Monday, August 5, 2013

TES DARAH DAN TUMOR MARKER

TES DARAH DAN TUMOR MARKER
Dasar pemahaman fungsi-fungsi liver sangat memungkinkan dengan menggunakan hasil-hasil tes darah untuk selanjutnya digunakan sebagai diagnosa masalah-masalah yang berkaitan dengan liver.

1.      ALT (alanine aminotransferase).
Juga dikenal sebagai SGPT. Enzim ini semata-mata hanya berada di dalam hepatosit-hepatosit.

2.      AST (aspartate aminotransferase).
Juga dikenal sebagai SGOT, enzim ini juga dijumpai di dalam jantung dan otot-otot kerangka  di samping liver. JIka sel-sel liver sehat, aktifitas ALT dan AST di dalam darah berada dalam batasan normal. Ketika hepatosit-hepatosit sedang mati, ALT dan AST mulai keluar dari sel-sel mati dan sebagai akibatnya, aktifitas-aktifitasnya di dalam darah meningkat. Jadi,  kenaikan level ALT dan AST berhubungan dengan kematian sel-sel liver. Keuntungannya, banyak dokter yang menghubung-hubungkan ALT dan AST sebagai enzim liver  atau sebagai tolak ukur hasil tes fungsi liver. Hal ini tidak benar, ALT dan AST tidak berhubungan dengan fungsi liver secara keseluruhan, tetapi agaknya mengindikasikan tingkatan kematian sel-sel liver.

3.      ALP (alkaline phosphatase).
Enzim ini dijumpai pada lapisan saluran empedu, sel-sel ginjal, tulang dan plasenta. Jadi kenaikan level dari ALP di dalam darah bisa mengindikasikan kekacauan dari jaringan-jaringan ini. Contoh : pasien-pasien dengan penyakit tulang atau wanita-wanita hamil (penyebab keberadaan plasenta) bisa memiliki kenaikan level ALP.

4.      GGTP (gamma – glutamyl transpeptidase).
Enzim ini semata-mata hanya berada di dalam sel-sel saluran empedu dan beberapa hepatosit yang tersembunyi di dalam empedu. Jadi pada penyakit-penyakit liver, yang pertama kali mempengaruhi adalah saluran empedu, ditandai dengan kenaikan aktifitas alkaline phosphatase dan GGTP. Kenaikan aktifitas GGTP juga diakibatkan pengaruh obat-obatan dan alkohol.

5.      Bilirubin.
Kenaikan level bilirubin, dalam kondisi yang disebut hyperbilirubinnemia, dapat mengakibatkan penyumbatan besar dan kecil pada saluran empedu atau disfungsi liver atau kerusakan liver. Level normal bilirubin di dalam darah adalah kira-kira 1 mg/dL. Jika level bilirubin melebihi 2 mg/dL, seseorang dapat mengalami jaundice.

6.      Albumin.
Protein ini disintesa di dalam liver dan disembunyikan di dalam aliran darah. Pada malfungsi liver, albumin darah bisa jatuh bangun dalam kondisi yang disebut hypoalbuminemia. Albumin rendah juga bisa mengakibatkan beberapa malfungsi, penyakit ginjal atau keanehan bentuk dari disfungsi usus.

7.      Prothrombin Time (PT).
Liver abnormal gagal untuk mensintesa beberapa faktor pembeku darah. Pada kasus-kasus serupa . prothrombin time diperpanjang . Kondisi lain yang bisa memperpanjang PT adalah defisiensi vitamin K, penyerapan obat-obatan seperti warfarin atau ketidakteraturan pembekuan dalam darah genetik.

8.      Hitungan Jumlah Darah Lengkap.
Pasien-pasien dengan gangguan-gangguan liver bisa menunjukkan :
a.       Anemia yaitu jumlah sel-sel darah merah rendah.
b.      Penurunan jumlah sel darah putih mengindikasikan cirrhosis hepatis.
c.       Peningkatan jumlah sel-sel darah putih mengindikasikan adanya peradangan akut.
d.      Jumlah platelet rendah atau thrombocytopenia.

9.      Ammonia.
Ammonia di dalam darah meningkat dalam kasus-kasus ketika liver mengalami malfungsi.

10.  Alpha-Fetoprotein (AFP).
AFP biasanya digunakan sebagai tumor marker atau pertanda tumor. Kenaikan level AFP memberi kesan penyakit liver kronis. Kira-kira 70% pasien dengan hepatocellular carcinoma memiliki kenaikan AFP. Pasien dengan kanker testicular juga mengalami kenaikan AFP.

No comments:

Post a Comment