Pentingnya
Olahraga Dalam Agama Islam
Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka bumi
ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia
dengan Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam memiliki aturan dan tuntunan
yang bersifat komprehensi, harmonis, jelas dan logis. Dan salah satu kelebihan
Islam adalah perihal perspektif Islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu
maupun masyarakat.
“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia” demikian sabda Nabi
Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai
dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan
dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan
perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
Agama islam dan olahraga
memiliki korelasi atau hubungan dengan olahraga dikarenakan setiap olahraga selalu mengedapankan sportifitas yang
tak lain sangat berhubungan erat dengan kejujuran,
kejujuran sangat perlu ditanamkan dalam setiap insan olahraga demi menjaga citra sportif dalam setiap pertandingan.
Olahraga juga harus memilik
insan-insan yang bertakwa dan beriman dikarenakan semua kegiatan olahraga terutama dicabang-cabang tertentu
memerlukan kejujuran, selain kejujuran diperlukan rasa
tanggung jawab dalam setiap hal. Olahraga berkaitan
dengan ibadah karena kita berolahraga agar badan sehat dan jika bedan sehat kita dapat menjalankan ibadah dengan baik, sehingga kita tidak
hanya memikirkan keadan jasmaniah saja tetapi juga
rohaniah seperti kata orang bijak “mensana in corporesano”
yan artinya didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.
Dan agama
merupakan penyeimbang dari olahraga karena tidak mungkin kita hanya memuaskan hasrat untuk berolahraga tetapi
agama digunakan untuk memuaskan hasrat dalam mendekatkan diri kepa ALLAH SWT, sebagai Tuhan yang telah
menciptakan kita yang telah memberikan
badan yang sehat, keterampilan dan kemampuan khusus sebagai penunjang kita
dalam berolahraga. Agama islam dan olahraga memiliki korelasi atau
hubungan dengan olahraga dikarenakan setiap olahraga selalu mengedapankan
sportifitas yang tak lain sangat berhubungan erat dengan kejujuran, kejujuran
sangat perlu ditanamkan dalam setiap insan olahraga demi menjaga citra sportif
dalam setiap pertandingan.
Olahraga juga harus memilik insan-insan yang bertakwa dan beriman
dikarenakan semua kegiatan olahraga terutama dicabang-cabang tertentu
memerlukan kejujuran, selain kejujuran diperlukan rasa tanggung jawab dalam
setiap hal. Olahraga berkaitan dengan ibadah karena kita berolahraga agar badan
sehat dan jika bedan sehat kita dapat menjalankan ibadah dengan baik, sehingga
kita tidak hanya memikirkan keadan jasmaniah saja tetapi juga rohaniah seperti
kata orang bijak “mensana in corporesano” yan artinya didalam tubuh yang sehat
terdapat jiwa yang sehat.
Dan agama merupakan penyeimbang dari olahraga karena tidak mungkin kita
hanya memuaskan hasrat untuh berolahraga tetapi agama digunakan untuk memuaskan
hasrat dalam mendekatkan diri kepada ALLAH SWT, sebagai Tuhan yang telah
menciptakan kita yang telah memberikan badan yang sehat, keterampilan dan
kemampuan khusus sebagai penunjang kita dalam berolahraga.
Ada juga kesan yang menyatakan bahwa
agama Islam “mengharamkan” olahraga sehingga negara-negara berpenduduk
mayoritas Muslim, tidak memiliki prestasi menonjol di bidang olah raga.
Padahal, sesungguhnya tidak demikian. Nabi Muhammad saw, menurut sebuah hadis
riwayat Imam Bukhari, menganjurkan para sahabatnya (termasuk seluruh umat Islam
yang harus mengikuti sunnahnya) agar mampu menguasai bidang-bidang olahraga.
Terutama berkuda, berenang, dan memanah. Tiga jenis olah raga yang dianjurkan
Nabi Muhammad saw itu, dapat dianggap sebagai sumber dari semua jenis olah raga
yang ada pada zaman sekarang. Ketiganya, mengandung aspek kesehatan,
keterampilan, kecermatan, sportivitas, dan kompetisi.
Salah
satu olahraganya adalah beladiri. Dimana beladiri adalah sarana untuk menempa diri, yang pada ujungnya untuk mengenal Penciptanya Berawal dari olah fisik
dan raga, membuat praktisinya mengenal kekuatan dan
kelemahan diri (tubuh)manusia. Semakin menyadari bahwa
selain fisik manusia juga punya
aspek mental, emosi, bagian energi dan atau tubuh non fisik lainnya. Dengan
menyadari tubuh fisik, kemudian diharapkan menyadari tubuh yang
non-fisik, energi, jiwa dan roh-nya. Sebab Sang Pencipta
adalah Ruh yang hanya bisa digapai oleh ruh juga. Inilah ujungnya
ilmu beladiri. Kendati tidak semua aliran beladiri punya aspek lengkap ini,
setidaknya pencak silat masih memiliki.
DAFTAR PUSTAKA
- Al Jauziyyah Ibnu Qoyim. 2002. Tazkiyah an-Nafs, Solo : Pustaka Arafah
- Hashman ade, Rasulullah saw. Tidak Pernah Sakit, Jakarta : Hikmah (PT Mizan Publika), 2009
0 komentar:
Post a Comment