ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO - Penyebab essensial karsinoma colorectal adalah karena proses perubahan genetik pada sel epitel mukosa colon. Faktor-faktor epidemiologi seperti usia, ras, gizi, status ekonomi, kebiasaan merokok, makan makanan panas atau yang di bakar terlalu sering, dll telah memberikan bukti-bukti risiko terhadap risiko terjadinya kanker colon. Tetapi faktor-faktor utama yang kini dipercaya mengawali munculnya karsinoma colon diantaranya adalah efek mutagen dari feses, intake daging yang berlebihan, asam sempedu yang tinggi dalam colon, gangguan intake vitamin dan mineral. 4
Mutagen feses
Komponen mutagen seperti fecapentaenes, 3-ketosteroids, dan heterocyclic
amines yang terdapat di dalam feses dapat menimbulkan interaksi dari digesti
dan produk makanan. Komponen ini menimbulkan reaksi molekul DNA yang merugikan
menjadi sel karsinoma. Salah satu pengaruh utama dari diet adalah menghasilkan
mutagen feses dengan diet-diet tertentu. Semakin lama transit feses dalam colon
maka memperlama kontak mukosa dengan mutagen. Diet tinggi serat dapat
mempercepat transit feses dengan mukosa colon, maka dapat menurunkan risiko karsinoma
colon.
Intake daging berlebihan
Angka kanker kolorektal di berbagai
negara menunjukkan hubungan yang kuat antara keberadaan lemak hewani dan daging
dalam diet. Di negara seperti Jepang, yang dietnya secara tradisional banyak
mengandung lemak yang rendah dan telah terganti dengan diet barat, insidensi
kanker kolorektal selama lebih dari 50 tahun telah meningkat 2,5 kali lipat. Intake
lemak dalam diet barat sekarang ini diperkirakan sekitar 30-45% dari total
kalori. Data dari beberapa penelitian kini telah menunjukkan konsumsi daging
merah yang sering merupakan faktor terpenting yang menentukan pada meningkatnya
risiko kanker kolorektal. Morris
Armstrong dan Doll (1975) mengemukakan
adanya korelasi yang tinggi antara intake daging dan karsinoma kolorectal,
terutama intake daging merah berlebihan dan makan daging yang dimasak dengan
suhu yang tinggi. Korelasi ini dipercaya karena tingginya heterocyclic
amines yang ditemukan dalam daging.
Asam empedu
Asam empedu berhubungan dengan pencernaan lemak yang dapat menginduksi
hiperproliferasi mukosa usus, yang merupakan marker risiko neoplasia. Asam
empedu dalam colon menunjukkan dapat mengaktivasi faktor transkripsi AP-1 yang
dapat merubah sel colon menjadi sel neoplasia. Kolesistektomi dapat menyebabkan
tingginya kadar asam empedu dalam cecum dan colon asenden sehingga meningkatkan
risiko karsinoma colon kanan.
Rendahnya intake vitamin dan mineral
Kalsium dapat mencegah proliferasi mukosa dengan mengikat asam lemak dan
asam empedu dalam feses, menghasilkan kompleks tidak larut yang kurang
mempengaruhi mukosa usus. Kalsium juga dapat menurunkan proliferasi mukosa secara
langsung. Selain kalsium, Folat, vitamin A, C, D, dan E juga memiliki potensi
dalam menurunkan risiko karsinoma colon.
FAKTOR RISIKO
Usia
Dalam
populasi umum, insiden karsinoma colon mulai meningkat secara bermakna setelah
usia 40 sampai 45 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 75 tahun. Hal ini akibat kerja materi karsinogenetik
pada sel colon dalam peningkatan periode. Resiko kira-kira sama bagi pria dan wanita di atas
40 tahun, bila muncul sebelum 40 tahun, maka biasanya terjadi bersama sejumlah
factor resiko lain terutama familial. 5
Diet
Diet zat makanan yang kurang mengandung
serat telah dilaporkan sebagai faktor pokok yang bertanggung jawab untuk
timbulnya karsinoma kolorectal pada orang Afrika asli. Hipotesisnya adalah
bahwa diet serat behubungan waktu transit yang lebih pendek, sehingga hanya
menyebabkan kontak pendek dari karsinogen dengan mukosa.[5] Penurunan
waktu transit juga mengurangi kerja bakteri dalam isi colon. Konsentrasi fecal
asam empedu telah dipelajari pada pasien karsinoma colon dan cara pengendaliannya.
Telah diketahui bahwa konsentrasi yang
lebih tinggi dari asam empedu sudah umum pada pasien yang menderita karsinoma
kolorectal dan tidak biasa pada individu normal. Asam empedu dapat meningkat
oleh diet lemak dan menurun oleh serat.
Dan juga disebutkan bahwa bakteri fecal diubah menjadi populasi yang
beresiko tinggi sebagai hasil dari diet dan asam empedu, seperti halnya sterole
netral lainnya yang mungkin dikonversi oleh fecal yang terpilih menjadi
penyebab karsinoma atau karsinogen.4
Ras
Jumlah karsinoma colon proksimal diperkirakan lebih tinggi pada ras kulit
hitam dibanding dengan kulit putih. 4
Penyakit
Penyerta
Hampir semua pasien polipolis familial,
suatu keadaan dengan cara penurunan autosom dominan dengan 80 persen penetrasi,
menderita karsinoma colon, kecuali bila dilakukan coectomi. Kelompok beresiko
tinggi lain terdiri dari pasien sindrom Gardner tempat polip
adenomatosa berkembang di dalam colon serta disertai dengan tumor jaringan
lunak dan paru. Pasien sindrom Turcot (tumor system saraf
pusat) atau sindrom Oldfield
(kista sebasea yang luas) beresiko tinggi menderita karsinoma colon. Kadang-kadang
sindrom
Peutzjeghers dapat dihubungkan dengan karsinoma lambung, ileum dan
duodenum. Pasien polipolis juvenilis
juga beresiko tinggi bagi karsinoma, dan keluarganya lebih mungkin menderita
polip adenomatosa dan karsinoma colon. Kolitis
ulserativa sering
disertai kemudian dengan timbulnya karsinoma colon. Resiko mulai naik sekitar 10 tahun setelah
mulainya penyakit dan diperkirakan 20 sampai 30 persen pada 20 tahun. Resiko
dua kali lipat pada pasien yang kolitis dimulai sebelum usia 25 tahun. Kolitis granulomatosa (penyakit Crohn) umumnya juga
dianggap premaligna, terutama bila usia mulainya sebelum 21 tahun, tetapi
peringkat besar resiko kurang dan pasien kolitis ulserativa. 5
Polip colon
Berbagai polip colon dapat berdegenerasi
maligna dan setiap polip kolon harus dicurigai. Normalnya kromosom sehat
mengontrol pertumbuhan dari sel. Jika kromosomnya rusak, pertumbuhan sel
menjasi tisak terkontrol, tumbuh polip. Polip colon menunjukkan jinak, bila
bertahun-tahun polip colon jinak dapat menjadi karsinoma.6
Inflammatory
Bowel Disease
Penyakit
inflamasi pada colon ini yaitu kolitis ulseratif dan kolitis granulomatosa
(Crohn’s disease) berisiko menjadi
karsinoma colon sangat tinggi untuk pasien dengan riwayat penyakit tersebut
dalam jangka waktu yang lama. Risiko dari karsinoma colon sangat jelas terjadi setelah 10 tahun menderita
colitis. 6
Perubahan dalam
mikroflora colon
Sifat
flora bakteri usus dapat ditentukan dengan diet, dan bahwa diet juga memberikan
substrat bagi perubahan yang diinduksi bakteri apapun pada isi usus normal
menjadi karsinogen. 5
Faktor genetik
Riwayat keluarga dapat menunjukkan
adanya abnormalitas genetik atau berhubungan dengan faktor lingkungan atau
bahkan keduanya. Perubahan gen yang diturunkan secara spesifik (ex, adenomatous
polyposis coli (APC) gen) dan kelainan genetik yang didapat (ex, mutasi titik gen
pada ras tertentu, delesi allel pada lokasi spesifik dari kromosom 5, 17, dan
18) tampaknya dapat menjadi langkah transformasi dari mukosa colon yang normal
menjadi mukosa yang malignan secara progresif. Dua kondisi yang menjadi
predisposisi terhadap sindroma kanker colorectal yang diturunkan adalah
fibroadenoma polyposis (FAP) dan hereditary nonpolyposis colorectal cancer
syndrome (HNPCC). Selain abnormalitas dari gen, lokasi tumor juga dianggap dapat
mempengaruhi terhadap kanker colorectal yang diturunkan. Tumor di colon distal
menunjukkan ketidakstabilan genetik yang lebih hebat dibanding dengan tumor di
colon proksimal, dengan arti tumor di colon distal mempunyai risiko diturunkan
yang lebih besar. 4
Merokok
Pria dan wanita yang merokok selama 20
tahun mempunyai risiko 3 x lebih tinggi terhadap timbulnya adenoma kecil (<
1 cm). Merokok lebih dari 20 tahun mempunyai risiko 2,5 x terhadap timbulnya
adenoma yang lebih besar. 4
DAFTAR PUSTAKA
- Lippincott, William, Wilkins. Cancer, principles and practice. Edisi 6. 2001
- Schwartz. Principles of Surgery. Edisi 7. 1998
- Appleton & Lange, Maingot’s Abdominal Operation, Tenth Edition, Zinner Vol I, Chapter 42, Tumor Of The Colon; page 1281 – 1300.
- Morris. Oxford Textbook of Surgery. Edisi 2. Oxford Press. London. 2000
- M. Copeland III E, M.D. & I. Bland K, M.D., Buku Ajar Bedah Sobiston, Bagian I, Penerbit GEC, Jakarta 1995, Hal.: 37 – 40
- http :// www. medicinenet.com/colon_cancer/article.htm. Colon Cancer Information on Causes, Symptoms, Test to Detect of the Colon and Rectum, Diakses 21 Juni 2008
- Casciato, Lowitz. Manual of Clinical Oncology. 2000
- R. Sjamsuhidajat & Wim De Jong, Buku ajar ilmu bedah, Edisi revisi, Penerbit EGC, Jakarta 1997, Hal.: 646 – 663
No comments:
Post a Comment