Analisa SEM
Partikel Zeolit Alam Modifikasi
a. Partikel Zeolit Alam
Kalsinasi
Analisa Scanning Electron Microscope (SEM) partikel zeolit alam kalsinasi
dimaksudkan untuk mengetahui bentuk morfologi serta pori atau rongga pada
partikel zeolit alam kalsinasi yang dikalsinasi dengan larutan HCL pada
temperatur 6000C selama 2 jam.
Pada gambar 4.1 dan 4.2 diperlihatkan hasil uji morfologi partikel zeolit
alam kalsinasi dengan perbesaran berturut-turut 250 kali dan 750 kali dengan
besar ukuran partikel 100 µm dan 20 µm. Pada gambar hasil morfologi terlihat
jelas banyaknya lubang atau rongga yang terbentuk, yang ditandai dengan warna
gelap dan bentuk partikel zeolit alam kalsinasi yang berwarna terang. Hal ini
didukung dari hasil penelitian (Suriawan, dan Nindhia., 2010) yang diketahui
bahwa pengasaman dengan H2SO4 menyebabkan timbulnya
rongga atau porositas yang lebih banyak dibandingkan dengan zeolit tanpa
aktifasi ( tanpa proses perendaman dengan larutan H2SO4).
b. Partikel Zeolit Alam
Sintesis CTAB
Hasil uji morfologi partikel zeolit alam sintesis CTAB diperlihatkan pada gambar 4.3 dan 4.4 dengan perbesaran 500
kali dan 2000 kali dengan besar ukuran partikel berturut-turut 50 µm dan 10 µm.
Dari foto SEM terlihat adanya rongga
atau pori yang ditunjukkan dengan warna gelap dan warna terang yang merupakan partikel
zeolit alam sintesis CTAB.
Dari hasil uji
morfologi terlihat bahwa bentuk partikel zeolit alam sintesis CTAB tidak beraturan dan masih memiliki
kristal-kristal kecil disekitar permukaannya atau masih adanya pengotor yang
masih menempel pada kristal. Kristal-kristal kecil tersebut merupakan unsur
zeolit yang tidak membentuk kristal atau biasa disebut amorf (Mustain,A., dkk.
2011).
Analisa XRF
Partikel Zeolit Alam Sintesis CTAB
Analisa X-Ray Fluoresensi (XRF) partikel zeolit
alam sintesis CTAB dimaksudkan untuk
mengetahui unsur-unsur yang terkandung didalam partikel zeolit alam sintesis CTAB melalui grafik hubungan dua
parameter energi unsur (keV) terhadap intensitas cacahan perdetik (cps/count per second) yang berarti
semakin besar intensitas yang muncul, maka semakin banyak kandungan unsur
tersebut dalam suatu bahan.
Hasil analisa
partikel zeolit alam sintesis CTAB
ditunjukkan pada gambar 4.5. Dari hasil uji X-Ray
Fluoresensi (XRF) diketahui senyawa yang dominan yang terdapat pada
partikel zeolit alam sintesis CTAB
adalah C (karbon) sebesar 32,41%, O (Oksigen) sebesar 42,35%, Si (Silika)
sebesar 15,66%, Al (Aluminium) sebesar 5,18%, sedangkan senyawa lainnya
merupakan impuritinya seperti Na (Natrium) sebesar 0,36%, Mg (Magnesium)
sebesar 0,34%, K (Kalium) sebesar 1,96%, Ca (Kalsium) sebesar 0,61%, dan Fe
(Besi) sebesar 1,14%.
Pengujian Sifat Mekanik
Komposit HDPE dengan Filler Zeolit Alam Modifikasi
Pengujian sifat mekanik meliputi kekuatan tarik, perpanjangan putus, dan
modulus elastis yang diperlihatkan pada tabel 4.1. Hasil pengujian untuk
kekuatan tarik diperlihatkan pada gambar 4.6.
Gambar 4.6. Grafik
Hubungan Bahan Pengisi terhadap Kekuatan Tarik
Pengujian kekuatan tarik (Tensile
Strength) dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan suatu bahan komposit untuk
menerima beban tanpa menjadi rusak atau putus. Dari hasil uji mekanik komposit HDPE dengan filler zeolit alam modifikasi (zeolit alam kalsinasi dan zeolit
alam sintesis CTAB) yang ditunjukkan
pada gambar 4.6 diketahui bahwa komposit HDPE
dengan filler zeolit alam sintesis CTAB dan PE-g-MA menunjukkan nilai kekuatan tarik tertinggi sebesar 24.964
MPa, dan mengalami kenaikan sebesar 1.421 MPa dari nilai kekuatan tarik HDPE.
Hasil pengujian mekanik untuk perpanjangan putus (elongation at break) ditunjukkan pada gambar 4.7.
Pengujian sifat elongation at break
(perpanjangan putus) dimaksudkan untuk mengetahui pertambahan panjang dari
spesimen karena beban penarikan sampai sesaat sebelum spesimen mengalami
perpatahan. Berdasarkan hasil pengujian mekanik komposit HDPE dengan filler zeolit
alam modifikasi yang ditunjukkan pada gambar 4.7 diketahui bahwa komposit HDPE dengan filler zeolit alam sintesis CTAB
dan PE-g-MA memiliki nilai
perpanjangan putus tertinggi sebesar 398.89 mm, dan mengalami kenaikan sebesar
177.64 mm dari nilai perpanjangan putus HDPE.
Dan
hasil pengujian mekanik untuk modulus elastis diperlihatkan pada gambar 4.8.
Pengujian modulus elastis yang ditunjukkan pada gambar 4.8 dimaksudkan
untuk mengetahui ukuran suatu bahan terhadap deformasi elastik. Dan hasil dari
komposit HDPE dengan filler zeolit alam sintesis CTAB menunjukkan nilai tertinggi modulus
elastis sebesar 720.76 MPa dan mengalami kenaikan sebesar 10.81 MPa dari nilai
modulus elastis HDPE.
Berdasarkan hasil pengujian mekanik (kekuatan tarik, perpanjangan putus,
dan modulus elastis) diketahui bahwa dengan penambahan filler zeolit alam sintesis CTAB
mengakibatkan pertambahan nilai sifat mekanik yang meliputi kekuatan tarik,
perpanjangan putus, dan modulus elastis. Hal ini disebabkan karena adanya sifat
surfaktan CTAB pada partikel zeolit
alam sintesis CTAB yang mengakibatkan
partikel yang terbentuk mudah terdispersi, sehingga campuran komposit lebih
homogen.
0 komentar:
Post a Comment