Tipe-Tipe
Teori Administrasi Negara
Bailey (dalam Darwin,1997) menjelaskan
empat macam teori yang secara keseluruhan dapat memberikan kontribusi terhadap
praktek administrasi negara, yaitu :
•
Teori Deskriptif – eksplanatif
•
Teori Normatif
•
Teori Asumtif
•
Teori Instrumental
Teori Deskriptif Eksplanatif
Teori
deskriptif-eksplanatif memberikan penjelasan secara abstrak realitas
administrasi negara baik dalam bentuk konsep, proposisi, atau hukum (dalil).
Misalnya, konsep hirarki dari organisasi formal. Konsep ini menjelaskan ciri
umum dari organisasi formal yaitu adanya penjenjangan dalam struktur
organisasi.
Pada
dasarnya teori deskriptif–eksplanatif menjawab dua pertanyaan dasar : apa dan
mengapa (apa berhubungan dengan apa). Pertanyaan apa : menuntut jawaban
deskriptif mengenai suatu realitas yang dijelaskan secara abstrak ke dalam
suatu konsep tertentu. Misal : hirarki organisasi formal , konflik peran, dsb. Pertanyaan mengapa atau apa berhubungan dengan
apa menuntut jawaban eksplanatif atau diagnostik mengenai keterkaitan antara
konsep abstrak tertentu dengan konsep abstrak lainnya. Misalnya, konflik
peranan berhubungan dengan tipe kegiatan apakah departemental atau koordinatif.
Kegiatan yang dilaksanakan satu departemen kurang begitu menimbulkan konflik
peran dibanding jika kegiatan dilaksanakan secara koordinatif.
Teori Normatif
Teori
normatif bertujuan menjelaskan
situasi administrasi masa mendatang secara prospektif. Termasuk dalam teori ini
adalah pernyataan atau penjelasan-penjelasan yang bersifat utopia yaitu suatu
cita-cita yang sangat idealistis.
Teori normatif juga dapat
dikembangkan dengan merumuskan kriteria-kriteria normatif yang lebih spesifik
seperti efisiensi, efektivitas, responsivitas, akutabilitas, demokrasi, dan
sebagainya. Teori normatif memberikan rekomendasi ke arah mana suatu realitas
harus dikembangkan atau perlu dirubah dengan menawarkan kriteria-kriteria
normatif tertentu.
Persoalan dalam teori normatif
adalah bahwa kriteria-kriteria normatif yang ditawarkan tidak selalu mendukung bahkan bisa saling
bertentangan. Misalnya, penekanan yang terlalu tinggi pada efisiensi dapat
mengorbankan pemerataan (equity). Sentralisasi yang berlebihan dapat menghambat
atau membunuh nilai-nilai demokrasi seperti partisipasi, akuntabilitas publik,
transparansi dan pemberdayaan masyarakat.
Kriteria-kriteria normatif
dalam teori administrasi seringkali terkesan ambisius. Kontradiktif dan relatif
(dibatasi ruang dan waktu). Namun teori normatif tetaplah penting karena
kemajuan administrasi negara akan lebih terarah bila terlebih dahulu ditentukan
kriteria yang tepat untuk mengukur kemajuan tersebut.
Teori Asumtif
Teori
asumtif menekankan pada prakondisi atau anggapan adanya suatu realitas sosial
dibalik teori atau proposisi yang hendak dibangun. Menurut Bailey teori administrasi lemah dalam menyatakan
asumsi-asumsi dasar tentang sifat manusia dan institusi. Tanpa asumsi yang
jelas membuat teori menjadi utopis atau ahistoris karena tidak jelas dasar
berpijaknya.
Contoh
teori asumtif dalam administrasi publik adalah Teori X dan Y dari Douglas
McGregor. Teori ini mengemukakan sua jenis asumsi yang berlawanan tentang sifat
manusia. Teori X berasumsi bahwa pada dasarnya manusia malas dan suka menghindari
pekerjaan, sedang teori Y berasumsi
bahwa manusia memiliki kemauan
untuk bekerja dan memiliki kemampuan untuk mengemban tanggungjawab yang
dibebankan kepadanya. Masing-masing asumsi ini mempunyai implikasi dalam
pengembangan teori manajemen atau kepemimpinan dalam organisasi.
Teori Instrumental
Pertanyaan
pokok yang dijawab dalam teori ini adalah ’bagaimana’ dan ’kapan’. Teori
instrumental merupakan tindak lanjut
dari proposisi “jika – karena”. Misalnya : Jika sistem administrasi berlangsung
secara begini dan begitu, karena ini dan itu atau jika desentralisasi dapat meningkatkan efektivitas
birokrasi, maka strategi, tehnik, alat apa yang dikembangkan untuk
menunjangnya.
Analisis
kebijakan adalah contoh teori instrumentasl. Analisis kebijakan banyak
menyumbangkan atau mengaplikasikan tehnik baik kuantitatif – aplikasi regresi,
riset operasi, analisis biaya dan manfaat – maupun kualitatif (rasional maupun
intuitif) untuk menjawab pertanyaan ’bagaimana’ dan ’kapan’ Jawaban terhadap
pertanyaan ini berguna sebagai rekomendasi kepada pengambil kebijakan dalam
menentukan langkah-langkah konkrit dalam proses kebijakan publik.
Daftar Pustaka :
Jay
M. Shafrittz dan Albert C.Hyde.1997. Classic of Public Administration. Harcourt Brace College
Publishers. Florida .
George Frederickson. 1997. The
Spirit of Public Administration. Jossey-Bass Publisher. San Fransisco.
Gerald Caiden. 1982. Public Administration. Palisades
Publisher. California .
Muhadjir
Darwin. Teori Administrasi. Program Studi Magister Ilmu Administrasi Program Pascasarjana Universitas 17 Agustus
1945 Surabaya. Modul Kuliah.
0 komentar:
Post a Comment