Diagram Fasa/ Diagram Kesetimbangan Fasa
- Pada umumnya logam tidak
berdiri sendiri atau keadaan murni, tetapi lebih banyak dalam keadaan
dipadu atau logam paduan dengan kandungan unsur-unsur tertentu sehingga
struktur yang terdapat dalam keadaan setimbang pada temperatur dan tekanan
tertentu akan berlainan.
- Tujuan pemaduannya adalah untuk
memperbaiki sifat logam
- Sifat yang diperbaiki adalah
kekuatan, keuletan, kekerasan, ketahanan korosi, ketahanan aus, ketahanan
lelah, dll.
- Fasa pada suatu material
didasarkan atas daerah yang berbeda dalam struktur atau komposisi dari
daerah lainnya.
- Fasa sama artinya dengan bagian homogen dari suatu sistem yang memiliki sifat
fisik dan kimia yang seragam.
- Untuk mempelajari paduan
dibuatlah kurva yang menghubungkan antara fasa, komposisi dan temperatur.
- Diagram fasa adalah suatu
grafik yang merupakan representasi tentang fasa-fasa yang ada dalam suatu
material pada variasi temperatur, tekanan dan komposisi.
- Pada umumnya diagram fasa
dibangun pada keadaan kesetimbangan (kondisinya adalah pendinginan yang
sangat lambat). Diagram ini dipakai untuk mengetahui dan memprediksi
banyak aspek terhadap sifat material.
Diagram
Fasa
- Istilah – Istilah
ú
Komponen
ú
Solid solution (larutan Padat)
ú
Batas kelarutan
ú
Fase
ú
Struktur Mikro
ú
Kesetimbangan Fase
Komponen
Komponen adalah logam murni
atau senyawa yang menyusun suatu logam paduan. Contoh : Cu - Zn (perunggu),
komponennya adalah Cu dan Zn
Solid Solution ( Larutan Padat )
Solid solution (larutan padat) :
terdiri dari beberapa atom, minimal dua atom yang berbeda, atom terlarut
menempati posisi substitusi atau interstisi pada kisi pelarut dan struktur
kristal mengikuti struktur kristal pelarut.
Batas kelarutan (solubility limit)
Suatu logam paduan akan mempunyai
maksimum konsentrasi dari atom terlarut yang akan larut pada pelarut. Jika atom
terlarut konsentrasinya melampaui batas kelarutan maka sebagian atom tersebut
tidak akan terlarut lagi. Untuk menggambarkan keadaan ini bisa dilihat contoh
larutan air gula. Jika gula yang dicampur terlalu banyak maka gula tersebut
tidak akan larut lagi
Fase
- Fase didefinisikan sebagai
sistem yang homogen yang mempunyai sifat kimia dan sifat fisika yang
seragam/uniform. Satu fase : contohnya logam murni, padatan, cairan.
- Lebih 1 fase : contohnya
larutan air-gula dengan gula (larutan air-gula yang melampaui batas
kelarutan).
- Sistem fase tunggal →
homogen
- Sistem 2 atau lebih fase →
campuran atau sistem heterogen.
Struktur Mikro
- Sifat-sifat fisik suatu bahan
seperti sifat mekanik tergantung dari struktur mikro. Struktur mikro
diketahui dengan observasi mikroskopik menggunakan mikroskop optik atau
mikroskop elektron. Pada logam paduan, penggolongan struktur mikro
berdasarkan berapa jumlah fase, proporsinya dan bagaimana susunannya
didalam bahan. Struktur mikro bergantung kepada jumlah elemen paduan,
konsentrasinya dan perlakuan panasnya (temperatur, lamanya pemanasan, laju
pendinginan).
Kesetimbangan Fase
- Kesetimbangan : jika sebuah sistem mempunyai energi bebas minimum pada temperatur, tekanan dan komposisi tertentu → tidak terjadi perubahan kondisi Makin tinggi energi bebas → gerak atom pada bahan makin acak dan tidak teratur. Secara makro : sifat-sifat sistem tidak berubah terhadap waktu → stabil Kesetimbangan fase : adalah kesetimbangan pada sistem yang terdiri lebih dari 1 fase. Masing-masing fase tidak mengalami perubahan.
§ Aluminium (Al)
Aluminium ialah logam yang berwarna
putih terang dan sangat mengkilap dengan titik cair 6600C sangat tahan
terhadap pengaruh Atmosphere juga bersifat electrical dan Thermal
Conductor dengan koefisien yang sangat tinggi. Chromium bersifat non
magnetic. Secara komersial Aluminium memiliki tingkat
kemurnianhingga 99,9 % , dan Aluminium non paduan kekuatan tariknya
ialah 60 N/mm2 dan dikembangkan melelui proses pengerjaan dingin
dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhannya hingga 140 N/mm2.
Sifat Fisik
Aluminium
Table 5,
menunjukan sifat fisik aluminium
Nama,
Simbol, dan Nomor
|
Aluminium,
Al, 13
|
Sifat
Fisik
|
|
Wujud
|
Padat
|
Massa
jenis
|
2,70
gram/cm3
|
Massa
jenis pada wujud cair
|
2,375
gram/cm3
|
Titik
lebur
|
933,47 K,
660,32 oC, 1220,58 oF
|
Titik
didih
|
2792 K,
2519 oC, 4566 oF
|
Kalor
jenis (25 oC)
|
24,2 J/mol
K
|
Resistansi
listrik (20 oC)
|
28.2 nΩ m
|
Konduktivitas
termal (300 K)
|
237 W/m K
|
Pemuaian
termal (25 oC)
|
23.1 µm/m
K
|
Modulus
Young
|
70 Gpa
|
Modulus
geser
|
26 Gpa
|
Poisson
ratio
|
0,35
|
Kekerasan
skala Mohs
|
2,75
|
Kekerasan
skala Vickers
|
167 Mpa
|
Kekerasan
skala Brinnel
|
245 Mpa
|
Sifat
Mekanik Aluminium
Sifat teknik bahan aluminium murni dan aluminium
paduan dipengaruhi oleh konsentrasi bahan dan perlakuan yang diberikan terhadap
bahan tersebut.
Aluminium terkenal sebagai bahan yang tahan terhadap
korosi. Hal ini disebabkan oleh fenomena pasivasi, yaitu proses pembentukan
lapisan aluminium oksida di permukaan logam aluminium segera setelah logam
terpapar oleh udara bebas. Lapisan aluminium oksida ini mencegah terjadinya
oksidasi lebih jauh. Namun, pasivasi dapat terjadi lebih lambat jika dipadukan
dengan logam yang bersifat lebih katodik, karena dapat mencegah oksidasi
aluminium.
Pembentukan diagram fasa Al-Ag
- Hubungan antara temperatur,
komposisi diplot untuk mengetahui perubahan fasa yang terjadi.
- Dengan memvariasikan komposisi
dari kedua unsur (0¸100%) dan kemudian dipanaskan hingga mencair setelah
itu didinginkan dengan lambat (diukur oleh dilatometer/kalorimeter), maka
akan diperoleh kurva pendinginan
- Garis liquidus = menunjukkan temperatur terendah dimana logam dalam
keadaan cair atau temperatur dimana awal terjadinya pembekuan dari kondisi
cair akibat proses pendinginan.
- Garis solidus = menunjukkan temperatur tertinggi suatu logam dalam keadaan padat atau temperatur terendah dimana masih terdapat fasa cair.
* Diagram Fasa Al – Si
Gambar di atas, memperlihatkan
diagram fasa dari sistem Al-Si. Tampak fasa yang ada untuk semua paduan Al-Si
pada rentang suhu 300˚C-1500˚C, gambar sebelah kiri, dan pada rentang
400˚C-1400˚C gambar sebelah kanan untuk berbagai macam variasi komposisi.
Pada diagram fase di atas, α
(struktur kristal fcc) dan β (struktur kristal bcc) digunakan untuk menunjukkan
dua fasa yang berbeda masing-masing digunakan untuk menunjukkan fasa Al dan Si.
Dari diagram fasa di atas kita dapat menganalisa, bahwa suatu paduan senyawa
yang terdiri dari kira-kira 98% Al dan 2%Si dipanaskan secara perlahan dari
suhu ruang hingga 1500˚C. Maka fasa yang terjadi selama proses pemanasan
berlangsung adalah:
Suhu
ruang hingga
550˚C
α + β
550˚C
hingga
600˚C
α
600˚C
hingga
660˚C
α + liquid
660˚C
hingga
1500˚C
cairan
- Kristal tunggal terbentuk hanya pada fase liquid. Jadi dari analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa kristal tunggal terbentuk dengan mengkombinasikan Al dan Si masing-masing sebesar 98% dan 2%, kemudian dipanaskan pada rentang suhu kira-kira antara suhu kamar sampai 700˚C, hingga terbentuk fasa liquid. Setelah itu, untuk memisahkan komponen kristal tunggal (kemungkinan terbesar, didapatkan kristal tunggal Al dengan perbandingan 98:2) dapat dilakukuan proses sintesis.
- Polikristal merupakan material yang memiliki banyak kristal dengan batas butir (grain boundary) yang menyertainya serta memiliki orientasi yang acak. Dari analisa diagram fase di atas, dapat diketahui bahwa untuk membentuk polikristal dari campuran Al dan Si, dapat diperoleh melalui paduan komposisi Al dan Si masing-masing 98% dan 2% dengan suhu sintering pada rentang kira-kira pemanasan dari suhu ruang sampai suhu 550˚C. Sehingga pada kondisi ini akan didapatkan akan dua fase secara bersamaan yaitu fase α dan β.
- Polikristal terorientasi adalah polikristal yang memiliki spin (domain) searah. Hal ini dapat diperoleh, dengan memberikan magnetic field pada material polikristal. Hingga pada akhirnya akan didapatkan polikristal yanng memiliki spin (domain searah). Arah spin pada material polikristal dapat dilihat melalui AFM (Atomic Force Microscope). Polikristal terorientasi, dapat kita temukan pada fasa (α+L) atau (β+L), jadi jika kita mengkombinasikan komponen Al:Si 98%:2% maka dapat kita sintering dari rentang suhu antara suhu kamar sampai kira-kira pada suhu 660˚C.
* Magnesium
Diagram
Fasa Al-Mg
Aluminium
lebih banyak dipakai sebagai paduan daripada logam paduan sebab tidak
kehilangan sifat ringan dan sifat-sifat mekanisnya serta mampu cornya
diperbaiki dengan menambah unsur-unsur lain. Unsur-unsur paduan yang tidak
ditambahkan pada Aluminium murni selain dapat menambah kekuatan mekaniknya juga
dapat memberikan sifat-sifat baik lainnya seperti ketahanan korosi dan
ketahanan aus.
Keberadaan
Magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur logam paduan yang cukup
drastis, dari 660oC hingga 450oC. Namun, hal ini tidak menjadikan Aluminium
paduan dapat ditempa menggunakan panas dengan mudah karena korosi akan terjadi
pada suhu di atas 60oC. Keberadaan Magnesium juga menjadikan logam paduan dapat
bekerja dengan baik pada temperatur yang sangat rendah, di mana kebanyakan
logam akan mengalami failure pada temperatur tersebut. Gambar diagram
fasa Aluminium-Magnesium dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
* Titanium
Diagram
Fasa Titanium
Diagram Fasa Ti – Al
Demikian penjelasan tentang Diagram Fasa, semoga bermanfaat...
0 komentar:
Post a Comment