Friday, June 21, 2013

Dampak Penyakit TBC.

Dampak TBC.  Dampak bagi individu 
Penderita penyakit TBC dapat menjadi sangat lemah, dan tidak bisa kerja, atau melakukan tugas harian biasa, misalnya jaga anak atau kerja kebun. Rata-rata, seorang penderita penyakit TBC akan kehilangan 3-4 bulan waktu kerja produktif. 
Jika tidak diobati, penyakit TBC menyebabkan kesakitan selama jangka panjang,  kecacatan dan kematian. Kira-kira 50% penderita penyakit TBC paru yang tidak  diobati akan meninggal dalam waktu 5 tahun, mayoritas dari 50% ini akan mati dalam waktu 18 bulan. 


Dampak bagi keluarga 

Penderita penyakit TBC yang tidak diobati dengan baik bisa menularkan bakteri TBC pada keluarganya, termasuk anak. Juga mereka tidak dapat bebas bergaul - jangan sampai menularkan bakteri TBC. Hal ini sangat sulit bila mereka tinggal dalam satu rumah dengan banyak orang. 

Menurut pemerintah propinisi NTT, 20-30% jumlah pendapatan keluarga akan hilang bila ada 1 kasus TBC dalam keluarga. 


Dampak bagi masyarakat 

TBC banyak menyerang anggota masyarakat usia bekerja (15-54 tahun), sehingga negara kekurangan tenaga trampil. TBC banyak menyerang masyarakat golongan ekonomi lemah, sehingga menambah tingkat kemiskinan. 

Pengobatan TBC secara luas sangat mahal. Pemerintah harus menyiapkan dana yan besar untuk menyediakan obat-obatan. 

Sesungguhnya dana untuk obat tersebut dapat digunakan untuk kepentingan membangun daerah. 

Sesuai dengan penduduknya yang besar, Indonesia mempunyai jumlah penderita TBC yang ketiga tertinggi dunia (setelah Cina dan India). Di dalam Indonesia, propinsi NTT mempunyai kasus TBC lebih banyak dari semua propinsi yang lain. Maka, pemerintah terpaksa menghabiskan banyak uang dengan program TBC – dana ini dapat dipakai untuk proyek lain jika TBC bukan persoalan sangat besar. 

TBC dapat menyebabkan kecacatan dan kematian. 
Kita tidak bisa mengabaikan penyakit ini - dia tidak akan hilang dengan sendirinya! 

E. Bagaimana memberantas TBC? 
i). Cara mengurangi penularan TBC. 

  1. Immunisasi BCG. Vaksin BCG sangat efektif mencegah TBC bagi banyak orang, tetapi dia tidak 100% efektif. Berarti ada sebagian kecil orang yang akan menderita penyakit TBC walaupun mereka sudah pernah dapat vaksin BCG. Di Indonesia, anak diberi vaksin BCG waktu baru lahir. 
  2. Apabila Anda batuk/bersin, tutuplah mulut/hidung Anda – agar keluarga dan orang lain disekitar Anda tidak tertular. 
  3. Jangan meludah di sembarang tempat. Bila Anda harus meludah, gunakan tempat seperti tempolong atau kaleng tertutup, untuk menampung dahak Anda. Cara yang aman untuk menjauhkan dahak Anda dari orang lain adalah buanglah dahak Anda ke lubang WC, atau timbun tampungan dahak Anda ke dalam tanah di tempat yang jauh dari keramaian. 
  4. Ventilasi yang baik – rumah yang mempunyai ventilasi yang baik memudahkan peredaran udara, yang membantu membersihkan udara, misalnya setelah orang batuk atau bersin. Cahaya mata hari juga dapat membantu membunuh bakteri TBC. 
  5. Pengobatan TBC yang lengkap – penderita penyakit TBC yang tidak diobati dengan baik (mis. tidak menghabiskan obat) masih dapat menularkan bakteri TBC pada orang lain, dan juga mungkin mengandung bakteri TBC yang kebal yang sangat sulit diobati pada saat orang minum obat pada masa depan. 
ii). Pengobatan 
Hanya ada satu cara yang efektif untuk menyembuhkan penyakit TBC. Penderita harus minum obat khusus TBC. Dia harus minum obat ini sampai dia sembuh. Waktu ini bisa lama, paling tidak 2-3 bulan, lebih mungkin 6-8 bulan (tergantung jenis obat, dan jenis bakteri TBC). 

Obat TBC dikemas dalam paket disebut “Kombipak”. Di dalam kombipak tersedia beberapa jenis obat-obatan yang dimasukkan ke dalam blister-blister. Dalam 1 hari, penderita penyakit TBC harus minum semua obat yang ada dalam 1 blister. Di dalam kombipak tertera keterangan mengenai berapa banyak obat yang harus diminum dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk minum obat sampai sembuh. 

Obat TBC harus diminum secara teratur sampai seorang penderita penyakit TBC dinyatakan sembuh. Orang yang sedang minum obat TBC harus datang ke puskesmas secara rutin untuk cek-up. Ini sangat penting, agar dapat mengetahui kemajuan pengobatan. 

Penyakit TBC tidak akan hilang dengan sendirinya! Obat-obatan yang lain, termasuk obat tradisional dapat membantu orang merasa lebih baik, tetapi dia tidak membunuh bakteri TBC, maka orang tetap terinfeksi dan dapat menularkan TBC pada orang lain. 

Efek samping dari obat TBC 
Beberapa orang yang minum obat TBC dapat menyelesaikan pengobatannya tanpa mengalami efek samping obat. Namun, ada orang yang mengalami efek samping seperti: 
· Kulit menjadi kuning-kuningan 
· Air seni berwarna gelap (seperti air teh) 
· Muntah atau rasa mual 

Orang yang mengalami efek samping ringan seperti yang tersebut, seharusnya berusaha minum obat sampai habis. TETAPI, jika orang mengalami efek samping berat, dia harus menghentikan minum obat untuk sementara dan minta segera nasihat atau petunjuk dari petugas kesehatan. 

Persoalan dengan pengobatan TBC 
Banyak orang sangat sulit menyelesaikan pengobatan TBC. Salah satu persoalan adalah setelah minum obat TBC selama beberapa minggu, penderita akan merasa lebih sehat, dan pikir dia sudah sembuh, sehingga dia hentikan minum obat. Bahkan, bakteri TBC masih hidup, dan gejala-gejala penyakit TBC akan muncul kembali. Jika seorang penderita penyakit TBC tidak menyelesaikan pengobatannya, terjadi banyak persoalan, yaitu: 

  • Penyakit akan lebih sukar diobati, karena ada kemungkinan bakteri sudah kebal terhadap obat TBC. 
  • Bakteri TBC dalam tubuh akan tumbuh dan berkembang lebih banyak, akhirnya ada bakteri lebih banyak dan orang jatuh sakit lagi. 
  • Menghabiskan biaya lebih besar, karena diperlukan obat yang lebih ampuh dan lebih banyak jenisnya. 
  • Seorang penderita penyakit TBC yang tidak menyelesaikan pengobatannya atau tidak minum obat secara teratur dapat menularkan bakteri TBC pada orang lain. 
  • Seorang penderita penyakit TBC yang tidak menyelesaikan pengobatannya atau tidak minum obat secara teratur membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat sembuh, bahkan sampai bertahun-tahun. 
  • Seorang penderita penyakit TBC yang tidak menyelesaikan pengobatannya atau tidak minum obat secara teratur dapat menjadi sanga

No comments:

Post a Comment