1. Pengertian Analisis Kebijakan Publik
William
N. Dunn (2000) mengemukakan bahwa analisis kebijakan adalah suatu disiplin ilmu
sosial terapan yang menggunakan berbagai macam metode penelitian dan argumen
untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang relevan dengan kebijakan,
sehingga dapat dimanfaatkan di tingkat politik dalam rangka memecahkan
masalah-masalah kebijakan. Salah satu esensi kehadiran kebijakan publik
(public policy) adalah memecahkan masalah yang berkembang di masyarakat
secara benar. Meskipun demikian, kegagalan sering terjadi karena kita
memecahkan masalah secara tidak benar. Analisis kebijakan publik (public
policy analysis) merupakan upaya untuk mencegah kegagalan dalam pemecahan
masalah melalui kebijakan publik. Oleh karena itu, kehadiran analisis kebijakan
berada pada setiap tahapan dalam proses kebijakan publik (public policy
process).
Analisis
kebijakan publik adalah ilmu yang menghasilkan informasi yang relevan dengan
kebijakan publik. Produk analisis kebijakan publik adalah nasehat. Kebijakan
yang diambil akan mempunyai biaya dan manfaat sosial tertentu. Kebijakan
tersebut dapat relatif menguntungkan suatu kelompok dan relatif merugikan
kelompok lainnya.
2.
Analisis Kebijakan Publik dan Analisnya
Analisis
kebijakan publik mempunyai tujuan yang bersifat penandaan (designative) dengan
pendekatan empiris (berdasarkan fakta), bersifat penilaian dengan pendekatan
evaluatif dan bersifat anjuran dengan pendekatan normatif. Prosedur analisis
berdasarkan letak waktu dalam hubungannya dengan tindakan dibagi dua yaitu ex
ante dan ex post. Prediksi dan rekomendasi digunakan sebelum tindakan diambil
atau untuk masa datang (ex ante), sedangkan deskripsi dan evaluasi digunakan
setelah tindakan terjadi atau dari masa lalu (ex post). Analisis ex post
berhubungan dengan analisis kebijakan retrospektif yang biasa dilakukan oleh
ahli ahli ilmu sosial dan politik, sedangkan analisis ex ante berhubungan
dengan analisis kebijakan prospektif yang biasa dilakukan oleh ahli-ahli
ekonomi, sistem analisis dan operations research. Analisis kebijakan biasanya
terdiri dari perumusan masalah, peliputan, peramalan, evaluasi, rekomendasi dan
kesimpulan.
Analis kebijakan adalah seseorang yang melakukan
analisis kebijakan. Yang diperlukan oleh seorang analis :
- Analis harus tahu bagaimana mengumpulkan, mengorganisasikan dan mengkomunikasi informasi dalam situasi dimana waktu dan informasi terbatas. Mereka harus dapat membuat strategi untuk mengerti secara cepat problem untuk analisis kebijakan tersebut dan sejumlah solusi yang mungkin. Mereka harus dapat mengidentifikasi secara cepat, paling tidak secara kwalitatip, biaya dan manfaat untuk masing-masing alternatif dan mengkomunikasikan penilaian tersebut dengan klien.
- Analis membutuhkan perspektif (pandangan) untuk meletakkan problem sosial yang dihadapi kedalam konteks, memahami kegagalan pasar dan kegagalan pemerintah.
- Analis membutuhkan kemampuan teknis untuk memperkirakan kebijakan-kebijakan apa yang diperlukan bagi masa datang yang lebih baik dan mengevaluasi konsekwensi pilihan-pilihan kebijakan yang lebih baik. Ekonomi (mikro dan keuangan publik) dan statistik diperlukan untuk hal tersebut.
- Analis harus mengerti institusi dan implementasi dari masalah yang diamati untuk dapat meramalkan akibat dari kebijakan yang dipilih. Dengan mengerti pandangan klien dan lawannya, analis dapat menyusun fakta dan argumentasi secara lebih efektif.
- Analis harus mempunyai etika (moral).
- Tiga macam peranan analis kebijakan :
1. Analis Obyektif :
Mereka menyatakan keadaan apa adanya dalam
analisisnya dan membiarkan analisis menyatakan kebenaran. Kepentingan politik
klien adalah nomor dua. Fokusnya terutama adalah memperkirakan akibat-akibat
dari kebijakan-kebijakan alternatip. Mereka sadar bahwa klien adalah politikus
yang seringkali tidak obyektif. Walaupun demikian klien dapat memberikan
informasi yang menyebabkan analis bisa bekerja pada isyu-isyu yang menarik.
Meskipun analis memberikan beberapa alternatif kebijakan dan akibat-akibatnya,
keputusan terakhir pemilihan alternatip tetap berada ditangan klien. Analis
obyektif biasanya berusaha menjaga jarak dengan klien dan lebih menyukai
bekerja untuk institusi daripada bekerja untuk pribadi. Banyak diantara analis
ini yang pekerjaan tetapnya adalah diperguruan tinggi.
2. Pembela Klien
Mereka jarang memberikan
kesimpulan-kesimpulan yang definitif dan justru menggunakan kesamaran tersebut
demi kepentingan klien. Mereka harus loyal kepada klien (pejabat) sebagai
imbalan bagi jabatan yang diberikan kepadanya, misal sebagai asisten,
penasehat, staf ahli atau konsultan. Itulah sebabnya banyak pejabat pemerintah
atau konsultan yang tidak bisa berkomentar sebebas analis obyektif (misal dari
perguruan tinggi) atau analis isyu (dari orsospol atau LSM) walaupun
kemampuannya sama. Biasanya mereka memilih klien dengan system nilai yang
sesuai. Seyogyanya dalam jangka panjang mereka berusaha merubah klien supaya
menjadi lebih bermoral.
3. Pembela Isyu
Mereka jarang memberikan
kesimpulan-kesimpulan yang defenitif dan justru menguatkan kesamaran tersebut
dan membuang hal-hal yang tidak menguntungkan jika diperkirakan hasil
analisisnya tidak mendukung pembelaan isyu tersebut. Klien yang memberikan
kesempatan untuk pembelaan isyu tersebut, dipilih berdasarkan persamaan
kepentingan. Contoh pembela isyu adalah lembaga bantuan hukum dan lembaga
konsumen. Seyogyanya analisisnya berguna untuk membangun masyarakat yang lebih
baik.
Pertimbangan
kebijakan seringkali lebih bersifat politis dibandingkan bersifat obyektif
sehingga bisa saja analis tidak bisa melakukan apa yang diminta klien. Ada
beberapa kemungkinan yang dapat terjadi, diantaranya dia bisa memprotes dengan
menyatakan apa yang diminta klien tersebut tidak etis. Apabila protesnya bisa
menyadarkan klien atau karena sesuatu hal analis jadi menuruti klien maka
persoalannya selesai. Apabila tidak, analis bisa saja meminta berhenti dari
pekerjaannya atau dia tetap bekerja pada klien tetapi tidak loyal (selingkuh)
dengan membocorkan kelemahan-kelemahan kebijakan tersebut dan kelemahan klien
ke pihak lain.
Subarsono
mengemukakan suatu kerangka kerja kebijkan publik dapat dijadikan sebagai alat
bantu dalam melakukan analisis kebijakan publik, yang ditentukan beberapa
variablel, sebagai berikut :
- Tujuan akan dicapai;
- Preferensi nilai seperti apa
yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan kebijakan.
- Sumber daya yang mendukung
kebijakan.
- Kemampuan aktor yang terlibat
dalam pembutan kebijkan;
- Lingkungan yang mencakup
lingkungan sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya.
3.
Kecakapan-Kecakapan
Seorang Analis Kebijakan
Seorang Analis Kebijakan Harus Memiliki Kecakapan-kecakapan
sebagai berikut :
- Mampu cepat ambil fokus pada kriteria keputusan yang
paling sentral
- Mempunyai kemampuan analisis multi-disiplin
- Mampu memikirkan jenis-jenis tindakan kebijakan yang
dapat diambil
- Mampu gunakan metode paling sederhana yang tepat dan
gunakan logika desain metode,
- Mampu mengatasi ketidak pastian
- Mampu mengemukakan dengan angka secara kuantitatif dan
asumsi kualitaitf
- Mampu buat rumusan analisa sederhana namun jelas
- Mampu memeriksa fakta-fakta yang diperlukan
- Mampu meletakkan diri dlm posisi orang lain (empati)
sbg pengambil kebijakan publik
- Mampu menahan diri hanya utk memberikan analisis
kebijakan, bukan keputusan
- Mampu mengatakan”Ya” atau “Tidak” pada usulan yang
masuk, namun juga mampu memberikan definisi dan analisa dri usulan tersebut
- Mampu menyadari bahwa tidak ada kebijakan yang sama
sekali benar, rasional dan komplet
- Mampu memahami bahwa ada batas-batas intervensi
kebijakan publik
- Mempunyai etika profesi yang tinggi
4. Kriteria Analisa Kebijakan yang baik
Nugroho
berpendapat bahwa suatu analisa kebijakan yang baik ialah bersifat deskriptif
karena memang peranannya memberikan rekomendasi kebijakan yang patut diambil
oleh eksekutif. Setiap analisa kebijakan publik selalu menyusun struktur
analisanya.
Tugas Analisis Kebijakan
Publik yaitu:
l Membantu merumuskan cara
untuk mengatasi atau memecahkan masalah kebijkan publik
l Menyediakan informasi
tentang apa konsekuensi dari alternatif kebijakan
l Mengidentifikasi isu dan
masalah kebijakan publik yang perlu menjadi agenda kebijakan pemerintah
makasih infonya ya sob
ReplyDeletePengertian Dan Definisi Kebijakan Publik