Wednesday, June 26, 2013

TEORI TENTANG MANUSIA

TEORI TENTANG MANUSIA
Manusia adalah makhluk social, artinya manusia hanya akan menjadi apa dan siapa bergantung ia bergaul dengan siapa. Manusia tidak bisa hidup sendirian, sebab jika hanya sendirian ia tidak “menjadi” manusia. Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi yangbermacam-macam. Di satu sisi ia menjadi anak buah, tetapi di sisi lain ia adalah pemimpin. Di satu sisi ia adalah ayah atau ibu, tetapi di sisi lain ia adalah anak. Di satu sisi ia adalah kakak, tetapi di sisi lain ia adalah adik. Demikian juga dalam posisi guru dan murid, kawan dan lawan, buruh dan majikan, besar dan kecil,mantu dan mertua dan seterusnya. . Dalam hubungan antar manusia (interpersonal), ada pemimpin yang sangat dipatuhi dan dihormati

Rakyatnya, ada juga yang hanya ditakuti bukan dihormati, begitupunguru atau orang tua, ada yang dipatuhi dan dihormati , ada juga orang tua dan guru yang tidak dipatuhi dan tidak pula dihormati. Mengapa terjadi demikian ?

Ada tiga teori yang dapat membantu menerangkan model dan kualitas hubungan antar manusia itu.
1. Teori Transaksional (model Pertukaran Sosial)
Menurut teori ini, hubungan antar manusia (interpersonal) itu berlangsung mengikuti kaidah transaksional, yaitu apakah masing-masing merasa memperoleh keuntungan dalam transaksinya atau malah merugi. Jika merasa memperoleh keuntungan maka hubungan itu pastimulus, tetapi jika merasa rugi maka hubungan itu akan terganggu , putus, atau bahkan berubah menjadi permusuhan.

Demikian juga rakyat dan pemimpin, suami- isteri, mantu – mertua direktur-anak buah, guru-murid, mereka berfikir; kontribusi mereka sebanding dengan keuntungan yang diperoleh atau malah rugi. Demikian juga hubungan antara daerah dengan pusat, antara satu entitas dengan entitas lain.

2. Teori Peran
Menurut teori ini, sebenarnya dalam pergaulan sosial itu sudah ada skenari yang disusun oleh masyarakat, yang mengatur apa dan bagaimana peran setiap orang dalam pergaulannya. Dalam skenario itu sudah `tertulis” seorang Presiden harus bagaimana, seorang gubernur harus bagaimana, seorang guru harus bagaimana, murid harusbagaimana. Demikian juga sudah tertulis peran apa yang harus dilakukan oleh suami, isteri, ayah, ibu, anak, mantu, mertua dan seterusnya. Menurut teori ini, jika seseorang mematuhi skenario,maka hidupnya akan harmoni tetapi jika menyalahi skenario, maka ia akan dicemooh oleh penonton dan ditegur sutradara. Dalam era reformasi sekarang ini nampak sekali pemimpin yang menyalahi scenario sehingga sering didemo public

3. Teori Permainan
Menurut teori ini, klassifikasi manusia itu hanya terbagi tiga, yaitu anak-anak, orang dewasa dan orang tua. Anak-anak itu manja, tidak ngerti tanggungjawab, dan jika permintaanya tidak segera dipenuhi ia akan nangis terguling-guling atau ngambek. Sedangkan orang dewasa, ia lugas dan sadar akan tanggungjawab, sadar akibat dan sadar resiko. Adapun orang tua, ia selalu memaklumi kesalahan orang lain dan menyayangi mereka. Tidak ada orang yang merasa aneh melihat anak kecil menangis terguling-guling ketika minta eskrim tidak dipenuhi, tetapi orang akan heran jika ada orang tua yang masih kekanak-kanakan. Suasana rumah tangga juga ditentukan oleh bagaimana kesesuaian orang dewasa dan orang tua dengan sikap dan perilaku yang semestinya ditunjukkan. Jika tidak maka suasana pasti runyam. Demikian juga hubungan antara pusat dan daerah, antaraatasan dan bawahan. Aparat Pemerintah mestilah bersikap dewasa, Presiden dan Ketua MPR mestilah jadi orang tua.

Memang menjadi tua itu pasti, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan. Dewasa ini kita banyak menjumpai orang-orang yang telah berhasil menduduki “kursi kedewasaan” tetapi perilaku mereka masih belum beranjak dari kanak-kanak. DPR yang mestinya sudah dewasa, eh… perilakunya terkadang justru seperti Taman Kanak-kanak , kata Presiden Gus Dur waktu itu..

No comments:

Post a Comment