Sunday, October 18, 2009

SKRIPSI AKADEMIK MARITIM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan zaman yang begitu cepat dan berkembang ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat pada era globalisasi ini, menghadapkan dunia Pendidikan Nasional mendapat tantangan - tantangan yang amat besar khususnya dalam upaya menyiapkan kwalitas sumber daya manusia yang berkompeten dibidangnya masing - masing dan mampu beradaptasi di era Informasi maupun dibidang Teknologi saat ini.

Derasnya arus informasi dan teknologi akan menuntut masyarakat menjadi lebih kritis pada satu sisi dan pada sisi yang lain, kehidupan dan perekonomian menjadi lebih komplek, persaingan akan bertambah keras disebabkan globalisasi serta perdagangan bebas akan berlaku yang berdampak pada tipisnya batas-batas kewenangan Negara, dan terjadi mobilitas dan intraksi yang tinggi antara Negara dan Bangsa disertai dengan melimpahnya konsepsi, fisik dan produk dari luar. Banyak pekerjaan yang diganti dengan menggunakan alat peralatan yang canggih, sehingga banyak pula pekerjaan berubah secara radikal yang tentunya membutuhkan tingkat kecakapan berpikir disertai dengan ketrampilan berkarya dan berusaha meningkatkan pengetahuan untuk bekal hidupnya nantinya.

1

Salah satu masalah pendidikan nasional yang dilematis adalah rendahnya tingkat relefansi pendidikan disamping masalah mutu, pemerataan, efektifitas, dan efisiensi pendidikan. Berbagai masalah tersebut harus selalu di tanggulangi, baik melalui jalur pendidikan formal, infomal maupun nonformal.

Sekolah Menengah Kejuruan adalah sebagai suatu lembaga pendidikan formal merupakan satu kesatuan sistim dengan lingkungan alam, sosial, budaya, masyarakat dan dunia usaha atau dunia industri serta masyarakat atau lapangan kerja di mana sekolah itu berada.Oleh karena itu dalam perencanaan, pengelolaan, dan pelaksanaan pendidikan harus berorientasi pada lingkungan hidup yang selalu berubah.

Peningkatan mutu Pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kwalitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global yang semakin meningkat.

Peningkatan relevansi pendidikan dimasukkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efesiensi manejemen pendidikan dilakukan melalui perencanaan manejemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengolahan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Dari penjelasan diatas sekolah atau lembaga Pendidikan Menengah Kejuruan yang dapat diharapkan memenuhi kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam, serta menghadapi tantangan global yang semakin meningkat.

Dalam penyelenggaraan pendidikan pada sekolah Kejuruan harus selalu ditingkatkan pemyesuaian mengenai isi pendidikan atau mengembangkan standart isi.

Standart isi adalah salah satu dari delapan standart nasional pendidikan sebagai mana tertuang dalam Bab II pasal (2) (1) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan, meliputi standart isi, standart proses, standart kompetensi lulusan, standart pendidik dan tenaga kependidikan, standart sarana dan parasarana, standart pengelolaan, standart pembiayaan dan standart penilaian pendidikan (dikutip dari Prakata BSNP 2006).

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menguasai teknologi, ketrampilan dan etos kerja serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan lembaga pendidikan formal memberikan bekal teknologi, ketrampilan, sikap dan etos kerja yang bertujuan mempersiapkan lulusan menjadi tenaga kerja tingkat menengah seperti yang dikemukakan Sujana (1998 - 40) di kutip dari skripsi (2001)

“ Bahwa Pendidikan Kejuruan Merupakan Salah Satu Infestasi Untuk Meningkatkan Kwalitas Manusianya Yang Merupakan Syarat Utama Mempertinggi Pertumbuhan Ekonomi, Merupakan Kesepakatan dan Untuk Perubahan Sosial Sesuai Dengan Apa Yang Diharapkan ” dalam era globalisasi saat ini.

Sejalan dengan usaha pencapaian hal tersebut diatas, maka prosedur pengembangan sistim pengajaran di sekolah itu perlu perencanaan dan pelaksanaan yang baik agar lulusan mampu memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat di masa kini dan yang akan datang sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Namun kenyataan pada akhir-akhir ini banyak lulusan yang tidak mampu memenuhi pihak pemakai, baik itu di dunia industri dan dunia usaha. Salah satu hal yang menjadi penyebab adalah hasil belajar yang di peroleh siswa setelah kegiatan belajar belum tercapai seperti apa yang di harapkan. Sering di temui sejumlah siswa yang memperoleh hasil belajar yang jauh di bawah ukuran rata-rata bila di bandingkan dengan hasil belajar yang di peroleh siswa lainnya. Keadaan ini merupakan pertanda atau indikasi bahwa dengan segera mungkin alternatif pemecahan masalah ini hanya akan berhasil dan akan dapat dilaksanakan secara efektif bila kita memahami kesulitan anak didik yang mereka alami dan menemukan faktor pennyebabnya.

Untuk itu Sekolah Menengah Kejuruan membekali siswa siswinya dengan materi pelajaran yang di arahkan pada frofesionalisme di dunia industri dan dunia usaha sehingga kelak mereka di harapkan dapat mengisi lapangan kerja sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang berkwalifikasi kemampuan lulusan dan mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.

Salah satu jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan adalah Program Teknik Pemesinan yang membekali siswanya dengan materi yang berkaitan dengan bidang Pemesinan atau mata pelajaran elemen mesin serta mata pelajaran yang mendukung untuk pekerjaan mesin produksi. Salah satu Program Pendidikan dan latihan yang mendukung jurusan tersebut adalah Program Keahlian Teknik Mesin Bubut sebagai salah satu Pengetahuan yang mendukung ilmu teknologi, maka siswa - siswi mampu menguasai konsep - konsep dasar dan aplikasi pengembangan mesin bubut, sebab Mesin Bubut adalah salah satu macam alat perkakas dalam pengerjaan logam dan yang paling banyak digunakan untuk mengerjakan pekerjaan seperti : Membubut slinder bertingkat, Membubut bidang silinder, baik silinder luar maupun silinder dalam, Membubut bentuk tirus, baik tirus luar maupun dalam, Membuat ulir atau memotong ulir, Membentuk bidang datar dan Mereamer.

Pekerjaan pekerjaan tarsebut diatas adalah yang paling banyak di gunakan di Industri untuk membuat / mengatasi benda kerja yang rusak atau merencanakan beberapa bentuk mesin yang digunakan masyarakat luas. Dalam menyampaikan maksud dan inspirasinya seseorang biasanya di dorong dan di pengaruhi oleh banyak faktor salah satu di antaranya adalah Minat. Apabila seseorang mempunnyai minat terhadap sesuatu ,maka seseorang itu akan melakukan maksud tersebut dengan segala kemampuan dan akan berusaha untuk menyelesaikanya dengan baik. Demikian juga dengan belajar, minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar dalam hal ini proses belajar mempergunakan mesin bubut, ada metode yang dipergunakan yaitu metode Pemberian tugas bagi siswa yang dikenal dengan Pekerjaan rumah tidak pernah dilupakan.

Pekerjaan rumah harus di periksa untuk mengetahui apakah dipahami oleh siswa atau tidak, selain itu Pekerjaan rumah di Review (diulang) di depan kelas untuk memperkuat pemahaman siswa dalam proses belajar mengajar yang di inginkan .Pekerjaan rumah adalah portofolio yang harus diperiksa oleh guru setiap diberikannya tugas kepada siswanya.

Review yang sistimatis dan latihan yang berjarak ,waktu yang teratur diperlukan untuk mencapai tujuan berjangka panjang ,seperti yang dikemukukakan oleh ; Dr. Wina Sanjaya, M.Pd. dalam bukunya.

“ Setiap aktifitas termasuk berbagai karya yang dihasilkan siswa dari suatu proses pembelajaran,perlu dimonitor ,diberi komentar,dikritik dan diberi catatan perbaikan oleh setiap guru secara terus menerus,melalui proses monitoring yang terus menerus itulah pengalaman belajar siswa”.

Untuk teknik melakukan monitoring terhadap hasil kerja dan pengalaman siswa inilah yang dimaksud penulis Review atau dengan penilaian portofolio.Portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan karya siswa yaang disusun secara sistematis dan terorganisir sebagai hasil dari usaha pembelajaran di luar sekolah atau pekerjaan rumah.

Review yang dimaksud disini adalah tinjauan kembali Pekerjaan rumah (PR siswa) dalam kegiatan belajar di sekolah setelah pekerjaan rumah ( portofolio) diberikan. Dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti, Apakah ada :

“ PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MEREVIEW DENGAN TIDAK MEREVIEW TUGAS PEKERJAAN RUMAH PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN BUBUT SISWA KELAS II SMK NEGERI 5 MEDAN TAHUN AJARAN 2008 / 2009 ”

  1. Indentifikasi Masalah

Salah satu peranan dan tanggung jawab guru dalam proses belajar mengajar adalah menciptakan kondisi yang dapat membangkitkan minat belajar siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Upaya tenaga pengajar untuk membangkitkan motifasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar diantaranya direalisasikan dalam bentuk (review) yaitu berupa penghargaan, pemberian perhatian, dan pemberian untuk berprestasi.

Pemberian review tersebut sebenarnya bertujuan untuk:

1. Meningkatkan perhatian siswa.

2. Memperlancar proses belajar mengajar.

3. Membangkitkan dan mempertahankan motivasi.

4. Mengontrol atau mengubah sikap siswa yang suka mengganggu.

5. Menumbuhkan tingkah laku belajar yang produktif.

6. Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar, dan

7. Mengarahkan dengan cara berpikir yang baik.

Semua tujuan di atas pada dasarnya adalah kemajuan belajar siswa atau prestasi belajar siswa dalam proses pembelaajaran di sekolah.

  1. Batasan Masalah.

1. Ruang Lingkup.

Dalam kegiatan belajar mengajar, metode mengajar juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi siswa untuk mencapai prestasi belajar yang baik. Metode pengajaran ini meliputi metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, metode tanya jawab, metode latihan dan metode pemberian tugas dari industri yang behubungan dengan mesin bubut. Dari banyak metode mengajar di atas penulis hanya meneliti mengenai metode pemberian tugas yang di kaitkan dengan review tugas dimana tugas itu mencakup:

1. Pekerjaan rumah (Porto folio)

2. Menjawab soal-soal latihan di sekolah.

3. Tes ulangan harian.

4. Ulangan umum.

2. Batasan Masalah.

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih ter arah dan luas, penulis hanya membatasi masalah penelitian review tugas pekerjaan rumah (PR siswa) Program Keahlian Teknik Mesin bubut Kelas II SMK Negeri 5 Medan Tahun ajaran 2009.

  1. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas ,maka rumusan masalah adalah sebagai berikut;

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar Program Keahlian Teknik Mesin Bubut antara siswa yang mendapat review pada tugas pekerjaan rumah dengan siswa yang tidak mendapat review tugas pekerjaan rumah Program Keahlian Mesin Bubut ?

2. Prestasi belajar manakah yang lebih baik dalam pengajaran Program Keahlian Teknik Mesin Bubut antara siswa yang mendapat review tugas pekerjaan rumah dengan siswa yang tidak mendapat review tugas pekejaan rumah Program Keahlian Teknik Mesin Bubut ?.

  1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar Teknik Mesin Bubut antara yang mendapat review dengan siswa yang tidak mendapat review tugas pekerjaan rumah Teknik Mesin Bubut.

b. Untuk mengetahui hasil belajar dalam pengajaran Teknik Mesin Bubut antara siswa yang mendapat review dengan siswa yang tidak mendapat review tugas pekerjaan Teknik Mesin Bubut.

  1. Manfaat Penelitian.

Penilaian portofolio aatu mereview tugas pekerjaan rumah (PR siswa) memiliki beberapa manfaat seperti yang dikemukakan oleh; Dr. Wina Sanjaya,M.Pd. (2009: 364) dalam bukunya.

“ Penilaian portofolio dapat memberikan gambaran yang utuh tentang perkembangan kemampuan siswa .Artinya melalui penilaian portofolio informasi yang didapatkan bukan hanya sekedar pengetahuan saja,akan tetapi juga sikap dan ketrampilan”.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan dorongan bagi guru untuk melaksanakan Proses belajar mengajar teori Program Keahlian Teknik mesin Bubut dengan menekankan pentingnya mereview tugas pekerjaan rumah(PR siswa) atau porto foliountuk meningkatkan prestasi belajar Program Keahlian Mesin Bubut.

BAB II

LANDASAN TEORITIS, LANDASAN KONSEPTUAL

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teoritis

1. Ketrampilan Menggunakan Mesin Bubut Konvensional.

Pemahaman mengenai prinsip-prinsipmenggunakan mesin bubut konvensional adalah menyiapkan pekerjaan pemesinan, serta mampu mengoperasikan mesin bubut dan melakukan evaluasi terhadap pekerjaan, ini akan sangat berguana bagi peserta didik sebagai pembentukan watak dalam bekerja menggunakan mesin bubut, dan akan menjadi kebiasaan positif setelah bekerja di industri sehingga menjadi salah satu penunjang pula terhadap kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja siswa dalam menguasai kompetensi lainnya dalam bidang keahlian yang sama.

Para siswa yang sudah mempelajari dan menyelesaikan bekerja dengan mesin umum dalam peta M7. 5A ini digunakan sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke Program Keahlian Mempergunakan Mesin Bubut yang disebut dalam kedudukan peta M7. 6A dan selanjutnya ke M7. 21A (Mempergunakan Mesin Bubut Kompleks)

10


Peta Kedudukan Program Keahlian Teknik Mesin

Membubut menggunakan ketrampilan intelektual yang didukung dengan pemahaman membaca gambar kerja serta ukuran-ukuran dengan standart yang benar menurut standart ISO sehingga pembubutan yang diberikan pada siswa dapat dikerjakan dengan benar dan hasilnya baik.

Ada beberapa tugas yang harus dikerjakan siswa kelas II SMK Negeri 5 Medan dalam satu semeter, sehingga siswa di tuntut berusaha menyelesaikan tugas tersebut secara keseluruhan. Hasil akhir dari beberapa tugas tersebut di nilai sebagai hasil prestasi belajar siswa dalam program keahlian teknik mesin bubut yaitu M7. 6A.

Selama ini metode pengajaran yang di lakukan oleh guru dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan pada setiap pertemuan pokok bahasan pembelajaran yang disampaikan melalai pengajaran. Guru tidak banyak memberikan pengarahan kepada siswa, dan siswa harus aktif mengerjakan tugas-tugas tersebut hingga selesai tanpa mengetahui kesalahan yang selama ini mereka lakukan dalam setiap mengerjakan tugas-tugas.

Dengan proses belajar mengajar yang selama ini di lakukan oleh guru, mengakibatkan kegagalan yang dialami oleh siswa dan tidak terselesaikanNya tugas yang diberikan, sehingga perlu adanya pengajaran yang dapat membantu usaha siswa agar lebih aktif mengerjakan tugas-tugasnya dengan benar, sesuai dengan kaidah dan langkah kerja proses pembubutan yang benar.

Mereview tugas (portofolio) diharapkan dapat diterapkan pada siswa dalam proses pembubutan yang benar pada jurusan Program Keahlian Teknik Mesin Bubut. Metode ditinjau kembali pada materi yang diajukan dapat memungkinkan untuk memberikan semangat dan motivasi untuk berusaha, karena guru selalu memonitor yang mereka lakukan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya secara teratur, terarah dan berkesinambungan.

2. Pekerjaan Rumah

Kegiatan yang ditugaskan guru kepada siswa kerap harus dikerjakan dirumah, untuk itu digunakan istilah “Pekerjaan Rumah” ( Portofolio) ( Dr.Wina Sanjaya,M.Pd .2009:364) mengemukakan ;

“ Hasil kerja siswa yang di lakukan di luar kelas(reproducton) hasil karya siswa dinamakan evidence melalui evidence inilah siswa dapat mendemonterasikan unjuk kerja kepada orang lain baik tentang pengetahuan,sikap maupun ketrampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran” Pekerjaan Rumah adalah Soal-soal Yang Diberikan Guru Kepada Siswa Untuk Dikerjakan Dirumah Yang Bertujuan Agar Siswa Lebih Memahami Materi Pelajaran Yang Telah Diajarkan Disekolah

Dalam pelaksanaan metode pemberian tugas memiliki tiga (3) fase. Fase pertama guru memberi tugas, kedua siswa melaksanakan tugas yang diberikan, dan yang ketiga siswa mempertanggung jawabkan pada guru tugas apa yang telah dikerjakanNya

Pemberian pekerjaan rumah yang bentuknya portofolio merupakan salah satu cara untuk memotivasi siswa dalam belajar sebab siswa merasa tertantang untuk mengerjakan dan menyelesaikannya. Bila tugas rumah yang akan diberikan itu terlalu mudah bagiNya malah akan menyebabakan kebosanan, sedangkan bila terlalu sulit mendatangkan frustasi sehingga pekerjaan rumah tersebut akan kehilangan motivasi. Oleh karena itu harus diperhatikan hubungan tingkat kebutuhan siswa dengan tingkat motivasi yang akan ditentukan.

Pekerjaan rumah juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengertian yang lebih luas tentang topik dan konsep yang telah diajarkan dalam kelas, hal ini jarang terjadi didalam kelas. Tetapi pada waktu mengerjakan pekerjaan rumah siswa dapat menggunakan waktu sesuai dengan kecepatan dan kemampuan, ketrampilan sendiri. Dengan demikian kreatifitas kerja siswa dapat berkembang, disamping itu siswa juga dapat mempraktekkan ketrampilan yang baru saja mereka pelajari. Jadi sebaiknya guru memberikan pekerjaan rumah pada siswa secara teratur, terarah dan berkesinambungan baik tugas harian, mingguan mupun bulanan.

Pekerjaan rumah itu dapat diberikan secara individu dan dapat pula secara kelompok dengan maksud agar siswa kembali belajar dirumah untuk lebih memahami dan menghayati serta mendalami bahan pelajaran yang telah diajarkan disekolah. Dengan adanya tugas pekerjaan rumah ini siswa tentu akan berusaha untuk menyelesaikannya, dimana tugas individu harus dikerjakan secara individu hal ini agar siswa dapat mengembangkan sikap percaya diri maupun mandiri apalagi siswa pernah mengalami sukses dalam proses pengerjaan tugasnya. Demikian pula dengan tugas kelompok dimana siswa dapat membina sikap kepemimpinan dan sebaiknya pekerjaan rumah jangan terlalu banyak. Sehingga tidak banyak waktu siswa yang tersita hanya untuk mengerjakan tugas Program Keahlian Teknik Mesin Bubut sebab Program Keahlian Teknik Mesin Bubut hanya salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa disekolah.

Dalam pemberian pekerjaan rumah guru harus memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih giat melaksanakan pekerjaan rumah dan yang lebih penting lagi guru harus memeriksa tugas-tugas siswa tersebut.Ketika dikoreksi oleh guru maka semangat, minat dan sikapnya akan menjadi positif.

Selanjutnya siswa diberi tanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan rumahnya. Tanggung jawab siswa itu adalah sebagai berikut :

1. Mengerkakan tugas dengan tepat waktu

2. Mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam contoh soal untuk mengerjakan pekerjaan rumah.

3. Bekerja dengan jujur dan cermat/

4. Mengerjakan setiap tugas sampai dengan selesai.

5. Mencari bantuan bila memerlukan.

6. Menerjakan tugas meskipun pada saat ya tidak masuk sekolah.

7. Secara priodik mereview pekerjaan rumah yang telah diselesaikan.

Kegiatan pembelajaran pada program keahlian teknik pemesian dengan mempergunakan mesin bubut yaitu, M7. 6A seperti yang dijelaskan pada table kedudukan peta program keahlian diatas, maka siswa kelas II SMK Negeri 5 Medan harus memulai kegiatan belajar 1 yaitu memperhatikan aspek keselamatan kerja. Guru sebaiknya membuat program pengajaran agar proses pembelajaran berjalan dengan terencana, terarah dan berkesinambungan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Proses pembelajaran kegiatan belajar 1. Memperhatikan aspek keselamatan kerja dengan tujuan kegiatan pembelajaran bahwa siswa diharapkan dapat mengidentifikasi alat dan prosedur keselamatan kerja serta mampu menerapkan pemakaian alat-alat keselamatan kerja dengan uraian materi pelajaran. Peralatan kerja dibengkel mesin perkakas pada umumnya adalah : Baju kerja, Sepatu kerja, topi atau ikat kepala, topi kerja, masker hidung, alat pembersih, lampu penerangan dan alat pemadam kebakaran.

Sedangkan prosedur keselamatan kerja pada proses pembubutan yaitu : kelistrikan, roda gigi, dan pada saat akan menghidupkan mesin bubut siswa diharapkan memperhatikan kunci cekam/chuk bubut sudah dilepas dari cekam supaya tidak terpelanting/loncat atau membentur bed mesin bubut saat cekam berputar, juga siswa harus memperhatikan suapaya jangan terlilit bersama putaran cekam benda kerja seperti lengan baju panjang, gelang, kalung dan rambut, juga harus diperhatikan pengikatan benda kerja pada saat membubut, agar tidak melinting atau bengkok sebab ini membahayakan siswa itu sendiri pada saat bekerja (Praktek).

Untuk menerapkan alat-alat keselamatan kerja adalah : menggunakan pakaian kerja, membersihkan lantai dari tatal atau oli, mengganti lampu penerangan bila ada lampu yang mati serta menyiapkan alat pemadam kebakaran. Dari proses kegiatan pembelajaran 1 diatas setelah selesai disampaikan oleh guru, maka siswa diberikan tugas pekerjaan rumah yang berbentuk portofolio dan selanjutnya masuk kepada kegiatan pembelajaran 2.

Tujuan kegiatan pembelajaran 2 ini adalah siswa diharapkan dapat memahami lembar kerja serta instruksi kerja dalam uraian materi untuk memahami gambar kerja hanya secara simbolis, dijelaskan karena guru bidang studi gambar teknik yang harus menjelaskannya disini siswa diberi tugas pekerjaan rumah yang bentuknya portofolio, baik itu gambar kerja maupun teoritis.

Gambar Pekerjaan

Text Box: Ø  40 Text Box: Ø  18Text Box: Ø  56Text Box: Ø  32


Setelah selesai kegiatan pembelajaran 2 siswa diberi tugas pekerjaan rumah dan selanjutnya masuk kepada kegiatan pembelajaran 3 yaitu mempersiapkan perkerjaan. Tujuan pemebelajaran 3 siswa diharpkan dapat, menyiapkan peralatan kerja, menyetel peralatan dan menggunakan peralatan sesuai dengan prosedur. Uarian materi untuk menyiapkan peralatan yang harus disiapkan untuk bekerja dengan mesin bubut adalah :

a. Mesin bubut

b. Perlengkapan pencekam benda kerja

c. Perlengkapan pencekam alat-alat potong

d. Alat-alat potong

e. Alat-alat ukur dan pemeriksaan benda kerja

f. Peralatan benda lainnya yang diperlukan

Setelah kegiatan di atas disampaikan secara teoritis, baru masuk kepada kegiatan selanjutnya yaitu penyetelan peralatan cekam bubut, piring pembawa dan pembawa, macam-macam alat potong yaitu : pahat bubut dan mata bor serta penggunaan alat sesuai dengan prosedur.

Dalam hal ini penulis tidak akan menyinggung materi tersebut diatas sesuai dengan batasan masalah yang penulis buat hanya menjelaskan urutan kegiatan pembelajaran sesuai dengan prosedur yang penulis buat, dalam pelaksanaan proses pembelaran teknik pemesianan mempergunakan mesin bubut (M7.6A).

Batasan waktu untuk mempelajari M7.6A

Mempergunakan mesin bubut adalah sebagai berikut :

No

Tahapan Belajar

Waktu 45 menit/jam Pelajaran

1

2

3

4

5

6

Kegiatan Belajar 1

Memperhatian aspek keselamatan kerja

Kegiatan Belajar 2

Menentukan persyaratan kerja

Kegiatan Belajar 3

Mempersiapkan pekerjaan

Kegiatan Belajar 4

Mengoperasikan mesin bubut (membubut)

Kegiatan Belajar 5

Proses memperbesar lubang, mengebor, mereamer, membuat ulir, dan memotong dilakukan dengan spesifikasi

Kegiatan Belajar 6

Pemerikasaan kesesuaian komponen dan spesifikasi

10 jam

10 jam

20 jam

30 jam

80 jam

10 jam

Jumlah

160 jam

3. Review Pekerjaan Rumah.

Review adalah merupakan tinjaauan kembali pada meteri yang telah dipelajari untuk maksud mempelajarinya lebih lanjut. Maka mereview pekerjaan rumah berarti tinjauan kembali pekerjaan rumah setelah dikerjakan oleh siswa.

4. Waktu Pelaksanaan Review Pekerjaan Rumah.

Tiap pembelajaran disekolah dilanjutkan, merupakan pembelajaran yang di asuh oleh guru bidang studi, dengan demikian yang lebih mengetahui selak beluk pekerjaan itu adalah guru bidang studi yang besangkutan. Oleh karena itu mereview pekerjaan rumah (PR siswa) yang kurang memuaskan dilakukan guru. Review pekerjaan siswa dapat dilakukan :

1. Pada awal Pembelajaran, bila pembelajaran yang baru berhubungan dengan pekerjaan rumah yang diberikan.

2. Pertengahan pembelajaran bila pekerjaan rumahnya bertype penemuan yang berguna bagi guru untuk memperkenalkan konsep atau basahan yang muncul pada pembelajaran keahlian teknik mesin bubut.

3. Pada akhir pelajaran, bila pelajaran yang baru merupakan topik baru dan mengarah pada perkembangan pembahasan.

5. Cara Mereview Pekerjaan Rumah.

Setiap jenis pekerjaan rumah memerlukan cara mereview tersendiri dan kegiatan ini sebaiknya dilakukan bersama-sama siswa. Mereview pekerjaan rumah dapat dilakukan dengan lisan atau tulisan di papan tulis. Guru menuliskan dan menerangkan jawaban- jawaban yang benar di papan tulis untuk soal-soal yang dianggap penting. Hal ini dilakukan sebelum pelajaran secara resmi dimulai, dengan demikian maka waktu dapat dihemat. Banyak tidaknya pekerjaan rumah yang direview tergantung tingkat kesulitan dan kesukaran pelajaran serta kemampuan siswanya.

Dalam hal mereview pekerjaan rumah tingkat kemampuan atau pencapaian kelas juga bisa menjadi faktor penentu dalam hal frekwensi mereview pekerjaan rumah ini. Namun sebaiknya pekerjaan rumah itu direview sesudah dikerjakan oleh siswa setelah pekerjaan siswa itu selesai selanjutnya dikumpulkan dan diperiksa oleh guru dan bila perlu di beri komentar dan nilai sebagai penguatan. Sesudah membaca dan memeriksa pekerjaan rumah (PR siswa) maka pengetahuan guru pada waktu mengajar berikutnya semakin lengkap, karena guru telah mengetahui kelemahan dan kekuatan siswa lebih baik. Hal ini dapat memperbaiki proses belajar mengajar berikutnya.

6. Manfaat Mereview Pekerjaan Rumah.

Pekerjaan rumah yang dikerjakan siswa yang kurang memuaskan perlu direviw untuk lebih memantapkan penguasaan siswa pada materi pelajaran seperti pada pendapat Dr. Wina Sanjaya M.Pd (2009 : 229) mengungkapkan dalam bukunya yaitu ;

“ Belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah

Hal ini ditambahkan pula dalam bukunya pada halaman (362) tentang Penilaian Portofoliodalamhal ini penulis beranggapan bahwa penilaian portofolio= review pekerjaan rumah .

Penilaian portofolio adalah penilaian terhadap karya-karya siswa selama proses pembelajaran yang tersusun secara sistimatis dan terorganisasi yang dikumpulkan selama priode tertentu dan digunakan untuk memantau perkembangan siswa baik mengenai pengetahuan ,ketrampilan maupun sikap siswa terhadap mata pelajaran yang bersangkutan”.

Jadi review besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya review bahan yang belum dikuasai serta mudah terlupakan akan tetap tertanam dalam otak seseorang siswa.

Dengan mereview pekerjaan rumah siswa, maka siswa mendapat pemahaman pada pelajaran yang akan diberikan akan semakin mantap. Karena pada saat mereview pkerjaan rumah, siswa yang merasa kurang paham pada materi pelajaran akan merasa terbantu dengan mengulang kembali menjelasakan konsep-konsep materi pelajaran yang telah diajarkan.

7. Prestasi Belajar.

Belajar diartikan oleh Prof.Dr.Azhar Arsyad dalam bukunya (1996: 1 ) sebagai berikut ;

“ Belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,ketraampilan dan sikapnya”.

Belajar diartikan oleh Dr.Dimyati dan Drs.Mudjiono Belajar Dan Pembelajaran(2006:10).

Belajar adalah seperangkap proses kognetif yang mengubah sifat sistimulus lingkungan melewati pengetahuan informasi menjadi kapablitas baru”

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh pengetahuan, kecakapan, kebiasaan, sikap, yang semua disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku progersif dan adaptif .

Proses belajar akan menyebabkan perubahan pada diri seseorang terhadap sesuatu keadaan yang lebih baik, yang mengacu pada tingkat keberhasilan belajar yang diorentasikan pada proses yang dicapainya. Jadi prestasi belajar adalah Usaha yang dapat dicapai dari pekerjaan belajar.

Prestasi belajar dalam perubahan tingkah laku pada umumnya meliputi ( Kognitif, Afektif, Psikomotorik ) dalam arti meliputi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan diperoleh melalui usaha belajar yang dilakukan dalam batas waktu tertentu.

Proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan/pemahaman, dalam bidang ketraampilan dan dalam bidang nilai serta sikap. Adanya perubahan itu tampak dalam proses belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan/tugas yang diberikan oleh guru khususnya tugas pekrjaan rumah (tugas porto folio).

Jadi prestasi belajar adalah merupakan gambaran dari kemampuan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dalam pemahaman seseorang terhadap hasil belajar. Ini menunjukkan semakin baik proses belajar yang dilakukan oleh siswa, semakin baik prestasi belajarnya. Seseorang siswa yang benar-benar melaksanakan proses belajarnya disekolah maupun diluar sekolah, maka hasil belajarnya akan memuaskan.

B. Landasan Konseptual.

Pradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut;


=

Ket :

T1 Kelas II Teknik Pemesinan 1.

T2 Kelas II Teknik Pemessinan 2.

X1 Pembelajaran dengan metode mereview tugas rumah.

X2 Pembelajaran dengan metode tidakmereview tugas rumah.

Y1 Prestasi belajar siswa yang mendapat review tugas rumah.

Y2 Prestasi belajar sisa yang tidak mendapat review tugas rumah.

t Perbedaan prestasi belajar.

Belajar menggunakan metode tugas pekerjaan rumah(portofolio) dapat meningkatkan aktivitas siswa karena siswa itu aktif dalam peristiwa pembelajaran dan dapat berfungsi sebagai penguatan terhadap materi yang disajikan. Pemberian pekerjaa rumah(porto folio) merupakan salah satu cara untuk memotivasi siswa dalam belajar dan memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan materi yang telah dipelajarinya di dalam kelas. Selanjutnya dengan diberikannya tugas yang ter arah, teratur, dan berkesinambungan serta terencana diharapkan siswa akan dapat menyelesaikan pekerjaan rumahnya dengan benar sehingga kegiatan belajar mengajar akan dapat berjalan dengan lancar oleh karena itu pekerjaan rumah (porto folio) harus mendapat perhatian yang serius dari setiap guru demi memperlancar proses pembelajaran di sekolah.

C. Pengajuan Hipotesis.

Berdasarkan landasan teoritis, dan landasan konseptual yang telah dijelaskan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah ada perbedaan yaang signifikan antara siswa yang mendapat review tugas (porto folio) dengan siswa yang tidak mendapat review tugas dalam prestasi belajar Program Keahlian Mesin Bubut.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian.

Penelitian ini di laksanakan di SMK negeri 5 Medan pada kelas II Jurusan Teknik Mesin Bubut Tahun 2009 Adapun alasan penulis memilih SMK Negeri 5 Medan adalah;

1. Karena penulis bertugas pada SMK Negeri 5 Medan sebagai guru mata pelajaran Teknik Mesin Bubut .

2. Kurikulum SMK Negeri 5 Medan memuat mata pelajaran Teknik Mesin Bubut.

3. Pada sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian yang serupa dengan permasalahan seperti di atas.

4. Sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi yang sangat pesat, peneliti tergerak untuk meneliti komponen-komponen yang dapat meningkatkan kwalitas para siswa lulusan sekolah tersebut sekaligus untuk memberi suatu masukan daalam mengembangkan mutu lulusan SMK Negeri 5 Medan.

B. Populasi dan Sampel.

1. Populasi .

Sesuai dengan batasan permasalahan penelitian ini, maka populasi yang menjadi sasaran penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan teknik mesin kelas II SMK Negeri 5 Medan tahun ajaran 2009 keadaan siswa yang di jadikan populasi dalam penlitian ini pada tabel di bawah ini.

20


Tabel 1

Distribusi Populasi Penelitian

No

Kelas

Jumlah Siswa

1

2 TM 1

31 Orang

2

2 TM 2

32 Orang

J u m l a h

63 Orang

Dari tabel diatas , jumlah total siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 63 Orang.

2. Teknik Pengambilan Sampel.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini di gunaakan sampel random atau sampel acak tanpa mengistimewakan satu kelas atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel. Dalam penelitian ini terdapat dua kelas dengan jumlah populasi 63 orang secara kebetulan bahwa siswa pada SMK Negeri 5 Medan hanya dua kelas ,sedangkan penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan hanya memerlukan dua kelas,dimana satu kelas eksperimen dan satu lagi untuk kelas kontrol, oleh karena itu peneliti hanya hanya mengambil dua kelas saja yaitu kelas II MP 1 dan II MP 2. Jumlah siswa kelas II MP 1 adalah sebanyak 30 orang dan kelas II MP 2 sebanyak 33 orang sehingga jumlah seluruh sampel sebanyak 63 orang, pada saat pelaksanaan postes siswa yang hadir pada kelas II MP 1 sebanyak 29 orang dan pada kelas II MP 2 sebanyak 32 orang sehingga sampai yang terjaring sebanyak 61 orang.

C. Defenisis Operasional Variabel Penelitian.

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah mereview tugas rumah siswa dan prestasi belajar teknik mesin bubut .dan variabel dapat dibedakan atas dua bagian yaitu :

  1. Variabel Bebas .

Variabel bebas adalah kondisi atau karakteristik yang dimanipulasi untuk menerangkan hubungan dengan yang diobservasi atau gejala yang mempengaruhi suatu gejala.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah mereview tugas rumah ( X1), dan tidak mereview tugas rumah ( X 2 )

  1. Variabel Terikat .

Variabel terikat adalah variabel yang tidak dapat dimanipulasi yang diperkirakan dapat terjadi akibat interaksi variabel bebas yang dimanipulasi ,Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajarmempergunakan teknik mesin bubut siswa ( Y1 ) prestasi belajar siswa yang mendapat tugas rumah adalah ( Y2 ) Prestasi belajar siswa yang mendapat review tugas rumah pada pelajaran teknik melakukan pekerjaan dengan mesin bubut adalah hasil Penguasaan materi diklat teknik melakukan pekerjaan dengan mesin bubutberdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Program Keahlian Teknik Pemesinan yang disebut dengan KTSP Tahun 2006 untuk jurusan teknik pemesinan kelas II MP SMK Negeri 5 Medan tahun ajaran 2008/2009.

D. Teknik Pengumpulan Data.

Alat pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah seperangkap soal yang digunakan untuk test akhir.Pengunaan soal soal yang sama untuk test akhir, karena siswa kelas II SMK Negeri 5 Medan belum pernah mendapatkan materi pelajaran tentang penggunaan Mesin Bubut serta bagian-bagiannya sebab pada waktu kelas I belum di ajarkan oleh para guru.

Prof. Dr. Suharmisi Arikunto ( 2009:100) mengemukakan pngertian demilian, “Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan olehpeneliti untuk mengumpulkan data,cara menunjuk pada sesuatu yang abstrak,tidak dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata ,tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaanya. Terdaftar sebagai metode Metode penelitian adalah angket,wawancara atau interviw ,pengamatan,ujian atau test”

Data dalam penelitian pendidikan adalah dengan menggunakan test hasil belajar. Test hasil belajar berfungsi sebagai alat untuk mengukur tingkat pengalaman belajar siswa sedangkan bentuk test yang digunakan adalah bentuk test objektif sebanyak 30 soal.

Pemilihan bentuk test dikarenakan bahwa bentuk test ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan kelemahannya salah satukelebihan test ini adalah representatif karena dapat mewakili isi dan luasnya materi .Disamping itu juga lebih objektif dan dapat menghindari adanya unsur subjektif, baik yang datangnya dari siswa maupun dari guru. Suatu alat test yang baik harus mempunnyai validitas dan reabilitas yaang cukup tinggi validitas test ini meliputi dari alat test itu sendiri untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan reliabilitas test berkaitan dengan kecermatan dan keterhandalan alat ukur.

Untuk mengukur validitas test dilakukan dengan cara kerjasama dengan para ahli yang berkompeten,yaitu dengan beberapa Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang ,Dosen dari P4TK Medan serta beberapa guru bidang keahlian Teknik Mesin Bubut di SMK negeri 5 Medan.Hal ini dilakukan karena tidak tersedianya suatu kriterium yang objetif . Dalam praktek kerap kali tidak tersedia kriterium obyektif untuk mengecek validitas alat ukur yang baru disusun untuk reserch.Dalam keadaan semacam ini penylidik dapat meminta kerjasama dengan orang- orang yang dianggap kompeten terhadap obyek atau gejala yang hendak diselidiki dan menggunakan hasil penelitian itu sebagai kriterium validitas.

Sebelum alat test ini digunakan sebagai alat pengumpulan data, terlebih dahulu di adakan uji coba alat test. Uji coba dilakukan terhadap siswa kelas III teknik Permesinan Siswa SMK negeri 5 Medan .Tujuan uji coba ini adalah untuk melihaat sejauh mana alat yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai kehandalan dalam pengumpulan data.

KISI-KISI POST TEST PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN.

Kompetensi

Sub Kompetensi

Indikator

Jumlah

C1

C2

C3

TEKNIK MESIN BUBUT

A1

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 30, 24, 23

29

27, 28

16

A2

8, 9, 10

3

A3

22, 25, 26

14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21

11

16

4

10

30

Keterangan:

C1 = Pengetahuan

C2 = Pemehaman

C3 = Aplikasi.

A1 = Menerapkan penggunaan Mesin Bubut.

A2 = Menerapkan Ketentuan Keselamatan Kerja.

A3 = Mengoprasikan Mesin Bubut.

Materi A1, A2, A3, Nilai teori yang di berikan pada saat uji coba instrumen

E. Uji Coba Intrumen.

Uji coba instrumen adalah untuk mendapat alat atau ntrumen yang valid, sehingga instrumen tersebut dapat menjaring data yang dibutuhkan guna menjawab masalah yang diteliti dan tujan penelitian yang dirumuskan sebagaimana yang dikemukakan oleh >Prof.Dr.Suharmisi Arikunto (2007: 165) menyampaikan;

“ Tujuan uji coba yang berhubungan dengan kualitas instrumen adalah upaya untuk mengetahui validitas,reliabilitas dan objektivitas”.

Dalam hal ini bahwa instrumen yang baik akan menghasilkan data yang benar,maka kesimpulan akan sesuai dengan kenyataan pada instrumen.

1. Uji Validitas Tes.

Untuk menguji validitas tes hasil belajar Program Keahlian Teknik Pemesinan Mesin Bubut digunakan rumus korelasi Berisial adalah sebagai berikut:

Dimana :

r ii = Koefisien korelasi berisial

Mp = Mean skor dari subjek yang menjawab benar.

Mq = Mean skor total.

p = Poin siswa yang menjawab bena.

q = Poin siswa yang menjawab salah.

Dari penelitian ini ditentukan taraf signifikansi 5% butir soal dikatakan valid apabila r ii ≥ r table

2. Reabilitas Test

Perhitungan reabilitas test ( ketergantungan) hasil belajar Program Keahlian Teknik Pemesinan Mesin Bubut digunakan rumus K – R 20 sebagai berikut;

Dimana :

r ii = Reabilitas test secara keseluruhan.

n = Jumlah item soal.

p = Proporsi ssubjek yang menjawab item dengan benar.

q = Proporsi subjek yang menjawab item yang salah.

s = Standart deviasi dari test.

∑pq = jumlaah hasil perkalian antara p dan q.

Dikonsultasikan dengan indeks reabilitas yang diargumentasikan oleh Suharmisi Arikunto dengan perincian sebagai berikut;

0,800 - 9,00 = Sangat Tingi .

0,600 - 0,799 = Tinggi

0,400 - 0,599 = Cukup Tinggi.

0,200 - 0,399 = Rendah

0,000 - 0,199 = Sangat Rendah.

3. Indeks Kesukaran.

Suatu test tidak boleh terlalu mudah dan terlalu sukar (sulit ) dan butir test yang baik adalah mempunyai kesukaran ( kesulitan ) adalah ; P . tertentu untuk mencari indeks kesukaran suatu item digunakan rumus .

Dimana :

P = Indeks kesukaran item.

B = Jumlah subjek yang menjawab benar.

JS = Jumlah seluruh siswa peserta test.

Kemudian hasil perhitungan ini dikonsultasikan dengan menggunakan kreteria sebagai berikut;

P = 0,00 - 0,30 = Sukar.

P = 0,31 - 0,70 = Sedang.

P = 0,71 - I,00 = Mudah.

Batas penerimaan adalah 0,31 ≤ P ≤ 0,70 .

4. Daya Pembeda.

Untuk daya pembeda digunakan rumus untuk kelompok kecil dimana seluruh kelompok dibagi dua sama besar ,50% kelompok atas dan 50 % kelompok bawah .Seluruh peserta test dideretkan mulai dari skor tertnggi sampai skor terrendah lalu dibagi dua kemudian digunakan rumus ;

Dimana :

J = Jumlah peserta .

Ja = Ganyak peserta kelompok atas .

Jb = Banyak peserta kelompok bawah .

Ba = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

Bb = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar (50 % ).

Klasiikasi jelek,cukup,baik, baik sekali serta tidak baik terhadap butir item soal yang digunakan berdasarkan pada kriteria-kriteria adalah ; D , sebagai berikut;

D = 0,71 s/d 1,00 = Baik Sekali.

D = 0,41 s/d 0,70 = Baik

D = 0,21 s/d 0,40 = Cukup

D = 0,00 s/d 0,20 = Jelek (Kurang )

F. Pengolahan Data.

Penelitian ini merupakan kuantitatif sehingga memerlukan pengorganisasian data,adapun langkah-langkah yang di tempuh adalah sebagai berikut;

1. Menghitung rata-rata skor dan masing-masing kelompok sampel.

2. Menghitung standart varians total untuk masing –masing kelompok siswa .

3. Menguji normalitas data dari kedua kelompok sampel.

4. Menguji homogenitas data dari kedua kelompok sampel.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data di dapatkan kemudian diolah dengan menggunakan teknik analisis data sebagai berikut :

1. Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok dengan menggunakan rumus :

Dimana :

= Mean (rata-rata)

∑ X = Jumlah Skor

n = jumalah anggota sampel.

2. Menghitung standart deviasi atau simpangan baku dengan menggunakan rumus:

Selanjutnya menhitung varies X dengaan memangkat duakan standart deviasi.

3 Untuk menguji apakah sampel berdistribusi normal atau tidak digunakan uji normalitas lillieforst dengan kreteria pengujian .

- Terima sampel berasal dari populasi berdistribusi normal bila L > Lo.

- Tolak sampel berasal dari populasi berdistribusi normal jika syarat tersebut

diatas tidak terpenuhi.

Prosedur Pelaksanaan

a. Pengamatan X1 …. X2……Xn dijadikan angka baku Z1….Z2……..Zn dengan

rumus :

Dimana :

= Rata-rata sampel.

S = Simpangan baku sampel.

b. Menghitung peluang F (Z1 ) : P ( Z1 ) dengan menggunakan daftar distribusi

normal baku.

c. Selanjutnya menghitung proporsi S (Z1) dengan rumus

d. Menghitung selisih F (Z1) – S (Z1 ) kemudian menentukan harga mutlaknya.

e. Mengambil Lo yaitu harga yang paling besar diantara harga mutlak untuk menerima dan menolak hipotesis dibandingkan Lo dengan nilai krisis L yang diambil dari daftar nilai krisis L uji dengan Tarap signifikansi 5 %.

4. Untuk mengetahui data homogen atau tidak digunakan ( uji homogen uji kesamaan dua varias) dalam hal ini penulis menguji kesamaan kedua populasi yang menyusun hipotesis.

a. Ha : D2 = K2

b. Ha : D2 K2

Dilakukan dengan dua pihak dengan taraf signifikansi 5 % hipotesis di uji Statestik .

Kreteria pengujian;

a. Ho diterima jika F < F ½ ( V1 . V2 )

b. Ha diterima jika F > F ½ ( V1. V2 )

V1 = Nd – 1 dan V2 = Nk - 1

F ½ (V1 V2) didapat dari tabel F peluang ½ dan derajat kebesaran V1 dan V2.

I .Pengujian hipotesis.

Pengujian hipotesis merupakan suatu langkah atau prosedur untuk menentukan apakh menerima atau menolak hipotesis.Hipotesis penilaian di uji dengan dua pihak dengan rumus uji t sebagai berikut;

Dengan :

Dimana :

th = Harga perhitungan

= Rata-rata skor kelompok review tugas

= Rata-rata skor kelompok tidak di review tugas.

Nd = jumlah sampel kelompok review tugas.

Nk = jumlah sampel tidak di review tugas

S2 = Harga varies gabungan dari dua sampel .

Selanjutnya dikompermasikan dengan harga tabel t nilai distribusi t dengan taraf signifikansi 5 % dan dk = (Nd + Nk ) – 2.

Kriteria pengujian .

Terima Ho jika : - t ( 1 - ½ ) < style=""> < style="position: relative; top: 3pt;">) dan ditolak Ho jika syarat tersebut diatas tidak terpenuhi.

BAB IV

HASIL PENELITIAN.

a. Analisa data

1. Data penelitian tes akhir ( Post - Test ) untuk kedua kelompok sampel dalah sebagai berikut :

Tabel II

Kelompok

Post - Test

Skor rata-rata

Varians

Review

22, 93

6,66

Tidak Review

14,03

9,07

2. Pengujian Persyaratan Analisis.

a. Uji Normalitas .

Yang dimaksud dengan uji normalitas sampel atau menguji normal tidaknya sampel,tidak lain sebanarnya adalah mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan di analisis

Uji normallitas sampel menggunakan uji Lilliefors dengan hasil pengujian diperoleh bahwa L hitung <>tabel untuk masing-masing data kelompok sampel. Hal iniberarti bahwa pengujian menerima H0 bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Data hasil perhitungan untuk uji normalitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 9 dan lampiran 10

Tabel III

Hasil Analisis Uji Normalitas

Kelompok

Post - Test

L. Hitung

L. Tabel

Review

0,1170

0,1674

Tidak Review

0,1245

0,1674

b Uji homogenitas

“ Analisis Varians merupakan sebuah teknik inferensial yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata nilai. Sebagai sebuah teknik analisis varians atau yang sring disebut dengan anava saja. Mempunnyai banyak kegunaan yaitu: Varians dapat digunakan untuk menentukan apakah rata-rata nilai dari dua atau lebih sampel berbeda secara signifikanataukah tidak”. (Suharsimi Arikunto .2007:401).

Maka penulis menguji apakah data homogen atau tidak ,digunakan uji kesamaan dua varians pada Post –Test untuk kedua sampel diperoleh hasil pengujian F hitung < F tabel dengan cara pengujian ini maka diterima hipotesis nol (H0) jelas bahwa kedua kelompok sampel memiliki varians yang homogen . Untuk itu data hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 11.

Tabel IV

Hasil Analisis Uji Homogenitas

Data

F Hitung

F tabel

Post - Test

1,176

1,824

3. Uji Hipotesis.

Pada Bab II bagian C yaitu Pengujian Hipotesis belum dijelaskan arti hipotesis yang sebenarnya;

Hipotesis dalam buku Modul Statestika oleh Bapak Dosen UNP Ganefri ( 2009: 27) adalah sebagai berikut;

“ Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhaadap rumusan masalah penelitian,dan secara statestik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statestik).Jadi maksudnya adalah taksiran keadaan populasi melalui data sampel. Oleh karena itu dalam statestik yang diuji adalah hipotesis nol”.

Untuk menguji hipotesis yang dimaksud dilakukan dengan uji kesamaan dua rata-rata (uji t ) secara statestik hipotesisnya adalah:

H0 : D2 = K2

Ha : D2 K2

Kreteria pengujian adalah

Diterima H0 jika - t ( 1 - ½ ) < t hitung < style=""> - ½ )

Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 13,49 harga ini dikonsultasikan dengan tabel nilai persentil untuk distribusi t dengan = 0,05 dan dk = 62 maka di peroleh t = 1,9993. Dengan kreteria pengujian terima Ho jika t hitung terletak antara 1,9993 dan 1,9993 tampak bahwa t hitung = 13,49 berada diluar penerimaan H0 . berarti H0 ditolak dan menerima Ha yang menyatakan : Ada perbedaan Prestasi belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode Review dengan metode Tidak Mereview tugas Pekerjaan Rumah pada Program Teknik Pemesinan Mempergunakan Mesin Bubut.

B. Temuan penelitian .

Dari proses analisis data dan pengujian hipotesis didalam penelitian ini ditentukan beberapa hal yang berkaitan dengan temuan peneliti antara lain;

1. Rata-rata skor post -test tentang prestasi belajar siswa yang diajar dengan metode Review adaalah 22,97 dan standart deviasi 2,46

2. Rata-rata skor post test tentang prestasi belajar siswa yang diajar dengan metode Tidak Mereview adalh 14,03 dan standart deviasi adalah 2,83.

3. Dengan menggunakan uji normalitas L didapat bahwa tiap-tiap variabel ( Prestase Belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode Review dengan Prestase belajar Siswa yang diajar dengan menggunakan metode Tidak Mereview) berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

4. Untuk menguji homogenitas diantara kedua variabel digunakan statestik F dan ditemukan bahwa kedua variabel berasal dari data yang homogen.

5. Dari hasil penelitian ,Ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan metode Review dengan prestasi belajar siswa yang diajar dengan metode Tidak Mereview. Inilah temuan –temuan yang dapat penulis sampikan melalui penelitian .

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan diatas khususnya pada Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut;

1. Terdapat perbedaan Prestasi Belajar Siswa Program Teknik Pemesinan Menggunakan Mesin Bubut antara siswa yang mendapat Review Tugas Pekerjaan Rumah (Berntuk Portofolio ) dengan siswa yang Tidak mendapat Review Tugas pekerjaan rumah

2. Prestasi belajar Program Teknik Pemesinan Menggunakan Mesin Bubut bagi siswa yang mendapat Review Tugas Pekerjaan Rumah (Portofolio) adalah sebesar 22,97 dan Prestasi Belajar Siswa Ptogram Teknik Pemesinan Menggunakan Mesin Bubut bagi siswa yang Tidak Mendapat Review Tugas Pekerjaan Rumah(Portofolio) adalah sebesar 14,03.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka diberikan inflikasinya sebagai berikut:

Dengan diterimanya hipotesis yang menyatakan ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang mendapat review tugas(portofolio) dengan siswa yang tidak mendapat review tugas (portofolio) dalam prestasi belajar Program Teknik Pemesinan Menggunaakan Mesin Bubut , maka perlu menjadi pertimbanhgan bagi guru untuk tetap melaksanakan Review Tugas Pekerjaan Rumah ( Portofolio ) karena kegiatan tersebut akan berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.

Juga sesuai dengan pendapat Dr.Wina Sanjaya M.Pd ( 2009: 36 ) mengaatakan;

“ Portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan karya siswa yang disusun secara sistimatis dan terorganisir sebagai hasil dari usaha pembelajaran yang telah dilakukannya dalam kurun waktu tertentu dan melalui hasil karya tersebut guru dapat melihat perkembangan kemanpuan siswa baik dalam aspek pengetahuan,sikap maupun ketrampilan sebagai bahan peenilain .Hasil karya bisa di kerjakan di luar kelas”.

Hasil karya siswa yang dilakukan di luar kelas = Tugas pekerjaan rumah (PR siswa).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan infikasi diatas,maka sebagai tindak lanjut penelitian ini disarankan

Hal-hal sebagai berikut:

Dalam upaya peningkatan mutu untuk meningkatkan prestasi pembelajaran siswa khussus untuk materi Program keahlian Teknik Pemesinan Mempergunakan Mesin Bubut hendaknya guru memberikan tugas pekerjaan rumah ( PR) siswa secara teratur dan terencana dan tugas siswa tersebut direview atau diperiksa (dikomentari) dan di kembalikan kepada siswa supaya siswa mengetahui kesalahan dan kebaaaikan yaang dilakukan oleh siswa.

Guru sebaiknya membuat penilain PR siswa secara pribadi yang berupa tabel seperti di bawah ini.

Tabel

Contoh Penilaian PR Siswa Oleh Dr.Wina Sanjaya M.Pd.( 2009:373 )

Kompetesi Dasar

Nama : Swndi

Tanggal

M.P : T. Mesin

Indikator

Kriteria

1

2

3

4

5

1. Keantusiasan dalam belajar.

V

2. Partisifasi dalam kegiatan diskusi

V

3. Keseriusan dalam menyelasaikan tugas PR.

V

4. ……………………………………………....

V

5. ………………………………………………

V

Komentar orang tua.

Komentar Guru :

Dalam proses pembelajaran MP.

Mesin bubut menunjukkan moti vasi yang tinggi , pertahankan motivasi belajar kamu.

Lampiran 2.

Perhitungan validitas Test Prestasi Belajar Program Keahlian Teknik Mempergunakan Mesin bubut. Perhitungan validitas butir test prestasi belajar Program Keahlian Teknik Pemesinan Mempergunakan Mesin Bubut ( Y ) menggunakan rumus korelasi yaitu :

Dimana :

rp bis = Kopesien korelasi point biserial

Mp = Mean skor subjek yang menjawab betul butir yang di cari korelasinya.

Mt = Mean skor total.

St = Standart deviasi skor total.

p = Proprsi subjek yang menjawab betul butir soal yang dicari korelasinya.

q = 1 - p.

Untuk mencari validitas butir test prestasi belajar bidang studi teknik mesin bubut adalah ( Y ) menggunakan kalkulator Fx. 3600 P kemudian r hitung dkonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5 % sebagai contoh perhitungan kofisien korelasi anatara butir nomor 1 dengan skor total sebagai berikut.

Mp = 20,81 ; Mt = 18,37

St = 6,686 ; p = 0,533.

Q = 0,467 ; ∑XY = 333.

Sehingga r hitung

Secara lengkap penulis sajikan ringkasan hasil perhitungan validitas test prestasi belajar bidang studi teknik mesin bubut ( Y ).

No. Butir

rp bis

r tabel (5%)

Keterangan.

1

0,388

0,361

valid

2

0,366

0,361

Valid

3

0,635

0,361

Valid

4

0,436

0,361

Valid

5

0,440

0,361

Valid

6

0,624

0,361

Valid

7

0,634

0,361

Valid

8

0,698

0,361

Valid

9

0,370

0,361

Valid

10

0,563

0,361

Valid

11

0,680

0,361

Valid

12

0,390

0,361

Valid

13

0,556

0,361

Valid

14

0,405

0,361

Valid

15

0,595

0,361

Valid

16

0,240

0,361

Tidak Valid

17

0,652

0,361

Valid

18

0,033

0,361

Tidak Valid

19

0,371

0,361

Valid

20

0,297

0,361

Tidak Valid

21

0,827

0,361

Valid

22

0,462

0,361

Valid

23

0,712

0,361

Valid

24

0,446

0,361

Valid

25

0,558

0,361

Valid

26

0,563

0,361

Valid

27

0,595

0,361

Valid

28

0,450

0,361

Valid

29

0,399

0,361

Valid

30

0,471

0,361

Valid

Harga masing-masing koefisien korelasi item dikonsultasikan dengan r tabel ,dimana untuk jumlah responden sebanyak 30 orang pada taraf signifikansi 5% jadi r tabel = 0,361. kesimpulan r hitung yang diperoleh lebih kecil dari r tabel tidak valid dan dinyatakan gugur. Sehingga jumlah test sebanyak 27 butir soal yang valid dan 3 butir soal dinyatakan gugur.

Lamprian . 3.

Perhitungan Reliablitas Perstasi Belajar Bidang Studi Teknik Mesin Bubut (Yt ) .Untuk menghitung reliablitas tes prestasi belajar bidang studi Teknik Mesin Bubut (Y t) adalah dengan menggunakan rumus KR – 20 adalah sebagai berikut;

Untuk menghitung reliabilitas test terlebih dahulu dicari varians total dari data uji coba Instrumen skor total butir test ysng valid diperoleh ;

∑Xt = 51

∑X2t = 2601

N = 30.

∑pq = 5,92

S = 46,24

Sehingga reliabilitas test adalah

r ii = 0,902

Berdasarkan reliabilias test hasil belajar diatas untuk Bidang Studi Teknik Mesin Bubut ( Yt ) dikonsultasikan dengan indeks korelasi dalam kategori sangat tinggi.

Lampiran 4.

Perhitungan Indeks Kesukaran Tes Prestasi Belajar Biang Studi Teknik. Mesin bubut ( Y2). Indeks kesukaran soal menurut Suharsimi Arikunto (2007:176) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut ;

Keterangan :

P = Indeks kesukaran soal.

B = Subjek yang menjawab betul

J = Banyaknya subjek ysng ikut mengejakan tes.

Dari penjelasan diatas Indeks kesukaran soal dikonsultasikan dengan pendapat Suharsimi

Arikunto (2007:176) dapat diketahui :

- Soal dengan P = 0,00 - 0,30 adalah sukar

- Soal dengan P = 0,31 - 0,70 adalah sedang

- Soal dengan P = 0,71 - 1,00 adalah mudah.

Dibawah ini ringkasan perhitungan indeks kesukaraan butir tes prestasi belajar Teknik Mesin Bubut ( Y2 ) adalah :

No. Item

B

P

J

Kriteria

1

16

0,50

32

Sedang

2

20

0,63

32

Sedang

3

13

0,41

32

Sedang

4

24

0,75

32

Mudah

5

16

0,50

32

Sedang

6

13

0,41

32

Sedang

7

13

0,41

32

Sedang

8

14

0,44

32

Sedang

9

25

0,78

32

Mudah

10

08

0,25

32

Sukar

11

11

0,34

32

Sedang

12

28

0,87

32

Mudah

13

20

0,63

32

Sedang

14

21

0,66

32

Sedang

15

13

0,41

32

Sedang

16

26

0,81

32

Mudah

17

15

0,47

32

Sedang

18

28

0,87

32

Mudah

19

33

0,72

32

Mudah

20

26

0,81

32

Mudah

21

10

0,31

32

Sedang

22

18

0,56

32

Sedang

23

11

0,34

32

Sedang

24

26

0,81

32

Mudah

25

21

0,66

32

Sedang

26

17

0,53

32

Sedang

27

10

,031

32

Sedang

28

17

0,53

32

Sedang

29

27

0,86

32

Mudah

30

21

0,66

32

Sedang

Dari hasil analisis indeks kesukaran tes prestasi belajar teknik Mesin Bubut (Y2) diperoleh 20 butir tes termasuk sedang 9 butir tes mudah dan 1 butir tes sukar.

Lampiran 5.

Perhitungan Indeks Daya beda butir Tes Prestasi Belajar Teknik Mesin Bubut (Y)

Untuk menghitung daya pembeda butir tes dilakukan pengelompokan kelompok (Ja) dan kelompok bawah (Jb). Sebagai berikut :

Kelompok Atas (Ja) Kelompok Bawah (Jb)

No. Urut Subjek

Skor

No. Urut Subjek

Skor

04

30

08

16

10

30

22

16

11

30

12

15

16

30

17

15

01

29

25

15

15

29

27

15

14

28

24

14

19

20

29

14

23

20

03

14

02

20

07

13

05

18

13

13

21

18

09

12

06

17

18

12

28

17

26

11

30

17

20

06

Selanjutnya dihitung ideks diskriminasi dengan rumus :

D =

Keterangan :

D = Daya Pembeda

BA = Banyaknya Responden kelompok atas yang menjawab benar

BB = Banyaknya responden kelompok bawah yang menjawab

JA = Jumlah responden kelompok atas

JB = Jumlah responden kelompok bawah

Sebagai contoh perhitungan indeks diskriminasi butir nomor 1 sebagai berikut:

Diketahui :

BA = 10

BB = 06

JA = 15

JB = 15

Sehingga indeks diskriminasi :

Berdasarkan perhitungan diatas klasifikasi indeks diskriminasi butir nomor 1 termasuk dalam kategori cukup. Menurut Arikunto (1993 : 221) kategori indeks diskriminasi sebagai berikut :

D = 0,00 – 0,20 dikatakan jelek

D = 0,21 – 0,40 dikatakan cukup

D = 0,41 – 0,70 dikatakan baik

D = 0,71 – 1,00 dikatakan baik sekali

D = Negatif dikatakan semuanya tidak baik

Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja (Arikunto,1983 : 221). Berikut disajikan ringkasan hasil perhitungan daya tes hasil belajar Teknik Mesin Buur (Y). Ringkasan hasil perhitungan indeks diskriminasi butir tes hasil perhitungan daya beda tes prestasi belajar Teknik Mesin Bubut (Y).

No. Butir

Ba

Bb

D

Keterangan

1

10

06

0.27

Cukup

2

12

07

0.40

Cukup

3

11

02

0.60

Baik

4

16

08

0.53

Baik

5

10

06

0.27

Cukup

6

10

03

0.47

Baik

7

09

04

0.33

Cukup

8

13

01

0.80

Baik Sekali

9

15

10

0.33

Cukup

10

06

02

0.27

Cukup

11

08

03

0.33

Cukup

12

16

12

0.27

Cukup

13

13

07

0.40

Cukup

14

13

08

0.33

Cukup

15

08

05

0.20

Jelek

16

13

13

0.00

Jelek

17

12

03

0.60

Baik

18

13

15

-0.23

Negatif

19

12

11

0.07

Jelek

20

09

12

0.13

Jelek

21

15

00

0.67

Baik

22

11

06

0.40

Cukup

23

08

02

0.47

Baik

24

11

11

0.27

Cukup

25

15

06

0.60

Baik

26

11

06

0.33

Cukup

27

08

02

0.40

Cukup

28

11

06

0.33

Cukup

29

15

12

0.20

Jelek

30

12

09

0.2.0

Jelek

Berdasarkan hasil analisis indeks diskriminasi tes di peroleh 1 butir tes termasuk dalam baik sekali, 7 butir dalam kategori baik, 15 butir termasuk dalam kategori cukup, 6 butir termasuk dalam kategori jelek dan 1 butir tes termasuk dalam kategori negatif dianggap gugur.

Lampiran 6 :

DATA HASIL PENELITIAN

Data skor hasil post - test siswa yang diajar dengan metode mereview ( Y1))

No.

Y1

Y12

1.

18

324

2.

19

361

3.

24

576

4.

24

576

5.

18

324

6.

22

484

7.

19

361

8.

20

400

9.

26

676

10.

26

676

11.

25

625

12.

26

676

13.

26

676

14.

22

484

15.

22

484

16.

22

484

17.

23

529

18.

23

529

19

23

529

20

23

529

21.

24

576

22.

25

625

23.

25

625

24.

25

625

25.

25

625

26.

22

484

27.

19

361

28.

26

676

29.

22

484

30.

25

625

31.

24

576

32.

22

484

Jumlah

= 735

= 17059

Data skor hasil post - test siswa yang diajar dengan metode tidak mereview tugas pekerjaan rumah ( Y2)

No.

Y2

Y22

1.

8

64

2.

13

169

3.

16

256

4.

15

225

5.

15

225

6.

14

196

7.

14

196

8.

12

144

9.

13

169

10.

15

225

11.

15

225

12.

14

196

13.

19

361

14.

8

64

15.

14

196

16.

19

361

17.

11

144

18.

13

169

19

19

361

20

12

144

21.

14

196

22.

16

256

23.

13

169

24.

13

169

25.

18

324

26.

13

169

27.

18

324

28.

8

64

29.

13

169

30.

15

225

31.

14

196

32.

13

169

Jumlah

= 449

= 6520

Perhitungan rata-rata dan Standar Deviasi Prost – Test dari Metode Rewiew (Y1)

A. Rata-rata Data Test Dari Metode Review

Dari tabel lampiran 5 diperoleh :

= 735

n = 32

= 17069

=

= 22,97

B. Standar Deviasi Data Post-Test dari Metode review (Sy1)

= 2,45

Lampiran 8

Perhitungan Rata-Rata Standar Deviasi Data Prost-Test Dari Metode

Tidak Review (Y2)

  1. Rata-Rata Data Prost-Test Dari Metode Tidak Review (Y2)

Dari table pada lampiran 5 dapat diperoleh

∑Y2 = 449

n = 32

∑Y22 = 6520

(2) =

=

= 14,03

  1. Standar Deviasi Data Prost-Test Dari Metode Review (Sy2)

Standar deviasi data Post-Test dari Metode Review (Sy1)

SDy2 =

=

= 2,83

Lampiran 9 :

Uji Normalitas Data Post-Test dari Metode Review (Y1)

Dari perhitungan lampiran 6 dan 7 telah diperoleh.

∑Y1 = 735

n = 32

(1) = 22,97

Sy1 = 2,46

Y1

f

fkum

Zi

F(Zi)

S(Zi)

[F(Zi)-S(Zi)]

18

2

2

-2,020

0,0217

6,6025

0,0408

19

3

5

-1,614

0,0537

0,15625

0,10255

20

1

6

-1,207

0,102

0,1875

0,0855

22

7

13

-0,394

0,3483

0,40625

0,05795

23

4

17

0,012

0,504

0,53125

0,02725

24

4

21

0,419

0,6591

0,65625

0,0028

25

6

27

0,825

0,7939

0,84375

0,04985

26

5

32

1,231

0,8907

1,0000

0,1093

Dari table diatas diperoleh Lhirung = 0,1093

Dari daftar uji lilliefors dengan taraf signifikasi 5% (α = 0,05):

Ltabel =

=

= 0,157

Jadi diperoleh Ltabel .> Lhitung, yang berarti sample berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Lampiran 10

Uji Normalitas Data Post-Test dari Metode Tidak Review (Y2)

Dari perhitungan sebelumnya telah diperoleh :

∑Y2 = 449

n = 32

(2) = 14,03

Sy2 = 2,83

Y1

f

fkum

Zi

F(Zi)

S(Zi)

[F(Zi)-S(Zi)]

8

3

3

-2,13

0,0166

0,0937

0,0701

12

3

6

-0,72

0,2358

0,1875

0,0483

13

8

14

-0,36

0,3594

0,4375

0,0781

14

6

20

-0,01

0,496

0,625

0,129

15

5

25

0,34

0,6331

0,7812

0,148

16

2

27

0,70

0,758

0,8437

0,1857

18

2

29

1,40

0,9192

0,9062

0,0129

19

3

32

1,76

0,9608

1,0000

0,0392

Dari table diatas diperoleh Lhirung = 0,148

Dari daftar uji lilliefors dengan taraf signifikasi 5% (α = 0,05):

Ltabel =

=

= 0,157

Jadi diperoleh Ltabel .> Lhitung, yang berarti sample berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Lampiran 11

UJI HOMOGENITAS

  1. Uji Homogenitas data Post – Test untuk kedua kelompok

Dari perhitungan sebelumnya untuk varians dari kedua sample didapat data sebagai berikut :

Varians (S2y1) = 6,03 ; untuk n = 32

Varians (S2y2) = 7,09 ; untuk n = 32

Maka :

F =

=

= 1,176

Harga Ftabel pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05)

F( ½ α) (Vy1, Vy2) = F(0,025) (27,27) = 1,824

Dengan demikian jelas terlihat bahwa Fhitung <>tabel. Ini berarti hipotesis nol diterima yang menyatakan kelompok sample berasal dari populasi yang homogen.

Lampiran 12 :

UJI HIPOTESIS

Dari perhitungan sebelumnya diperoleh :

d = 22,97 ; Sd = 2,46 ; Nd = 32

k = 22,97 ; Sk = 2,46 ; Nk = 32

Varians gabungan (S2) dari kedua kelompok :

S2 =

=

=

S2 = 7,03

S =

S = 2,65

Sehingga :

th =

=

=

=

= 13,49

Karena harga t(0,975)(60) tidak terdapat dalam daftar distribusi t, maka untuk mencari harga t tersebut dilakukan dengan interpolasi linier sebagai berikut:

t(0,975)(60) = 2,00

t(0,975)(120) = 1,98

t(0,975)(60) = G

maka G = 2,00 + (1,98-2,00)

= 2,00 – 0,000344

= 1,9993

Karena thitung = 13,49 tidak berada pada daerah penerimaan, maka Ha diterima. Dengan kata lain terdapat perbedaan yang nyata antara prestasi belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metedo review dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode tidak mereview.

TES BIDANG STUDI TEKNIK MESIN BUBUT

1. Petunjuk

1. Tuliskan nama dan kelas pada lembaran jawaban yang telah tersedia.

2. Bacalah Soal dengan teliti.

3. Jawablah dengan memberi tanda (X) pada pilihan jawaban yang anda anggap benar.

4. Bila jawaban anda salah hendak diganti, coretlah degan garis sejajar ( ) kemudian beri tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar. Contoh :

A. B. C. D.

A. B. C. D.

2. Soal

1. Syarat utama baju kerja seseorang operator mesin bubut adalah:

A. Baju kerja harus sempit.

B. Bagian-bagian baju tidak ada yang terurai melambai-lambai

C. Baju kerja harus longgar

D. Tidak ada yang benar

2. Masker hidung diperlukan pada saat membubut;

A. Pada saat membubut st. 37

B. Pada saat membubut alluminium

C. Pada saat membubut benda kerja yang menimbulkan debu/ serbuk

D. Pada saat membubut benda kerja yang sangat besar

3. Mengapa kotak skring pada mesin bubut harus ditutup?

A. Untuk menghindari kotoran-kotoran seperti debu.

B. Untuk menghindari kotak dengan tatal/benda lain yang bisa menghantar listrik sehingga dapat membahayakan orang

C. Untuk menghindari masuknya bidang kecil seperti serangga

D. Untuk menghindari masuknya percika api

4. Alat apa yang digunakan agar benda yang panjang dengan diameter kecil tidak bengkok saat dibubut

A. Cekam bubut B. Penyangga (Steady)

C. Chuk bubut D. Mandrel mesin bubut

5. Proyeksi gambar pada umumnya ada dua macam yaitu:

A. Proyeksi Amerika dan Inggris

B. Proyeksi Inggris dan Belanda

C. Proyeksi Eropa dan Asia

D. Proyeksi Eropa dan Amerika

6. Pada gambar Jhob Sheet di bawah ini menunjukkan ukuran yang enar adalah:

A. A, C, D. C. C, D, A.

B. B, C, D. D. D, A, B.

Text Box: D


Text Box: D


A

A

A

B

B

B

C


7. Pada job sheet atau gambar pekerjaan sering ditemukan tanda pengerjaan atau simbol-simbol maka symbol ini. Adalah pengerjaan.

A. Permukaan mempunyai arti untuk pengerjaan

B. Permukaan tidak boleh dikerjakan sedikit pun

C. Permukaan harus dikerjakan sehalus-halusnya

D. Permukaan dikerjakan dengan pembuatan kasar

8. Pada pembuatan benda kerja pada umumnya menggunakan ukuran;

A. Meter C. Inchi

B. Centimeter D. Multimeter

9. Berapakah diameter terbesar lubang dari symbol lubang Φ 60. H7.

A. Φ = 60,00 C. Φ = 60,40

B. Φ = 60,30 D. Φ = 60,20

10. Macam-macam alat cekam (pencekam) benda kerja pada pembubutan adalah:

A. Cekam bubut, pembawa, mandrel.

B. Pembawa, senter kepala lepas , senter putar.

C. Senter putar, senter kepala tetap, senter putar.

D. Pembawa, senter putar, senter bor.

11. Cekam bubut rahang empat secara tepat digunakan pada pembubutan benda kerja .

A. Jika diinginkan pembubutan hanya lurus saja.

B. Jika diinginkan pembubutan bertingkat.

C. Jika diinginkan pembubutan eksentris.

D. Jika diinginkan pembubutan bertingkat-tingkat.

12. Untuk penyetelan pahat bubut pada mesin bubut adalah:

A. Ujung mata sayat distel setinggi benda kerja .

B. Ujung mata sayat distel di bawah benda kerja.

C. Ujung mata sayat distel setinggi senter kepala lepas.

D. Ujung mata sayat distel di bawah senter kepala lepas.

13. Fungsi cekam bor adalah.

A. Untuk pencekaman mata bor dengan tangkai silindris.

B. Untuk pencekaman mata bor dengan tangkai pendek.

C. Untuk pencekaman mata bor dengan tangkai lengkung.

D. Untuk pencekaman mata bor dengan tangkai panjang.

14. Peralatan yang disiapkan untuk bekerja dengan menggunakan mesin bubut adalah :

A. Perlengkapan pencekaman benda kerja, mesin bubut, pencekam, alat-alat potong, alat-alat ukur dan perlengkapan Bantu lainnya.

B. Mesin bubut, mata bor, benda kerja, dial indicator, siku-siku.

C. Alat-alat potong, perlengkapan pencekam, mistar baja, siku-siku, mesin bor dan mesin grinda.

D. Alat-alat ukur sederhana, dial indicator, pengukur tinggi,mal ulir, mesin las.

15. Mesin bubut dapat dipergunakan untuk membuat :

A. Bentuk benda kerja yang besar dan kecil saja.

B. Bentuk benda kerja cekung bulat, silinder.

C. Bentuk benda kerja yang panjang, cekung dan memotong ulir

D. Bentuk silinder, laras, bola, memotong ulir, membentuk bidang datar dan mercamer.

16. Bagian-bagian utama mesin bubut adalah :

A. Sumber pembawa, pahat bubut, mata bor, senter.

B. Pahat bubut, mata bor, eretan, bed mesin, kepala lepas,

C. Mata bor, transporteur, pahat bubut, kepala tetap.

D. Kepala lepas,bed mesin, eretan, transporteur, sumber pembawa dan kepala tetap.

17. Mesin bubut biasanya terbagi dalam beberapa macam yaitu :

A. 5 macam

B. 4 macam

C. 3 macam

D. 2 macam

18. Kepala lepas mesin bubut berguna untuk :

A. Menyangga benda kerja yang akan dibuat

B. Meyangga alat-alat cekam/chuk bubut

C. Menyangga sumbu utama dari mesin bubut

D. Menyangga bed mesin bubut

19. Untuk pembuatan benda kerja bertingkat dibutuhkan pahat bubut :

A. Pahat papak

B. Paha taker

C. Pahat rata

D. Pahat ulir

20. Mesin bubut berfungsi hanya untuk membubut bentuk :

A. Membubut bentuk bola

B. Membubut bentuk selinder

C. A dan B benar

D. Tidak ada yang benar

21. Mesin bubut dapat digunakan untuk membubut :

A. Bentuk tirus

B. Membentuk V

C. Bentuk T

D. Bentuk cekung lurus

22. Suport atau eretan dapat bergerak melalui :

A. Tempat bed mesin untuk dijalankan

B. Tempat pahat atau pemegang pahat

C. Tempat pengikatan kepala lepas

D. Tempat pengikatan kepala tetap

23. Suport atau eretan dapat bergerak melalui :

A. Kepala lepas dengan perantaraan mesin listrik

B. Bed mesin dengan perantaraan mesin listrik

C. Kepala tetap dengan perantaraan mesin listrik

D. Cekam bubut dengan perantaraan mesin listrik

24. Pelat cekam mesin bubut biasanya digunakan untuk :

A. Tempat benda kerja

B. Tempat pengikatan benda kerja

C. Tempat pahat bubut

D. Tempat pendinginan benda kerja

25. Dari pernyataan dibawah ini, manakah yang tidak bagian dari mesin bubut ;

A. Bed mesin bubut

B. Alat peralatan bentukV

C. Roda pemutar

D. Eretan lintang

26. Kecepatan mesin bubut dapat diatur melalui:

A. Tuas-tuas pengatur keecepatan transporteur dan sumber utama.

B. Eretan-eretan pada mesin bubut

C. Tuas-tuas penghubung

D. Sumbu utama dan kepala tetap

27. Mesin bubut dapat berputar dengan.

A. 2 arah C. 1 arah

B. 3 arah D. 4 arah

28. Yang paling banyak digunakan dalam pengukuran benda kerja.

A. siqmat C. Mikrometer tinggi

B. Mikrometer D. Mistar baja

29. Kecepatan mesin putar bubut hanya tergantung kepada

A. Benda kerja yang akan dibubut

B. Kecepatan potong (VC) bahan yang akan dibubut dan diameter bahan ibubut

C. Diameter bahan tidak mempengaruhi

D. Kecepatan potong tidak mempengaruhi

30. Bed mesin digunakan untuk.

A. Tempat penggeseran kepala tetap dan kepala lepas

B. Tempat penggeseran kepala lepas dan juga penggeseran support

C. Tempat penggeseran support dengan handel-handel mesin

D. Tempat penggeseran pelat table kesepatan mesin bubut

- Selamat Bekerja-

PROPOSAL PENELITIAN

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MEREVIEW TUGAS

DENGAN TIDAK MEREVIEW TUGAS PEKERJAAN RUMAH

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN

MESIN BUBUT KELAS II SMK NEGERI

5 MEDAN TAHUN AJARAN

2008/2009

Oleh :

HODDEN PANJAITAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG.

2009.

KATA PENGANTAR

Rasa syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya diberikan kepada penulis, sehingga penulisan proposal skripsi ini mulai dari awal hingga selesai dapat diselesaikan.

Adapun judul proposal skripsi ini adalah “PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MEREVIEW TUGAS DENGAN TIDAK MEREVIEW TUGAS PEKERJAAN RUMAH PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN BUBUT SISWA KELAS II SMK NEGERI 5 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2008/2009.

Yang penulis ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di jurusan teknik pemesinan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Oleh karena pengetahuan yang sangat terbatas dalam penyelesaian proposal ini penulis masih banyak mendapat hambatan dan kesulitan serta kejanggalan - kejanggalan, baik mengenai susunan kalimat maupun pembahasan masalah. Namun semangat tak pernah surut kerena penulis tetap berkeyakinan bahwa Tuhan Yang Maha Esa tidak akan pernah memberi beban yang berat kepada hambaNya dan penulis berperinsip semua hambatan dan kesulitan itu adalah hal yang biasa (wajar) dalam proses pematangan diri.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepadaYth :

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Padang (UNP).

2. Bapak Dekan Teknik Universitas Negeri Padang (UNP)

3. Bapak Kepala P4TK Medan.

4. Bapak Drs M.Kamil ST.MT

5. Bapak Dosen UNP yang tak bisa saya sebutkan satu persatu.

6. Gapak Dosen Pembimbing Proposal dari UNP

7. Bapak Dosen Pembimbing dari P4TK Medan

8. Bapak Dosen dari P4TK beserta Stapnya

9. Rekan Rekan Diklat Penyetaraan Diploma Tiga (D3) Ke S1 Tahun 2009.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan Terima Kasih semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Medan, Agustus 2009.

Penulis.

Ditulis Oleh : Unknown // 6:18 AM
Kategori:

0 komentar:

Post a Comment