Monday, June 17, 2013

Pengertian kalimat efektif.

Pengertian kalimat efektif. 
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat sangat penting dalam sebuah tulisan. Kalimat yang baik mudah dipahami oleh pembaca. 

Kalimat lengkap dan bukan fragmentaris. Kalimat yang disusun hendaknya memiliki struktur kalimat bahasa Indonesia yaitu S P O K/pel. Apabila struktur tersebut tidak dipenuhi, maka kalimat yang disusun menjadi tidak lengkap strukturnya yang disebut kalimat yang fragmentaris. 

Contoh: 
ira. 
ira belajar. 
ira belajar bahasa Indonesia. 
ira belajar bahasa Indonesia dikampus. 


Transformasi kalimat 

Transformasi berasal dari bahasa inggris transformation yaitu suatu proses mengubah bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain. baik dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks, maupun dari bentuk yang kompleks ke bentuk yang sederhana. Maka tranformasi kalimat berupa perubahan bentuk kalimat menjadi bentuk kalimat lain. 


Jenis-jenis transformasi sebagai berikut: 

Transformasi jeda, yaitu dengan menggunakan jeda. 

Jeda adalah perhentian sebentar. Perhentian sebentar ini dalam kalimat dapat diwujudkan setelah mengucapakan kata-kata yang ada di dalam kalimat. 

Contoh: 
a. Ibu Ruminah seorang guru. 
b. Ibu, Ruminah seorang guru. 
c. Ibu Ruminah, seorang guru. 
d. Ibu, Ruminah, seorang guru. 

Penempatan jeda mengakibatkan kalimat a) yang masih meragukan menjadi kalimat b) c) dan d) yang memiliki maksud berbeda. Kalimat b) yang berprofesi sebagai guru adalah Ruminah; kalimat c) yang berprofesi sebagai guru adalah Ibu Ruminah; dan d) yang berprofesi sebagai guru adalah Ibu dan Ruminah. Tanda baca (,) yang merupakan perhentian sebentar memiliki makna yang dalam. 

Jadi dalam menulis harus memperhatiakan tanda baca agar pemabaca dapat mememahami informasi yang disampaikan. Informasi yang tidak bisa dipahami pembaca mengakibatkan tulusan seorang penulis tidak komunikatif. 

Kalimat minor atau minim juga dapat dijadikan menjadi kalimat lain dengan transfornasi jeda. 

Contoh: 
a. Aduh. 
b. Aduh! 
c. Aduh?1 
d. Aduh….? 
e. Aduh? 

Transformasi aposisi, yaitu dengan menggunakan kata tugas “yang”. 

Perubahan bentuk kalimat antara dua komponen menggunakan kata tugas “yang” (monovalen) 

Contoh: 
a. Almari itu dipakai tempat baju. 
b. Almari itu dijual. 

Bentuk transformasinnya: 
a. Almari yang dipakai tempat baju itu dijual. 
b. Almari yang dijual itu dipakai tempat baju. 

Kalimat a) transformasi primer sebab gagasan pertama menempati posisi depan (bagian depan/kontur depan) 

Sedangakan gagasan kedua menempati posisi belakang. Pembentukan kalimat transformasi aposisi ini menggunakan tiga gagasan yang berbeda dan dideskripsikan berurutan. 

Transformasi aposisi ini dimanfaatkan pada bentuk deskripsi. Karangan diskripsi mengandalkan keahlian penulis dalam membuat bentuk-bentuk kalimat transformasi aposisi. 

Contoh kalimat: 
a. Pemuda ini sering mengantar aku sampai ke kos. 
b. Pemuda ini sering membiri ucapan selamt ulang tahun kepadaku. 
c. Pemuda ini diwisuda Agustus 2005. 

Diubah menjadi kalimat transformasi aposisi: 

Menjadi a+b+c; a+c+b; b+a+c; b+c+a; c+b+a dan c+a+b. 

Pengembangan penalaran penulis tampak dalam kalimat yang disusun. Kelogisan eskripsi akan menjadi bahan pertimbangan bagi seorang penulis. 


Transformasi setara, yaitu dengan menggunakan kata tugas “dan”. 

Pentransformasian ini akan menghasilkan kalimat majemuk setara/kalimat koordinat. Dua gagasan yang nilai komunikasinya sama disatukan oleh kata “dan”. 

Contoh: 
a. Hujan turun dan pohon tumbang. 
b. Ayah pergi dan ibu pulang. 

Hal yang bisa disatukan tentu saja memenuhi syarat nilai sama seperti kalimat diatas. 

Contoh: 
a. Hujan turun dan sudah wisuda. 
b. Ibu menjahit dan teroris bergerak. 

Ada kendala psikologis dalam penyusunan kalimat diatas, penulis nampak memaksa gagasan yang berbeda disatukan dalam satu kalimat. 

Transformasi disjungtif, yaitu dengan menggunakan kata tugas atau/tetapi. 

Penggunaan kata atau untuk menghasilkan kesamaan dan penggunaan tetapi untuk menghasilkan ketidaksamaan. 

Contoh: 
a. Ida makan, atau Ibu tidur. 
b. Ida makan, tetapi Ibu tidur. 
c. Saya berbicara keras, tetapi guru menerangkan. 
d. Saya berbicara keras, tetapi guru tidak menghiraukan. 

Transformasi opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas “benar” atau “tidak benar”. 

Opini merupakn pandangan penulis. Transformasi opini merupakan pandangan subjektif penulis. Nilai pendapat ditentukan oleh kepandaian yang dimiliki penulis. Penulis yang dipercaya tentu saja berimbas pada kepercayaan terhadap kalimat yang dibuat. 

Pedapat yang berorientasi kepada pengakuan menggunakan kata tugas benar dan opini yang berorientasi kepada pengingkaran atau sanggahan menggunakan kata tugas tidak benar. 

Contoh: 
a. Benar, bahwa Ani mengikuti semester pendek ini. 
b. Tidak benar, rakyat belum makmur. 

Opini sering di sajikan berdasarkan pandangan seseorang terhadap hal yang terjadi di dalam kehidupan. Logika atau penalaran yang menyertai penyusunan kalimat opini ini adalah kondisi psikologis penuis. 

Kalimat ini bisa mendatangkan perdebatan adu argument yang serius manakala digunakan dalam komunikasi. Komunikasi tulis akan menimbulkan perang pena. 


Transformasi Total, yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan negasi. 

Transformasi total atau dupik. Penulis menampilakn bentuk afirmatif dan negasi dalam bentuk kalimat. 

Contoh: 
a. Ayah pergi atau tidak pergi dan saya harus ada di rumah. 
b. Sehat atau tidak sehat, saya harus mengikuti kuliah ini. 
c. Penjudi atau bukan penjudi, tetapi mereka tetap ditangkap. 

Transformasi total ini juga berdsarkan transfomasi disjungtif yang mempergunakan kata atau dan tetapi.

Ditulis Oleh : Unknown // 4:32 AM
Kategori:

0 komentar:

Post a Comment