Wednesday, June 18, 2014

Arti Penting Retailing dan klasifikasinya

Arti Penting Retailing dan klasifikasinya : Dalam dunia bisnis, perdagangan eceran memegang peranan yang sangat penting, baik dari sudut konsumen maupun produsen. Pedagang eceran bertindak sebagai pengecer atau makelar yang menghubungkan konsumen dan produsen secara tidak langsung. Barang-barang dari suatu perusahaan (produsen) dijual kepada konsumen secara langsung. Untuk itu, pedagang eceran ikut serta dalam kelancaran dan kesuksesan penjualan suatu perusahaan.Dari sudut produsen, pedagang eceran merupakan pihak yang ahli dalam bidang penjualan produk 

Usaha ritel dapat diklasifikasikan berdasarkan skala usaha dan teknik memasarkan produk. Simak uraian berikut. 
1. Berdasarkan skala usaha 
Berdasarkan skala usahanya, usaha ritel dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu ritel besar (peritel berskala besar), dan ritel kecil (peritel berskala kecil). 

a. Ritel besar
Perdagangan ritel berskala besar menyediakan satu jenis barang ataupun berbagai barang kepada sejumlah besar pelanggan dalam suatu toko besar. Dalam kegiatan usahanya, peritel berskala besar menyediakan kenyamanan bagi pelanggan, baik berupa interior dan eksterior toko, maupun keramahan pelayanan yang diberikan wiraniaganya. Produk yang biasa ditawarkan oleh peritel berskala besar, antara lain pakaian, alat-alat elektronik, dan juga produk-produk impor. Ciri-ciri peritel besar, antara lain:
  • Membeli produk langsung dari produsen dalam jumlah besar, sehingga menghindari penggunaan perantara dalam pembelian produknya, 
  • Menyediakan layanan kepada sejumlah besar pelanggan, misalnya dengan memberikan layanan antar barang kerumah pelanggan,
  • Ukuran tokonya lebih besar daripada ritel berskala kecil,
  • Membutuhkan modal yang besar untuk memulai dan menjalankan usahanya.
Contoh dari toko ritel berskala besar adalah specialty store, department store, super market, discount house, hyper market, general store, dan chain store.

b. Ritel kecil 
Peritel berskala kecil disebut dengan ritel tradisional. Ragam produk yang ditawarkan biasanya tidak sebanding yang ditawarkan peritel besar. Misalnya untuk produk sabun mandi, jenis merek yang ditawarkan peritel kecil mungkin tidak terlalu banyak nilai dibandingkan peritel besar. Usaha ritel kecil dapat dibagi menjadi dua, yaitu usaha ritel kecil berpangkal dan tidak berpangkal. 

1) Usaha ritel berpangkal
Usaha ritel berpangkal ini ada yang memiliki lokasi tetap, seperti warung atau kios, dan ada yang memiliki lokasi tidak tetap, seperti pedagang kaki lima. Lokasi warung atau kios biasanya menjadi satu dengan tempat tinggal pemiliknya, dengan luas yang tidak terlalu besar, sehingga pelanggan tidak bisa memilih secara langsung barang yang akan dibeli. Sedangkan pedagang kaki lima memiliki kegiatan usaha yang tidak terorganisir dengan baik, tidak memiliki surat ijin usaha, byasanya bergerombol di trotoar jalanan. 

2) Usaha ritel tidak berpangkal
Jenis usaha ritel ini tidak memiliki suatu lokasi kusus dalam melakukan kegiatan usahanya ( berpindah-pindah). Jenis usaha ritel ini menggunakan alat dalam kegiatan usahanya, seperti roda dorong, sepeda, atau alat pikul. Produk yang ditawarkan biasanya berupa buah-buahan dan sayur-mayur.

Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Ritel
Usaha ritel memiliki kelebihan dan kekurangannya dalam kegiatannya. Kelebihan dan kekurangan usaha ritel, antara lain sebagai berikut.

1. Kelebihan Usaha Ritel
Kelebihan usaha ritel, antara lain :
  • Modal yang diperlukan cukup kecil, namun keuntungan yang diperoleh cukup besar. 
  • Umumnya lokasi usaha ritel strategis. Mereka mendekatkan tempat wisata dengan tepat berkumpul konsumen, seperti didekat pemukiman penduduk, terminal bis, atau kantor-kantor.
  • Hubungan antara peritel dengan pelanggan cukup dekat, karena adanya komunikasi dua arah antara pelanggan dengan peritel.
2. Kekurangan Usaha Ritel
Kekurangan usaha ritel, antara lain :
  • Keahlian dalam mengelola toko ritel berskala kecil kurang diperhatikan oleh peritel. Usaha ritel berskala kecil terkadang dianggap hanyalah sebagai pendapatan tambahan sebagai pengisi waktu luang, sehingga peritel kurang memperhatikan aspek pengelolaan usahanya.
  • Administrasi (pembukuan) kurang atau bahkan tidak diperhatikan oleh peritel, sehingga terkadang uang atau modalnya habis tidak terlacak
  • Promosi usaha tidak dapat dilakukan dengan maksimal, sehingga ada usaha ritel yang tidak diketahui oleh calon pembeli atau pelanggan.

No comments:

Post a Comment