DI SMK
Oleh : Ch. Waluja Suhartono
FBS Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak
Dalam era globalisasi, penguasaan bahasa asing semakin diperlukan untuk merebut pasar kerja, sehingga selain bahasa Inggris, bahasa Perancis banyak diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tertentu.
Pengajaran bahasa Perancis yang diberikan di SMK secara umum adalah bahasa Perancis bertujuan khusus, yang salah satunya adalah bahasa Perancis perhotelan. Terdapat permasalahan dalam pengajaran ini yang harus segera diatasi bersama, terutama para pengajar pelajaran ini. Masalah tersebut adalah belum tersedia modul pelajaran ini sampai dengan sekarang.
Makalah ini akan membahas pembuatan modul bahasa Perancis Perhotelan di SMK.
A. Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Pengajaran bahasa asing semakin diperlukan dalam era globalisasi agar anak didik dapat merebut pasar kerja. Selain bahasa Inggris, bahasa Perancis merupakan salah bahasa asing yang diajarkan pada siswa baik di Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun di Sekolah Menengah Kejuaruan (SMK) tertentu.
Secara umum, bahasa Perancis yang diajarkan di SMK adalah pengajaran bahasa Perancis bertujuan khusus dan pengajaran bahasa Perancis perhotelan adalah salah satu pengajaran bahasa Perancis yang banyak diajarkan di SMK.
Seperti pengajaran-pengajaran yang lain, pengajaran ini mensyaratkan tersedianya modul atau materi pembelajaran agar pembelajaran dapat berlangsung seperti yang diharapkan
Sampai sekarang, modul pengajaran bahasa Perancis perhotelan di SMK belum tersedia. Tanpa adanya modul pengajaran ini dapat menjadi permasalahan tersendiri bagi para pengajar pelajaran ini. Permasalahan ini harus segera diatasi bersama dan menuntup keaktifan dan kreativitas para guru untuk menyusun modul pengajaran bahasa Perancis perhotelan agar para siswa dapat mempelajari bahasa Perancis bertujuan khusus tersebut dengan benar sehingga pada gilirannya dapat merebut pasar kerja.
Apa sebenarnya yang dibutuhkan untuk penyusunan modul pembelajaran bahasa Perancis perhotelan? Makalah ini akan membahas pembuatan modul bahasa Perancis perhotelan di SMK.
B. Landasan Teori
1. Bahasa Perancis Bertujuan Khusus
Pengajaran bahasa Perancis bertujuan khusus, yang sering disebut dengan Français sur Objectifs Spécifiques (FOS), merupakan cabang pengajaran bahasa Perancis sebagai bahasa asing (français langue étrangère) yang ditujukan bagi semua orang yang berkeinginan belajar bahasa Perancis, namun demikian, di dalam FOS terdapat kekhususan yang dapat membedakan antara français langue étrangère (FLE) dan FOS.
Menurut Dictionnaire de didactique du français langue étrangère et seconde (Dallies, 2008 : 49), FOS ditujukan bagi pembelajar dewasa yang bermaksud mempelajari atau meningkatkan kompetensi bahasa Perancis untuk aktivitas profesional atau studi lanjut. Selanjutnya dengan menyitir ungkapan pengajaran bahasa Inggris bertujuan khusus (English for Specific Purposes) Hutchinson dan Waters (Dallies, 2008 : 51) menyebutkan bahwa aktivitas pembelajaran FOS berpusat pada pembelajar, yang dapat merupakan para profesional atau calon profesional, yang bekeinginan memiliki kompetensi kebahasaan Perancis yang dibutuhkan dalam ranah pekerjaan tertentu dalam waktu yang terbatas.
Dari kedua batasan yang disebutkan di atas, nampak sekali perbedaan antara FLE dan FOS. Perbedaan yang dapat ditemukan adalah publik atau peserta didik, keterampilan dan pengetahuan yang diajarkan, dan durasi. Publik FLE dapat siapa saja yang ingin belajar bahasa Perancis dan publik FOS secara umum dewasa karena mereka adalah para profesional dan/atau calon profesional. Durasi pembelajaran FOS secara umum lebih pendek daripada durasi FLE karena yang diajarkan di dalam FOS adalah sebagian dari bahasa Perancis sesuai urgensi kebutuhan, sedangkan yang diajarkan di dalam FLE adalah bahasa Perancis.
Para profesional dan / atau calon profesional dapat mengikuti FOS karena FOS diajarkan untuk segala ranah profesi. Dengan mengikuti FOS, para calon profesional di berbagai domen berbeda mempunyai bekal untuk merebut pasar kerja, sedangkan bagi profesional mendapatkan bekal untuk akselerasi karier karena di dalam FOS aspek kebermaknaan sangat ditekankan untuk pelaksanaan tugas-tugas profesional. Seperti yang disebutkan oleh Johnson dan Johnson (1999 : 231) bahwa pengajaran bahasa bertujuan khusus memberikan …….. a "notion" represents a specific context in which the speaker will need to be able to perform certain "functions".
2. Bahasa Perancis Perhotelan
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa FOS diajarkan pada berbagai domen, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa Perancis perhotelan merupakan salah cabang dari pengajaran FOS.
Menurut Warzée (2010), pengajaran bahasa Perancis perhotelan (français de l’hôtellerie) ditujukan bagi para professional perhotelan atau restorasi yang berhubungan langsung dengan pelanggan penutur bahasa Perancis. Pengajaran ini juga ditujukan bagi calon professional perhotelan atau restorasi yang mempersiapkan diri untuk bekerja pada bidang tersebut.
Tujuan pengajaran ini adalah memberikan keterampilan berkomunikasi bahasa Perancis dalam situasi professional perhotelan dan restorasi. Ranah pekerjaan ini menyangkut ranah pelayanan yang meliputi métiers de la réception, du hall et des étages (femme ou valet de chambre) en hôtellerie, et les métiers de la salle en restauration (maître d’hôtel, chef de rang, commis de salle, sommelier). Terdapat kompetensi yang harus dikuasai oleh pembelajar pada masing-masing ranah tersebut dan keseluruhan kompetensi itu disebut référentiel de competences.
Référentiel de compétences adalah daftar atau catatan yang menjelaskan tugas-tugas dan kompetensi-kompetensi kebahasaan yang berhubungan dengan pekerjaan atau ranah pekerjaan tertentu, atau dapat juga dipahami sebagai kompetensi acuan. Menurut Dallies (2008) kompetensi acuan pengajaran bahasa Perancis perhotelan yang dikeluarkan oleh Chambre de commerce et d’industrie de Paris (CCIP) adalah sebagai berikut :
Tabel 1 : Kompetensi Acuan Bahasa Perancis Perhotelan Oleh CCIP
Hôtellerie
|
·
Accueillir et installer
le client dans sa chambre
·
Expliquer les
conditions de réservation ; faire, modifier ou annuler une réservation
(individuel ou groupe)
·
Facturer, faire payer,
règler (oralement) un litige mineur
·
Rédiger une lettre, un
télex, une téléscopie, en réponse à une situation donnée relevant de
l’hôtellerie
·
Concevoir et élaborer
un court document d’information, de fidélisation, ou de promotions de
prestations hôtellières
|
Restauration
|
·
Accueillir et installer
le client (individuel ou groupe) à la table
·
Prendre la commande
du/des clients
·
Résoudre des litiges
liés à la restauration
·
Proposer des menus
spéciaux ou personnalisés (groupes, forfaits, enfants, régimes alimentaires)
|
Kompetensi acuan yang dipaparkan pada tabel 1 tersebut di atas merupakan keterampilan kebahasaan dan komunikasi yang sangat diperlukan untuk melaksanakan tugas professional domen perhotelan dan restorasi. Dari keterampilan kebahasaan dan komunikasi yang merupakan satuan tematis dapat dirinci menjadi satuan sekuensis yang kemudian dijadikan sebagai tujuan pembelajaran.
3. Pembelajaran Bahasa Asing
Johnson dan Johnson (1999 : 3) mengatakan bahwa terdapat dua target utama atau orientasi dalam pembelajaran bahasa asing, yaitu akurasi dan kelancaran (accuracy/fluency). Pembelajaran bahasa asing yang berorientasi pada akurasi lebih banyak menggunakan pendekatan tradisional, seperti pembelajaran dengan pendekatan tata bahasa (grammar teaching) dan audiolingualisme (audiolingualisme). Pembelajaran dengan pendekatan tata bahasa, koreksi kesalahan (error correction) diberlakukan dengan sangat ketat. Pendekatan audiolingualisme lebih banyak memberikan latihan, hafalan, dan substitusi. Pembelajaran ini lebih memfokuskan pada bentuk. Sebaliknya, pembelajaran yang berorientasi pada kelancaran lebih memfokuskan pada makna atau isi pesan.
Pembelajaran bahasa asing yang berorientasi pada kelancaran ini muncul setelah adanya banyak kritikan tentang pembelajaran berorientasi pada bentuk (akurasi). Kemunculan pembelajaran ini ditandai dengan adanya pengajaran bahasa komunikatif (communicative language teaching). Pengajaran ini berdasarkan pada fungsi bahasa yang merupakan alat atau sarana komunikasi.
Pembelajaran yang berorientasi pada kelancaran terus berkembang sampai dengan sekarang, terutama setelah munculnya pendekatan yang banyak disarankan oleh Dewan Masyarakat Eropa (Conseil de l’Europe), yaitu task-based learning (pendekatan berorientasi pada tugas).
Pendekatan berorientasi pada tugas menggagap bahwa pengguna atau pembelajar bahasa merupakan aktor sosial yang harus melaksanakan tugas dalam situasi, lingkungan, dan domen tertentu. Tindak tuturan yang dipelajari atau dikuasai dimanfaatkan untuk melaksanakan tugas. Dalam pelaksanaan tugasnya, pengguna atau pembelajar bahasa dapat mengerahkan kompetensi-kompetensi yang dimilikinya untuk mendapatkan hasil yang diinginkannya, sehingga pendekatan ini juga memperhitungkan berbagai pengetahuan dan/atau sumber yang berkaitan dengan kognisi, afeksi, dan motivasi (CECR:200,15).
Warzée (2010) mengatakan bahwa teks-teks yang dimanfaatkan sebagai materi atau bahan ajar dalam pembelajaran bahasa asing yang menggunakan pendekatan komunikatif dan/atau pendekatan berorientasi pada tugas, sebaiknya otentik.
Daftar Pustaka
Conseil
de l’Europe. 2000. Un
Cadre
Européen
Commun
de Reference pour
les Langues
: apprendre, enseigner, évaluer. Strasbourg :
Division des politiques linguistiques.
Dallies, Mourlhon, Francoise. 2008. Enseigner une Langue à des Fins
Professionnelles. Paris : Didier.
Eurin,
Simone Français langue étrangère et
seconde : cours en maîtrise de Français Langue Etrangère. CNED :
Poitiers. 2000
Johnson, Keith dan Johnson, Helen. 1999. Encyclopedic Dictionary of Applied
Linguistics. Massachusetts : Blackwell Publisher.
Warzée, D.J. 2010
“Construire un Module de Français sur Objectifs Spécifiques”
Makalah disajikan pada pelatihan FOS, di SCAC Jakarta, 2-5 November
2010
No comments:
Post a Comment