Monday, June 10, 2013

Natrium dan klorida

Natrium dan klorida 
Natrium dan klorida biasanya berhubungan sangat erat sebagai bahan makanan maupun fungsinya di dalam tubuh. Dalam tubuh natrium dan klorida bergabung membentuk garam meja atau natrium klorida sebagai bagian dari cairan ekstraseluler (Winarno, 1997b). 

Natrium dan klorida di dalam tubuh berbentuk ion dan penting bagi pengaturan kandungan air dalam tubuh. Ginjal mengatur kehilangan dan mengontrol kadar ion natrium dan klorin dalam cairan jaringan. Kelebihan garam dikeluarkan melalui air seni dan pada kondisi panas dikeluarkan berupa keringat (Gaman dan Sherrington, 1994). Natrium klorida juga mempertahankan tekanan osmotik tubuh dan membantu keseimbangan asam dan basa (Winarno, 1997b). 

Pada beberapa penyakit tertentu seperti ginjal dan hati sangat banyak garam yang ditahan oleh tubuh. Untuk mempertahankan konsentrasi garam normal yang diperlukan dengan menahan air yang berlebihan sehingga terjadi pembengkakan jaringan atau kelebihan cairan dalam jaringan. Untuk bayi tidak dianjurkan memberikan makanan yang lebih pekat dari biasanya karena akan meningkatkan kandungan garam sehingga tubuh tidak dapat mengeluarkan kelebihan natrium (Winarno, 1997b). 

Garam dapur merupakan komponen bahan makanan penting yang konsumsinya tergantung pada rasa, kebiasaan dan tradisi dari pada keperluannnya. Konsumsi garam per orang per hari sekitar 6 sampai 18 g, untuk daerah maju dan subtropis kebutuhan minimal garam untuk orang dewasa pada keaktifan normal dibawah 1 g per hari (Winarno, 1997b). 

Natrium. Natrium terdapat sebagian besar pada plasma darah dan cairan ekstraseluler, juga beberapa terdapat dalam tulang. Tubuh manusia diperkirakan mengandung 100 sampai 110 g. Sebanyak 95% natrium dicerna akan diserap tubuh dan dikeluarkan melalui ginjal atau sekitar 3,0 sampai 0,5 g dalam satu liter keringat (Winarno, 1997b). Metabolisme natrium terutama diatur oleh aldosteron, yaitu suatu hormon korteks adrenal yang meningkatkan reabsorbsi natrium dari ginjal (Suhardjo dan Kusharto, 1992). 

Natrium mengatur agar garam-garam mineral larut dalam darah sehingga tidak mengendap ke dinding, bersama kalium berfungsi mengatur keseimbangan asam basa darah, keseimbangan cairan tubuh, mengatur konstraksi otot dan merangsang fungsi syaraf. Natrium bersama klorinmengatur kesehatan sel-sel dan cairan darah, membuang karbondioksida dari dalam tubuh, berperan dalam pencernaan dan mengatur produksi asam lambung. Kelebihan natrium dalam darah akan mengakibatkan meningkatnya pembuangan kalium lewat urin yang akan menyebabkan pengeluaran cairan tubuh sehingga penderita akan pusing dan bengkak pada hati dan wajah. Kelebihan natrium juga akan menimbulkan penyakit hipertensi (Simorangkir dan Simorangkir, tt). Pada orang sehat jarang ditemukan kasus jika kekurangan natrium. Gejala awal kekurangan natrium adalah haus dan pada tahap kehilangan banyak natrium akan muntah-muntah dan diare (Winarno, 1997b). 

Kebutuhan natrium sangat bervariasi tergantung pada suhu dan daerah tempat tinggal dengan kisaran 2 sampai 10 g per hari (Winarno, 1997b). Pangan nabati biasanya mengan dung lebih sedikit natrium dibanding pangan hewani. Pangan hasil olahan biasanya mengandung natrium yang tinggi, karena senyawa-senyawa natrium digunakan dalam pengawetan, pengempukan dan pemberian rasa (Suhardjo dan Kusharto, 1992). 

Klorin. Badan manusia mengandung kira-kira 82 g klorida dan sebagian besar sebagai ion-ion ekstraseluler, juga sebagian bersifat intraseluler dan butir-butir sel darah merah mempunyai konsentrasi paling tinggi , diikuti oleh mukosa lambung, gonad dan kulit (Winarno, 1997b). 

Klorin berfungsi mengatur keseimbangan asam basa dalam plasma, merangsang produksi asam lambung yang diperlukan untuk mencerna protein dan makanan berserat, merangsang hati berfungsi sebagai alat penyaring, menolong membersihkan zat-zat beracun dari dalam tubuh, memelihara kesehatan sendi dan mengatur distribusi hormon (Simorangkir dan Simorangkir, tt). 

Tidak ada ukuran kecukupan yang ditetapkan untuk klorin, karena orang rata-rata telah mengkonsumsi garam 3 sampai 9 g per hari. Kekurangan klorin bisa menyebabkan rambut gugur, gigi ompong, kontraksi otot dan pencernaan terganggu (Simorangkir dan Simorangkir, tt). 

Kalium 
Garam kalium merupakan mineral esensial terutama terdapat dalam cairan sel dan sedikit pada luar dan diantara sel (Simorangkir dan Simorangkir, tt). Tubuh manusia mengandung 2,6 mg kalium per kilogram berat badan bebas lemak. Sel-sel syaraf dan otot mengandung banyak kalium. Di dalam serum darah mengandung 14 sampai 22 mg per 100 ml (Suhardjo dan Kusharto, 1992). Kalium biasanya lebih banyak di dalam sel daripada di luar sel, karena itu lebih mudah menyimpan dan menjaganya. Komposisi kalium biasanya tetap, sehingga digunakan untuk indeks lean body mass atau bagian badan tanpa lemak (Winarno, 1997b). 

Kalium berfungsi menjaga pertumbuhan, merangsang gerakan syaraf untuk kontraksi otot, mengatur keadaan cairan tubuh, menolong memelihara kesehatan kulit, menolong perubahan glukosa menjadi glikogen, membantu metabolisme dalam sel, reaksi enzim-enzim dan sintesa protein dari asam amino dan merangsang ginjal untuk mengeluarkan zat beracun dari dalam tubuh. Bersama natrium mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, mengatur denyut jantung dan memelihara sistem otot. Bersama fosfor bertugas mensuplai otak akan oksigen (Simorangkir dan Simaorangkir, tt). 

Kekurangan kalium jarang sekali terjadi, kecuali jika mempunyai penyakit hati, cirrhosis, sering muntah-muntah, luka bakar atau KKP (Kurang Kalori Protein). Gejala awal biasanya terjadi pelunakan otot sehingga toleransi glukosa tidak normal (Winarno, 1997b). Jika berlanjut otot menjadi lumpuh. Kekurangan kalium juga dapat menyebabkan gangguan syaraf, insomnia (sukar tidur), sembelit, denyutan jantung lemah dan tidak teratur dan kerusakan otot. Perlu diketahui kurangnya kalium dalam tubuh juga bisa disebabkan oleh konsumsi garam dapur yang berlebihan dan kurang makan sayuran dan buah-buahan. Konsumsi alkohol dan kopi akan meningkatkan pembuangan kalium lewat urin, begitu juga konsumsi gula yang berlebihan akan mengurangi cadangan kalium dalam tubuh (Simorangkir dan Simorangkir, tt). 

Jumlah kalium yang dikonsumsi per hari sekitar 50 sampai 100 m Eq atau sekitar 3,7 sampai 7,4 g kalium klorida. Sumber utama kalium dalam bahan pangan adalah bekatul, tetes, khamir, coklat dan kopi (Winarno, 1997b). 

No comments:

Post a Comment