Metode
adalah merupakan cara yang baik untuk digunakan dalam mencapai tujuan, manusia
mencari kerja yang sangat efisien dan efektif tentau dengan cara menggunakan
metode. Sangatlah janggal, jika sekolah yang begitu panjang dalam menggunakan
waktunya hanya dengan menggunakan satu metode saja, anak dipaksa mendengarkan
ceramah guru, dan menanti giliran untuk diberi tugas.
Surlah
bahwa dunia pendidikan sudah mulai masuk untuk menerima bahan masukan dan
pendapat bahwa persoalan metode sangat penting artinya bagi seorang pendidik.
Ernest
R. Hilgard (1992 : 16) mengatakan dalam bukunya yang berjudul proses belajar
mengajar, sebagai berikut :
Anak – anak sudah
gembira datang kesekolah dikarenakan oleh beberapa sebab yang menjadi menarik.
Demikian guru mulai menyadari tujuan –
tujuan khusus yang perlu dicapai, dan impian menetapkan pula berbagai – bagai metode
yang sangat banyak memberikan kemungkinan berhasil untuk tujuan lain.
Seorang
guru yang kurang akan metedo dalam penyampaian tujuan, dan tidak menguasai
beragam teknik mengajar, tentu akan berusaha mencapai tujuannnya dengan cara
dan jalan yang sangat tidak wajar, dan hasil pengajaran yang serupa dengan ini
hasilnya akan selalu menyedihkan, guru akan menderita demikian juga murid.
Akibat
timbul masalah disiplin, rendahnya suatu pelajaran dan kurangnya minat anak
serta tidak adanya perhatian sungguh sangat merugikan simurid, sebaliknya cara
mengajar yang akaya akan teknik –teknik mengajar disertai dengan pengertian
yang dalam dari seorang guru tentu akan dapat menarik minat murid untuk giat
belajar dan karenanya tentu akan mempertinggi pula nilai belajar.
Dengan
mengajak dan memberikan rangsangan dan kesempatan kepada murid – murid
dalam mengemukakan pendapat, mengambil keputusan, bekerja dalam
kelompok, membuat laporan diskusi dan lain sebagainya, berarti dapat membawa
anak belajar dalam sesungguhnya. Dalam lapangan inilah guru dapat melaksanakan
kerja yang kreatif.
Sebenarnya
tidak sedikit guru yang memandangnya sebagai tantangan dan memperoleh
kegembiraan dan kepuasaan dalam menjawab pertanyaan yang sebaik – baiknya dalam
mencapai tujuan. Tidak semua metode dalam setiap situasi memerlukan alat bantu
yang bersidat kongkrit akan tetapi bisa juga digunakan metode yang tidak
konkrit.
Penggunaan
alat dalam proses mengajar bertujuan untuk mempertinggi prestasi belajar.
Dengan demikian teranglah bahwa guru harus mempunyai pentingnya fungsi dan
kedudukan metode dan alat – alat bantu mengajar didaam proses terjadinya proses
belajar mengajar.
Drs.
D. Simanjuntak, SH (1992 : 26) mengemukakan terjadinya proses belajar mengajar
sebagai berikut :
Metode adalah
merupakan cara yang sebaik – baiknya dalam mencapai suatu tujuan disegala
lapangan mansuia mencari efisiensi kerja dengan menetapkan metode yang baik
untuk mencapai tujuan. Berhasil tidakya tujuan yang akan dicapai tergantung
kepada penggunaan metode yang tepat. Dalam proses belajar tujuan yang hendak
dicapai ialah perubahan diri dalam bidang skil, kebiasaan sikap, pengetahuan
dan pengertian. Perubahan dri itu harus timbul dari hasil yang akan diakibatkan
dari pengalaman atau latihan.
Metode Pengajaran PPKn
Materi
pelajaran, waktu serta adanya program kerja saja tidak akan cukup dikarenakan
kurang lengkapnya dalam pengajaran apabila tidak ditunjang dengan metode
pengajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. Metode
mengajar ini sangatlah banyak jenisnya dan hal itu semuanya tidaklah mungkin
penulis dapat menguraikan satu persatunya didalam skripsi ini, untuk itu
penulis memilih sejumlah metode mengajar yang ada atau lazim digunakan dalam
mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaraan.
Metode Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan tidak sama dengan metode pendidikan untuk mata
pelajaran yang lain, sebab tujuan pengajaran PPKn meliputi pengetahuan, sikap
dan perbuatan sehingga siswa dapat dan mampu mengamalkan tuntutan moral
Pancasila.
(Tim Pendidikan Moral Pancasila, 1983 hal : 83 )
Kutipan diatas memberikan gambaran bagi
kita bahwa seorang guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan harus memilih
dan menggunakan metode mengajar yang sesuai, dengan tujuan yang akan dicapai,
materi yang disajikan siswa yang menerima guru yang memberi dan alat bantu yang
tersedia.
Metode
pendidikan dalam pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan adalah suatu cara
yang dilakukan oleh guru secara sadar, teratur dan bertujuan untuk menyampaikan
bahan pendidikan pancasila kepada siswa. Dengan proses penyampaian itu
diharapkan terjadi perubahan sikap dan perbuatan siswa yang sesuai dengan
tujuan yang telah ditentukan dalam kurikulum.
Beberapa
macam metode pendidikan yang dapat dipergunakan dalam pengajaran pendidikan
pancasila dan kewarganegaraan antara lain sebagai berikut :
a. Metode ceramah
b. Metode tanya jawab
c. Metode diskusi
d. Metode pemberian tugas
e. Metode
permainan dan simulasi
f. Metode
sosio drama / peragaan
Ad. a. Metode
Ceramah
Metode
caramah ini disebut juga metode memberi
tahu atau metode kelas. Suatu cara penyampaian bahan pelajaran dikelas secara
kelompok. Cara ini dipandang cara yang paling mudah, murah dan sederhana dan
juga cara yang paling kena bagi usaha penyampaian informasi. Akan tetapi metode
ini kebanyakan dipandang kurang berdaya untuk cara berfikir, sehingga kurang
bermanfaat untuk mencapai tujuan yang bersikap mengubah sikap. Jadi metode ini
umumnya hanya sebagai alat penyampaian informasi atau memberi tahu.
Ad.
b. Metode Tanya Jawab
Pada
umumnya metode ini merupakan rangkaian tidak lajut dari metode ceramah, metode ini memberikan kesempatan
bertanya, mengandung latihan / keberanian dan kemauan, juga metode ini dapat
mengukur sampai berapa jauh pelajaran itu dapat dipahami anak didik. Dengan
demikian terjalin kerja sama yang baik antar guru dengan anak didik.
Metode ini dapat mengungkapkan
perpaduan dari coonitive dan evektive, sehingga
dapat memberikan rangsangan kepada anak didik untuk lebih menggiatkan
berfikir sehingga ia dapat menghayati arti dan makna dari suatu materi
pelajaran.
Ad. c. Metode
Diskusi
Metode diskusi disebut juga situasi
tukar menukar pikiran, perasaan dan pengalaman antar peserta, yang timbul
apabila kita berhadapan dengan suatu masalah. Cara ini dapat menampilkan
kegiatan menanyakan, memberi komentar, saran jawaban dalam kelompok atau
kelasa. Dalam metode ini anak didik mendapat kesempatan untuk berfikir lebih
lanjut, sehingga melalui diskusi ini anak didik dilatih untuk dapat
mengeluarkan pendapat, mengemukakan pengetahuan dan pengalamannya, belajar
sopan santun berbicara dan mendengarkan serta belajar untuk menghargai pendapat
orang lain. Metode ini dapat juga menentukan aspek penghayatan sehingga siswa
diharapkan mengalami perubahan sikap / prilaku.
Ad. d. Metode
Pemberian Tugas
Disini penulis mengutip dari buu
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai berikut : “ Metode pemberian
tugas disebut juga metode tugas yaitu suatu cara pendidikan dengan memberikan
tugas kepada anak didik, yang merupakan salah satu aspek dari bentuk
pengajaran”. ( Departemen P dan K, 1985 : 19 )
Metode ini merupakan suatu cara
pendidikan dengan memberi tugas kepada anak didik dalam bentuk – bentuk seperti
: membuat ikhtisar bacaan, memecahkan masalah, menganalisis kasus serta
guntingan koran, sehingga melalui metode ini anak didik mengetahui dan
menghayati ujud nyata amalan pancasila secara umum dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Dengan demikian siswa terdorong untuk dapat
menguasai bahan pelajaran
Ad.
e. Permainan dan Simulasi
Yang
dimaksud dengan metode permainan dan simulasi disini penulis mengutip dari Tim
BP&, adalah sebegai berikut : “ Permainan dan Simulasi adalah suatu
pengajaran dalam situasi yang sesungguhnya, bagian – bagian yang penting dari
nilai pelajaran diduplikasikan dalam permainan “ ( Tim Bp7, 1982 : 3).
Di
dalam metode permainan dan simulasi ini anak didik diajak atau dilibatkan
bertindak dalam suatu peranan atau status yang diwakilkannya, sehingga dapat
menimbulkan kesadaran diri, rasa simpatik, perubahan sikap. Metode ini lebih menekankan aspek evektif dan
psyikomotorik.
Ad. f. Metode
sosiodrama
Menurut Agus F. Tanyong (1983 : 9)
yang dimaksud dengan metode Sosiodrama adalah : “Metode Sosiodrama
disebut juga metode bermain peran yaitu suatu cara untuk mempertunjukkan
serangkaian perbuatan dari suatu peristiwa melalui peran yang disampaikan”.
Kutipan ini menjelaskan kepada kita
bahwa metode ini merupakan suatu proses melakonkan suatu peristiwa atau
kejadian yang dalam hal ini aktivitas siswalah yang dimaksud yang ditonjolkan
sehingga dengan metode ini dapat menanamkan dan menghargai jasa – jasa tokoh
atau para pejuang dan murid dapat menghayati makna daru suatu kejadian /
perisitwa tersebut.
Dari uraian metiode pengajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraaan dapatlah disimpulkan bahwa metode
pengajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan lebih menonjol aktivitasnya
dalam proses belajar mengajar (PBM), yang sesuai denagn tujuan pengajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Dari wawancara (tanya jawab) penulis
dengan guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1
Perbaungan, tentang metode – metode mengajar yang dipergunakan bahwa pemakaian
/ penggunaan metode mengajar tersebut disesuaikan dengan pokok bahasan atau
materi pelajar yang diajarkan, dan telah dibuat atau direncanakan di dalam
model satuan program pengajaran yang telah dipersiapkan.
Menurut beliau (Guru PPKn)
bahwa metode – metode mengajar yang diuraikan diatas dan yang dikategorikan
merupakan metode yang sesuai atau dipakai untuk mengajarkan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan tidaklah seluruhnya dipakai. Diantara
metode-metode mengajar tersebut yang
sering dipergunakan adalah metode : ceramah, tanya jawab, diskusi dan memberikan
tugas. Sedangkan permainan dan simulasi serta metode sosiodrama / peragaan
jarang sekali dipergunakan, bahkan menurut beliau bahwa metode tersebut hanya
sekali dipergunakan dalam Tahun Ajaran 1998 / 1999. Hal ini disebabkan karena
waktu yang tersedia untuk pengajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
sangat terbatas, sedang metode – metode tersebut sangat memerlukan persiapan
yang lama dan waktu yang lama juga, sehingga keapda siswa hanya dianjurkan
untuk mengikuti / mendengar simulasi P4 yang ada pada acara TV, yang kemudian
menurut beliau, para siswa disekolah dicoba untuk mendisuksikannya sesuai
dengan apa yang diperoleh dari acara TV tersebut.
Dari
uraian singkat diatas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa metode – metode
pengajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dipergunakan di SMP
Negari 1 Perbaungan adalah metode mengajar yang sudah biasa dipergunakan dalma
pengajaran bidang studi lainnya dan secara khusus bahwa metode pengajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1 Perbaungan tidak
berbeda dengan metode pengajaran bidang studi lainnya.
No comments:
Post a Comment