Saturday, July 18, 2015

Faktor-Faktor Terjadinya Infeksi Nosokomial

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Nosokomial : Sejumlah faktor mempermudah kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial pada penderita yakni bila penderita masuk rumah sakit, maka ketahanan dapat menurun hal ini di sebabkan system imun (ketahanan tubuh) penderita/pasien sangat  mudah di masuki oleh mikroorganisme penyebab infeksi ini. Dalam proses penyebaranya biasanya melalui alat-alat kesehatan yang dipakai pada saat penanganan terhadap pasien seperti : pembedahan, radiasi, injeksi, dan cara penanganan atau pengobatan yang lain. Faktor lain yang memungkinkan terjadinya infeksi nosokomial tergantung pada :
1. Karakteristik Mikroorganisme
2. Resistensi terhadap zat-zat antibiotika
3. Dan banyaknya infeksius

Semua mikroorganisme termasuk bakteri,virus,jamur dan parasit dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh flora normal dari pasien itu sendiri (endogenous infection).Kebanyakan infeksi yang terjadi di rumah sakit ini lebih di sebabkan karena faktor external,yaitu penyakit yang penyebaranya melalui makanan,udara,benda atau bahan yang tidak steril serta dari kebersihan lingkungan dan sanitasinya.

Prosedur Pelaksaan Penanggulangan Infeksi Nosokomial
Cuci Tangan : Tehnik mencuci tangan yang baik merupakan satu-satunya cara yang paling penting untuk mengurangi penyebaran infeksi. Dengan cara menggosok tangan dengan sabun atau deterjen dan air kuat kuat selama 15 detik dan dibilas baik baik sebelum dan sesudah memeriksa penderita, sudah cukup. Namun bila selama merawat penderita, tangan terkena darah, sekresi luka, bahan bernanah, atau bahan yang lain yang di curigai maka harus di cuci selama 2 sampai 3 menit dengan menggunakan bahan  cuci antiseptic.

Asepsis : penghinderaan atau pencegahan penularan dengan cara meniadakan mikroorganisme yang secara potensial berbahaya.Tujuan asepsis ialah mencegah atau membatasi infeksi.di rumah sakit digunakan 2 konsep asepsis yaitu asepsis medis dan bedah.Asepsis Medis meliputi segala praktek yang di gunakan untuk menjaga agar para petugas medis,penderita dan lingkungan terhindar dari penyebab infeksi,seperti cuci tangan,sanitasi dn kebersihan lingkungan rumah sakit itu hanyalah beberapa contok asepsis medis.Asepsis Bedah meliputi cara kerja yang mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam luka dan jaringan penderita.Maka dari itu dalam asepsis bedah semua alat kesehatan harus berprinsip steril,lingkungan harus bersanitasi, dan juga flora mikroba di udara harus di saring lewat filter berefisiensi tinggi.

Disinfeksi dan Sterilisasi di Rumah Sakit : Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyediaan yaitu tempat kebanyakan peralatan dan suplai dibersihkan serta di sterilkan. Hasil proses ini di monitor oleh laboratorium. mikrobiologi secara teratur. Kecenderungan rumah sakit untuk menggunakan alat alat serta bahan yang di jual dalam  keadaan steril dan sekali pakai. karena dapat mempersingkat waktu tanpa harus mensterilkan alat, tetapi juga dapat mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.  

Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit : Tujuan sanitasi lingkungan adalah membunuh atau menyingkirkan pencemaran atau mikroba dari permukaan. Untuk mengevaluasi prosedur dan cara-cara untuk mengurangi pencemaran, dilakukan pengambilan contoh mikroorganisme sewaktu-waktu dari permukaan lantai.

Pengawasan Infeksi : pengamatan dan pengawasan serta pencatatan secara sistematik terjadinya penyakit menular, ini merupakan dasar bagi usaha pengendalian aktif.Identisifikasi dan evaluasi masalah-masalah infeksi nosokomial dan pengembangan serta penilaian pengendalian efektif hanya dapat dicapai dengan adanya pengawasan teratur terhadap infeksi-infeksi semacam itu pada penderita.

Pengawasan Penderita atau Pasien : Pengawasan infeksi penderita di mulai ketika masuk rumah sakit dengan menyertakan kartu data infeksi di dalam catatan medis penderita.Data yang di kumpulkan setiap hari mengenai biakan dari laboratorium mikrobiologi serta dari hasil inspeksi laboratoris dan klinis di catat pada setiap kartu data infeksi setiap penderita.

Pengawasan Pekerja Rumah Sakit : Pemeriksaan fisik harus merupakan persyaratan bagi  semua petugas rumah sakit,dan catatan imunisasi harus diperiksa.Bila tidak tercatat,maka imunisasi terhadap penyakit polio,tetanus,difteri,dan campak harus di isyaratkan.Petugas yang menunjukkan hasil positif pada uji tuberculin harus diperiksa dengan sinar x di bagian dada untuk menentukan kemungkinan adanya tuberculosis aktif.

Pengawasan Lingkungan Rumah Sakit : Bila perawat pengendalian infeksi menemukan satu atau lebih kasus infeksi baru,maka mungkin diperlukan banyak biakan dari penderita,petugas dan lingkungan untuk menemukan sumber patogen dan lalu meniadakanya.

No comments:

Post a Comment