Wednesday, June 26, 2013

Filosofi Manusia dan Bahagia

Filosofi Manusia dan Bahagia 
Di dalam hidup ini, sebenarnya kita merupakan wujud dari 3 orang yang harus berusaha menyatukannya menjadi 1 orang. 
1. Kita (1 orang) dalam pandangan kita sendiri. 
2. Kita (1 orang) dalam pandangan manusia. 
3. Kita (1 orang) dalam pandangan Sang Pencipta. 

Sebenarnya ini hanya pendekatan filosofi saja, untuk memperjelas bahwa manusia dalam hidup memiliki hubungan Vertikal dan Horizontal. Hubungan Vertikal dengan Sang Pencipta, hubungan Horizontal dengan orang-orang di sekitar dan dengan diri kita sendiri. 

Artinya seseorang yang ingin bahagia, harus memenuhi 3 target: Target positif dari kita sendiri, target positif dari orang-orang sekitar kita, dan target positif dari Sang Pencipta.
1. Target Positif dari kita sendiri 
Saya pernah menjumpai orang yang mendapat apresiasi begitu besar dari orang-orang di sekitarnya, tetapi sang pemilik tubuh sendiri merasa bahwa banyak hal yang belum dia miliki, di saat yang bersamaan orang-orang menyanjung dia sebagai sosok super (hebat). Tapi dia masih memandang dirinya dengan pandangan yang negatif dan itu mempengaruhi jiwanya secara kuat, sehingga yang dia rasakan kemudian bahwa kebahagiaan dan kenyamanan yang dia dambakan tidak seperti yang dia harapkan. 

2. Target Positif dari orang-orang di sekitar kita 
Poin ke dua mempunyai sisi yang berbeda dari poin pertama, dimana kita menyanjung diri kita dengan berlebihan, di saat yang bersamaan orang-orang memandang kita sebagai sumber masalah, atau pun kita dan orang-rang yang ada di sekitar kita memandang diri kita pada posisi yang tidak nyaman. Poin ini juga punya potensi besar untuk membuat seseorang tidak bahagia. 

3. Target positif dari Sang Pencipta 
Poin terakhir tentunya bisa dipahami secara lebih mudah, ketika seseorang jauh dari jalan yang telah ditentukan Allah, jelas kebahagiaan tidak akan pernah datang, kalau pun kebahagiaan itu kita rasakan, tentunya hanya bersifat sementara saja.
Itulah yang saya maksud, agar ke tiga poin ini memiliki nilai yang sama atau nilai positif yang harus kita wujudkan. Positif dalam pandangan kita sendiri, manusia dan Allah. Jika satu saja dari poin yang telah saya sebutkan di atas berkurang, biasanya kebahagiaan akan sulit diraih. 

Jadi 3 hal yang bertumpu pada satu tubuh tersebut semuanya harus memiliki nilai positif, ketika satu poin saja dari ke tigal hal di atas menunjukkan nilai negative. Maka keutuhan seseorang akan hilang, dan saat itulah manusia akan sangat sulit menuju yang namanya bahagia. 

Logikanya begini, Kalau ketiga poin di atas kita terjemahkan seperti rumah, maka kita sedang berbicara tentang Fondasi, Tiang dan Atap. Rumah yang nyaman tentunya punya ketiga unsur tersebut, jika salah satu dari unsur tersebut hilang, rumah yang dimaksud tentunya juga tidak bisa lagi dikategorikan sebagai rumah yang nyaman.
Bagaimana mungkin sebuah rumah tanpa tiang atau tanpa fondasi atau tanpa atap. Anda pasti bisa membayangkan bagaimana tidak enaknya rumah yang dihuni dalam keadaan seperti itu. 

Jadi untuk sebuah kata bahagia, manusia harus menentukan value (nilai) positif untuk dirinya sendiri, mempengaruhi orang lain melalui tindakan yang baik dan bijak untuk memandang diri kita sebagai pribadi yang positif, dan menjalankan amanah Sang Pencipta melalui tuntutan syara’ agar terbentuknya kepribadian yang positif.
Intinya, jika seseorang juga belum siap ke arah sana, baik Anda ataupun Saya tidak usah bermimpi untuk “BAHAGIA” … Yakinlah!

No comments:

Post a Comment