Friday, June 21, 2013

Hubungan antara Berbicara dengan Menyimak

Hubungan antara keterampilan berbicara dengan ketiga keterampilan berbahasa yang lain adalah sebagai berikut : 
1. Hubungan antara Berbicara dengan Menyimak 
Menurut Brooks (dalam Tarigan, 1990:4) berbicara dan menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan komunikasi tatap muka atau face-to-face communication. Hal-hal yang dapat memperlihatkan eratnya hubungan antara berbicara dan menyimak adalah sebagai berikut: 
  • Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi). 
  • Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan oleh perangsang (stimuli) yang mereka temui dan kata-kata yang paling banyak memberi bantuan atau pelayanan dalam menyampaikan ide-ide atau gagasan mereka. 
  • Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan masyarakat tempatnya hidup. 
  • Anak yang lebih muda lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang dan rumit daripada kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya. 
  • Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang. 
  • Bunyi atau suara merupakan suatu faktor penting dalam meningkat­kan cara pemakaian kata-kata sang anak. Oleh karena itu, sang anak akan tertolong kalau mereka menyimak ujaran-ujaran yang baik dari para guru dan lingkungan sekitarnya. 
  • Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga akan menghasilkan penangkapan informasi yang lebih baik pada pihak penyimak. 
2. Hubungan antara Berbicara dengan Membaca 
a. Performansi atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan berbicara. 
b. Pola-pola ujaran orang yang tunaaksara mungkin mengganggu pelajaran membaca bagi anak. 
c. Kalau pada tahun-tahun awal sekolah, ujaran membentuk suatu dasar bagi pelajaran membaca, maka 
    membaca bagi anak-anak kelas yang lebih tinggi turut membantu meningkatkan keterampilan berbicara 
    mereka. 
d. Kosakata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara langsung. Apabila muncul kata-kata 
    baru dalam buku bacaan siswa, maka guru hendaknya mendiskusikannya dengan siswa agar mereka 
    memahami maknanya sebelum mereka mulai membacanya. 

3. Hubungan antara Berbicara dengan Menulis 
  • Anak belajar berbicara jauh sebelum dia dapat menulis; dan kosakata, pola-pola kalimat serta organisasi ide-ide yang memberi ciri kepada ujarannya merupakan dasar bagi keterampilan menulis berikutnya. 
  • Anak yang telah dapat berbicara dengan lancar biasanya dapat pula menuliskan pengalaman-pengalaman pertamanya serta tepat tanpa diskusi lisan pendahuluan tetapi dia masih perlu membicara­kan ide-ide yang rumit yang diperolehnya dari tangan kedua. 
  • Perbedaan-perbedaan antara berbicara dengan menulis juga ada, di antaranya, keterampilan berbicara atau komunikasi lisan cende­rung ke arah kurang berstruktur, lebih sering berubah-ubah, tidak tetap dan biasanya lebih kacau dan membingungkan daripada komuni­kasi tulis. Komunikasi tulis cenderung lebih unggul dalam isi pikiran maupun struktur kalimat, lebih formal dalam gaya bahasa dan jauh lebih teratur dalam pengertian ide-ide. Penulis biasanya telah memikirkan dalam-dalam setiap kalimat sebelum dia menulis naskah­nya. Selain itu, dia juga sering memeriksa serta memper­baiki kalimat-kalimatnya beberapa kali sebelum dia menyelesaikan tulisannya. 
  • Pembuatan catatan serta bagan atau rangka ide-ide yang akan disampaikan pada suatu pembicaraan akan menolong siswa untuk mengutarakan ide-ide tersebut kepada para pendengar. Para siswa harus belajar berbicara dari catatan-catatan, dan mereka membutuhkan banyak latihan berbicara dari catatan agar penyajiannya tidak terputus-putus. Menyimak dan membaca erat berhubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis erat berhubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan cara untuk mengekspresikan makna atau arti. Dalam penggunaannya, keempat keterampilan berbahasa tersebut sering sekali saling berhubungan.
Fungsi Berbicara 
Dalam kehidupan sehari-hari, berbicara merupakan salah satu kebu­tuhan mutlak manusia untuk dapat hidup bermasyarakat secara baik. Seba­gian besar kehidupan kita setiap harinya banyak didominasi oleh kegiatan berbicara. 

Menurut Haryadi (1994) ada beberapa fungsi berbicara. Berbicara dalam kehidupan dapat berfungsi sebagai: 
pemenuhan hajat hidup manusia sebagai makhluk sosial, 
alat komunikasi untuk berbagai urusan atau keperluan, 
ekspresi sikap dan nilai demokrasi, 
alat pengembangan dan penyebarluasan ide/pengetahuan, 
peredam ketegangan, kecemasan dan kesedihan. 

Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa 
Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen yang satu sama lainnya memiliki hubungan yang sangat erat. Keempat komponen berbaha­sa tersebut adalah: 
keterampilan menyimak (listening skills) 

2. keterampilan berbicara (speaking skills) 
keterampilan membaca (reading skills) 
keterampilan menulis (writing skills) 

(Nida, Harris, dalam Tarigan, 1990) 
Setiap keterampilan berbahasa tersebut memiliki hubungan yang erat dengan tiga keterampilan berbahasa lainnya. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. 

Menurut Harris (dalam Tarigan, 1990) ada beberapa komponen berbahasa yang perlu mendapat perhatian dalam praktik keterampilan berbahasa. Komponen-komponen berbahasa tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. 


No comments:

Post a Comment