Tuesday, February 19, 2013

Pengertian Nasionalisme

Nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri, politik untuk membela pemerintahan sendiri.(Anton M. Moeliono, 1989:610).
Menurut Han Khan, Nasionalisme adalah suatu paham yang kesatuan tertinggi individu harus diserahkan kepada nagara kebangsaan (2000 : 15)

Nasionalisme di Indonesia diawali dengan timbulnya upaya-upaya pencarian jati diri masyarakat untuk memotivasi perlawanan terhadap bangsa asing.

Dalam catatan sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan, telah mengalami pasang surut. Bangsa Indonesia masuk kedalam alam penjajahan, yaitu mulai abad ke-17. Dengan dimulainya sistem monopoli perdagangan rempah-rempah oleh bangsa Belanda, Untuk membebaskan diri dari cengkeraman penjajah ternyata sangat sulit. Perjuangan yang hanya mengandalkan kekuatan bersenjata tradisional, ternyata tidak mampu mengusir penjajah dari bumi tanah air Indonesia.(Drs. Sudiyo, 2002 : 3)

Bangsa Indonesia selalu mengalami kekalahan dan disebabkan oleh : 
· Belum adanya, persatuan dan kesatuan
· Sifat perjuangan masih kedaerahan
· Belum ada organisasi perjuangan yang bersifat nasional
· Masih mengandalkan kekuatan fisik. (Drs. Sudiyo, 2002 : 3-4)

Ciri-ciri Nasionalisme : 
· Sudah ada persatuan dan kesatuan bangsa.
· Sifat perjuangannya sudah bersifat nasional.
· Tujuannya untuk mencapai kemerdekaan yang nantinya ingin mendirikan suatu negara merdeka yang 
  kekuasaannya ditangani rakyat.
· Sudah ada organisasi modern dan bersifat nasional.
· Mengandalkan kekuatan otak (pikiran), dimana pendidikan sangat berperan untuk mencerdaskan  
  kehidupan bangsa. (Drs. Sudiyo, 2002 : 4)

Penyebab Tumbuhnya Nasionalisme
  • Adanya tekanan penderitaan yang terus menuju, sehingga rakyat Indonesia harus bangkit melewati penjajah.
  • Adanya rasa nasib-sepenanggungan yang hidup dalam cengkeraman penjajah, sehingga tumbuh semangat 
  • bersatu membentuk negara.
  • Adanya rasa kesadaran nasional harga diri, menyebabkan kehendak untuk memiliki tanah air dan hak 
  • menentukan nasib sendiri.
Faktor-faktor seperti di atas, sebenarnya sudah terkandung di dalam hati sanubari rakyat Indonesia dalam usahanya untuk membebaskan diri dari belenggu penjajah. (Drs. Sudiyo, 2002 : 14)

Manfaat Nasionalisme
· Untuk menanamkan sikap patriotisme dan cinta tanah air
· Untuk membawa persatuan dan kesatuan bangsa
· Untuk mengenal identitas (jati diri) bangsa. (Drs. Sudiyo, 2002 : 2).

Untuk mengetahui tentang langkah dan perjuangan organisasi-organisasi pergerakan nasional, maka organisasi awal pergerakan nasional adalah sebagai berikut : 
Perkumpulan Budi Utomo 
Perkumpuulan ini didirikan oleh para pelajar STOVIA (schooltot Opleiding van Inlandsche Artsen) 21 mei 1908, dibawah kepemimpinan R.Soetomo. 
Indishche vereniging. Didirikan oleh para mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di Belanda, pada tanggal 15 November 1908. 
Serikat Islam. Merupakan perkembangan dari SDI yang didirikan di Bogor pada tanggal 27 maret 1909 oleh Tirto Adhi Soerjo bersama keluarga Badjenet. 
Indische partij. Organisasi ini berdiri tanggal 6 september 1912 di Bandung. Pendirinya adalah Dr. Cipto Mangunkusumo, EFE. 
Perguruan Muhammadiyah. Didirikan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta oleh K.H. Achmad Dachlan. .(Drs. Sudiyo, 2002 : 21-44) 

Kerangka Berpikir
Hubungan Palajaran Sejarah Dengan Nasionalisme
Salah satu tujuan pelajaran sejarah disekolah adalah menanamkan pemahaman tentang masa lampau bangsa Indonesia. Siswa perlu diberi pemahaman tentang sejarah bangsa Indonesia untuk menubuhkan sikap nasionalisme melalui penghayatan nilai masa lampau bangsa kita.(Drs. Tugiyono KS.,dkk, 2004 : 5-6)

Pada saat ini, nasionalisme dirasakan mulai memudar dikalangan siswa, sebab melalui peristiwa sumpah pemuda dapat dilihat perbedaan sikap nasionalisme antara pemuda dahulu dengan pemuda sekarang ini. Bahwa pemuda dahulu berperan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sedangkan generasi muda pada saat sekarang ini sebagian mengarah pada hal-hal yang negatif atau sering disebut “kenakalan remaja” yang sengat meresahkan warga seperti perkelahian dikalangan anak didik yang kerap sekali berkembang menjadi perkelahian siswa antara sekolah, mengisap ganja dan mencuri.

Menurunnya sikap nasionalisme siswa berkaitan dengan majunya teknologi yang semakin dinikmati menyebabkan pelajaran sejarah dikesampingkan oleh siswa, sementara pelajaran sejarah dapat berfungsi sebagai jembatan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan, seperti perbedaan suku dan golongan-golongan. Dengan mengetahui perjuangan pahlawan dari berbagai daerah akan tumbuh kesadaran bahwa setiap suku dan kelompok lainnya memberikan sumbangannya untuk melahirkan bangsa Indonesia.

Siswa yang merupakan sumber potensi bangsa harus dibina sebaik-baiknya, untuk mangantarkan pemuda-pemuda Indonesia kemasa depan sebagai suatu generasi yang sehat, bertanggung jawab, berKetuhanan Yang Maha Esa, cinta kepada tanah air dan persatuan bangsa, Demokratis dan memiliki moral Pancasila.(S. Hidayat, 1978 : 44)

Oleh karena itu, selain kedua orang tua dan masyarakat maka pihak yang ikut bertanggung jawab dalam proses pembinaan anak remaja (siswa) adalah para pendidik (guru) di sekolah. Pembinaan ini dilakukan secara formal dalam proses belajar- mengajar (Drs. Sudarsono. S.H., M.Si, 2004 : 7). Maka peran guru sejarah dalam hal mengatasi masalah yang timbul adalah dengan memotivasi peserta didik dengan menanamkan minat terhadap pelajaran sejarah sehingga siswa tidak hanya ‘mengetahui’ tetapi benar-benar ‘memahami’ maksud/inti Pendidikan Sejarah. Dengan demikian peserta didik bisa lebih menghargai jasa para pahlawan-pahlawan yang telah memperjuangkan bangsa ini, sehingga timbulah sikap nasionalisme siswa.

Dalam mengajarkan sejarah maka ada beberapa metode yang harus digunakan guru sejarah antara lain sebagai berikut :
1. Metode ceramah 
2. Metode Tanya jawab
3. Metode Diskusi/kerja kelompok
4. Metode Pemberian tugas
5. Metode Widyawisata/Observasi (Drs. B. Suryosubroto, 1997 : 46).

No comments:

Post a Comment