Sunday, November 22, 2015

Pengertian Pendidikan


a. Pengertian Pendidikan : Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan proses pendidikan. Melalui pendidikan, karakter dan sifat manusia dapat dibentuk agar menjadi manusia yang mempunyai keterampilan dan kecerdasan. Pendidikan dapat dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat dan pemerintah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Redja Mudyaharjo (2012: 11), pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.

Pendidikan nantinya akan berguna bagi masyarakat dikemudian hari. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin banyak pula pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan sering dijadikan tolak ukur penerimaan pekerjaan yaitu dengan mempertimbangkan pendidikan terakhir yang dimiliki. Menurut Sugihartono dkk. (2007: 3), pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan sehingga mempunyai kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya. Dengan diperolehnya pendidikan yang tinggi, akan meningkat pula kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi cenderung memperoleh penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang memiliki pendidikan rendah. Pendidikan diwujudkan melalui pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah formal maupun informal. Dalam pendidikan ditanamkan nilai-nilai dan dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai masyarakat dan manusia. Pendidikan akan memberikan pengalaman dan pengetahuan kepada peserta didik sehingga mereka dapat berfikir ke depan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wasty Soemanto (1999: 21), pendidikan adalah proses pengalaman yang menghasilkan pengalaman yang memberikan kesejahteraan pribadi, baik lahiriah maupun batiniah.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar mendewasakan peserta didik dan mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan. Proses pembelajaran dapat terjadi di lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah maupun di luar sekolah.

b. Landasan-landasan Pendidikan
Landasan berarti tumpuan atau dasar. Oleh karena itu, landasan merupakan tempat bertumpuk dan pijakan dasar. Landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar praktik pendidikan dan studi pendidikan. Menurut Tatang S. (2012: 22) berdasarkan sumber perolehannya, landasan pendidikan dapat diidentifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari agama yang menjadi dasar dalam praktik pendidikan dan studi pendidikan. Landasan religius berpandangan bahwa agama merupakan landasan utama pendidikan. Semua aspek yang berhubungan dengan pendidikan ditujukan pada upaya melaksanakan perintah yang terdapat di dalam ajaran agama.
2) Landasan filosofis pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan. Filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual, yang menghasilkan konsep mengenai kehidupan dan dunia. Pancasila merupakan salah satu aliran-aliran filsafat yang memengaruhi pandangan, konsep, dan praktik pendidikan.

c. Tujuan Pendidikan
Menurut Wasty Soemanto (1999), pendidikan bertujuan untuk mewujudkan pribadi-pribadi yang mampu menolong diri sendiri maupun orang lain sehingga terwujud kehidupan manusia yang sejahtera. Pendidikan memberikan pelatihan terhadap karakter, kognisi dan jasmani manusia. Melalui pendidikan akan membantu seseorang dalam mencapai cita-cita yang diinginkan. Menurut Tatang S. (2012: 67), pendidikan bertujuan mewujudkan manusia yang beriman, bertaqwa, cerdas, sehat jasmani dan rohani, memiliki keterampilan memadai, berakhlak mulia, memiliki kesadaran yang tinggi dan selalu introspeksi diri, tanggap terhadap persoalan, mampu memecahkan masalah dengan baik dan rasional, dan memiliki masa depan yang cerah, baik di dunia maupun akhirat. Pelayanan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan meliputi: 1) pendidikan moral-spiritual, 2) pendidikan sosial kultural dan pratiotisme, 3) pendidikan intelektual, 4) pendidikan keterampilan, 5) pendidikan jasmani dan 6) pendidikan wirausaha (Wasty Soemanto, 1999: 27).

d. Komponen-komponen Pendidikan
Pendidikan pada hakikatnya merupakan interaksi komponen-komponen esensial dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Perpaduan antara keharmonisan dan keseimbangan serta interaksi unsur esensial pendidikan, pada tahap operasioanl sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Menurut Tatang S. (2012: 219), komponen-komponen pendidikan adalah sebagai berikut:

1) Dasar Pendidikan
Pendidikan sebagai proses timbal balik antara pendidik dan anak didik dengan melibatkan berbagai faktor pendidikan lainnya, diselenggarakan guna mencapai tujuan pendidikan dengan didasari oleh nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai itulah yang disebut dasar pendidikan. Dasar yang menjadi acuan pendidikan harus bersumber dari nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan pada aktivitas yang dicita-citakan. Setiap sistem pendidikan memiliki dasar pendidikan tertentu yang merupakan cerminan filsafat dari sistem pendidikan tersebut. Oleh karena itu, sistem pendidikan pada suatu bangsa akan berbeda dengan bangsa lain.

2) Tujuan Pendidikan
Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan suatu kegiatan. Kaitannya dengan tujuan pendidikan, yaitu tujuan, sasaran dan maksud yang akan dicapai atau dituju oleh suatu sistem pendidikan. Tujuan pendidikan ini tentunya akan menjadikan sistem pendidikan itu berjalan dengan baik.

3) Pendidik
Pendidik yaitu orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing. Pendidik berbeda dengan pengajar sebab pengajar hanya berkewajiban untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik, sedangkan pendidik tidak hanya menyampaikan materi pengajaran, tetapi juga membentuk kepribadian peserta didik.

4) Peserta didik
Dalam proses belajar mengajar, seorang pendidik harus memahami hakikat peserta didiknya sebagai objek pendidikan. Keberadaan peserta didik dalam proses pendidikan sangat vital karena pada dasarnya pendidikan itu diperuntukan bagi peserta didik.

5) Materi Pendidikan
Salah satu komponen operasional pendidikan sebagai suatu sistem adalah materi. Materi pendidikan adalah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik. Materi pendidikan disebut juga kurikulum karena kurikulum menunjukkan makna pada materi yang disusun secara sistematis guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

6) Metode Pendidikan
Keberhasilan proses pendidikan dalam mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan, tidak terlepas dari peranan metode yang digunakan. Metode adalah cara yang digunakan dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan. Metode mempunyai kedudukan sangat penting dalam mencapai tujuan. Metode pendidikan yang tidak tepat akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar.

7) Alat
Alat pendidikan yaitu segala sesuatu yang digunakan oleh pelaksana kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a) Alat Fisik, berupa segala suatu perlengkapan pendidikan, yaitu sarana dan fasilitas dalam bentuk kongkret, seperti bangunan, alat-alat tulis dan baca.
b) Alat Nonfisik, berupa kurikulum, pendekatan, metode dan tindakan yang berupa hadiah dan hukuman serta contoh yang baik dari pendidik.

8) Lingkungan Pendidikan
Proses pendidikan selalu dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, baik lingkungan itu menunjang maupun menghambat proses pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan yang mempengaruhi proses pendidikan, yaitu:

a) Lingkungan sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, sekolah/lembaga pendidikan dan masyarakat.
b) Lingkungan keagamaan, yaitu nilai-nilai agama yang hidup dan berkembang di lembaga pendidikan
c) Lingkungan budaya, yaitu nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di lembaga pendidikan
d) Lingkungan alam, yaitu keadaan iklim maupun geografisnya.
Semua lingkungan tersebut ikut mempengaruhi proses pendidikan. Lingkungan yang baik akan berpengaruh positif dan menunjang keberhasilan pendidikan.

No comments:

Post a Comment