Analisis Bahaya Pada Pangan
Pangan
merupakan sumber energi dan berbagai zat gizi untuk keperluan hidup manusia,
namun pangan juga bisa berbahaya bagi kesehatan manusia. Timbulnya bahaya dapat
terjadi melalui unsur mikroorganisme, kimia atau alami. Penyakit yang
ditimbulkannya diklasifikasikan dalam 3 jenis yaitu:
- penyakit akibat pangan
yang disebabkan oleh mikroba yang mencemari pangan dan masuk ke dalam
tubuh, kemudian hidup dan berkembang biak dan mengakibatkan infeksi pada
saluran pencernaan (food infeksion).
- Penyakit akibat pangan
yang disebabkan oleh racun / toksin yang dihasilkan oleh mikroba pada
pangan (food poisoning). Kejadina intoksikasi tidak selalu disertai
masuknya mikroba dalam tubuh.
- Penyakit akibat pangan yang penyebabnya bukan mikroba, tetapi bahan kimia dan unsur alami.
1. Bahaya Mikrobiologis
Mikroba
terdapat dimana-mana, baik di tanah, debu, air atau udara. Sebagian besar dari
mikroba tersebut tidak berbahaya, tetapi banyak juga yang menyebabkan penyakit
infeksi pada manusia dan hewan. Dalam keadaan tertentu mikroba dapat berkembang
biak dan menginfeksi jaringan tubuh dan dapat menular dari manusia satu ke
manusia yang lain. Pangan menjadi beracun karena telah tercemar oleh mikroba
tertentu dan mikroba tersebut menghasilkan racun yang cukup banyak yang dapat
membahayakan konsumen. Pangan yang memiliki pH rendah seperti daging, telur dan
susu sangat mudah terkontaminasi bakteri antara lain:
- Salmonella.
Sumber infeksi kontaminasi Salmonella adalah kotoran hewan setelah
dipotong, kotoran manusia atau air yang terkena polusi. Kontaminasi tidak
langsung bisa melalui tangan manusia atau alat-alat yang digunakan. Gejala
keracunan Salmonella adalah demam, sakit kepala, diare dan muntah. Masa
inkubasi 5-72 jam, biasanya gejala muncul 12-36 jam setelah makan makanan yang
tercemar.
- Clostridium perfringens. Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri ini adalah
gastroenteritis, dengan gejala seperti sakit perut, diare dan terbentuknya
banyak gas. Bakteri ini banyak terdapat dalam daging, ikan, susu, makanan
kering, rempah-rempah, gelatin, tepung dan protein kedelai. Gejala timbul
dalam waktu 8-24 jam setelah makan makanan tercemar.
- Vibrio parahaemolyicus. Wabah gastroenteritis oleh bakteri ini pernah
terjadi di Jepang karena kebiasaan penduduknya makan ikan terkontaminasi dari
hasil laut secara mentah. Hasil laut seperti ikan, kerang, kepiting, udang
adalah bahan pangan yang sering terinfeksi bakteri ini. Masa inkubasi 2-48
jam, biasanya 12 jam. Gejala yang timbul adalah sakit perut, diare
(kotoran berair dan mengandung darah), mual dan muntah, demam ringan dan
sakit kepala. Penderita akan sembuh 2-5 hari.
- Escherichia coli. Bakteri ini
secara normal terdapat dalam usus manusia sehat jumlahnya mencapai 109
CFU/g. Bakteri dikenal sebagai indikator kontaminasi fekal dan dibagi
dalam 2 kelompok yaitu non patogenik dan patogenik. Grup patogenik dapat
menimbulkan penyakit dengan gejala diare berair disertai dengan muntah dan
demam. Diare dapat sembuh sendiri.
Bila disertai toksin, maka gejala yang muncul adalah diare berair,
kejang perut, demam, malaise dan muntah. Kontaminasi pangan berasal dari
karyawan pengelola pangan atau kontak dengan air yang mengandung buangan
manusia. Infeksi orang dewasa sehat memerlukan dosis paling sedikit 108
sel baik melalui pangan atau air yang tercemar.
- Bacillus cereus. Bakteri ini menyebabkan gastroenteritis pada
manusia. Gejala mual, kejang perut, diare berair, dan muntah-muntah selam
sehari. Pangan yang sering terkontaminasi adalah serealia, tepung, bumbu,
pati, puding, saus, nasi goreng.
- Vibrio cholerae. Bakteri ini menyebabkan terjadinya wabah kolera.
Cara kerja bakteri ini dengan menyerang dinding saluran usus dan
menyebabkan diare dan muntah. Penularan bakteri dapat melalui air, ikan
dan makanan hasil laut.
- Intoksikasi pangan
karena bakteri. Bakteri penyebab intoksikasi adalah Clostridium botulinum, Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
cocovenenans. Racun yang dihasilkan oleh bakteri lebih tahan panas
dibandingkan dengan bakterinya itu sendiri. Gejala intoksikasi tergantung
dari jenis bakteri, antara lain:
- Racun yang dihasilkan
oleh Clostridium botulinum
dapat menyebabkan kematian dengan gejala dimulai dari gangguan pencernaan
yang akut, mual, muntah, pusing, sakit kepala, pandangan berubah menjadi
dua, sulit menelan dan berbicara, otot-otot menjadi lumpuh dan kematian
terjadi akibat sulit bernapas. Pada kasus yang fatal kematian dapat
terjadi 3-6 hari. Pada umunya intoksikasi terjadi pada makanan kaleng
berasam rendah. Makanan kaleng yang sering menyebabkan botulism adalah
jagung manis, bit, asparagus dan bayam. Botulism juga mungkin terjadi pada ikan asap.
- Racun yang dihasilkan
oleh Staphylococcus aureus
menimbulkan gejala banyak mengeluarkan ludah, mual, muntah, kejang perut,
diare berdarah dan berlendir, sakit kepala, kejang otot, berkeringat
dingin, lemas, napas pendek, suhu tubuh dibawah normal. Gejala ini
berlangsung 1-2 hari dan dapat menyebabkan kematian.
- Racun yang dikeluarkan
oleh Pseudomonas cocovenenans
(racun bongkrek) ditandai dengan hipoglikemia, kejang, tidak sadar.
Penderita dapat meninggal setelah 4 hari mengkonsumsi tempe bongkrek.
2. Bahaya Kimia
Secara
alamiah dalam bahan pangan sudah mengandung racun karena merupakan komponen
dari pangan, contohnya jamur racun,
singkong racun, ikan racun, jengkol dan sebagainya.
- Jamur racun. Beberapa
jenis jamur racun yang menyerupai jamur merang yaitu Amanita muscaria yang menghasilkan racun muskarin dan jamur Amanita palloides yang menghasilkan jamur phallin. Masa inkubasi
relatif cepat antara 15 menit hingga 15 jam. Gejala keracunan jamur adalah
sakit perut, timbul rasa haus, mual muntah, diare, badan menjadi lemah,
kadang-kadang diikuti dengan keluarnya air mata dan dapat berakhir dengan
kematian.
- Jengkol. Jengkol berasal
dari tanaman Pithecolobium lobatum,
biasanya dikonsumsi dalam bentuk emping jengkol, sebagai lauk sayur
jengkol atau lalap bentuk mentah. Jengkol dapat menimbulkan keracunan
kalau dikonsumsi terlalu banyak. Jengkol memiliki bau yang tidak sedap dan
keracunan disebabkan oleh asam jengkolatm yang hablurnya berbentuk jarum
roset, mudah larut dalam larutan asam atau basa, larut dalam air panas dan
sukar larut dalam air biasa, sehingga menyebabkan peyumbatan pada saluran
urine dan terganggunya fungsi ginjal. Gejala keracunan jengkol adalah
perut kembung, mual, kadang-kadang muntah, tidak dapat buang air besar.
Timbul rasa nyeri (kolik) di daerah pinggang atau sekitar pusar dan
kadang-kadang diserta kejang-kejang. Urine sedikit berbau khas jengkol,
adakalanya berwarna merah bercampur putih seperti air cucian beras karena
dalam urine terdapat sel darah merah dan sel darah putih dan pada
keracunan jengkol berat tidak dapat kencing sama sekali karena saluran
urine tersumbat oleh hablur asam jengkolat.
- Singkong racun. Penyebab
keracunan pada singkong adalah asam sianida yang terdapat pada daun maupun
umbi singkong. Asam sianida akan menghambat pengangkutan oksigen oleh sel
darah merah. Gejala keracunan singkong seperti keracunan asam sianida pada
umunya yaitu mual, muntah, pusing, sukar bernapas, denyut jantung cepat
kemudian pingsan dn dapat berakhir dengan kematian.
- Intoksikasi pangan
karena logam berat. Keracunan ini dapat terjadi karena adanya proses
pencemaran pada waktu penanaman, pemeliharaan, penyimpanan pascapanen dan
pengolahan. Selain itu kontaminasi juga dapat terjadi melalui alat masak
yang mengandung logam berbahaya dan mengalami pengikisan permukaan.
- Keracunan nitrit.
Keracunan nitrit dapat terjadi karena penggunaan yang melewati batas
maksimum, salah pemakaian atau tercampur secara tidak sengaja karena
kelalaian dan ketidaktahuan. Gejala keracunan nitrit meliputi penuruan
tekanan darah yang tiba-tiba, mual, muntah, kedinginan, kejang bibir dan
ujung jari menjadi biru, kolaps dan kematian.
- Residu pestisida. Pestisida banyak digunakan untuk melindungi tanaman dan hasil panen, tetapi dapat menimbulka keracunan pada bahan pangan dan lingkungan hidup karena residu yang ditinggalkannya. Secara langsung maupun tidak langsung pestisida dapat mencemari karena terhisap melalui pernafasan atau tercerna bersama makanan dan air minum. Pencemaran terahadap air dapat terjadi karena sisa pestisida atau penyemprotan rawa-rawa atau sawah. Gejala keracunan pestisida yaitu penederita nampak gelisah, sakit kepala, rasa lelah, kedutan otot dan kejang. Lebih lanjut dapat mengganggu sistem kerja otak karena bersifat neurotoksik.
No comments:
Post a Comment