Psikologi
Dalam Wiki Pedia Indonesia disebutkan bahwa Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an.) Tetapi, orang di sepanjang sejarah telah memperhatikan masalah psikologi. Seperti filsuf yunani terutama Plato dan Aristoteles. Setelah itu St. Augustine (354-430) dianggap tokoh besar dalam psikologi modern karena perhatiannya pada intropeksi dan keingintahuannya tentang fenomena psikologi. Descrates (1596-1650) mengajukan teori bahwa hewan adalah mesin yang dapat dipelajari sebagaimana mesin lainnya. Ia juga memperkenalkan konsep kerja refleks. Banyak ahli filsafat terkenal lain dalam abad tujuh belas dan delapan belas—Leibnits, Hobbes, Locke, Kant, dan Hume—memberikan sumbangan dalam bidang psikologi. Pada waktu itu psikologi masih berbentuk wacana belum menjadi ilmu pengetahuan.
Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Dalam Psikologi ada sedikitnya lima (5) macam aspek ,yaitu : § Aspek Neurobiological
Tingkah laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh aktivitas otak dan sistem syaraf. Aspek neurobiological berupaya mengaitkan prilaku yang terlihat dengan implus listrik dan kimia yang terjadi didalam tubuh serta menentukan proses neurobiologi yang mendasari prilaku dan proses mental.
§ Aspek Prilaku
Menurut aspek ini tingkah laku pada dasarnya adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S – R atau suatu kaitan Stimulus – Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson kemudian dikembangkan oleh banyak ahli, seperti Skinner, dan melahirkan banyak sub-aliran.
§ Aspek Kognitif
Aspek ini menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Jika dibuatkan model adalah sebagai berikut S – O – R (stimulus-organisme-respon) Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.
§ Aspek Psikoanalisa
Aspek ini dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, implus, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.
§ Aspek Fenomenologi
Aspek ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.
1. Psikologis Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. . Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
2. Psikologi Usia Remaja
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini, mood (suasana hati) bisa berubah – ubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Milhalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984), menemukan bahwa remaja rata – rata memerlukan hanya empat puluh lima (45) menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini dikarenakan beben pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari –hari di rumah. Meskipun mood remaja mudah berubah – ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis
Untuk memahami remaja perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi – dimensi berikut :
· Dimensi Kognitif
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations ). Pada periode ini , idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah – masalah yang kompleks dan abstrak. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri
· Dimensi Moral
Masa remaja adalah periode saat seseorang mulai bertanya – tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel
( 1978 ) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah – masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka.
· Dimensi Psikologis
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini, mood (suasana hati) bisa berubah – ubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Milhalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984), menemukan bahwa remaja rata – rata memerlukan hanya empat puluh lima (45) menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini dikarenakan beben pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari –hari di rumah. Meskipun mood remaja mudah berubah – ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.
Dalam Wiki Pedia Indonesia disebutkan bahwa Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an.) Tetapi, orang di sepanjang sejarah telah memperhatikan masalah psikologi. Seperti filsuf yunani terutama Plato dan Aristoteles. Setelah itu St. Augustine (354-430) dianggap tokoh besar dalam psikologi modern karena perhatiannya pada intropeksi dan keingintahuannya tentang fenomena psikologi. Descrates (1596-1650) mengajukan teori bahwa hewan adalah mesin yang dapat dipelajari sebagaimana mesin lainnya. Ia juga memperkenalkan konsep kerja refleks. Banyak ahli filsafat terkenal lain dalam abad tujuh belas dan delapan belas—Leibnits, Hobbes, Locke, Kant, dan Hume—memberikan sumbangan dalam bidang psikologi. Pada waktu itu psikologi masih berbentuk wacana belum menjadi ilmu pengetahuan.
Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Dalam Psikologi ada sedikitnya lima (5) macam aspek ,yaitu : § Aspek Neurobiological
Tingkah laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh aktivitas otak dan sistem syaraf. Aspek neurobiological berupaya mengaitkan prilaku yang terlihat dengan implus listrik dan kimia yang terjadi didalam tubuh serta menentukan proses neurobiologi yang mendasari prilaku dan proses mental.
§ Aspek Prilaku
Menurut aspek ini tingkah laku pada dasarnya adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S – R atau suatu kaitan Stimulus – Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson kemudian dikembangkan oleh banyak ahli, seperti Skinner, dan melahirkan banyak sub-aliran.
§ Aspek Kognitif
Aspek ini menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Jika dibuatkan model adalah sebagai berikut S – O – R (stimulus-organisme-respon) Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.
§ Aspek Psikoanalisa
Aspek ini dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, implus, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.
§ Aspek Fenomenologi
Aspek ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.
1. Psikologis Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. . Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
2. Psikologi Usia Remaja
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini, mood (suasana hati) bisa berubah – ubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Milhalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984), menemukan bahwa remaja rata – rata memerlukan hanya empat puluh lima (45) menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini dikarenakan beben pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari –hari di rumah. Meskipun mood remaja mudah berubah – ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis
Untuk memahami remaja perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi – dimensi berikut :
· Dimensi Kognitif
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations ). Pada periode ini , idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah – masalah yang kompleks dan abstrak. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri
· Dimensi Moral
Masa remaja adalah periode saat seseorang mulai bertanya – tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel
( 1978 ) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah – masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka.
· Dimensi Psikologis
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini, mood (suasana hati) bisa berubah – ubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Milhalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984), menemukan bahwa remaja rata – rata memerlukan hanya empat puluh lima (45) menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini dikarenakan beben pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari –hari di rumah. Meskipun mood remaja mudah berubah – ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.
0 komentar:
Post a Comment