard (1992 : 16) mengatakan dalam bukunya yang berjudul proses belajar mengajar, sebagai berikut :

Anak – anak sudah gembira datang kesekolah dikarenakan oleh beberapa sebab yang menjadi menarik. Demikian  guru mulai menyadari tujuan – tujuan khusus yang perlu dicapai, dan impian menetapkan pula berbagai – bagai metode yang sangat banyak memberikan kemungkinan berhasil untuk tujuan lain.

Seorang guru yang kurang akan metedo dalam penyampaian tujuan, dan tidak menguasai beragam teknik mengajar, tentu akan berusaha mencapai tujuannnya dengan cara dan jalan yang sangat tidak wajar, dan hasil pengajaran yang serupa dengan ini hasilnya akan selalu menyedihkan, guru akan menderita demikian juga murid.
Akibat timbul masalah disiplin, rendahnya suatu pelajaran dan kurangnya minat anak serta tidak adanya perhatian sungguh sangat merugikan simurid, sebaliknya cara mengajar yang akaya akan teknik –teknik mengajar disertai dengan pengertian yang dalam dari seorang guru tentu akan dapat menarik minat murid untuk giat belajar dan karenanya tentu akan mempertinggi pula nilai belajar.
Dengan mengajak dan memberikan rangsangan dan kesempatan kepada  murid – murid  dalam mengemukakan pendapat, mengambil keputusan, bekerja dalam kelompok, membuat laporan diskusi dan lain sebagainya, berarti dapat membawa anak belajar dalam sesungguhnya. Dalam lapangan inilah guru dapat melaksanakan kerja yang kreatif.
Sebenarnya tidak sedikit guru yang memandangnya sebagai tantangan dan memperoleh kegembiraan dan kepuasaan dalam menjawab pertanyaan yang sebaik – baiknya dalam mencapai tujuan. Tidak semua metode dalam setiap situasi memerlukan alat bantu yang bersidat kongkrit akan tetapi bisa juga digunakan metode yang tidak konkrit.
Penggunaan alat dalam proses mengajar bertujuan untuk mempertinggi prestasi belajar. Dengan demikian teranglah bahwa guru harus mempunyai pentingnya fungsi dan kedudukan metode dan alat – alat bantu mengajar didaam proses terjadinya proses belajar mengajar.
Drs. D. Simanjuntak, SH (1992 : 26) mengemukakan terjadinya proses belajar mengajar sebagai berikut :
Metode adalah merupakan cara yang sebaik – baiknya dalam mencapai suatu tujuan disegala lapangan mansuia mencari efisiensi kerja dengan menetapkan metode yang baik untuk mencapai tujuan. Berhasil tidakya tujuan yang akan dicapai tergantung kepada penggunaan metode yang tepat. Dalam proses belajar tujuan yang hendak dicapai ialah perubahan diri dalam bidang skil, kebiasaan sikap, pengetahuan dan pengertian. Perubahan dri itu harus timbul dari hasil yang akan diakibatkan dari pengalaman atau latihan.

Metode Pengajaran PPKn
Materi pelajaran, waktu serta adanya program kerja saja tidak akan cukup dikarenakan kurang lengkapnya dalam pengajaran apabila tidak ditunjang dengan metode pengajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. Metode mengajar ini sangatlah banyak jenisnya dan hal itu semuanya tidaklah mungkin penulis dapat menguraikan satu persatunya didalam skripsi ini, untuk itu penulis memilih sejumlah metode mengajar yang ada atau lazim digunakan dalam mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaraan.
Metode Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tidak sama dengan metode pendidikan untuk mata pelajaran yang lain, sebab tujuan pengajaran PPKn meliputi pengetahuan, sikap dan perbuatan sehingga siswa dapat dan mampu mengamalkan tuntutan moral Pancasila. 
(Tim Pendidikan Moral Pancasila, 1983 hal : 83 )

Kutipan diatas memberikan gambaran bagi kita bahwa seorang guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan harus memilih dan menggunakan metode mengajar yang sesuai, dengan tujuan yang akan dicapai, materi yang disajikan siswa yang menerima guru yang memberi dan alat bantu yang tersedia.
Metode pendidikan dalam pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan adalah suatu cara yang dilakukan oleh guru secara sadar, teratur dan bertujuan untuk menyampaikan bahan pendidikan pancasila kepada siswa. Dengan proses penyampaian itu diharapkan terjadi perubahan sikap dan perbuatan siswa yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dalam kurikulum.
Beberapa macam metode pendidikan yang dapat dipergunakan dalam pengajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan antara lain sebagai berikut :
a.   Metode ceramah
b.   Metode tanya jawab
c.   Metode diskusi
d.   Metode pemberian tugas
e.   Metode permainan dan simulasi
f.    Metode sosio drama / peragaan

Ad. a.  Metode Ceramah
            Metode caramah ini disebut juga metode  memberi tahu atau metode kelas. Suatu cara penyampaian bahan pelajaran dikelas secara kelompok. Cara ini dipandang cara yang paling mudah, murah dan sederhana dan juga cara yang paling kena bagi usaha penyampaian informasi. Akan tetapi metode ini kebanyakan dipandang kurang berdaya untuk cara berfikir, sehingga kurang bermanfaat untuk mencapai tujuan yang bersikap mengubah sikap. Jadi metode ini umumnya hanya sebagai alat penyampaian informasi atau memberi tahu.

 Ad. b. Metode Tanya Jawab
            Pada umumnya metode ini merupakan rangkaian tidak lajut dari metode  ceramah, metode ini memberikan kesempatan bertanya, mengandung latihan / keberanian dan kemauan, juga metode ini dapat mengukur sampai berapa jauh pelajaran itu dapat dipahami anak didik. Dengan  demikian terjalin kerja sama yang baik antar guru dengan anak didik.
            Metode ini dapat mengungkapkan perpaduan dari coonitive dan evektive, sehingga  dapat memberikan rangsangan kepada anak didik untuk lebih menggiatkan berfikir sehingga ia dapat menghayati arti dan makna dari suatu materi pelajaran.

Ad. c.  Metode Diskusi
            Metode diskusi disebut juga situasi tukar menukar pikiran, perasaan dan pengalaman antar peserta, yang timbul apabila kita berhadapan dengan suatu masalah. Cara ini dapat menampilkan kegiatan menanyakan, memberi komentar, saran jawaban dalam kelompok atau kelasa. Dalam metode ini anak didik mendapat kesempatan untuk berfikir lebih lanjut, sehingga melalui diskusi ini anak didik dilatih untuk dapat mengeluarkan pendapat, mengemukakan pengetahuan dan pengalamannya, belajar sopan santun berbicara dan mendengarkan serta belajar untuk menghargai pendapat orang lain. Metode ini dapat juga menentukan aspek penghayatan sehingga siswa diharapkan mengalami perubahan sikap / prilaku.

Ad. d.  Metode Pemberian Tugas
            Disini penulis mengutip dari buu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai berikut : “ Metode pemberian tugas disebut juga metode tugas yaitu suatu cara pendidikan dengan memberikan tugas kepada anak didik, yang merupakan salah satu aspek dari bentuk pengajaran”. ( Departemen P dan K, 1985 : 19 )
            Metode ini merupakan suatu cara pendidikan dengan memberi tugas kepada anak didik dalam bentuk – bentuk seperti : membuat ikhtisar bacaan, memecahkan masalah, menganalisis kasus serta guntingan koran, sehingga melalui metode ini anak didik mengetahui dan menghayati ujud nyata amalan pancasila secara umum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dengan demikian siswa terdorong untuk dapat menguasai bahan pelajaran

Ad. e.  Permainan dan Simulasi
            Yang dimaksud dengan metode permainan dan simulasi disini penulis mengutip dari Tim BP&, adalah sebegai berikut : Permainan dan Simulasi adalah suatu pengajaran dalam situasi yang sesungguhnya, bagian – bagian yang penting dari nilai pelajaran diduplikasikan dalam permainan “ ( Tim Bp7, 1982 : 3).
            Di dalam metode permainan dan simulasi ini anak didik diajak atau dilibatkan bertindak dalam suatu peranan atau status yang diwakilkannya, sehingga dapat menimbulkan kesadaran diri, rasa simpatik, perubahan sikap. Metode ini lebih menekankan aspek evektif dan psyikomotorik.

Ad. f.  Metode sosiodrama
            Menurut Agus F. Tanyong (1983 : 9) yang dimaksud dengan metode Sosiodrama adalah : “Metode Sosiodrama disebut juga metode bermain peran yaitu suatu cara untuk mempertunjukkan serangkaian perbuatan dari suatu peristiwa melalui peran yang disampaikan”.
            Kutipan ini menjelaskan kepada kita bahwa metode ini merupakan suatu proses melakonkan suatu peristiwa atau kejadian yang dalam hal ini aktivitas siswalah yang dimaksud yang ditonjolkan sehingga dengan metode ini dapat menanamkan dan menghargai jasa – jasa tokoh atau para pejuang dan murid dapat menghayati makna daru suatu kejadian / perisitwa tersebut.
            Dari uraian metiode pengajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraaan dapatlah disimpulkan bahwa metode pengajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan lebih menonjol aktivitasnya dalam proses belajar mengajar (PBM), yang sesuai denagn tujuan pengajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
            Dari wawancara (tanya jawab) penulis dengan guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1 Perbaungan, tentang metode – metode mengajar yang dipergunakan bahwa pemakaian / penggunaan metode mengajar tersebut disesuaikan dengan pokok bahasan atau materi pelajar yang diajarkan, dan telah dibuat atau direncanakan di dalam model satuan program pengajaran yang telah dipersiapkan.
            Menurut beliau (Guru PPKn) bahwa metode – metode mengajar yang diuraikan diatas dan yang dikategorikan merupakan metode yang sesuai atau dipakai untuk mengajarkan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tidaklah seluruhnya dipakai. Diantara metode-metode  mengajar tersebut yang sering dipergunakan adalah metode : ceramah, tanya jawab, diskusi dan memberikan tugas. Sedangkan permainan dan simulasi serta metode sosiodrama / peragaan jarang sekali dipergunakan, bahkan menurut beliau bahwa metode tersebut hanya sekali dipergunakan dalam Tahun Ajaran 1998 / 1999. Hal ini disebabkan karena waktu yang tersedia untuk pengajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sangat terbatas, sedang metode – metode tersebut sangat memerlukan persiapan yang lama dan waktu yang lama juga, sehingga keapda siswa hanya dianjurkan untuk mengikuti / mendengar simulasi P4 yang ada pada acara TV, yang kemudian menurut beliau, para siswa disekolah dicoba untuk mendisuksikannya sesuai dengan apa yang diperoleh dari acara TV tersebut.
            Dari uraian singkat diatas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa metode – metode pengajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dipergunakan di SMP Negari 1 Perbaungan adalah metode mengajar yang sudah biasa dipergunakan dalma pengajaran bidang studi lainnya dan secara khusus bahwa metode pengajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1 Perbaungan tidak berbeda dengan metode pengajaran bidang studi lainnya.

No comments:

Post a Comment