Dasar-dasar Jurnalistik bagi Calon Wartawan
Sejarah Jurnalistik
Jurnalistik
bukanlah sebuah barang baru. Jurnalistik telah ada sejak zaman Romawi Kuno, ketika
Julius Cesar masih memegang tampuk kekuasaan di sana. Waktu itu, jurnalistik
memang digunakan untuk menyampaikan hal-hal yang bersifat informatif.
Produk pertama dari jurnalistik
Romawi Kuno adalah Acta Diurna. Berita-berita dan pengumuman dalam Acta Diurna
ditempelkan di pusat keramalan atau ditengah kota yang kala itu disebut sebagai Forum Romanum. Tujuannya tentu
saja agar seluruh penduduk Romawi Kuno bias langsung mengetahui setiap kabar
terbaru yang terjadi
Pengertian Jurnalistik
Pengertian Jurnalistik tidak hanya berhubungan
dengan aktivitas kerja kepenulisan dan
produksi berita. Jurnalistik bisa diartikan sebagai ilmu dan bidang kajian
mengenai pengemasan informasi dengan mengunakan media massa.
Sebagai ilmu dan bidang kajian, jurnalistik
masuk dalam cakupan bidang komunikasi. Biasanya di dunia akademik perguruan
tinggi, ilmu jurnalistik menjadi bagian dari fakultas komunikasi dan tidak
menutup kemungkinan diajarkan juga di fakultas lain, seperti di fakulta sastra.
Ruang Lingkup Jurnalistk
Berdasarkan
mata kuliah dasar-dasar jurnalistik yang pernah penulis dapatkan, jurnalistik itu
memiliki lingkup wilayah yang sangat luas. ya, secara garis besar, jurnalistik
dibagi ke dalam dua ruang lingkup utama, yakni news dan views.
Stainght News,
yang terdiri atas :
1.
Matter of fact news
2.
Interpretative report
3.
Reportage
Feature News,
yang terdiri atas :
1.
Human interest features
2.
Historical feature
3.
Biographical and persomality features
4.
Travel features
View dapat
dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu :
1.
Editorial
2.
Special article
3.
Coloum
4.
Feature article
Meskipun ruang
lingkup jurnalistik itu sangat luas, namun mengenai dasar-dasar jurnalistriknya
sendiri tidaklah jauh berbeda. Ya, dasar-dasar jurnalistik untuk tujuan apapun selalu mengangkat sebuah berita atau
topik tertentu untuk disampaikan ke hadapan publik.
Para pelaku jurnalistik
harus mengerti betul dasar-dasar jurnalistik untuk memilih dan menyampaikan
berita. Bagaimanapun juga tidak semua topic layak dikonsumsi publik. Para
pelaku jurnalistik harus pintar dan jeli dalam menentukan mana berita yang
layak publish dan mana berita yang tidak layak.
Berita
Seperti yang
sudah diulas sebelumnya, seorang jurnalis harus memiliki kemampuan untuk
memilih berita yang akan dipublikasikannya. Untuk itu, sebuah berita harus memuat
“fakta” yang di dalamnya terkandung unsure-unsur 5W + 1HL.
Unsur 5W = 1H :
Who : Siapa yang terlibat di dalamnya ?
What : Apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa ?
Where : Dimana terjadinya peristiwa itu ?
Why : Mengapa peristiwa itu terjadinya ?
When ; Kapan terjadinya ?
Selain itu,
sebuah berita yang hendak dipublikasikan harus memuat nilai berita di dalamnya.
Adapun, nilai berita itu mencakup hal-hal sebagai berikut.
No
|
Nilai Berita
|
Keterangan
|
1
|
Objektif
|
Berdasarkan
fakta dan tidak memihak
|
2
|
Aktual
|
Terbaru dan
belum basi
|
3
|
Luar Biasa
|
Besar, aneh,
janggal, dan tidak umum
|
4
|
Penting
|
Pengaruh atau
dampaknya bagi orang banyak ; menyangkut orang penting/terkenal
|
5
|
Jarak
|
Familaritas,
kedektan (geografis, kultural, psikologis)
|
Tahap Kerja Jurnalistik
Rapat Redaksi – Peliputan/
Pengumpulan sumber berita – Penulisan – Penyuntingan – Penyiaran/ publikasi
Dasar-dasar
Jurnalistik bagi Calon Wartawan
Wartawan adalah
pekerja jurnalistik. Peran wartawan begitu penting dalam pencapaian karya
jurnalistik.
Ibaratnya, wartawan adalah “darah
daging” jurnalistik. Tanpa wartawan, berarti tida ada karya jurnalistik.
Karena jurnalistik adalah proses
kerja yang berhubungan dengan peliputan, pengumpulan bahan berita, kemudian
penulisan berita, seorang wartawan harus memilki kemampuan dasar menangani
pekerjaan tersebut.
Setidaknya wartwan harus punya bakal
kemampuan dasar ilmu komunikasi, memiliki jaringan narasumber berita, terampil,
terampil mewawancarai dan menulis.
Sebagai tambahan, seorang wartawan
media cetak setidaknya bisa mengoperasikan kamera foto.
Wartawan televise harus memiliki
kemampuan dasar mengoperasikan kamera gambar bergerak, serta terampil
berkomunikasi di depan kamera untuk melaporkan secara langsung (live).
Sedangkan wartawan media radio,
selain terampil berkomunikasi via saluran telepon untuk melaporkan kejadian,
dia juga setidaknya punya kemampuan dasar sebagai penyiar.
Tips bagi Calon Jurnalis
Menjadi jurnalis gampang-gampang
susah. Disebut gampang karena sekarang ini makin banyak sekolah dan pelatihan
yang konsentrasi kewartawanan.
Selain itu, seorang yang ingin
menjadi jurnalis, tidak melulu harus lulusan perguruan tinggi dari jurusan
jurnalistik dan ilmu komunikasi.
Siapapun bisa menjadi jurnalis,
asalkan memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang kerja jurnalistik.
Disebut susah, karena setiap
perusahaan penerbitan pers memberlakukan syarat dan aturan yang berbeda-beda
untuk merekrut calon jurnalis.
Misalnya perusahaan pers A
membutuhkan jurnalis yang memiliki wawasan di bidang hiburan, padahal si
pelamar tidak menyukai dunia hiburan. Begitu juga perusahaan pers B membutuhkan
calon jurnalis yang sudah berpengalaman aktif di media, setidaknya media
kampus, padahal si pelamar sama sekali tak pernah aktif dalam pers kampus
meskipun dia lulusan jurnalistik.
Demikian pula perusahaan pers C
membutuhkan calon jurnalis yang menguasai bahasa tertentu, misalnya bahasa
mandarin karena orientasinya untuk
peliputan bisnis dan sasaran pembaca Tionghoa.
Nah, agar calon jurnalis siap
menghadapi sejumlah hambatan atau kesulitan di dunia jurnalistik, berikut
adalah tips-tips yang setidaknya bisa mengatasi hambatan dan kesulitan itu.
Banyak Membaca
Dengan banyak
membaca, calon jurnalis bisa mendapatkan banyak wawasan apa saja yang akan membantu
dalam penulisan berita, terutama dari aspek perbendaharaan kata, akurasi data,
dan kelancaran dalam merangkai kata-kata.
Berlatih Menulis
Cobalah sesering
mungkin menulis apa saja, baik dalam diary, cerita pendek, puisi, maupun
catatan perjalanan.
Hal ini secara
otomatis akan menjadi kesenangan tersendiri apabila suatu saat ditugaskan untuk
menulis dalam bentuk berita.
Ciptakan Jaringan Komunikasi Sosial
Wartawan yang andal adalah orang
yang pandai bergaul dengan siapa saja. Dia bisa berkomunikasi dengan berbagai
kalangan untuk mendapatkan informasi. Untuk itulah, calon wartawan sedini
mungkin bisa menciptakan jaringan komunikasi sosial, misalnya mengumpulkan
teman sebanyak-banyaknya di facebook dan twitter.
Percaya Diri
Rasa
percaya diri bisa dipupuk sendiri, tanpa harus bantuan orang lain. Caranya,
sekali-kali cobalah Anda berlatih menjadi presenter di hadapan teman atau
keluarga.
Selain itu, Anda bisa juga pura-pura
mengoreksi informasi kepada seseorang, misalnya kepada tukang bakso.
Tanyakan saja sambil basa-basi
mengenai pembuatan bakso, asal dari mana, habis dagangan blasanya jam berapa.
Latihan seperti ini nantinya akan membantu Anda ketika jadi wartawan dalam hal
menghadapi narasumber yang popular atau disegani.
0 komentar:
Post a Comment