Monday, August 5, 2013

Anatomi dan Fungsi colon.

PENDAHULUAN 
Masalah karsinoma colorectal menggambarkan masalah kesehatan masyarakat yang cukup besar, terutama di negara-negara berkembang. Masalah karsinoma kolorektal melibatkan banyak disiplin ilmu, termasuk epidemiologi, biologi molekular, ilmu gizi, gastroenterologi, ilmu bedah, radiologi, serta onkologi. Frekuensi karsinoma kolorectal menduduki peringkat ke-tiga pada pria dan peringkat ke-dua pada wanita dari semua penyakit karsinoma. Angka kematian pada pria dan wanita dengan karsinoma kolorekti kurang lebih sama, dengan rasio 1.05:1.00. Berdasarkan surveilans epidemiologi, angka bertahan hidup 5 tahun (5-year survival rate) di USA adalah 61%, sedangkan di Eropa 41%, India 42%, serta di Cina dan Negara-negara berkembang sekitar 32% dan 38%. Beberapa faktor yang dianggap berperan meningkatkan risiko karsinoma kolorektal adalah faktor diet, usia, intake energi berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, tingginya kolesterol darah, kebiasaan merokok, dan obesitas. 1 

Anatomi dan Fungsi colon.
Colon, kurang lebih mempunyai panjang 3-5 kaki (1,5m), berjalan dari ileum terminale sampai ke rektum. Ileum terminal berlanjut ke cecum di batas posteromedial pada katup ileocecal. Cecum terletak pada awal dari colon ascenden dan merupakan kantung kosong tanpa mesenterium. Diameter cecum kurang lebih 7.5 sampai 8.5 cm dan merupakan bagian terlebar dari colon. Colon berjalan semakin mengecil ke bagian distal sampai ke colon sigmoid yang merupakan bagian tersempit dengan diameter kira-kira 2.5 cm. Perbedaan ukuran ini menunjukkan bahwa tumor cecal dapat tumbuh sangat besar sebelum onset gejala muncul, sedangkan tumor sigmoid lebih kecil ukurannya dan asymptomatic. Cecum, juga karena diameternya yang relatif besar, juga merupakan tempat yang sering mengalami rupture yang disebabkan oleh obstruksi distal. Colon ascending, colon descending, dan fleksura hepaticus dan fleksura splenicus biasanya retroperitoneal, sedangkan cecum, colon transversum, dan colon sigmoid berlokasi ntraperitoneal. Meskipun volvulus sering terjadi pada colon sigmoid, cecum dan, jarang colon transversum juga dapat terlilit dengan mesenteriumnya karena lokasi bagian-bagian colon tersebut berlokasi di intraperitoneal dan tidak terfiksasi dangan baik. 


Gambar 1. Anatomi colon 
Suplai darah kecolon proximal dan distal secara berurut diperoleh dari arteri mesenteric superior (SMA) dan arteri mesenteric inferior (IMA). Pembuluh darah mesenteric inferior lewat tegak lurus dalam retroperitoneum dan bergabung dengan pembuluh darah splenikus, dalam perjalanan ke pintu gerbang sistem pembuluh darah. Saluran getah bening parallel ke distribusi IMA. Cabang - cabangnya dibagi lagi ke dalam empat kelompok: epicolic, paracolic, intermediate, dan cabang utama, dengan epicolic tepat pada dinding colon dan cabang utama pada mesenteric inferior atau mesenteric yang superior. Colon juga dikelilingi oleh saluran limfe yang berlokasi di submukosa dan muskularis mukosa. Mukosa kaya akan vascular tetapi tidak mempunyai saluran limfe. Karena alas an ini, kanker superficial yang tidak berpenetrasi ke muskularis mukosa tidak dapat bermetastase melalui jalur limfe. Pembuluh limfe mengikuti suplai arteri ke colon. 

Usus besar atau colon terutama bertanggung jawab untuk menmyimpan sisa-sisa metabolisme, menyerap air, menjaga keseimbangan air, dan mengabsorbsi beberapa vitamin, sperti vitamin K. Saat kimus (bentuk makanan yang telah diolah oleh GIT di atasnya), hampir semua nutrien dan 90% air diabsorbsi di sini untuk tubuh. Di colon beberapa elektrolit, seperti natrium (Na), magnesium (Mg), klorida (Cl) tidak dicerna seperti serat. Setelah kimus bergerak melalui colon, banyak air diabsorbsi, kemudian kimus bercampur dengan mukus dan bakteri usus, dan menjadi feses. Bakteri menghancurkan serat untuk nutrisi mereka dan membentuk asetat, propionat, dan butirat sebagai produk sisa, yang akan berguna bagi keutuhan sel colon. Ini merupakan hubungan simbiosis dan menyediakan 100 kalori bagi tubuh setiap hari. Colon tidak menghasilkan enzim digestif karena pencernaan enzimatik telah berlangsung dengan komplit sebelum kimus sampai ke colon. pH kolon bervariasi antara 5.5-7. 4 

Gambar 2. Vaskularisasi colon 
Gambar 3. Kelenjar limfe colon. 

DAFTAR PUSTAKA
  1. Lippincott, William, Wilkins. Cancer, principles and practice. Edisi 6. 2001
  2. Schwartz. Principles of Surgery. Edisi 7. 1998
  3. Appleton & Lange, Maingot’s Abdominal Operation, Tenth Edition, Zinner Vol I, Chapter 42, Tumor Of The Colon; page 1281 – 1300.
  4. Morris. Oxford Textbook of Surgery. Edisi 2. Oxford Press. London. 2000
  5. M. Copeland III E, M.D. & I. Bland K, M.D., Buku Ajar Bedah Sobiston, Bagian I, Penerbit GEC, Jakarta 1995, Hal.: 37 – 40
  6. http :// www. medicinenet.com/colon_cancer/article.htm. Colon Cancer Information on Causes, Symptoms, Test to Detect of the Colon and Rectum, Diakses 21 Juni 2008
  7. Casciato, Lowitz. Manual of Clinical Oncology. 2000
  8. R. Sjamsuhidajat & Wim De Jong, Buku ajar ilmu bedah, Edisi revisi, Penerbit EGC, Jakarta 1997, Hal.: 646 – 663

No comments:

Post a Comment