1. Latar Belakang : Salah satu OPT yang akhir-akhir ini merisaukan petani kentang adalah munculnya OPT baru Globodera rostochiensis (Wolienweber) Mulvey & Stone famili Heteroderidae yang dikenal dengan ”golden cyst nematode” atau nematoda sista kuning (NSK). Nematoda jenis ini termasuk nematoda yang sangat berbahaya untuk tanaman kentang sehingga seluruh dunia mewaspadainya. Terdapat dua jenis nematoda sista kentang yang hampir sama yaitu Globodera rostochiensis (Wolienweber) Mulvey & Stone dan G. pallida Stone, pertama kali dilaporkan terjadi serangan di Amerika Selatan pada ratusan-ribuan tahun yang lalu yang pada awalnya diidentifikasi sama. Nematoda Sista Kuning merupakan salah satu Nematoda Sista Kentang (NSK). Petani di luar negeri lebih mengenalnya dengan nama Namatoda Sista Emas (Golden cyst nematoda). Secara ilmiah dikenal dengan nama Globodera rostochiensis. Dari laporan yang ada ; di Chili, Italia dan Polandia telah menurunkan tingkat produksi/hasil panen budidaya kentang hingga lebih dari 70%, sehingga keberadaannya di Indonesia perlu diwaspadai.
Di negara kita serangan nematoda ini dilaporkan pertama kali terjadi pada bulan Maret 2003 di Desa Tulung Rejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Malang Jawa Timur. Luas areal serangan waktu itu telah mencapai 25% dari total lahan seluas 800 Ha. Karena itu diduga namatoda ini telah mulai berkembang dari benih yang diimpor dari Jerman pada tahun 1986. Butuh waktu 17 tahun bagi Globodera sp. untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan di Indonesia.
Di wilayah kerja/daerah pemantauan SKT Cilacap pada tahun 2004 (September) nematoda ini telah ditemukan menyerang pertanaman kentang di tiga desa di Kecamatan Batur (desa Karang Tengah, Bakal dan Sumber Rejo) Kabupaten Banjarnegara Propinsi Jawa Tengah, berjarak lebih dari 600 km dari Kota Batu. Bagaimana dan kapan nematoda ini sampai di Kecamatan Batur barangkali menjadi pertanyaan yang tak akan terjawab. Tapi kenyataannya nematoda berbahaya ini telah ada di depan pintu rumah kita dan saat ini (hasil pemantauan bulan Mei tahun 2006) serangan telah meluas di tiga kecamatan ; dengan sebaran 60% di Kec. Batur, 20% di Kec. Wanayasa dan secara sporadis telah ditemukan di Kec. Pejawaran.
Serangan NSK di Indonesia dilaporkan semakin meningkat dan menyebar sejak ditemukannya pada tahun 2003 di Kecamatan Bumi Aji, Kota Batu, Propinsi Jawa Timur. Berdasarkan laporan Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura, Direktorat Jenderal Produksi Hortikultura luas serangan NSK mengalami peningkatan dari 15 ha pada tahun 2004 menjadi 87,9 ha pada tahun 2005.. Serangan tersebut menyebar di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2004 dan 2005 berturut-turut 5 ha menjadi 61,5 ha dan Jawa Timur dari 10 ha menjadi 26,4 ha.G. rostochiensis termasuk dalam daftar OPT Karantina (OPTK) Kelas A1 (belum ditemukan di dalam negeri) yang ditetapkan Pemerintah untuk dicegah masuknya ke dalam dan tersebarnya di dalam wilayah negara Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 38/Kpts/310/90 Tahun 1990 pada Lampiran IV. Sebagai OPTK (asing) baru yang mempunyai potensi menyerang, menetap dan/atau menyebar ke kawasan tertentu perlu dilakukan tindakan darurat pemberantasan melalui program eradikasi/eliminasi dengan tujuan akhir OPT tersebut berhasil dihilangkan.
Gambar 3. Nematoda Globodera spp. betina
Klasifikasi : Nematoda parasit ini termasuk famili Heteroderidae. Ada 2 (dua) genus yang terkenal yaitu Heterodera dan Globodera. Beberapa spesies yang termasuk genus Heterodera yaitu : Heterodera avanae (nematoda sista serealia), H. glycines (nematoda sista kedelai) dan H. schachtii (nematoda sista gula bit), sedangkan spesies yang termasuk genus Globodera diketahui ada 14 spesies masing-masing memiliki inang spesifik. Nematoda sista kentang ada dua spesies yang hampir sama yaitu Globodera rostochiensis (Wolienweber) Mulvey & Stone dan G. pallida Stone yang pada awalnya diidentifikasi sama. Spesies Globodera rostochiensis atau yang dikenal sebagai Nematoda Sista Kuning (NSK, Golden Cyst Nematode) dan G. pallida (nematoda sista kuning berwarna putih).
Perbedaan utama kedua spesies Globodera tersebut terletak pada warna sista dewasa betina dan stiletnya. Betina dewasa G. rostochiensis berwarna putih kemudian menjadi kuning keemasan, sedangkan G. pallida dewasa betinanya berwarna putih tetapi pada beberapa populasi ada yang berubah menjadi krem. Stilet G. rostochiensis memiliki pangkal (knob) membulat dan menjorok ke belakang, sedangkan G. pallida
Nematoda sista kuning termasuk genus Globodera, yang mempunyai spesialisasi dan sukses menjadi nematoda parasit tanaman sebagai hama pada tanaman pertanian. Kesuksesannya terutama diperoleh melalui waktu yang panjang untuk ber asosiasi dan ko-evolusi menyesuaikan pada tanaman inang yang spesifik, mereka beradaptasi dengan variabel lingkungan, mempunyai potensi reproduksi yang tinggi, dan mempunyai kemampuan untuk bertahan hidup dalam kondisi yang kurang baik dalam waktu lama. meruncing ke depan.
2.2. Bioekologi : Nematoda parasit yang umumnya bersifat menetap (sedentary) adalah Meloidogyne spp., Rotylenchulus reniformis dan Globodera spp. Jenis/spesies ini ditemukan dalam jaringan akar dalam keadaan sudah berubah bentuk dari cacing menjadi membulat (seperti bentuk botol) (Gambar 2). Sebagian besar spesies Globodera sudah membentuk sista menempel dengan bagian anterior tubuhnya menyusup dalam korteks, sedangkan bagian posteriornya di luar jaringan akar (semi endoparasit). Bentuk sista membulat (globular atau spheroid), warnanya sebagian besar kuning emas, sebagian lagi putih dan kuning tua sampai coklat. Nematoda sista kuning berukuran kecil, secara alami berada didalam dan bercampur dengan masa tanah yang luas, dan mempunyai keahlian yang ekstrim untuk berkumpul dan menemukan inangnya. Dia juga dapat bertahan hidup untuk waktu yang lama dalam tanah tanpa tanaman inang yang cocok.
2.3. Siklus Hidup
Siklus hidupnya melalui tahapan stadium telur, larva, dan dewasa berlangsung selama 38 - 48 hari. Daur hidup antara 5-7 minggu tergantung kondisi lingkungan. Produksi telur 200-500 butir. Kemampuan hidup di dalam tanah pada kondisi lingkungan kurang menguntungkan (tidak ada inang, suhu sangat rendah atau sangat tinggi dan kekeringan) dapat membentuk sista yang dapat bertahan hidup sampai 10 tahun. Sista berisi telur yang belum menetas dengan kisaran jumlah telur dalam sista 326 – 493 dari 10 sista yang dipecahkan. Nematoda aktif kembali setelah kondisi lingkungan sesuai, terutama adanya eksudat akar tanaman inang. Larva stadium dua aktif pada suhu 10C. Kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan dan perkembang biakannya antara 15 - 21C. Sejak introduksi sampai ”establish” pada tingkat yang dapat dideteksi di areal yang sudah terinfeksi keberadaannya secara permanen diperlukan waktu 7-8 tahun. Pada awal infeksi gejala serangan pada tanaman belum terlihat, setelah mencapai populasi “tertentu” akan tampak. Berdasarkan hasil penelitian di Jepang, jumlah populasi awal G. rostochiensis yang dapat menimbulkan kerugian adalah 31 sista hidup per 100 gram tanah
2.4. Tanaman Inang
Tanaman komersial yang diserang dan menjadi inang utama adalah kentang (Solanum tuberosum), tomat (Lycopersicon esculentum), dan terung (S.melongena). Di samping itu, dilaporkan terdapat tanaman inang lainnya, yaitu S. dulcamara (bitter nightshade), S. rostratum (buffalo bur), S. triflorum (cutleaf nightshade), S. Elaeagnifolium (silverleaf nightshade), S. blodgettii, S. xanti (purple nightshade), dan S. integrifolium (tomato eggplant). Pemulia tanaman juga menemukan 90 spesies Solanum di Amerika Selatan yang menjadi inang NSK. Beberapa spesies gulma juga dapat menjadi inang NSK. Hasil pemantauan di Malang, Jawa Timur, beberapa spesies gulma dari famili solanaceae yaitu Datura stramonium, Nicandra physaloides, dan spesies-spesies lain yang berasosiasi dengan tanaman kentang, perlu diwaspadai sebagai inang alternatifnya.
Siklus hidupnya melalui tahapan stadium telur, larva, dan dewasa berlangsung selama 38 - 48 hari. Daur hidup antara 5-7 minggu tergantung kondisi lingkungan. Produksi telur 200-500 butir. Kemampuan hidup di dalam tanah pada kondisi lingkungan kurang menguntungkan (tidak ada inang, suhu sangat rendah atau sangat tinggi dan kekeringan) dapat membentuk sista yang dapat bertahan hidup sampai 10 tahun. Sista berisi telur yang belum menetas dengan kisaran jumlah telur dalam sista 326 – 493 dari 10 sista yang dipecahkan. Nematoda aktif kembali setelah kondisi lingkungan sesuai, terutama adanya eksudat akar tanaman inang. Larva stadium dua aktif pada suhu 10C. Kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan dan perkembang biakannya antara 15 - 21C. Sejak introduksi sampai ”establish” pada tingkat yang dapat dideteksi di areal yang sudah terinfeksi keberadaannya secara permanen diperlukan waktu 7-8 tahun. Pada awal infeksi gejala serangan pada tanaman belum terlihat, setelah mencapai populasi “tertentu” akan tampak. Berdasarkan hasil penelitian di Jepang, jumlah populasi awal G. rostochiensis yang dapat menimbulkan kerugian adalah 31 sista hidup per 100 gram tanah
2.4. Tanaman Inang
Tanaman komersial yang diserang dan menjadi inang utama adalah kentang (Solanum tuberosum), tomat (Lycopersicon esculentum), dan terung (S.melongena). Di samping itu, dilaporkan terdapat tanaman inang lainnya, yaitu S. dulcamara (bitter nightshade), S. rostratum (buffalo bur), S. triflorum (cutleaf nightshade), S. Elaeagnifolium (silverleaf nightshade), S. blodgettii, S. xanti (purple nightshade), dan S. integrifolium (tomato eggplant). Pemulia tanaman juga menemukan 90 spesies Solanum di Amerika Selatan yang menjadi inang NSK. Beberapa spesies gulma juga dapat menjadi inang NSK. Hasil pemantauan di Malang, Jawa Timur, beberapa spesies gulma dari famili solanaceae yaitu Datura stramonium, Nicandra physaloides, dan spesies-spesies lain yang berasosiasi dengan tanaman kentang, perlu diwaspadai sebagai inang alternatifnya.
2.5. Gejala Serangan
Gejala awal serangan Globodera sp. sulit diketahui, karena nematoda ini menyerang perakaran tanaman. Setelah serangan berada pada tingkatan sedang/parah maka tanaman akan terlihat layu, kemudian menguning dan tumbuh tidak normal (kerdil). Pada serangan yang sangat parah, dapat menyebabkan batang dan daun tanaman mengering dan akhirnya mati. Tanaman yang terserang pada perakarannya terlihat bintil-bintil/benjolan (kutil-basa jawa) berwarna putih kekuningan. Benjolan berdiameter sekitar o,5 mm. Ada juga yang berwarna coklat keemasan, menandakan nematoda ini telah membentuk sista. Pada tanaman kentang yang terserang NSK daun-daunnya menguning lebih awal, lalu kering dan akhirnya mati karena perakaran terganggu. Jika tanaman tersebut masih dapat bertahan hidup dan dapat menghasilkan umbi maka umbinya berukuran kecil dan jumlahnya sedikit. Gejala serangan NSK dalam areal pertanaman kentang akan terlihat tanaman menguning tidak merata. Penurunan produksi akibat serangan NSK dapat mencapai 70%.
Gejala awal serangan Globodera sp. sulit diketahui, karena nematoda ini menyerang perakaran tanaman. Setelah serangan berada pada tingkatan sedang/parah maka tanaman akan terlihat layu, kemudian menguning dan tumbuh tidak normal (kerdil). Pada serangan yang sangat parah, dapat menyebabkan batang dan daun tanaman mengering dan akhirnya mati. Tanaman yang terserang pada perakarannya terlihat bintil-bintil/benjolan (kutil-basa jawa) berwarna putih kekuningan. Benjolan berdiameter sekitar o,5 mm. Ada juga yang berwarna coklat keemasan, menandakan nematoda ini telah membentuk sista. Pada tanaman kentang yang terserang NSK daun-daunnya menguning lebih awal, lalu kering dan akhirnya mati karena perakaran terganggu. Jika tanaman tersebut masih dapat bertahan hidup dan dapat menghasilkan umbi maka umbinya berukuran kecil dan jumlahnya sedikit. Gejala serangan NSK dalam areal pertanaman kentang akan terlihat tanaman menguning tidak merata. Penurunan produksi akibat serangan NSK dapat mencapai 70%.
2.6. Cara Pengendalian
Karena nematoda ini sangat sulit untuk dimusnahkan dan memerlukan biaya yang sangat mahal, maka dapat dilakukan upaya pengendalian sebagai berikut :
Tahap pra tanam :
- Pengolahan lahan yang intensif, pengumpulan sisa-sisa perakaran dan gulma lalu dibakar, lahan dibiarkan terkena sinar matahari langsung.
- Pemilihan bibit yang telah memperoleh sertifikat sehat (berlabel phitosanitary).
- Bibit bukan dari daerah/negara endemis (terkena serangan).
- Pilih varietas yang toleran (Marion, Culpa, Elvira, Gitte, Vevi, Aula, Filli, Miranda, Renema, Alexa, Cordia, Herold, Pirola, Dextra, Granola).
- Pemilihan lahan yang bebas sista nematoda sista kuning.
- Menggunakan tanaman perangkap (famili Solanaceae, misal tomat).
- 1. Penerapan sistem budidaya tanaman sehat.
- 2. Pencabutan tanaman sakit
- 3. Pengamatan tanaman secara rutin/berkala. Jika dijumpai gejala serangan, lakukan pencabutan tanaman secara keseluruhan beserta perakaran dan tanah zona risosfer, kemudian dibakar.
- 4. Introduksi/penerapan musuh alami berupa agensia hayati : cendawan Verticillium chlamydosporum, Cylindrocarpon destructans, Acremonium strictum., Arthobrotys spp., dan Paecilomyces sp.,dll.
- 5. Aplikasi nematisida kimia sebagai alternatif sesuai ambang kendali. Dalam mengaplikasikan nematisida, perlu memperhatikan ambang kendali NSK. Ambang pengendalian pada tanaman inang komersial di Jepang adalah 31 sista hidup/100 gr tanah.
Nematisida Fumigan : Fumigasi dengan metil bromida efektif untuk mematikan semua stadium nematoda. Metil bromida termasuk pestisida terbatas, oleh karena itu peng-gunaannya hanya boleh dilakukan oleh operator yang terlatih dan bersertifikat, menggunakan cara dan peralatan khusus. Untuk keperluan ini perlu izin Menteri Pertanian melalui Komisi Pestisida.
Non Fumigan : Nematisida yang terdaftar dan diizinkan untuk NSK belum ada, namun demikian sementara dapat digunakan nematisida yang diizinkan untuk Meloidogyne sp.pada tomat atau kentang, misalnya karbofuran (Furadan 3 G, Petrofur 3 G) etoprofos (Rhocap 10 G), kadusafos (Rugby 10 G), azadirachtin (Nosfoil 8 EC). Pengolahan tanah sebelum aplikasi nematisida dan cara aplikasi nematisida perlu dilakukan secara baik, agar nematisida dapat bermanfaat bagi akar tanaman untuk menghindari serangan nematoda serta residunya minimum. Cara-cara aplikasi yang direkomendasikan dan sesuai prinsip residu minimum perlu diterapkan. Cara-cara persiapan aplikasi pestisida adalah : Tanah dibajak dan dicangkul sedalam tanah olah (top soil), bongkah-bongkah tanah dihancurkan, sisa tanaman dibongkar, diangkat dan dimusnahkan. Tanah harus diusahakan segembur mungkin. Tanah dipersiapkan seperti persiapan tanam (pematangan pupuk organik, pembuatan guludan dan lainnya). Setelah semua siap, nematisida dapat diaplikasikan sesuai dengan jenis nematisida, cara aplikasi, jenis tanaman, dll.
Kesimpulan
Nematoda Sista Kuning merupakan salah satu Nematoda Sista Kentang (NSK), secara ilmiah dikenal dengan nama Globodera rostochiensis. Nematoda parasit ini termasuk famili Heteroderidae. Nematoda sista kuning termasuk genus Globodera, yang mempunyai spesialisasi dan sukses menjadi nematoda parasit tanaman sebagai hama pada tanaman pertanian. Siklus hidupnya melalui tahapan stadium telur, larva, dan dewasa berlangsung selama 38 - 48 hari. Daur hidup antara 5-7 minggu tergantung kondisi lingkungan.
Tanaman komersial yang diserang dan menjadi inang utama adalah kentang (Solanum tuberosum), tomat (Lycopersicon esculentum), dan terung (S.melongena). Di samping itu, dilaporkan terdapat tanaman inang lainnya, yaitu S. dulcamara (bitter nightshade), S. rostratum (buffalo bur), S. triflorum (cutleaf nightshade), S. Elaeagnifolium (silverleaf nightshade), S. blodgettii, S. xanti (purple nightshade), dan S. integrifolium (tomato eggplant).
Gejala awal serangan Globodera sp. sulit diketahui, karena nematoda ini menyerang perakaran tanaman. Setelah serangan berada pada tingkatan sedang/parah maka tanaman akan terlihat layu, kemudian menguning dan tumbuh tidak normal (kerdil). Pada serangan yang sangat parah, dapat menyebabkan batang dan daun tanaman mengering dan akhirnya mati.
No comments:
Post a Comment