Wednesday, March 27, 2013

Analisa SEM Partikel Zeolit Alam Modifikasi

Analisa SEM Partikel Zeolit Alam Modifikasi
a. Partikel Zeolit Alam Kalsinasi
 Analisa Scanning Electron Microscope (SEM) partikel zeolit alam kalsinasi dimaksudkan untuk mengetahui bentuk morfologi serta pori atau rongga pada partikel zeolit alam kalsinasi yang dikalsinasi dengan larutan HCL pada temperatur 6000C selama 2 jam.
Pada gambar 4.1 dan 4.2 diperlihatkan hasil uji morfologi partikel zeolit alam kalsinasi dengan perbesaran berturut-turut 250 kali dan 750 kali dengan besar ukuran partikel 100 µm dan 20 µm. Pada gambar hasil morfologi terlihat jelas banyaknya lubang atau rongga yang terbentuk, yang ditandai dengan warna gelap dan bentuk partikel zeolit alam kalsinasi yang berwarna terang. Hal ini didukung dari hasil penelitian (Suriawan, dan Nindhia., 2010) yang diketahui bahwa pengasaman dengan H2SO4 menyebabkan timbulnya rongga atau porositas yang lebih banyak dibandingkan dengan zeolit tanpa aktifasi ( tanpa proses perendaman dengan larutan H2SO4).

b. Partikel Zeolit Alam Sintesis CTAB
Hasil uji morfologi partikel zeolit alam sintesis CTAB diperlihatkan pada gambar 4.3 dan 4.4 dengan perbesaran 500 kali dan 2000 kali dengan besar ukuran partikel berturut-turut 50 µm dan 10 µm. Dari foto SEM terlihat adanya rongga atau pori yang ditunjukkan dengan warna gelap dan warna terang yang merupakan partikel zeolit alam sintesis CTAB.
Dari hasil uji morfologi terlihat bahwa bentuk partikel zeolit alam sintesis CTAB tidak beraturan dan masih memiliki kristal-kristal kecil disekitar permukaannya atau masih adanya pengotor yang masih menempel pada kristal. Kristal-kristal kecil tersebut merupakan unsur zeolit yang tidak membentuk kristal atau biasa disebut amorf (Mustain,A., dkk. 2011).

 Analisa XRF Partikel Zeolit Alam Sintesis CTAB
Analisa X-Ray Fluoresensi (XRF) partikel zeolit alam sintesis CTAB dimaksudkan untuk mengetahui unsur-unsur yang terkandung didalam partikel zeolit alam sintesis CTAB melalui grafik hubungan dua parameter energi unsur (keV) terhadap intensitas cacahan perdetik (cps/count per second) yang berarti semakin besar intensitas yang muncul, maka semakin banyak kandungan unsur tersebut dalam suatu bahan.
Hasil analisa partikel zeolit alam sintesis CTAB ditunjukkan pada gambar 4.5. Dari hasil uji X-Ray Fluoresensi (XRF) diketahui senyawa yang dominan yang terdapat pada partikel zeolit alam sintesis CTAB adalah C (karbon) sebesar 32,41%, O (Oksigen) sebesar 42,35%, Si (Silika) sebesar 15,66%, Al (Aluminium) sebesar 5,18%, sedangkan senyawa lainnya merupakan impuritinya seperti Na (Natrium) sebesar 0,36%, Mg (Magnesium) sebesar 0,34%, K (Kalium) sebesar 1,96%, Ca (Kalsium) sebesar 0,61%, dan Fe (Besi) sebesar 1,14%.

Pengujian Sifat Mekanik Komposit HDPE dengan Filler Zeolit Alam Modifikasi
Pengujian sifat mekanik meliputi kekuatan tarik, perpanjangan putus, dan modulus elastis yang diperlihatkan pada tabel 4.1. Hasil pengujian untuk kekuatan tarik diperlihatkan pada gambar 4.6.

Gambar 4.6. Grafik Hubungan Bahan Pengisi terhadap Kekuatan Tarik
Pengujian kekuatan tarik (Tensile Strength) dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan suatu bahan komposit untuk menerima beban tanpa menjadi rusak atau putus. Dari hasil uji mekanik komposit HDPE dengan filler zeolit alam modifikasi (zeolit alam kalsinasi dan zeolit alam sintesis CTAB) yang ditunjukkan pada gambar 4.6 diketahui bahwa komposit HDPE dengan filler zeolit alam sintesis CTAB dan PE-g-MA menunjukkan nilai kekuatan tarik tertinggi sebesar 24.964 MPa, dan mengalami kenaikan sebesar 1.421 MPa dari nilai kekuatan tarik HDPE.
Hasil pengujian mekanik untuk perpanjangan putus (elongation at break) ditunjukkan pada gambar 4.7.

Pengujian sifat elongation at break (perpanjangan putus) dimaksudkan untuk mengetahui pertambahan panjang dari spesimen karena beban penarikan sampai sesaat sebelum spesimen mengalami perpatahan. Berdasarkan hasil pengujian mekanik komposit HDPE dengan filler zeolit alam modifikasi yang ditunjukkan pada gambar 4.7 diketahui bahwa komposit HDPE dengan filler zeolit alam sintesis CTAB dan PE-g-MA memiliki nilai perpanjangan putus tertinggi sebesar 398.89 mm, dan mengalami kenaikan sebesar 177.64 mm dari nilai perpanjangan putus HDPE.
Dan hasil pengujian mekanik untuk modulus elastis diperlihatkan pada gambar 4.8.

Pengujian modulus elastis yang ditunjukkan pada gambar 4.8 dimaksudkan untuk mengetahui ukuran suatu bahan terhadap deformasi elastik. Dan hasil dari komposit HDPE dengan filler zeolit alam sintesis CTAB menunjukkan nilai tertinggi modulus elastis sebesar 720.76 MPa dan mengalami kenaikan sebesar 10.81 MPa dari nilai modulus elastis HDPE.
Berdasarkan hasil pengujian mekanik (kekuatan tarik, perpanjangan putus, dan modulus elastis) diketahui bahwa dengan penambahan filler zeolit alam sintesis CTAB mengakibatkan pertambahan nilai sifat mekanik yang meliputi kekuatan tarik, perpanjangan putus, dan modulus elastis. Hal ini disebabkan karena adanya sifat surfaktan CTAB pada partikel zeolit alam sintesis CTAB yang mengakibatkan partikel yang terbentuk mudah terdispersi, sehingga campuran komposit lebih homogen.

No comments:

Post a Comment