MANIFESTASI
KLINIS - Pasien dengan karsinoma kolorectal
mempunyai gejala klinis yang cukup bervariasi yang dapat diklasifikasikan
menurut lokasi anatomi primernya. Tumor pada cecum dan colon bagian kanan
ditemukan sekitar 20% dari karsinoma usus besar, 70% terjadi di bagian distal
sampai fleksura splenikus, dan sekitar 45 % di bawah rectosigmoid junction. Karsinoma
colon kanan terjadi lebih sering pada wanita, dan umumnya mempunyai gejala yang
silent atau asymptomatik.
Karsinoma cecum dan colon kanan
Seperti yang telah disebutkan, tumor
colon kanan seringkali silent dan banyak pasien tampak dengan gejala dan tanda
dari anemia defisiensi besi (Fe) yang berasal dari kehilangan darah secara
samar yang lama (occult blood loss). Jarang, kehilangan darah dalam jumlah
banyak, terutama pada pasien yang mendapat antikoagulan. Feses masuk ke cecum dalam
bentuk liquid / cair dan obstruksi biasanya terjadi relatif lambat. Karena
lumen usus menjadi lebih sempit pasien biasanya mengeluh nyeri kolik yang
intermitten, di sentral atau di fossa iliaca kanan, dimana sering timbul
setelah makan, distimulasi oleh refleks gastrocolic. Nyeri sering diikuti oleh
onset diare intermitten, kemungkinan karena fermentasi feses dan akumulasi
toksin bakteri di dalam lumen usus besar. Obstruksi ileum distal dapat terjadi
bila tumor menutup katup ileocecal, atau jika katup ileocecal menjadi
inkompeten karena obstruksi komplit cecal. Gelombang dari kolik abdomen sentral
dapat terjadi, dengan distensi abdominal sentral progresif dan borborygmus. Peristaltis
usus mungkin dapat terlihat, muntah feses, dan dehidrasi merupakan menifestasi
lambat yang dapat muncul.. Jarang massa yang dapat dipalpasi sebagai keluhan
utama.
Pasien kadang-kadang tampak dengan
gejala dan tanda dari apendisitis akut jika karsinoma menutup orificium
apendicular dan menghasilkan inflamasi akut, atau dari perforasi karsinoma.
Diagnosis mungkin tidak jelas pada saat apendiks diangkat dan harus dilihat
dengan barium enema atau dengan colonoscopy. Tumor dapat berpenetrasi ke
dinding posterior colon, menimbulkan perforasi dan abses di musculus psoas. Pasien
demikian tampak dengan gejala dan tanda infeksi dengan massa yang nyeri pada
fossa iliaca kanan. Nyeri dapat menjalar ke bawah menuju tungkai atau panggul. Nyeri
juga dapat menjalar ke belakang jika abses mengiritasi otot-otot lumbal. Terkadang
tumor anterior dapat menyebabkan perforasi menimbulkan peritonitis akut dengan
nyeri seluruh abdomen yang berat, bising usus dapat menghilang, dan dapat
ditemukan defans muskular serta nyeri ketok.
Terkadang, karsinoma colon kanan
tampak dengan gejala umum malaise atau perasaan tidak enak badan, kadang dengan
demam yang tidak diketahui asalnya. Gejala-gejala ini muncul karena abses kecil
yang samar atau karena masalah tumor itu sendiri. Gejala dan tanda metastase
sangat bervariasi, tetapi biasanya disertai dengan nyeri dan pembesaran hati, dimana
merupakan tempat metastasis yang sering. Gejala-gejala ini disebabkan oleh
pertumbuhan yang cepat dari metastasis ke kapsula hati. Metastasis juga dapat
tumbuh aliran darah sendiri, sebagian infark dan mengalami nekrosis. Demam yang
disebabkan nekrosis tumor biasanya berhubungan dengan peningkatan serum lactic
dehydrogenase.
Karsinoma colon kiri dan sigmoid
Feses kehilangan air dan menjadi keras
ketika sampai dan melewati colon kiri untuk disimpan di rectosigmoid sebelum defekasi.
Pasien dengan karsinoma colon kiri umumnya tampak dengan perubahan kebiasaan
pola defekasi, sering konstipasi kadang diselingi diare, biasanya disertai kolik
abdomen bawah, mungkin mengalami distensi, dan keinginan untuk defekasi. Gejala-gejala
cenderung menjadi progresif memberat, dan ini mungkin dapat membedakan antara karsinoma
dengan penyakit divertikular atau iritasi kolon. Irritable bowel syndrome
biasanya pada dewasa muda; Jika pasien usia setengah baya atau lebih tua dengan
gejala perubahan kebiasaan pola defekasi sebaiknya diasumsikan sebagai kanker
kolon sampai terbukti bukan
Perubahan pola defekasi sering dengan
buang air besar disertai darah segar, dan kadang mukus atau lendir di feses
atau permukaannya, khususnya pada tumor di distal sigmoid. Konstipasi progresif
dan diare merupakan perubahan pola defekasi yang lebih jarang.
Beberapa pasien datang dengan nyeri
atau massa di fossa iliaca kiri, dan massa sering terpalpasi di abdomen pada
pemeriksaan fisik. Palpasi karsinoma pad fleksura splenikus harus dibedakan
dari pembesaran lien / spleen atau ginjal.
Beberapa pasien, mempunyai gejala
asymptomatic hingga mereka datang dengan distensi abdomen massive karena
obstrukis komplit dari usus besar. Pada keadaan ini cecum menjadi sangat
distensi. Kecuali distensi dikenali dan diterapi dengan cepat, atau kecuali
katup ileocecal menjadi inkompeten, perforasi cecal dapat terjadi dan
menyebabkan peritonitis fecal. Terkadang tumor itu sendiri mengalami perforasi,
menyebabkan nyeri mendadak akut abdominal dan peritonitis. Lebih sering tumor
melekat dengan organ didekatnya dan menginvasinya. Kanker sigmoid dapat
menginvasi dinding abdomen lateral dan membentuk abses, atau menginvasi usus
kecil dan menhasilkan fistula ileocolic dengan diare berat atau obstruksi usus
kecil. Kanker di fleksura splenikus atau colon descending dapat menginvasi jejunum,
kadang tampak dengan perdarahan usus berat. Kanker sigmoid umumnya menginvasi
uterus, ovarium, atau vesica urinaria. Kanker colon adalah penyebab terbanyak
kedua fistula colovesical setelah penyakit divertikular, dan psien biasanya
tampak dengan hematuria dan infeksi saluran kemih berulang, dan akhirnya dapat
kencing disertai udara (pneumaturia) atau feses (fecaluria). Kanker sigmoid terfiksasi
di pelvis dan dapat menimbulkan fistula ke vagina menghasilkan bau tidak sedap
(malodorous), dan discharge.
Kanker rectal
Kebanyakan pasien dengan kanker rektal
datang dengan perdarahan dari anus dan atau perubahan pola defekasi. Darah
sering gelap bercampur dengan feses atau menyelimuti permukaaannya, darah juga
mungkin merah terang dan pisah dengan feses. Karenanya gejala sering dikira hemorrhoids.
Perubahan pola defekasi, seperti meningkatnya frekuensi defekasi, mukus dengan
feses, atau diare mukus juga sering terjadi. Diare mukus terutama berhubungan
dengan adenoma villi yang sering menjadi ganas (malignant). Mukus kaya dengan potassium
dan dapat cukup banyak menyebabkan dehidrasi dan koma. Tenesmus, perasaan ingin
defekasi yang mendesak / tidak tertahankan dan terus menerus, adalah gejala
yang penting yang disebabkan tumor rektal yang menginduksi sensori untuk
defekasi. Nyeri anus, pada awal defekasi dan setelahnya dapat timbul jika
kanker rektal bawah menginvasi kanal anus. Inkontinensia terjadi jika sfingter
anal telah hancur. Darah merah segar yang keluar saat defeksi sebainya
dievaluasi dengan proctosigmoidoscopy; semua tipe perdarahan lainnya juga
sebaiknya dilakukan evaluasi yang lengkap.
No comments:
Post a Comment