Friday, June 21, 2013

BENTUK-BENTUK KETERAMPILAN BERBICARA

BENTUK-BENTUK KETERAMPILAN BERBICARA 
Berbicara sebagai bentuk komunikasi dapat dikelompokkan dalam berbagai bentuk tergantung dasar pengelompokkan tersebut. Ada beberapa ahli yang mengelompokkan berbicara atau komunikasi lisan dalam beberapa bentuk, di antaranya adalah yang dilakukan oleh Haryadi (1994), yang membagi keterampilan berdasarkan jumlah partisipan, cara pelaksanaan, lawan berbicara, maksud dan tujuan berbicara, dan tingkat keformalannya. 

A. Berdasarkan jumlah partisipan, keterampilan berbicara dapat dikeelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu: 
1. Berbicara perorangan 
2. Berbicara kelompok 

B. Berdasarkan cara pelaksanaannya, keterampilan berbicara dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu: 
1. Berbicara secara langsung 
2. Berbicara secara tidak langsung 

C. Berdasarkan lawan bicara, keterampilan berbicara dapat dikelom­pokkan menjadi empat bentuk, yaitu: 
1. Satu lawan satu 
2. Satu lawan banyak 
3. Banyak lawan satu 
4. Banyak lawan banyak 

D. Berdasarkan maksud atau tujuan berbicara, keterampilan berbicara dapat dikelompokkan menjadi   
     sembilan bentuk, yaitu: 
1. Memberi perintah atau instruksi 
2. Memberi nasihat 
3. Memberi saran 
4. Berpidato 
5. Mengajar atau memberi ceramah 
6. Berapat 
7. Berunding 
8. Pertemuan 
9. Menginterview 

E. Berdasarkan tingkat keformalannya, keterampilan berbicara dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, 
    yaitu: 
1. Berbicara formal 
2. Berbicara semi formal 
3. Berbicara informal 

Selain itu ada juga yang membagi berbicara menjadi beberapa bentuk, antara lain dikemukakan oleh William B. Ragam (dalam Haryadi, 1994) yang membuat daftar bentuk-bentuk ekspresi lisan menjadi sebelas, yaitu: 
1. Cakapan informal 
2. Diskusi dengan maksud dan tujuan tertentu 
3. Menyampaikan berita, pengumuman, dan melaporkan 
4. Memainkan drama 
5. Khotbah 
6. Bercerita 
7. Cakap humor 
8. Mengisi acara radio 
9. Rapat organisasi 
10. Menggunakan telepon 
11. Memberi pengarahan 

Henry Guntur Tarigan ( 1983: 22-23) membagi keterampilan berbicara menjadi: 
1. Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang menyangkut: 
  • Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahu atau melaporkan, yang bersifat informatif (informative speaking) 
  • Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan, persahabatan (fellowship speaking) 
  • Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (persuasive speaking) 
  • Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang dan hati-hati (deliberative speaking) 
2. Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi: 
a. Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibedakan menjadi: 
  1. Tidak resmi (informal), dan masih dapat diperinci lagi atas kelompok studi (study groups), kelompok pembuat kebijakan (policy making groups) dan komite, 
  2. Resmi (formal) yang mencakup pula konferensi, diskusi panel, dan simposium. 
b. Prosedur parlementer (parliamentary prosedure) 
c. Debat 
Sementara itu Lee dan Lee (dalam Haryadi, 1994) mengelom­pokkan keterampilan berbicara menjadi sebelas macam, yaitu: 
1. Percakapan dan diskusi 
2. Berita, pengumuman, dan laporan 
3. Rencana dan evaluasi 
4. Kegiatan dramatik 
5. Penampilan kesenangan masyarakat 
6. Khotbah 
7. Bercerita informal tentang lelucon dan teka-teki 
8. Pembicaraan dalam dewan 
9. Rapat organisasi 
10. Acara radio dan televisi 
11. Mempersiapkan rekaman 

Muhajir dan A. Latif (1975:47) membagi berbicara menjadi tujuh bentuk, yaitu: 
1. Diskusi 
2. Wawancara 
3. Sandiwara 
4. Deklamasi 
5. Konversasi 
6. Berpidato 
7. Bercerita 

Dori Wuwur Hendrikus (1991: 16-17) mengemukakan dua bentuk retorika, yaitu: 
1. Monologika 
2. Dialogika 

Asdi S. Dipodjojo (1982) mengemukakan dua macam bentuk komunikasi lisan, yaitu: 
1. Retorika 
2. Dialektika 

Be Kim Hoa Nio (dalam Haryadi, 1994) membagi keterampilan berbicara ke dalam bentuk-bentuk: 
  1. Berbicara terpimpin, antara lain latihan frase dan kalimat, reproduksi gambar dan reproduksi lisan, dialog yang diperankan atau dialog dengan gambar/wayang, 
  2. Berbicara semi terpimpin, seperti reproduksi cerita, cerita berantai, melaporkan isi bacaan secara lisan, 
  3. Berbicara bebas, seperti diskusi, wawancara, berpidato, dan bermain peran. 

No comments:

Post a Comment