KOMUNIKASI
PEMBANGUNAN DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM KERANGKA PENGEMBANGAN
MASYARAKAT MANDIRI
Adi Nugroho
ABSTRACT
Development
communication in the communication studies should have a purpose. One important
aspect in the development communication context is their goal that wants to be
achieves in large society, social change to the more meaningful social life for
the social development. Development communication also instrumental to increase
the human resource for social development and to build a communication
situation that facilitated good information flow.
Key words:
development communication, public information openness, social development
PENDAHULUAN
Komunikasi pembangunan
sampai saat ini masih menjadi kajian yang penting mengingat keberhasilan dari
suatu proses pembangunan sebuah bangsa antara lain juga dapat dilihat dari
seberapa tinggi tingkat partisipasi warga masyarakat. Partisipasi publik itu
tentu dapat dilakukan manakala terjadi sebuah proses komunikasi yang mampu
mendorong ke arah terbangunnya situasi bagi partisipasi itu dan juga proses pengambilan
keputusan di kalangan masyarakat. Hal itu tentu pada gilirannya mampu
menciptakan suatu perubahan sosial ke arah yang diharapkan
bersama dan makin membaiknya arus informasi yang memberikan manfaat bagi
upaya-upaya pengambilan keputusan yang strategis dan bermanfaat bagi masyarakat
luas.
KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DAN
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
Komunikasi pembangunan
sendiri jika demikian, dimaksudkan sebagai suatu proses mendorong perubahan
sosial dengan mengandaikan adanya partisipasi yang luas dalam suatu masyarakat
dan pada gilirannya dimaksudkan pula untuk mendorong keberhasilan pembangunan,
makin meningkatnya kesejahteraan suatu masyarakat, terselenggara dan makin
bertambahnya jaminan rasa keadilan serta tersedianya kemungkinan untuk dapat
melakukan kontrol sosial. Hal-hal yang dikemukakan tersebut di atas pada akhirnya
diharapkan dapat memperbaiki kondisi sebuah masyarakat dan memperbaiki kualitas
suatu bangsa.
Dalam melaksanakan
pembangunan, tentu saja aspek-aspek yang berkait dengan komunikasi dan
pembangunan dapat dikaitkan, terutama melalui fungsi dan peranan media massa
atau media-media umum lainnya. Masalah-masalah yang berkaitan dengan media,
pengawasan yang perlu pula dilakukan atas keberadaan media dan bagaimana media
dapat berfungsi secara optimal, yang terutama hal ini umumnya dikaji dalam
studi-studi mengenai kebijakan media (media policy). Di sini dapat didorong pula
sebuah peran positif media dalam konteks pembangunan nasional/pembangunan
sebuah bangsa atau juga pengembangan suatu masyarakat yang mandiri.
Komunikasi
pembangunan dalam konteks ini tentu saja
juga harus selalu dikaitkan dengan tujuan-tujuan pembangunan suatu bangsa yang
disepakati oleh segenap warganya. Tentu saja
dengan kemungkinan terdapatnya perbedaan kondisi untuk suatu masyarakat bangsa satu bisa berbeda jika diperbandingkan dengan masyarakat bangsa lainnya. Di sini artinya,
keberhasilan komunikasi pembangunan pun di sebuah negara, tidak
serta merta dapat diklaim seluruhnya akan sukses untuk dapat diterapkan pada
negara lainnya. Namun demikian model/polanya dapat saja dipergunakan sebagai
kerangka dasar pengembangan dengan menyesuaikan penerapannya melalui sejumlah
kondisi yang relevan.
hampir dapat dikatakan
sama dalam komunikasi pembangunan di kebanyakan negara lainnya adalah bahwa
pada dasarnya komunikasi pembangunan merupakan sebuah proses penyebaran
pesan-pesan yang ditujukan untuk publik
yang pada gilirannya dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku
masyarakat, tentu dalam konteks mencapai kemajuan dan makin meningkatnya kualitas masyarakat itu sendiri.
KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS SDM
Kini kita mencoba
melakukan satu pembahasan bagaimana kaitannya sebuah proses komunikasi, bagaimana
juga sebuah komunikasi pembangunan dapat didorong untuk mendukung peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM) sebuah bangsa, yang tentu saja penting untuk
memperkuat sebuah tujuan pembangunan bangsa. SDM sebuah bangsa yang maju, tentu
saja sangat penting, apalagi dalam konteks percaturan global saat ini dan
seakan makin tiadanya batas antar bangsa salah satunya akibat kemajuan
teknologi komunikasi massa.
Komunikasi pembangunan
jika demikian menjadi makin penting, mengingat kualitas SDM yang tangguh pada
gilirannya mampu menjadi kekuatan sebuah bangsa, apalagi dalam konteks
persaingan global. Masalahnya kini, bagaimana komunikasi
pembangunan tersebut dapat dikaitkan dengan upaya-upaya peningkatan SDM
yang unggul di negeri kita ini.
Selanjutnya tentu
komunikasi pembangunan di sini haruslah senantiasa dikaitkan dengan
perkembangan teknologi komunikasi massa baru sehingga senantiasa dan terus-menerus
dapat mengantisipasi beragam sisi–sisi
kemajuan dalam berbagai bidang, dan kemudian mampu mendorong peningkatan
kualitas SDM, yang pada akhirnya tentu sangat diperlukan dalam kerangka
pengembangan masyarakat menuju masyarakat mandiri. Hal itu juga didasari
kenyataan bahwa masyarakat kini makin mudah memperoleh akses-akses informasi
termasuk internet, dan terutama di kalangan generasi muda. Namun memang harus diakui,
hal ini belum menjangkau keseluruhan wilayah di Indonesia, dan terutama masih
berada di seputar perkotaan/kawasan utama di negara kita ini, dan harus melalui
tahapan komunikasi kedua jika ingin sampai merata di pedesaan.
Dengan kondisi dan
harapan seperti di atas
maka model-model komunikasi pembangunan haruslah terus-menerus menyesuaikan
diri dengan situasi dan kondisi yang berubah dan juga menyesuaikan diri dengan
beragam kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi termasuk teknologi komunikasi
baru. Hal ini memang disadari akan saling berkaitan dengan upaya meningkatkan kualitas SDM sebuah
bangsa. Dalam konteks ini tentu saja
penekanannya pada tersedianya kualitas informasi yang penting bagi pengembangan segenap
prakarsa kreatif masyarakat, dan memberikan kontribusi signifikan bagi
pengembangan masyarakat itu sendiri.
Komunikasi pembangunan
seperti dikemukakan di atas
juga hendaknya pada akhirnya dapat mendorong terpilihnya informasi-informasi
yang berkualitas, informasi-informasi akurat, relevan dan informasi penting
dalam konteks peningkatan SDM tersebut. Sebagaimana kita juga menyadari, dan
hal ini juga merupakan hasil penelitian para ahli di sejumlah negara bahwa
media misalnya. Di samping dapat membawa
pengaruh/dampak yang positif, juga dapat menimbulkan pengaruh negatif, terutama
jika tidak ada selektivitas yang cukup memadai demi mengurangi muatan
negatif yang acapkali ada dalam sebuah media, baik media massa maupun
media-media umum. Terutama dampak yang terasa langsung adalah di kalangan anak-anak
dan pelajar akibat dari tayangan media yang mengandung content negatif. Oleh karena itu sejumlah organisasi muncul untuk
merespons
dengan mencoba kritis terhadap keberadaan suatu media, seperti yang dilakukan
oleh media-media watch, Komisi
Penyiaran Independen (KPI), Dewan Pers dan LSM
yang concern dengan pendidikan media dan sejumlah institusi lainnya.
Kualitas informasi yang
dimaksudkan disini juga adalah makin tersedianya dengan mudah dan terbuka
jenis-jenis informasi tertentu yang penting bagi upaya meningkatkan kualitas
SDM dan dalam kerangka pula meningkatkan pengembangan demi kemajuan sebuah
masyarakat. Hal yang dapat dilakukan dalam konteks ini tentu saja dapat
memanfaatkan beberapa media massa baik dari media konvensional maupun media massa dan media
baru, yang bermanfaat bagi penyebaran segenap pengetahuan, keahlian dan keterampilan-keterampilan
baru, yang tentunya akan sangat terkait dengan peningkatan kualitas SDM itu
sendiri. Jika hal itu terjadi, maka pengembangan masyarakat ke arah lebih baik
dan maju akan diharapkan dapat cepat terwujudkan.
Mengenai kualitas
informasi yang dikemukakan di atas pada dasarnya merupakan serangkaian muatan
pesan-pesan komunikasi pembangunan yang relevan dengan upaya dan keinginan
bangsa ini untuk terus-menerus meningkatkan dan mengembangkan diri.
Tentu saja pesan komunikasi pembangunan tersebut dapat dikaitkan dengan
tersedianya data dan informasi untuk sektor-sektor ekonomi yang produktif,
penginformasian untuk mendorong usaha kecil dan menengah di masyarakat serta
upaya peningkatan kapasitas dan kecerdasan
masyarakat, serta dorongan ke arah partisipasi aktif publik dan segenap layanan/akses untuk memanfaatkan informasi-informasi yang disediakan oleh negara/pemerintah.
Sebaliknya juga dengan
kemajuan teknologi komunikasi yang ada, pemerintah dan pihak-pihak yang
berkompeten dapat memanfaatkan partisipasi aktif masyarakat dan memberikan
respons
yang relevan, atau menindaklanjuti dengan pembahasan-pembahasan atas
masalah-masalah yang disampaikan warga negara yang pada akhirnya dapat
dimanfaatkan untuk pengambilan kebijakan-kebijakan yang berguna bagi masyarakat
luas.
Saat ini di Indonesia
setelah diundangkannya masalah keterbukaan informasi publik, masyarakat juga
diharapkan makin mendapatkan layanan-layanan dan akses informasi penting yang
pada masa lalu terkendala karena perilaku institusi publik yang tidak suportif
dengan harapan dan keinginan publik. Pada gilirannya dengan keterbukaan
informasi publik juga dapat didorong untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, dan mendorong suatu
tanggung jawab yang harus dijalankan oleh badan-badan dan institusi publik.
Keterbukaan informasi publik tersebut juga tentu saja merupakan keinginan agar
setiap warga memiliki akses yang setara untuk memperoleh layanan-layanan publik
dan tidak lagi ada diskriminasi sebagai akibat pada masa sebelumnya dimana
terkadang akses informasi penting tertentu ditutup dan publik sulit
memperolehnya, sehingga tentu saja muncul masalah keadilan sosial dalam
penginformasian pesan–pesan bagi publik.
DAFTAR
PUSTAKA
Nugroho A. 2008. Komunikasi Sosial. Semarang:
Deppengsos Akpol
Mulyana D. 2002. Ilmu Komunikasi: Suatu
Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana D. 2005. Nuansa–Nuansa
Komunikasi dan Budaya Komunikasi
Masyarakat Kontemporer. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Nasution Z. 2004. Komunikasi Pembanguna. Jakarta:
Rajawali Pers.
Chesney RM. 1999. Konglomerasi Media dan Ancaman Bagi Demokrasi. Jakarta: AJI Indonesia.
Rogers EM. 2003. Comunications of Innovations: A Cross-Cultural Aapproach. New York: The Free Pers.
Ruslan R. 2005. Manajemen PR dan Media Komunikasi. Jakarta:PT Rajawali Pers.
Seven WJ, Tankard JW. 2005. Teori Komunikasi: Metode dan penerapan di Media Massa. Jakarta :Prenada Media.
Tubbs SL, Moss S. 2001. Konteks–Konteks
Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wiryanto. 2000. Teori-Teori
Komunikasi Massa. Jakarta
: PT. Grasindo.
0 komentar:
Post a Comment