Monday, June 17, 2013

Model Kurikulum Madrasah Aliyah

Model Kurikulum Madrasah Aliyah
A. Landasan pemikiran
Madrasah lahir sebagai bentuk lain dari pendidikan umum yang memposisikan dirinya sebagai lembaga yang berciri khaskan agama Islam. Posisi ini diambil sebagai akibat ketidakpuasaan masyarakat terhadap system pendidikan pesantren yang di nilai terlalu sempit dan terbatas pada pengajaran ilmu-ilmu agama semata.
            Sebagai sekolah umum yang berciri khas agama Islam, madrasah dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik terkait dengan peningkatan imtaq maupun iftek. Hal ini terbukti sejak awal pendidikan madrasah melalui kebijakan SKB 3 menteri yaitu Agama, Pendidikan dan dalam Negeri berusaha untuk mensejajarkan kualitas lulusan madrasah sama dengan pendidikan umum lainnya. Pola kurikulum yang dikembangkan adalah 70 % bidang studi umum dan 30 % bidang studi agama.
            Pengembangan madrasah ini terus berlanjut pada nasa-masa sesudahnya. Munawir Sadzali misalnya menawarkan konsep madarasah Aliyah program khusus ( MAPK)untuk memberikan keseimbangan pada lululan madrasah agar mampu menguasai ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum secara  konprehensif dengan mengajarkan kitab-kitab  berbahasa asing (khususnya bahasa Arab) serta ilmu-ilmu keislaman lainnya. Supaya tidak menimbulkan kerancuan tentang pendidikan madrasah Aliyah dengan pendidikan menengah umum dalam kontek sekarang, nampak perbedaanya dalam pola kurikulum. Lihat struktur kurikulum madrrasah Aliyah 2004.

B. Model Kurikulum Pendidikan Madrasah Aliyah
Perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni serta budaya  termasuk perubahan globalisasi. Perkembangan dan perubahan yang terjadi secara terus menerus menuntut adanya perbaikan terutama dalam system pendidikan termasuk perubahan kurikulum. Hal ini merupakan jawaban dari tuntutan masyarakat akan hasil pendidikan
Salah satu pengembangan model kurikulum dimadrasah lebih berorentasi pada kurikulum terintegrasi ( Integrated Curriculum). Kurikulum teritegrasi sengaja dirancang agar proses pendidikan benar-benar memenuhi maksud yang dikehendaki, yang meniadakan batas-batas antar mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan pelajaran yang  menyajikan fakta yang tidak terlepas satu sama lain diharapkan mampu membentuk kepribadian peserta didik yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya.
Kurikulum teritegrasi yang bercorak ingklusif, humanis dan scientific diimplementasikan dengan mengikuti pola kurikulum sekolah umum (non agama) yang telah berlaku pada model madrasah. Jadi belajar agama seimbang dengan sains. Ada beberapa pola integrasi yang dikembangkan di madarasah yaitu :
  1. Pola program kecakapan hidup( Life skill ), atau setara dengan sekolah kejuruan. Madrasah memfasilitasi peserta didik yangmempunyai minat dan kemampuan tertentu untuk mengikuti program ketrampilan.
  2. Pola program penyuluhan dan bimbingan. Dengan program ini peserta didik secara bergiliran di didik bersama-sama dengan komunitas industri atau membaur dengan masyarakat penrajin.
  3. Pola sekolah umum dan pesantren. Dimaksudkan pendidikan agama diberikan sebagai pendidikan non kurikuler di luar sekolah akan tetapi tetap dilingkungan madrasah. Program ini sepenuhnya mengitegrasikan sekolah umum dan system pendidikan pesantren tradisional.
Implementasi kurikulum ini lebih berpusat pada kepentingan siswa ( student centered ) bersifat life centered ( langsung berhubungan dengan lingkungan kehidupan) dihadapkan pada situasi yang mengandung problem (problem posing), memajukan perkembangan social, dan direncanakan bersama antara guru dan murid. Oleh karena itu mestinya ada pola hubungan yang dialogis dan kritis serta penguatan yang terintegrasi dalam mata pelajaran yang memungkinkan pengembangan sikap kritis siswa, seperti sejarah, filsafat dan bahasa.
Diantara bentuk kurikulum terintegrasi adalah kurikulum berbasis kompetensi Kurikulum ini adalah perpaduan penguasaan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Gordon berpendapat bahwa ada 6 hal yang terkait dengan penguasaan ranah kompetensi yaitu : (1) knowledge ( pengetahuan ), (2) understanding artinya kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu, (3) skill artinya kemampuan individu untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya, (4) value artinya suatu standar prilaku yang telah menyatu secara psikologis pada diri seseorang, (5) attitude artinya perasaan atau reaksi terhadap suatu ransangan yang datang dari luar,(6) interest artinya kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan.
Atas dasar uraian kompetensi di atas maka kurikulum berbasis kompetensi ini diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.
 
C. Pola Pembelajaran Pendidikan Madrasah Aliyah
   Ada beberapa pola pembalajaran yang dikembangan di madrasah Aliyah dewasa ini, yang berorentasi kepada kepentingan peserta didik ( student centered )diantaranya :
  1. Berdasarkan kecapakan hidup ( Life Skill )
Pendidikan kecakapan hidup ini secara umum bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir dan potensi dirinya agar dapat memecahkan masalah dalam kehidupannya secara konstruktif, inovatif dan kreatif. Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan life skill disesuaikan dengan kondisi siswa dan lingkungannya.
Ada beberapa prinsif yang harus terpenuhi dalam pendidikan life skill ini, yaitu :
  • Tidak mengubah system pendidikan yang telah berlaku
  • Tidak harus mengubah kurikulum tetapi yang diperlukan adalah penyiasatan kurikulum untuk diorentasikan pada kecakapan hidup
  • Etika sosio religius bangsa tidak boleh diokorbankan dalam pendidikan life skill,akan tetapi sedapat mungkin diintegrasikan dalam proses pendidikan
  •  Pembelajaran life skill menggunakan learning to know, learning to do, learning to be, leraning to life to gether
  • Pelaksanaan pendidikan life skill di madarasah hendaklah menerapkan manajemen berbasis madrasah.
  • Potensi daerah sekita madrasah dapat direfleksikan dalam penyelenggaraanya
  • Leaerning to life dan learning to work dapat dijadikan sebagai dasar pendidikandengan kebutuhan nyata peserta didik
  • Diarahkan agar peserta didik menuju hidup sehat dan berkualitas mendapat pengetahuan, wawasan dan ketrampilan yang luas serta memiliki akses untuk memenuhi standar hidup yang layak, (Ainurafiq Dawam: 2005).   
  1. Active Learning
Ada beberapa istilah yang mendekati kesamaan dalam konsep active learning yaitu :quantum learning, accelerated learning, learning revolution. Konsep ini berasumsi bahwa manusia jika mampu menggunakan potensi nalar dan emosinya, maka akan mampu membuat loncatan prestasi yang tidak bisa diduga sebelumnya. Proses pengembangan dan pelatihan terhadap potensi itulah yang menyebabkan peserta didik berkualitas. Diakui secara jujur bahwa sebenarnya konsep ini telah ada pada lembaga pendidikan pesantren atau madrasah hanya sayangnya tidak dikembangkan, secara sistematis. 
  1. Quantum Teaching
Quantum berarti interaksi yang mengubah enerji menjadi cahaya. Jadi quantum teaching artinya pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan sekitar momen belajar. Sehingga mampu mengubah cara belajar dan mengarah pada kesuksesan peserta didik. Pada awalnya quantum teaching merupakan suatu program percepatan dan quantum learning yang menekankan pada perkembangan ketrampilan akademis dan pribadi. Tujuan quantum teaching ini adalah untuk mencetak peserta didik memiliki ketrampilan akademis dan ketrampilan hidup.
  1. Pendidikan Humanistik
Pendidikan humanistic ini lebih berorentasi kepada pertumbuhan dan perkembangan kreativitas dan kepribadian peserta didik untuk menjadi individu yang merdeka. 


Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum  Madrarah Aliyah Yaitu :
1. Peningkatan keimanan dan ketakwaan
Prinsip ini dijadikan dasar pengembangan kurikulum madrasah untuk semua bahan kajian yang terkait dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Upaya internalisasi nilai-nilai dan ajaran Islam  serta aktualisasinya dalamidupan sehari-hari merupakan orentasi dari prinsip ini.   
2. Budi pekerti luhur dan pengahayan nilai-nilai budaya
Prinsip ini adalah upaya penggalian terhadap budi pekerti luhur dan nilai-nilai budaya yang harus dipahami dan diamalkan untuk diwujudkan dalam nkehidupan sehari-hari
3. Keseimbangan etika, logika, estetika dan kinestetika
Rancangan sebuah pengalaman belajar di susun dengan mempertimbangkan keseimbngan antara aspek etika, logika, estetika dan kinestetika
4. Penguatan integritas nasional
Prinsip ini dimksudkan bagaimana pendidikan dapat menumbuh-kembangkan pemahaman dan perhargaan terhadap budaya dan peradaban suatu bangsa. 
5. Perkembangan pengetahuan dan teknologi imformasi
   Prinsip ini sangat terkait dengan upaya peningkatn kemampuan berfikir dan mengakses, memilih dan menilai suatu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. 
6. Pengembangan kecakapan hidup
   Prinsip ini mengembangkan 4 ketrampilan yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. 4 keterampilan tersebut adalah; keterampilan diri ( personal skill), ketererampilan berfikir rasional (thinking skills), keterampilan akademik ( academis skills), ketrampiln vocasional ( vocational skills)  
7. Pilar pendidikan
   Pilar pendidikan yang dijadikan prinsip pengembangan kurikulum di Madrasah Aliyah (MA) ada empat yaitu ; learning to know (belajar untuk memahami ), learning to do ( belajar untuk berbuat ), learning to be ( belajar untuk menjadi jati diri ), dan learning to live together ( belajar untuk hidup dalam kebersamaan ).  
8. Konprehensip dan berkesinambungan
   Prinsip ini terkait dengan (1) dimensi kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, pola pikir dan perilaku dan (2) dimensi  subtansi yang meliputi : norma, nilai-nilai dan konsep serta fenomena dan kenyataan yang berkebang dalam kehidupan masyarakat.
9. Belajar sepanjang hayat (live long education )
10.   Diversifikasi kurikulum
   Pengembangan diversifikasi kurikulum merupakan suatu jawaban terhadap perubahan-perubahan  yang terjadi saat ini. Prinsip ini sesuai dengan kondisi peserta didik, satuan pendidikn dan potensi daerah.
F.         Prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum Madrasah Aliyah
1.      Kesamaan dalam memperoleh kesempatan menikmati pendidikan terkit dengan perolehan pengetahuan,sikap dan ketrampilan
2.      Berpusat pada anak dalam proses pendewasaan sehingga mampu membangun kemauan, pengetahuan dan pemahamannya.  Penyajiannya disesuaikn dengan tahap-tahap perkembangan peserta didik malalui proses pembelajaran yang aktif, kritis, kreatif,inovatif,efektif dan menyenangkan.
3.      Pendekatan menyeluruh dan kemitraan yang dipokuskan pada kebutuhan peserta didik serta upaya mengitegrasikan berbagai disiplin ilmu serta membangun suatu kemitraan yang bertanggung jawab, mulai dari peserta didik, guru, sekolah atau madrasah, orang tua, perguruan tinggi, dunia usaha dan industri dan masyarakat.  
4.      Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan
Bisa jadi standar kompetensi disusun oleh pemerintah pusat sedangkan pelaksanaanya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah. Standar kompetensi tersebut dapat dijadikan acuan dalam penyusunan kurikulum diversivikasi yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, serta potensi daerah.
5.      Penciptaan situasi lingkungan yang Islami.
Prinsip pelaksanaan ini dimaksudkan bahwa lingkungan pendidikan Madrasah Aliyah mencerminkan nuansa kehidupan yang islami. Nilai-nilai islam diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

No comments:

Post a Comment