Friday, June 7, 2013

TEKNIK PENELITIAN SEDERHANA BAGI JABATAN GURU

TEKNIK PENELITIAN SEDERHANA BAGI JABATAN GURU 
SASARAN BELAJAR 
Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa dapat : 
1. membedakan antara pengertian penelitian tindakan kelas, penelitian deskriptif, dan penelitian evaluasi. 
2. menjelaskan karakteristik penelitian tindakan kelas, penelitian deskriptif, dan penelitian evaluasi. 
3. menyusun satu proposal secara kelompok dengan jenis penelitian sesuai tugas masing-masing kelompok. 
4. memperbaiki proposal masing-masing kelompok berdasarkan masukan dalam diskusi kelas. 

1. Jenis-jenis Penelitian Ilmiah 
Terlebih dahulu perlu dikemukakan apakah yang dimaksud dengan ‘penelitian ilmiah’ itu. Terlalu banyak hal dan banyak aspek yang perlu dipelajari, jika kita ingin memiliki kemampuan untuk dapat memahami seluk-beluk dan melakukan penelitian ilmiah. Dalam uraian berikut ini dikemukakan Menurut Kerlinger (1990:17) peneli­tian ilmiah adalah penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis, tentang fenomen-fenomen alami, dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-hipo­tesis tentang hubungan yang dikira terda­pat antara fenomen-fenomen itu. Batasan lain mengemukakan bahwa penelitian merupakan suatu kegiatan pengkajian terhadap suatu permasalahan yang dilakukan berda­sarkan metode ilmiah, bertujuan untuk memper­oleh pengetahuan ilmiah dari hal yang dipermasalahkan (Depdikbud, 1995:12). Memperhatikan batasan di atas, disimpulkan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan de­ngan menggunakan metode ilmiah, untuk memcari jawaban atas suatu permasalahan. 

Jenis penelitian apakah yang dapat dilakukan guru SD? Dalam buku Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (Depdikbud, 1995:70-71) dike­mu­kakan bahwa jenis penelitian seperti penelitian historis, penelitian deskriptif, penelitian pengembangan, penelitian kasus dan penelitian lapangan, penelitian korelasi, penelitian sebab-akibat, penelitian eksperimen sungguhan, penelitian eksperimen, dan pene­litian tindakan kelas (PTK). Memperhatikan kemampuan guru SD dalam membuat karya ilmiah, diprediksikan belum dapat melaksa­nakan semua jenis penelitian tersebut di atas. Mengingat kepenting­annya untuk meningkatkan output tamatan SD, agar diprioritaskan pada jenis penelitian tindakan kelas dan penelitian deskriptif. Perlu dipahami bahwa langkah kerja penelitian untuk memperoleh angka kredit pengembangan bagi jabatan guru perlu mendapat bimbingan dan penilaian dari ahli di bidang penelitian pendi­dikan. Banyak buku-buku penelitian yang dapat dijadikan acuan dalam melakukan pekerjaan penelitian, seperti Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru oleh Depdikbud, Prosedur Penelitian, dan Manajemen Penelitian keduanya oleh Suharsismi Arikunto. Untuk penelitian behavioral dapat merujuk buku Asas-asas Penelitian Behavioral oleh Kerlinger Fred N (terjemahan), Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tin­dak­an Kelas Buku I-IV masing-masing disusun oleh Suyanto, Sudarsono, F.X., Sumarno, dan Noeng Muhajir, dan masih banyak lagi lainnya. Jika mau mempelajari berbagai buku yang memberikan tuntunan cara melaku­kan penelitian, mendiskusikannya bersama teman sejawat, dan tidak segan-segan bertanya kepada para ahli di bidang penelitian serta mau melakukan latihan-latihan, maka guru SD-pun dapat memiliki keterampilan meneliti yang memadai. Penelitian yang dianjurkan bagi guru untuk pengembangan profesinya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). 

2. Penelitian Tindakan Kelas 
Dikemukakan oleh Wardani, dkk.(2003:1.4-1.6) bahwa yang dimak­sud dengan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya agar hasil belajar siswa meningkat. Adapun karakteristik PTK paling tidak terlihat adanya ciri-ciri sebagai berikut. 
  • Guru menyadari bahwa praktik pembelajaran yang selama ini dilakukan di kelas ada yang perlu diperbaiki atau dicari pemecah­an­nya. Misalnya, metode pembelajaran yang kurang tepat, tidak meng­gu­na­kan alat bantu mengajar, pemberian tugas yang kurang efektif, dan sebagainya. 
  • Guru menemukan sendiri permasalahan itu melalui refleksi diri (self-refelctive inquiry). Dalam melakukan refleksi diri, guru disarankan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri tentang: 
1) Apakah penjelasan saya terlalu cepat atau bahkan hanya sedikit 
2) Apakah saya sudah memberi contoh secara jelas? 
3) Apakah saya sudah memberi tugas latihan dan memberi umpan balik secara rutin? Dan sebagainya. 

c. PTK hanya terfokus pada penelitian perilaku guru dan siswa dalam interaksi pembelajaran di kelas. 
d. PTK untuk memperbaiki mutu pembelajaran di kelas, dengan tujuan agar prestasi dan hasil belajar siswa meningkat secara bertahap melalui beberapa siklus. 
e. Sistematika PTK minimal agar mencakup hal-hal seperti berikut. 

SISTEMATIKA PTK 
A. Judul Penelitian 
B. Bidang Ilmu 
C. Latar Belakang Masalah 
D. Rumusan Masalah 
E. Tujuan Penelitian -------- BAB I 
F. Manfaat Penelitian 
G. Kerangka Konseptual (Kajian Pustaka) ------------------------------- BAB II 

H. Metode Penelitian, memuat: 
1. Waktu dan Tempat Penelitian 
2. Populasi dan Sampel 
3. Perencanaan Tindakan dan Cara Melaksanakannya 
4. Jadwal Kegiatan ------- BAB III 
5. Personalia (Tim Peneliti) 
6. Biaya Penelitian 

I. Hasil Penelitian dan Pembahasan -------------------------------------- BAB IV 
J. Simpulan dan Saran ------------------------------------------------------ BAB V 

A. Judul Penelitian 
Dengan membaca kalimat judul, pembaca dapat memperoleh gambaran umum tentang suatu penelitian. Penulisan kalimat judul agar memuat: 
1. sifat atau jenis penelitian, 
2. objek yang diteliti, 
3. subjek penelitian, 
4. tempat atau daerah penelitian, dan 
5. waktu penelitian. 
Judul suatu penelitian: “Peningkatan Penguasaan Konsep Ilmu Pengeta­huan Sosial oleh Siswa Kelas VI SD Sukamaju Kecamatan Sukamakmur Tahun Pelajaran 2001/2002”. Judul tersebut apakah telah memuat unsur yang perlu ada, kita lihat dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. 

1. Jenis penelitiannya? Peningkatan Penguasaan Konsep 
2. Konsep apa? Ilmu Pengetahuan Sosial 
3. Oleh siapa? oleh Siswa Kelas VI 
4. Tempatnya dimana? di SD Sukamaju Kecamatan Suka­mak­mur 
5. Kapan waktunya? Tahun Pelajaran 2001/2002 

B. Bidang Ilmu 
Tentang bidang ilmu cukup ditulis bidang ilmu peneliti, untuk guru SD adalah “Ilmu Pendidikan” 

C. Latar Belakang Masalah 
Maksud latar belakang masalah adalah hal-hal yang melatar-belakangi perlunya dilakukan suatu penelitian. Uraian pada latar belakang masalah agar memuat hal-hal seperti berikut. 
  1. Issu yang sedang berkembang di lembaga pendidikan sekolah dasar, misalnya: penguasaan konsep ilmu pengetahuan sosial rendah, kemam­puan membaca siswa SD rendah, keterampilan menulis siswa SD perlu diperbaiki, motivasi belajar siswa, dan sebagainya. 
  2. Data pendukung pentingnya suatu penelitian perlu dilakukan. Untuk memperoleh data pendukung, terlebih dahulu perlu dilakukan studi pendahuluan, misalnya: 
  • Rerata nilai Ebtanas IPS selama lima tahun terakhir lebih rendah daripada mata pelajaran lainnya, maka perlu dilakukan PTK dengan merubah cara belajar, metode mengajar, dan atau melengkapi alat bantu; 
  • Setelah dilakukan penilaian dalam praktik membaca ternyata ke­mam­puan membaca siswa rendah atau umumnya lambat, maka agar dicari cara untuk meningkatkan keterampilan mebaca. Atas dasar ini perlu dilakukan penelitian tindakan kelas. 
3. Pentingnya suatu penelitian dilakukan. Pemecahan masalah harus benar-benar penting bagi guru kelas/guru mata pelajaran serta bermakna dan bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran, yang pada akhir­nya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan mengemukakan issu yang berkembang dan didukung data lapangan yang objektif maka peneliti dapat mengusulkan agar dilakukan suatu penelitian untuk meme­cahkan masalah tersebut. Penelitian tersebut diharapkan akan dapat menguak penyebab terjadinya suatu masalah dan merencanakan bentuk tindakan yang perlu dilakukan, lalu dilaksanakanlah PTK. 

D. Rumusan Masalah 
Atas dasar latar belakang masalah, yang perlu ditulis dalam rumusan masalah adalah identifikasi masalah, lalu dilakukan perumusan masalah poin demi poin secara jelas. Dalam melakukan identifikasi masalah, perlu dikemukakan enam pertanyaan (FX. Sudarsono:1996), yaitu seperti berikut. 
  1. Masalah apa yang menjadi keprihatinan Anda? (guru, KS, pengawas); 
  2. Mengapa Anda memprihatinkan masalah itu?; 
  3. Menurut pikiran Anda, apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah?; 
  4. Bukti-bukti apa yang dapat dikumpulkan agar dapat membantu membuat penilaian tentang masalah yang terjadi? à studi pendahuluan; 
  5. Bagaimana Anda mengumpulkan bukti-bukti tersebut? 
  6. Bagaimana Anda melakukan pengecekan terhadap kebenaran dan keakuratan tentang apa yang terjadi? 
Sekedar contoh, misalnya identifikasi suatu masalah seperti berikut. 
  1. Rendahnya nilai ujian apakah disebabkan oleh metode mengajar yang digunakan guru selama ini hanya berkisar penggunaan metode ceramah, siswa diberi tugas rumah tetapi tindak lanjutnya masih belum efektif. Ini ditandai dengan belum dilibatkannya orang tua atau wali siswa dalam penyelesaian pekerjaan rumah siswa, pekerjaan rumah tidak diperiksa dan tidak diberi umpan balik. 
  2. Motivasi belajar sebagian siswa dalam menghafal dan memahami konsep IPS terlihat rendah. Apakah penyebabnya karena siswa banyak yang senang bermain play station, juga pengawasan orang tua yang banyak terlihat masih lemah untuk menangkal penyebab rendahnya motivasi belajar siswa. Atau rendahnya nilai ujian disebabkan oleh alat bantu yang kurang memadai, bahkan guru tidak pernah menggunakan alat bantu dalam menye­lenggarakan pembelajaran di kelas. 
Maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. 
  1. Apakah rendahnya nilai ujian mata pelajaran IPS disebabkan oleh penggunaan metode mengajar yang digunakan guru kurang efektif? (identifikasi masalah nomor 1) 
  2. Apakah rendahnya nilai ujian mata pelajaran IPS disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar? (identifikasi masalah nomor 2) 
E. Tujuan Penelitian 
Pada tujuan penelitian memuat rumusan singkat dengan menggunakan kalimat operasional tentang tujuan-tujuan yang hendak dicapai atau temuan yang akan diperoleh dengan dilakukannya penelitian ini. Rumusan tujuan terkait erat dengan rumusan masalah karena tujuan penelitian pada dasar­nya akan mencari pemecahan masalah yang ada. Pada rumusan tujuan penelitian, dapat diawali dengan kalimat seperti berikut. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: 
  1. untuk memperoleh data sejauhmana kontribusi penggunaan metode mengajar yang diperbaiki terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di kelas … 
  2. untuk memperoleh data sejauhmana peranan meningkatnya motivasi belajar terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPS di kelas … 
F. Manfaat Penelitian 
Yang dimaksud dengan manfaat penelitian adalah jika penelitian ini sudah selesai dilakukan, apakah manfaat yang dapat dirasakan oleh berbagai pihak, misalnya bagi siswa, guru, pengawas atau bagi dinas pendidikan. Juga perlu dijelaskan manfaat apa yang akan didapat oleh masing-masing pihak. Dalam penyusunan usulan (proposal) penelitian, uraian azas manfaat yang tegas dan jelas memperoleh bobot penilaian yang tinggi. Ini dengan pertimbangan, jangan suatu penelitian hanya berakhir pada selesainya penyusunan laporan saja. Seharusnya hasil penelitian benar-benar berman­faat bagi pemecahan suatu masalah dan juga benar-benar bermanfaat bagi pihak-pihak lain. 

Sekedar contoh penulisan manfaat penelitian, yaitu seperti berikut. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 
  1. Siswa kelas …. , yang akan dapat memperoleh kesempatan melakukan belajar secara sistematis, akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar mereka; 
  2. Guru kelas, dapat digunakan sebagai bekal dasar untuk mengembangkan kompetensi profesionalnya; 
  3. Kepala sekolah, digunakan sebagai dasar melakukan pembinaan kepada guru-guru lain yang belum melakukan peningkatan mutu pembelajaran di kelasnya; 
  4. Pengawas, merupakan masukan yang dapat digunakan sebagai dasar melakukan supervisi kelas. 
2. Penyusunan Proposal 
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam pekerjaan penelitian adalah menyusun proposal penelitian, yang terdiri dari: bab I memuat latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, bab II memuat kajian pustaka, dan bab III memuat metode penelitian. Untuk memperoleh koreksi dan masukan atas proposal yang disusun, perlu diseminarkan yang dihadiri para ahli di bidang ilmu yang dibahas. Selanjutnya, pengumpulan data dilakukan, dan diakhiri dengan penyusunan laporan hasil penelitian. 

Proposal penelitian mempunyai fungsi sangat penting, karena merupakan perencanaan kerja penelitian yang mencakup tentang apa-apa dan bagaimana melakukan kerja penelitian dari awal sampai akhir. Sehubungan dengan hal ini Suharsimi Arikunto (1993:10) mengemuka­kan bahwa proposal yang sudah mengandung isi sistimatika penelitian yang akan dilakukan sebagai “cermin” dari kualitas penelitian yang akan dilakukan. Tentang penyusunan proposal penelitian, beberapa pakar pene­litian mengemukakan hal-hal yang relatif sama, seperti oleh Sanapiah Faisal (1982:45-75), Suharsismi Arikunto (1993:9-25), dan Ruseffendi (1994:10-26). Mereka kemukakan, secara umum proposal penelitian agar berisi latar belakang dan rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan metode penelitian. 

Bagaimana menyusun proposal yang baik, dapat dilihat de­ngan menjawab kata-kata kunci berikut (Suryanto,1991:11-13). 
(1) Rumusan judul: apakah mencerminkan masalah yang akan dipecahkan?, (2) latar belakang: apakah memuat penjelasan, pen­tingnya penelitian itu dilakukan?, (3) rumusan masalah: apakah telah dirumuskan dengan singkat dan spesifik berdasarkan adanya kesen­jangan, (4) rumusan tujuan: apakah telah dirumuskan dengan jelas?, (5) kajian pustaka: apakah cukup relevan dengan masalahnya?, (6) kerangka teoritis: apakah hipotesis telah di dasari dengan kerangka teoritis yang nalar?, (7) hipotesis: apakah telah dirumuskan sesuai dengan masalah penilitian?, (8) rancangan penelitian: apakah terinci jelas dan sesuai dengan masalah penelitian?, (9) responden: apakah ditentukan dengan prosedur yang jelas dan tepat?, (10) instrumen dan pengumpulan data: apakah cara pengumpulan data direncanakan dengan rinci?, (11) tehnik analisis data: apakah telah dipilih sesuai dengan skala pengukuran?. 

Pekerjaan pengumpulan data, pengolahan, dan analisis data agar dilakukan secara konsisten dengan perencanaan yang telah dituangkan dalam proposal. Hasil penelitian disusun secara cermat, sistematis, meme­nuhi kaidah yang ditentukan, dan ditulis dalam bentuk laporan hasil penelitian. 

Berikut ini dikemukakan penjelasan setiap komponen proposal dan penulisan laporan hasil penelitian tindakan kelas. 

a. Isi bab I : Pendahuluan 
Dalam bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 

1) Latar Belakang Masalah 
Hal-hal yang perlu dikemukakan dalam latar belakang masalah adalah menjelaskan mengapa permasalahan itu perlu diteliti, apa pentingnya permasalahan itu diteliti, atau kesenjangan apakah yang terjadi terhadap sesuatu sehingga perlu diteliti. Tentang kesenjang­an, pengertiannya ‘adanya perbedaan antara keadaan yang ideal atau yang seharusnya terjadi dengan kenyataan yang ada. 

Suatu contoh, Matematika dianggap pelajaran sulit oleh siswa, karena pelajaran ini didominasi oleh lambang-lambang sehingga tingkat abstraksinya lebih tinggi dibandingkan pelajaran lainnya. Salah satu cara untuk mengantisipasi kesulitannya adalah dengan mengkonkritkan pokok bahasan melalui alat peraga. Untuk keper­luan ini diperlukan belajar melalui berbuat sendiri, sehingga pema­haman siswa terhadap matematika akan lebih baik. Dengan adanya alat peraga dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran yang diberikan, dapat mengetahui sesuatu konsep secara nyata serta dapat menghindarkan pengajaran verbalisme. Ada guru saat mengajar di kelas rendah belum menggunakan alat peraga yang tepat. Di samping belum terbiasa menggunakannya, karena keterba­tasan waktu dan fasilitas serta keberadaan guru itu sendiri. Guru SD adalah guru kelas yang mengajar semua mata pelajaran, ini suatu hal yang tidak dapat diabaikan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah dan guru-guru di SD ..........., diperoleh informasi tentang masih kurangnya usaha memberikan perhatian dan dorongan kreativitas siswa dalam penggunaan alat peraga. Memperhatikan gejala-gejala tersebut, ini merupakan permasalahan yang perlu dicari jawabannya melalui kegiatan penelitian tindakan kelas yang berjudul "Upaya guru menggunakan alat peraga untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar matematika di kelas II SD ............................ tahun 1997". 

2) Rumusan Masalah 
Sebelum berbicara tentang bagaimana menuliskan rumusan masalah, terlebih dahulu perlu dipahami apakah ciri-ciri masalah yang baik. Ruseffendi (1994:14) mengemu­kakan bahwa masalah dikatakan baik jika memiliki ciri-ciri (a) dapat diteliti, artinya masalah itu dapat dipecahkan atau diperoleh jawabannya melalui pengumpulan dan pengo­lahan data; (b) memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan; (c) sesuai dengan kemampuan peneliti, juga ditinjau dari waktu, biaya, dan ruang lingkupnya; dan (d) ada teori yang mendukung. Adapun rumusan masalah umumnya dikemukakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, tetapi ada juga dalam bentuk pernyataan. Rumusan masa­lah dapat lebih dari satu, jika memang sesuai dengan ruang lingkupnya. Sesuai topik di atas, contoh rumusan masalah­nya jika dalam bentuk kalimat pertanyaan, sebagai berikut. 

Sejauhmana upaya guru untuk meningkatkan kreativitas siswa melalui penggunaan alat peraga dalam proses belajar-mengajar matematika di kelas II SD ...................... ? 

Jika dalam bentuk kalimat pernyataan, rumusan masalah tersebut sebagai berikut. 
Penelitian ini akan mencari jawaban tentang sejauhmana upaya guru untuk meningkatkan kreativitas siswa melalui penggunaan alat peraga dalam proses belajar-mengajar matematika di kelas II SD ..... 

3) Tujuan Penelitian 
Rumusan tujuan penelitian tidak perlu uraian, tuliskan saja secara poin per poin yang menjadi tujuan dilakukan­nya suatu penelitian. Suatu contoh, seperti berikut. 

Penelitian ini bertujuan untuk, 
  • melihat sejauhmana upaya guru dalam PBM Matematika di kelas II; dan 
  • melihat sejauhmana manfaat upaya guru dalam menggunakan alat peraga dapat memotivasi, mendorong kegiatan berfikir, dan mengembangkan bakat siswa dalam PBM Matematika. 
4) Manfaat Penelitian 
Sebutkan secara rinci pihak-pihak yang dapat mengambil manfaat terhadap hasil penelitian yang dilakukan, dan bentuk manfaat yang diperolahnya. Contohnya: 

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi, 
  • semua guru SD dalam usaha meningkatkan kreativitas siswa melalui alat peraga, dalam pelaksanaan PBM Matematika; 
  • semua siswa SD, terbantu dalam memahami mata pelajaran Matematika, 
  • kepala sekolah, digunakan sebagai masukan dalam membina dan mengembangkan kemampuan guru dalam mengajar Matematika. 
b. Isi Bab II : Kajian Pustaka 
Hal-hal yang perlu diuraikan dalam kajian pustaka atau kajian teori ini ialah kerangka acuan teori yang berkaitan dengan permasalahan, atau ringkasan dan tinjauan teori-teori dari berbagai buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Uraian kajian teori dibuat secara sistematis, paling tidak memuat hal-hal sebagai berikut. 
  • Membahas teori-teori yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian, disertai pendapat peneliti berdasarkan analisis berbagai teori tersebut; 
  • Pengkajian hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan terdahulu oleh berbagai peneliti (jika ada), dikaitkan dengan variabel dan masalah penelitian yang sedang dilakukan; dan 
  • Hipotesis penelitian, rumusannya diperoleh berdasarkan kesim­pulan pemikiran deduksi dari uraian kajian pustaka. Istilah ‘hipotesis’ merupakan gabungan dari kata ‘hipo’ artinya ‘di bawah’ dan ‘tesis’ artinya ‘kebenaran’ Secara keseluruhan ‘hipo­tesis’ berarti ‘di bawah kebenaran’, kebenaran yang masih berada pada tingkat bawah (belum tentu benar) dan menjadi kebenaran jika telah dibuktikan melalui hasil penelitian (Suharsimi, 1993:57). 
Pendapat lain mengatakan kriteria hipotesis yang baik agar (a) menyatakan hubungan antar dua variabel atau lebih, (b) dirumuskan berdasarkan landasan teori yang relevan, (c) dapat diuji, dan variabelnya dapat diukur, dan (d) rumusannya singkat dan jelas (Borg dan Gall dalam Daramiyati Zuchdi (1996:5). Hipotesis dapat juga diartikan sebagai suatu ‘kesimpulan sementara’ dari seorang peneliti, yang dirumuskan berdasarkan analisis berbagai teori dan temuan dari hasil penelitian. Dengan pertimbangan untuk memudahkan (tidak membebani) guru SD dalam memahami prosedur penelitian pada tahap pertama, berikut ini hanya akan dikemukakan contoh rumusan hipotesis penelitian tindakan kelas 

Sekedar contoh draf tinjauan pustaka dengan topik di atas adalah berikut, 
A. Kreativitas berfikir 
  1. Kreativitas berfikir merupakan pola berfikir atau ide-ide, 
  2. Kreativitas berfikir siswa merupakan hal yang perlu diperhatikan guru (Conny S, 1984): kreativitas merupakan proses berfikir dima­na siswa berusaha menemukan hubungan-hubungan baru, menda­pat­kan jawaban, metode baru dalam memecahkan masalah. 
  3. Upaya Meningkatkan Kreativitas 
a. Menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata, 
b. Menggunakan alat bantu dalam mengajar, 
c. Menggunakan variasi dalam mengajar, dan 
d. Melibatkan siswa dalam PBM 

B. Fungsi Alat Peraga 
1. Jika menggunakan alat peraga 
Pelajaran menjadi lebih konkrit, mendorong siswa belajar lebih baik; dan menciptakan situasi belajar yang bervariasi dan menye­nangkan. 

2. Upaya Mengembangkan Kreativitas guru 
a. Membuat alat peraga yang dapat dimanipulatif; 
b. Membuat alat peraga yang menarik perhatian; 
c. Menumbuhkan pemikiran siswa teratur dan kontinue , dan 
d. Mendorong belajar lebih giat 

C. Kerangka Pikir 
Guru dituntut meningkatkan kreativitas siswa dalam PBM. Jika tidak berusaha dengan baik, maka tujuan yang diharapkan tidak tercapai. 

D. Hipotesis 
"Jika guru mau berupaya meningkatkan kreativitas siswa (melalui alat peraga), maka hasil belajar dalam PBM Matematika dapat ditingkatkan". 

c. Isi Bab III : Metode Penelitian 
Isi bab ini memuat metode dan prosedur penelitian. Pada jenis penelitian pada umumnya terdiri dari beberapa sub bab yaitu, 
1) model penelitian, 
2) daerah dan waktu penelitian, 
3) populasi dan sampel penelitian, 
4) instrumen (alat) yang digunakan untuk mengumpulkan data dise­suai­kan dengan jenis datanya, dan 
5) analisis data. 

Isi Bab III ini (Depdikbud, 1995:26) mengemukakan sebagai berikut. 
  1. Tujuan khusus (atau tujuan operasional) penelitian yang menjabarkan tujuan umum penelitian menjadi tujuan yang lebih operasional guna mengarahkan pelaksanaan penelitian. 
  2. Metode dan rancangan penelitian, berisi uraian tentang metode pelaksanaan penelitian dan rancangan pelaksanaannya. Rancangan penelitian juga mengemukakan gambaran umum cara dan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengamatan dan pengukuran agar dapat diperoleh data dengan kesalahan yang sekecil-kecilnya. 
  3. Populasi dan sampel, yang membahas karakteristik populasi, besar dan cara pengambilan sampel, serta upaya-upaya lain yang dilakukan penetapan dan pengambilan sampel. 
  4. Instrumen penelitian, memaparkan macam, bentuk serta cara penggunaan instrumen yang akan dipakai pada pelaksanaan pengumpulan data. (Jenis-jenis metode pengumpulan data misalnya dengan angket, checklist, observasi, field note, dokumentasi, tes, dan lainnya). Diuraikan pula tingkat kesahihan dan keterpercayan instrumen yang dipakai. 
  5. Pengumpulan dan analisis data, menguraikan jadual, per­sonil, cara, dan hasil-hasil lain sehubungan dengan pe­ngumpulan dan analisis data. Uraian teknik anailsis yang belum terlalu umum, perlu dijelaskan pada sub bab ini. 
Khusus pada penelitian tindakan kelas, pada Bab III ini di tambahkan dengan mengemukakan langkah-langkah atau siklus atau putaran yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Sekedar contoh, dikemukakan seperti berikut. 

1) Rancangan 
PTK dilakukan 3 putaran , setiap putaran menggunakan alat peraga yang ditetapkan disetiap putaran dan bentuk-bentuk modifikasinya. Tindakan yang dilakukan guru dalam mengajarkan pokok bahasan pecahan menggunakan alat peraga (batang kuesionaire, benda modi­fikasi kartu domino, bangun geometris, benda-benda konkrit) yang dimanipulatif oleh siswa kelas II. Hasil tindakan setiap putaran diobservasi, dipantau sejauhmana pemahaman setelah belajar dengan alat peraga yang berbeda disetiap putaran dan hasil refleksinya. Refleksi setiap putaran dalam PTK ini merupakn kegiatan tindak lanjut dari putaran sebelumnya. Kegiatan kelompok yang diperkecil jumlah­nya dapat memperbaiki hasil belajar. 

2) Variabel Penelitian 
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat, yang menjadi variabel bebas yaitu PBM matematika, dan yang menjadi variabel terikat yaitu kreativitas siswa yang muncul melalui alat peraga. 

3) Populasi dan Sampel 
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD ................. berjumlah ....... orang. Semua anggota populasi dijadikan sampel (sampel total), maka tidak diperlukan teknik pengam­bilan sampel. 

4) Insrumen alat pengumpul data 
Instrumen dalam PTK ini adalah pedoman wawancara, obser­vasi, alat pemantauan implementasi di lokasi dan di kelas, dan soal tes hasil belajar yang digunakan ditiap putaran Tes dalam bentuk soal yang akan digunakan, diuji cobakan terlebih dahulu kepada siswa kelas II di kelas lainnya. 

5) Teknik pengumpulan data dan analisis 
Data dalam PTK ini dikumpulkan melalui wawancara, observasi, diskusi, tanya jawab, dan nilai hasil belajar matematika di kelas II. Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi, hasil belajar. Untuk melihat keberhasilan PTK ini, guru membuat soal sesuai dengan putaran yang dilakukan. Setelah nilai hasil belajar diperoleh, maka nilai akan dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif. 

6) Cara Penafsiran dan Penyimpulan 
Cara penafsiran hasil penelitian ini adalah pencapaian hasil belajar yang dapat melampaui rerata ideal disetiap putaran dihitung dengan prosentase dan melihat hasil rerata kelas disetiap putaran. Penyim­pulan hasil PTK dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif, menyimpulkan berdasarkan jumlah siswa yang mendapat nilai di atas rerata ideal disebut penyimpulan secara kuantitatif. Penyimpulan berdasarkan kemajuan hasil belajar berdasarkan rerata kelas disetiap putaran disebut penyimpulan secara kualitatif 

TUGAS LATIHAN 
  1. Diskusi kelas tentang perbedaan pengertian penelitian tindakan kelas, penelitian deskriptif, dan penelitian evaluasi. 
  2. Mahasiiswa menyusun satu proposal secara kelompok dengan jenis penelitian sesuai tugas masing-masing kelompok. 
  3. Mahasiswa memperbaiki proposal masing-masing kelompok berdasar­kan masukan dalam diskusi kelas.

No comments:

Post a Comment