Wednesday, April 2, 2014

Dasar-dasar Jurnalistik bagi Calon Wartawan

Dasar-dasar Jurnalistik bagi Calon Wartawan
Sejarah Jurnalistik
            Jurnalistik bukanlah sebuah barang baru. Jurnalistik telah ada sejak zaman Romawi Kuno, ketika Julius Cesar masih memegang tampuk kekuasaan di sana. Waktu itu, jurnalistik memang digunakan untuk menyampaikan hal-hal yang bersifat informatif.
            Produk pertama dari jurnalistik Romawi Kuno adalah Acta Diurna. Berita-berita dan pengumuman dalam Acta Diurna ditempelkan di pusat keramalan atau ditengah kota yang kala itu  disebut sebagai Forum Romanum. Tujuannya tentu saja agar seluruh penduduk Romawi Kuno bias langsung mengetahui setiap kabar terbaru yang terjadi

Pengertian Jurnalistik
             Pengertian Jurnalistik tidak hanya berhubungan dengan aktivitas  kerja kepenulisan dan produksi berita. Jurnalistik bisa diartikan sebagai ilmu dan bidang kajian mengenai pengemasan informasi dengan mengunakan media massa.
            Sebagai ilmu dan bidang kajian, jurnalistik masuk dalam cakupan bidang komunikasi. Biasanya di dunia akademik perguruan tinggi, ilmu jurnalistik menjadi bagian dari fakultas komunikasi dan tidak menutup kemungkinan diajarkan juga di fakultas lain, seperti di fakulta sastra.

Ruang Lingkup Jurnalistk
            Berdasarkan mata kuliah dasar-dasar jurnalistik yang pernah penulis dapatkan, jurnalistik itu memiliki lingkup wilayah yang sangat luas. ya, secara garis besar, jurnalistik dibagi ke dalam dua ruang lingkup utama, yakni news dan views.

Stainght News, yang terdiri atas :
1.      Matter of fact news
2.      Interpretative report
3.      Reportage

Feature News, yang terdiri atas :
1.      Human interest features
2.      Historical feature
3.      Biographical and persomality features
4.      Travel features

View dapat dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu :
1.      Editorial
2.      Special article
3.      Coloum
4.      Feature article

Meskipun ruang lingkup jurnalistik itu sangat luas, namun mengenai dasar-dasar jurnalistriknya sendiri tidaklah jauh berbeda. Ya, dasar-dasar jurnalistik untuk tujuan  apapun selalu mengangkat sebuah berita atau topik tertentu untuk disampaikan ke hadapan publik.

Para pelaku jurnalistik harus mengerti betul dasar-dasar jurnalistik untuk memilih dan menyampaikan berita. Bagaimanapun juga tidak semua topic layak dikonsumsi publik. Para pelaku jurnalistik harus pintar dan jeli dalam menentukan mana berita yang layak publish dan mana berita yang tidak layak.

Berita
Seperti yang sudah diulas sebelumnya, seorang jurnalis harus memiliki kemampuan untuk memilih berita yang akan dipublikasikannya. Untuk itu, sebuah berita harus memuat “fakta” yang di dalamnya terkandung unsure-unsur 5W + 1HL.
Unsur 5W = 1H :
Who    : Siapa yang terlibat di dalamnya ?
What   : Apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa ?
Where  : Dimana terjadinya peristiwa itu ?
Why    : Mengapa peristiwa itu terjadinya ?
When   ; Kapan terjadinya ?

Selain itu, sebuah berita yang hendak dipublikasikan harus memuat nilai berita di dalamnya. Adapun, nilai berita itu mencakup hal-hal sebagai berikut.

No
Nilai Berita
Keterangan
1
Objektif
Berdasarkan fakta dan tidak memihak
2
Aktual
Terbaru dan belum basi
3
Luar Biasa
Besar, aneh, janggal, dan tidak umum
4
Penting
Pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak ; menyangkut orang penting/terkenal
5
Jarak
Familaritas, kedektan (geografis, kultural, psikologis)

Tahap Kerja Jurnalistik
            Rapat Redaksi – Peliputan/ Pengumpulan sumber berita – Penulisan – Penyuntingan – Penyiaran/ publikasi
Dasar-dasar Jurnalistik bagi Calon Wartawan
Wartawan adalah pekerja jurnalistik. Peran wartawan begitu penting dalam pencapaian karya jurnalistik.
            Ibaratnya, wartawan adalah “darah daging” jurnalistik. Tanpa wartawan, berarti tida ada karya jurnalistik.
            Karena jurnalistik adalah proses kerja yang berhubungan dengan peliputan, pengumpulan bahan berita, kemudian penulisan berita, seorang wartawan harus memilki kemampuan dasar menangani pekerjaan tersebut.    
            Setidaknya wartwan harus punya bakal kemampuan dasar ilmu komunikasi, memiliki jaringan narasumber berita, terampil, terampil mewawancarai dan menulis.
            Sebagai tambahan, seorang wartawan media cetak setidaknya bisa mengoperasikan kamera foto.
            Wartawan televise harus memiliki kemampuan dasar mengoperasikan kamera gambar bergerak, serta terampil berkomunikasi di depan kamera untuk melaporkan secara langsung (live).
            Sedangkan wartawan media radio, selain terampil berkomunikasi via saluran telepon untuk melaporkan kejadian, dia juga setidaknya punya kemampuan dasar sebagai penyiar.

Tips bagi Calon Jurnalis
            Menjadi jurnalis gampang-gampang susah. Disebut gampang karena sekarang ini makin banyak sekolah dan pelatihan yang konsentrasi kewartawanan.
            Selain itu, seorang yang ingin menjadi jurnalis, tidak melulu harus lulusan perguruan tinggi dari jurusan jurnalistik dan ilmu komunikasi.
            Siapapun bisa menjadi jurnalis, asalkan memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang kerja jurnalistik.
            Disebut susah, karena setiap perusahaan penerbitan pers memberlakukan syarat dan aturan yang berbeda-beda untuk merekrut calon jurnalis.
            Misalnya perusahaan pers A membutuhkan jurnalis yang memiliki wawasan di bidang hiburan, padahal si pelamar tidak menyukai dunia hiburan. Begitu juga perusahaan pers B membutuhkan calon jurnalis yang sudah berpengalaman aktif di media, setidaknya media kampus, padahal si pelamar sama sekali tak pernah aktif dalam pers kampus meskipun dia lulusan jurnalistik.
            Demikian pula perusahaan pers C membutuhkan calon jurnalis yang menguasai bahasa tertentu, misalnya bahasa mandarin karena  orientasinya untuk peliputan bisnis dan sasaran pembaca Tionghoa.
            Nah, agar calon jurnalis siap menghadapi sejumlah hambatan atau kesulitan di dunia jurnalistik, berikut adalah tips-tips yang setidaknya bisa mengatasi hambatan dan kesulitan itu.

Banyak Membaca
Dengan banyak membaca, calon jurnalis bisa mendapatkan banyak wawasan apa saja yang akan membantu dalam penulisan berita, terutama dari aspek perbendaharaan kata, akurasi data, dan kelancaran dalam merangkai kata-kata.

Berlatih Menulis
Cobalah sesering mungkin menulis apa saja, baik dalam diary, cerita pendek, puisi, maupun catatan perjalanan.
Hal ini secara otomatis akan menjadi kesenangan tersendiri apabila suatu saat ditugaskan untuk menulis dalam bentuk berita.

Ciptakan Jaringan Komunikasi Sosial
            Wartawan yang andal adalah orang yang pandai bergaul dengan siapa saja. Dia bisa berkomunikasi dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan informasi. Untuk itulah, calon wartawan sedini mungkin bisa menciptakan jaringan komunikasi sosial, misalnya mengumpulkan teman sebanyak-banyaknya di facebook dan twitter.

Percaya Diri
            Rasa percaya diri bisa dipupuk sendiri, tanpa harus bantuan orang lain. Caranya, sekali-kali cobalah Anda berlatih menjadi presenter di hadapan teman atau keluarga.
            Selain itu, Anda bisa juga pura-pura mengoreksi informasi kepada seseorang, misalnya kepada tukang bakso.
            Tanyakan saja sambil basa-basi mengenai pembuatan bakso, asal dari mana, habis dagangan blasanya jam berapa. Latihan seperti ini nantinya akan membantu Anda ketika jadi wartawan dalam hal menghadapi narasumber yang popular atau disegani.

No comments:

Post a Comment