Mengelola Retensi Karyawan
Apa itu retensi karyawan?
Definisi retensi karyawan diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan
karyawan di dalam organisasi. Retensi karyawan mengacu pada berbagai kebijakan
dan praktik yang mengarahkan karyawan agar bertahan di organisasi untuk jangka
waktu yang lebih lama. Setiap organisasi menginvestasikan waktu dan uang untuk
mengembangkan rekrutmen baru agar ia siap bekerja dan dapat menyamai karyawan
yang sudah ada. Oleh karena itu pula, kehilangan karyawan selalu berarti
kehilangan pengetahuan, modal, keahlian, dan pengalaman. Bila organisasi
kehilangan seseorang dengan banyak pengetahuan dan terlatih, pada dasarnya
organisasi telah kehilangan pendapatan yang seharusnya dihasilkan karyawan
tersebut. Hal demikian dapat ditafsirkan bahwa perusahaan telah mengalami
kehilangan besar.
Berdasarkan pemahan tersebut di atas, menjadi sangat penting bagi organisasi agar tidak kehilangan karyawan, yang dapat mengakibatkan kerugian dan inefisiensi dalam pekerjaan organisasi. Untuk itu perlu dikembangkan langkah-langkah yang dapat mempertahankan aset sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Prinsipnya, semakin besar karyawan merasa organisasi tempatnya bekerja mengembangkan kebijakan sumber daya manusia yang berpusat pada kesejahteraan secara profesional, maka semakin kecil kecenderungan karyawan untuk meninggalkan organisasi yang mempekerjakan mereka, demikian dikatakan oleh Paille, Bordeau & Galois (2010). Lebih jauh dikatakan juga bahwa semakin tinggi kepuasan karyawan terhadap kondisi pekerjaannya di dalam organisasi maka semakin kecil kemungkinan karyawan untuk meninggalkan organisasi. Dengan demikian, kecilnya tingkat karyawan yang keluar dari organisasi menunjukkan besarnya tingkat retensi karyawan di dalam organisasi. Blakely et al (2003) dan Podsakoff et al (2000) dalam Paille, Bordeau & Galois (2010) menambahkan bahwa apabila kepuasan karyawan terhadap kondisi pekerjaan mereka tinggi, karyawan akan semakin lebih menunjukan upaya sukarela untuk menolong organisasi mencapai efisiensi yang lebih baik.
Faktor-Faktor Retensi Karyawan
Ada beberapa faktor penentu retensi karyawan. Kalau merujuk pendapat Mathis & Jackson (2006, p128-135), faktor-faktor tersebut antara lain:
1) Komponen Organisasional
Beberapa komponen
organisasional mempengaruhi karyawan dalam memutuskan apakah bertahan atau
meninggalkan perusahaan mereka. Organisasi yang memiliki budaya dan nilai yang
positif serta berbeda mengalami perputaran karyawan yang lebih rendah.
Strategi, peluang, dan manajemen organisasional di dalam perusahaan yang
dikelola dengan baik juga akan mempengaruhi retensi karyawan. Demikian pula
dengan kontinuitas dan keamanan kerja (job security) seseorang di suatu
organisasi, juga turut berpengaruh terhadap retensi karyawan.
2) Peluang Karier
Organisasional
Survei terhadap karyawan di
semua jenis pekerjaan tetap menunjukkan bahwa usaha pengembangan karir
organisasional dapat mempengaruhi tingkat retensi karyawan secara signifikan.
Faktor-faktor yang mendasarinya adalah pelatihan karyawan secara kontinu yang
dilakukan perusahaan, pengembangan dan bimbingan karier terhadap seseorang,
serta perencanaan karier formal di dalam suatu organisasi.
3) Penghargaan dan Retensi Karyawan
Penghargaan nyata yang
diterima karyawan karena bekerja, datang dan pembentukan gaji, insentif, dan
tunjangan. Menurut banyak survei dan pengalaman, satu hal yang penting terhadap
retensi karyawan adalah mempunyai praktik kompensasi yang kompetitif. Penghargaan
yang kompetitif tersebut dapat dilakukan dalam bentuk gaji dan tunjangan yang
kompetitif, penghargaan berdasarkan kinerja, pengakuan terhadap karyawan serta
tunjangan dan bonus spesial.
4) Rancangan Tugas dan Pekerjaan
4) Rancangan Tugas dan Pekerjaan
Faktor mendasar yang
mempengaruhi retensi karyawan adalah sifat dari tugas dan pekerjaan yang
dilakukan. Beberapa organisasi menemukan bahwa angka perputaran karyawan yang
tinggi dalam beberapa bulan lamanya pekerjaan sering kali dihubungkan dengan
usaha penyaringan seleksi yang kurang memadai. Rancangan tugas dan pekerjaan
yang baik harus memperhatikan unsur tanggung jawab dan otonomi kerja,
fleksibilitas kerja karyawan, kondisi kerja yang baik (faktor fisik dan
lingkungan seperti, ruang, pencahayaan, suhu, kegaduhan dan sejenisnya), dan
keseimbangan kerja/kehidupan karyawan.
5) Hubungan Karyawan
Hubungan yang dimiliki para
karyawan dalam organisasi menjadi faktor yang diketahui dapat mempengaruhi
retensi karyawan. Apabila karyawan memperoleh perlakuan yang adil atau tidak
diskriminatif, mendapat dukungan dari supervisor atau manajemen, dan memiliki
hubungan dengan rekan kerja yang baik, maka hal-hal ini akan mempengaruhi
retensi karyawan.
Bagaimana mengelola retensi karyawan?
Untuk mencegah terjadinya
retensi karyawan atau setidaknya kalaupun harus ada retensi karyawan maka
retensi tersebut haruslah dikelola. Mengelola retensi karyawan merupakan sebuah
proses. Gambaran mengenai proses mengelola retensi karyawan sebagai
berikut:
1) Pengukuran dan penilaian retensi karyawan
Guna memastikan bahwa
tindakan yang tepat diambil untuk meningkatkan retensi karyawan dan mengurangi
perputaran, keputusan manajemen lebih membutuhkan data dan analisis daripada
kesan subjektif dati situasi individual yang dipilih, atau reaksi terhadap
hilangnya beberapa orang penting. Oleh karena itu, adalah penting untuk
mempunyai beberapa jenis ukuran dan analisis yang berbeda. Data yang dapat
diukur dan dinilai, terdiri dari: Analisis pengukuran perputaran, biaya
perputaran, survei karyawan dan wawancara keluar kerja
2) Intervensi Retensi Karyawan
Berbagai intervensi Sumber
Daya Manusia (SDM) dapat dilakukan untuk memperbaiki retensi karyawan.
Perputaran dapat dikendalikan dan dikurangi dengan beberapa cara, yaitu:
pengembangan sistem perekrutan dan seleksi, orientasi dan pelatihan,
kompensasi dan tunjangan, perencanaan dan pengembangan karier, dan hubungan
karyawan yang juga mempertimbangkan upaya meminimalisir retensi karyawan.
3) Evaluasi dan Tindak Lanjut
Setelah usaha intervensi
dilakukan, selanjutnya evaluasi dan tindak lanjut dapat dilakukan dengan cara:
menelaah data perputaran secara tetap, memeriksa hasil intervensi dan
menyesuaikan usaha intervensi.
0 komentar:
Post a Comment