KIAT
MENCEGAH DAN MENANGGULANGI KEGEMUKAN
Apabila seorang anak sudah mengalami kegemukan (obesitas) maka tingkat
penguasaan ketrampilan gerak dasarnya secara otomatis akan menjadi terhambat
dan juga tingkat kebugaran jasmaninya akan relatif menurun atau kurang baik.
Untuk mencegah terjadinya kegemukan (obesitas) maka sangat disarankan untuk:
1. Melakukan Olahraga dan Rekreasi secara Teratur
Olahraga merupakan salah satu bagian program penurunan berat badan.
Olahraga yang dilakukan dengan tepat, teratur, dan terukur dapat memberikan
peningkatan pengeluaran energi yang cukup besar untuk menjaga atau menurunkan
berat badan secara berkala. Selain itu olahraga yang teratur dapat menjaga dan
meningkatkan daya tahan tubuh atau kebugaran jasmani dan menghindarkan atau
meminimalisir dari berbagai serangan penyakit.
2. Mengatur Menu, Pola dan Porsi Makan
mengurangi
mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast
food, makanan ringan dalam kemasan, minuman ringan, cemilan manis
atau makanan dengan kandungan lemak tinggi. Sebaliknya, sajikan daging dan
sayuran segar. Perbanyak konsumsi buah, susu dan makan yang berserat untuk melancarkan pencernaan dan yang baik pula untuk
pertumbuhan anak. Berikan porsi yang sesuai dan jangan terlalu berlebihan.
Sarapan merupakan awal yang baik untuk anak saat memulai harinya. Ini
diperlukan agar anak dapat kuat saat beraktivitas di sekolah dan mencegah makan
berlebihan setelahnya. Dengan membawa makanan dari rumah, orang-tua dapat
mengontrol gizi anak dan menghindari agar anak tidak perlu jajan di luar.
Jangan terlalu banyak menggoreng makanan agar tidak terlalu banyak lemak yang
dikonsumsi. sebaiknya mencoba untuk mengukus, merebus atau memanggang makanan
agar makanan lebih sehat. Biasakan agar anak makan di meja makan bukan di depan
televisi atau komputer. Banyak anak tidak menyadari berapa banyak makanan yang
sudah disantapnya bila dia makan sambil menikmati tayangan televisi atau di
depan komputer.
3. Diet
Apabila sudah terjadi kelebihan berat badan atau mungkin kegemukan maka
disarankan untuk melakukan diet (mengurangi porsi makan). Menurut pendapat
Budiyanto (2002: 22), diet adalah mengurangi kandungan energinya di bawah kebutuhan
normal, cukup vitamin dan mineral serta banyak mengandung serat yang bermanfaat
dalam proses penurunan berat badan. Diet ini membatasi makanan padat energi,
seperti kue-kue yang banyak mengandung karbohidrat sederhana dan lemak, serta
goreng-gorengan. Menurut pendapat Budiyanto (2002:
25), tujuan diet energi rendah adalah untuk:
a.
Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender, dan kebutuhan fisik.
b.
Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25 kg/m2
c.
Mengurangi asupan energi, sehingga tercapai penurunan berat badan
sebanyak 0,5-1 kg/minggu. Pastikan bahwa yang berkurang adalah lemak dengan
mengukur tebal lemak lipatan kulit dan lingkar pinggang.
Tabel
1. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan
|
Dianjurkan
|
Tidak Dianjurkan
|
Sumber
Karbohidrat
|
Karbohidrat
kompleks seperti: nasi, jagung, ubi, singkong, talas, kentang, sereal.
|
Karbohidrat
sederhana seperti: gula pasir, gula merah, sirup, kue yang manis, dan gurih.
|
Sumber
protein hewani
|
Daging
tidak berlemak, ayam tanpa kulit, ikan, telur, daging asap, susu dan keju
rendah lemak.
|
Daging
berlemak, daging kambing, daging yang diolah dengan santan kentan, digoreng,
jeroan, susu full cream, susu
kental manis.
|
Sumber
protein nabati
|
Tempe,
tahu, susu kedelai, kacang-kacangan yang diolah tanpa digoreng atau dengan
santan kental.
|
Kacang-kacangan
yang diolah dengan cara menggoreng atau dengan santan kental.
|
Sayuran
|
Sayuran
yang banyak mengandung serat dan diolah tanpa santan kental berupa sayuran rebus,
tumis, dengan santan encer atau lalapan.
|
Sayuran
yang sedikit mengandung serat dan yang dimasak dengan santan kental.
|
Buah-buahan
|
Semua
macam buah-buahan terutama yang banyak mengandung serat.
|
Durian,
avokad, manisan, buah-buahan, buah yang diolah dengan gula dan susu kental
manis.
|
Lemak
|
Minyak
tak jenuh tunggal atau ganda, seperti minyak kelapa sawit, minyak kedelai dan
minyak jagung yang tidak digunakan untuk menggoreng.
|
Minyak
kelapa, kelapa, dan santan.
|
Sumber: Budiyanto (2002: 25)
4.
Terapi dan Obat-Obatan
Terapi obesitas adalah terapi yang bertujuan untuk mengurangi
asupan makanan yang mengganggu metabolisme tubuh dengan cara mempengaruhi
proses pra atau pasca absorbsi. Terapi ini berusaha untuk menambah dan meningkatkan
pengeluaran sistem energi (termogenesis) yang dimanfaatkan oleh tubuh untuk
beraktivitas jasmani :
- Efedrin: meningkatkan pengeluaran energi, akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10 % selama beberapa jam. Pada uji klinis efedrin dan kafein menghasilkan penurunan berat badan lebih besar dibanding kelompok plasebo. Diperkirakan 25-40 % penurunan berat badan oleh karena termogenesis dan 60-75 % karena pengurangan asupan makanan. Efek samping utama adalah peningkatan nadi dan perasaan yang berdebar-debar.
- Sibutramin: menurunkan energy intake dan mempertahankan penurunan pengeluaran energi setelah penurunan berat badan. Pada penelitian ternyata terbukti sibutramin menurunkan asupan makanan dengan cara mempercepat timbulnya rasa kenyang dan mempertahankan penurunan pengeluaran energi setelah penurunan berat badan,
- Obat yang mengurangi nafsu makan terdiri atas noradrenergic agent (benzphetamine, phendimetrazine, phentermine, phentermineresin, diethylpropion), serotonin agent, dan kombinasi keduanya (sibutramine). Obat ini bekerja dengan menekan neurotransmitter seperti norepinephrine, serotonin, dopamine, dll di susunan saraf pusat yang berperan dalam meningkatkan nafsu makan. Obat ini hanya dapat dikonsumsi selama 12 minggu hingga 6 bulan. Efek samping yang mungkin timbul adalah insomnia, mulut kering, konstipasi, sakit kepala, euforia, palpitasi dan hipertensi.
- Obat yang mengurangi absorbsi makanan di usus yaitu orlistat. Obat ini bekerja dengan mengikat lipase yang merupakan enzim yang berperan dalam mempermudah absorbsi lemak di usus, sehingga akhirnya lemak tidak bisa diserap. Obat ini dapat digunakan dalam jangka panjang dan efek samping yang dapat timbul adalah buang gas disertai kotoran, sulit menahan BAB, steatorrhea, bercak minyak di celana dalam, frekuensi BAB meningkat, dan kekurangan vitamin yang larut dalam lemak (A,D, E, K) tetapi bisa diatasi dengan suplemen dari luar.
5.
Pembedahan
Pembedahan
atau sering disebut dengan istilah sedot lemak merupakan pilihan alternatif
terakhir untuk menurunkan berat badan apabila dari berbagai usaha-usaha di atas
gagal atau minim hasilnya. Pembedahan dan sedot lemak sebaiknya dilakukan oleh
seorang dokter atau orang yang benar-benar ahli agar tidak terjadi kesalahan
atau mal praktik yang dapat berujung pada kematian pasien.
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, kegemukan (obesitas)
adalah suatu keadaan di mana berat badan seseorang berada di atas 120 % dari
berat badan relatif (BBR) atau berada di atas 27 dari indeks masa tubuh (IMT).
Sesungguhnya tubuh yang gemuk kurang baik bagi kesehatan, baik
bagi orang dewasa maupun bagi anak-anak, karena pada tubuh yang gemuk biasanya
mudah terserang penyakit (mudah sakit dan tidak bugar). Anak-anak yang memiliki
berat tubuh yang berlebihan atau mengalami kegemukan (obesitas) cenderung manja
dan malas-malasan dalam beraktifitas jasmani dan berolahraga (fisik). Akibat
dari keadaan tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan motorik
anak menjadi tidak stabil atau terganggu.
Berat
badan merupakan ekspresi atau deskripsi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variabel tertentu atau merupakan indikator dari baik buruknya penyediaan atau
pemenuhan dari zat gizi yang diserap oleh tubuh. Pola dan menu makan yang tidak
teratur tanpa memikirkan seberapa besar kalori dan zat gizi yang diperlukan oleh
tubuh akan dapat berdampak pada anak yaitu kekurangan gizi sehingga tubuhnya
akan kurus, lebah, daya tahan atau kebugaran jasmaninya berangsur-angsur akan
turun (rendah). Demikian juga sebaliknya apabila anak mengalami kelebihan gizi
maka berat tubuhnya akan meningkat yang kemudian menjadi gemuk (obesitas)
sehingga akan mengurangi atau membatasi kemampuan dan ketrampilan gerak anggota
tubuhnya. Berat badan sering digunakan sebagai cara untuk mengevaluasi
keseimbangan antara asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan energi yang
digunakan atau dikeluarkan untuk beraktivitas. Dengan porsi makan yang banyak
dan semakin jarang beraktivitas, maka tubuh manusia akan menjadi semakin cepat
gemuk (obesitas). Melalui aktivitas jasmani yang
dilakukan, anak akan mendapatkan banyak pengalaman gerak, kebugaran jasmani,
mengenal jati diri dan lingkungannya. Selain itu melalui gerak atau aktivitas
jasmani juga dapat memberikan manfaat lain, yaitu untuk mencegah terjadinya
kegemukan (obesitas). Anak yang malas bergerak atau beraktivitas jasmani akan
cenderung lebih cepat mengalami kegemukan. Bermain atau beraktivitas jasmani
selain untuk rekreasi dan menyalurkan hobi, beraktivitas jasmani juga dapat
digunakan sebagai sarana untuk menyalurkan kelebihan energi dan membakar
timbunan lemak dalam tubuh.
Kiat atau kunci dalam menjaga dan
menurunkan berat badan secara sehat tetaplah niat yang kuat dan disiplin untuk beraktivitas
jasmani/berolahraga secara teratur dan terukur, mengatur menu/pola dan porsi
makan, diet yang sehat, terapi dan rutin berkonsultasi atau mengkonsumsi
obat-obatan yang membantu proses pencernaan, meningkatkan metabolisme tubuh di
bawah pengawasan dokter atau ahli kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmadi. (2010). Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Budiyanto. (2002). Obesitas dan Perkembangan Anak. Jakarta: Grafindo Persada.
Djoko Pekik Irianto. (2000). Panduan Latihan Kebugaran yang Efektif dan Aman. Yogyakarta: Lukman
Offset.
Erminawati.
(2009). Kebugaran dan Kesehatan.
Jakarta: Ricardo.
J. Matakupan. (1995). Teori Bermain. Jakarta:
Depdikbud, Universitas Terbuka.
Mutohir dan Gusril
(2004). Olahraga Kesehatan: Jakarta:
Depdiknas.
M.
Furqon. H. (2002). Pembinaan olahraga usia dini. Surakarta: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Keolahragaan (Puslitbang-OR) Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Siti
Partini S. (1995). Psikologi perkembangan. Yogyakarta: FIP-IKIP Yogyakarta.
0 komentar:
Post a Comment