Tuesday, July 9, 2013

Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial (Societal Concept) Responsibility

Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial (Societal Concept) Responsibility
Tingkat orientasi pada rasa tanggung jawab sosial dan kemanusiaan. Karena banyaknya kritik dan sorotan dari luar perusahaan, baik yang datang dari pemerintah, maupun dari masyarakat melalui lembaga konsumen, maka perusahaan harus memiliki rasa tanggung jawab moral, untuk melayani masyarakat sebaik-baiknya. Tanggung jawab sosial ini dalam arti luas, harus menghasilkan barang yang baik tidak merusak kesehatan masyarakat. Menggunakan sumber daya alam secara bertanggung jawab, selalu menjaga kebersihan air dan kebersihan udara dari ancaman polusi, mengurangi kebisingan oleh mesin pabrik. Semua ini harus dalam rangka menciptakan suasana kehidupan yang. baik dan tenteram dengan penuh rasa tanggung jawab tidak mementingkan keuntungan perusahaan semata. Premis yang mendasari pemikiran produsen untuk mengem-bangkan responsibility ini ialah:
  • Gejala konsumerisme (gejala protes dari konsumen terhadap ketidakpuasan yang dilakukan oleh produsen atau oleh penjual) akan muncul apabila masyarakat memperoleh barang yang tidak baik dan mendapat layanan kurang memuaskan.
  • Masyarakat selalu menuntut tanggung jawab organisasi, begitu mereka mendapat perlakuan yang kurang baik dan bila ekosistem mereka terganggu.
  • Anggota masyarakat selalu menghendaki jaminan keselamatan terutama terhadap komoditi yang mereka beli.
  • Pada tingkat ke-4 ini manajemen pemasaran, harus memusatkan kegiatannya pada bagaimana menciptakan, dan menawarkan barang untuk perbaikan mutu kehidupan, bukan hanya sekedar menawarkan barang yang memenuhi selera konsumen.
6. Mengutamakan pelanggan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dunia bisnis sangat memperhatikan pelanggannya. Lebih dari 35 tahun yang lalu Peter Drucker telah menyatakan bahwa tugas utama perusahaan adalah untuk menciptakan pelanggan. Pada saat ini perusahaan saling bersaing mempere­butkan para pelanggan. Dalam situasi buyers market (pembeli menjadi raja). perusahaan harus berjuang untuk mencari dan memelihara langganannya.

Untuk memelihara langganan maka tentu saja langganan harus memperoleh kepuasan melalui nilai lebih yang diterimanya dibandingkan dengan uang yang dia keluarkan untuk memperoleh sesuatu barang.

Nilai yang diterima oleh pelanggan adalah selisih dari total customer value dikurangi dengan total customer cost. TCV berarti sejumlah manfaat yang diperoleh oleh pelanggan dari suatu produk atau jasa yang dibelinya sedangkan TCC adalah sejumlah uang atau pengorbanan yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa tertentu.

Misalnya seseorang berbelanja barang ke suatu toko tertentu. Dia mengharapkan sejumlah nilai yang akan dia peroleh yaitu berupa mute barang tersebut, harga murah, layanan toko memuaskan, kemudahan mencari dan memilih barang di toko tersebut kemudahan dan rasa aman parkir kendaraan, rasa nyaman didalam toko, dan dia mengeluarkan sejumlah uang untuk memperoleh nilai-nilai tersebut. Jika dibandingkan antara total nilai yang dia peroleh dengan total uang yang dia keluarkan lebih menguntungkan maka dia akan memperoleh kepuasan.

Kepuasan atau satisfaction yang dimaksud adalah satisfaction is a person's feelings of pleasure or disappointment resulting from comparing a product's perceived performance (or outcome) in relation to his or her expec­tations. (Philip Kotler, 1997: 40).

Artinya kepuasan adalah rasa senang, lega, atau kecewa pelanggan yang membandingkan kesannya terhadap produk atau jasa yang dia bell dihubungkan dengan manfaat yang dia harapkan.

Untuk menjaga kepuasan langganan tersebut maka perusahaan mencoba melakukan apa yang disebut dengan integrated marketing (pemasaran terpadu). Philip Kotler, (1997: 23) menyatakan bahwa: When all the company's departments work together to serve the customer's interests, the result is integrated marketing. Jadi integrated marketing ini berarti suatu keterpaduan diantara para karyawan secara bersama-sama memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Oleh sebab itu, seorang pemimpin perusahaan (seorang wirausaha) harus membenahi, mendidik para karyawannya agar semua mempunyai arch, sikap, sasaran untuk memuaskan konsumen.

No comments:

Post a Comment